Devi tidak sempat melawan, wajahnya memerah karena ditampar, dia pun berteriak kesakitan.Dia belum pernah ditampar seperti ini sebelumnya, jadi dia merasa sangat marah!Thasia berkata dengan nada dingin, "Kalau aku nggak menamparmu, entah apa lagi yang akan kamu lakukan di PT Okson!""Thasia, beraninya kamu memukul anak buahku!"Mereka cukup menarik perhatian, sehingga semua orang pun datang untuk menyaksikannya.Ketika Cindy mengetahui hal ini, dia bergegas kemari, lalu dia melihat anak buahnya dipukuli oleh Thasia. Mata Cindy pun terbuka lebar, dia segera melerai mereka.Anak buahnya dipukuli oleh Thasia, maka sama saja dengan Thasia tidak menghormati dirinya.Ketika Devi melihat bala bantuannya tiba, dia menangis dengan keras, "Kak Cindy!"Dia menutupi wajahnya, berlari ke arah Cindy. "Dia memukulku, sungguh keterlaluan!"Cindy menarik Devi ke belakangnya, dia terlihat sangat marah. "Kamu sudah gila, ya? Kurang ajar sekali kamu sekarang. Kamu pikir ini perusahaan keluargamu, jadi k
Semua orang yang menyaksikan kejadian ini merasa kasihan pada Thasia.Thasia hanya seorang sekretaris, tentu saja kedudukannya tidak sebanding dengan wakil CEO, sudah pasti wanita itu akan berakhir dengan menyedihkan!Beberapa menit kemudian, Wakil CEO Gilang Apdianto berjalan kemari sambil membawa Devi. Dia sangat sayang pada keponakannya ini, jadi dia datang untuk membelanya. "Siapa yang memukul Devi!"Devi menunjuk ke arah Thasia yang berada di ruangan membuat teh. "Dia orangnya, dia yang memukulku. Paman, padahal dari kecil aku nggak pernah dipukul!"Cindy yang melihat ini pun berpura-pura bersikap baik dan menyedihkan. "Pak Gilang, maafkan aku karena nggak bisa menjaga Devi dengan baik, soalnya aku nggak berhak berbicara di sini."Kata-katanya jelas ingin memberi tahu Wakil CEO Gilang bahwa walau dirinya dan Thasia berada di posisi yang sama, tapi kekuasaan Cindy tetap ditekan oleh Thasia.Thasia selalu bersikap semena-mena di kantor.Wakil CEO Gilang juga sudah mendengar gosip te
Jeremy berjalan masuk dari luar, pria itu diikuti oleh sekelompok orang. Auranya begitu menekan dan dingin sehingga membuat orang takut.Cindy sudah berpikir akan membuat Thasia sengsara, sehingga wanita itu tidak memiliki kesempatan untuk bangkit kembali, tapi kebetulan Jeremy saat ini kembali.Sambil berpikir, gerakan tangannya pun berhenti.Saat Jeremy tiba, Cindy merasa takut dan tidak berani meneruskan tindakannya lagi."Pak Jeremy!"Orang-orang di kantor segera menyingkir.Jeremy berjalan masuk dan melihat pemandangan kacau, serta Thasia yang sedang ditahan. Dia pun mengerutkan kening, wajahnya terlihat dingin, matanya melirik dengan tajam. "Kalau nggak melihatnya dengan mata kepala sendiri, aku kira tempat ini bukan perusahaanku, tapi wilayah kekuasaan Pak Gilang!"Ekspresi Wakil CEO Gilang pun berubah, dia sudah tidak bersikap sombong seperti tadi. Pria itu hanya bisa berkata dengan lembut, "Nggak, bukan begitu, Pak Jeremy. Tadi keponakanku dipukuli oleh Thasia, keponakanku ini
Wakil CEO Gilang meraih tangan Devi agar tidak menimbulkan masalah lagi. Dia takut jika gadis itu berbicara lagi, dirinya yang sebagai karyawan lama, harus keluar dari PT Okson. Pria itu pun segera berkata, "Pak Jeremy, aku yang salah kali ini, Nona Thasia nggak bersalah."Jeremy memasukkan satu tangannya ke dalam saku, dia tidak menunjukkan emosi apa pun, tapi kata-katanya terdengar sangat tegas, "Pak Gilang mengerti, apakah keponakanmu mengerti?"Wakil CEO Gilang menarik Devi dan berkata, "Kamu sudah mencari masalah dengan Bu Thasia, cepat minta maaf. Lain kali jangan membicarakan orang di belakang lagi."Devi tidak menyangka dirinya yang harus meminta maaf setelah ditampar dua kali. "Paman, kenapa aku yang harus meminta maaf? Aku nggak mau meminta maaf!"Gadis itu malah ribut.Wakil CEO Gilang memandang Jeremy lagi, melihat pria itu mengerutkan kening, hal ini menunjukkan bahwa kesabarannya sudah habis.Di PT Okson, dia juga tahu bahwa Jeremy adalah orang yang sangat tegas. Jika tid
Perkataan Thasia tidak berlebihan, bisa dibilang cukup tepat.Setelah bercerai, dia tidak ingin ada orang bergosip yang tidak-tidak tentang mereka.Namun, Jeremy merasa Thasia menghindarinya. Saat Jeremy membantunya, wanita itu malah takut dibicarakan oleh orang lain.Bahkan takut orang lain tahu tentang hubungan mereka.Tiba-tiba, wajah Jeremy menjadi dingin, sikapnya menjadi ketus."Kamu takut?"Thasia melihat pria itu sepertinya tidak senang, dia pun menjelaskan dengan bijaksana, "Aku takut hal itu akan membawa pengaruh buruk pada Pak Jeremy. Kalau kita bercerai nanti, orang-orang akan mengatakan kita memiliki hubungan khusus, aku rasa Pak Jeremy juga nggak ingin mendengar rumor seperti itu, bukan? Selain itu, reputasiku memang sudah hancur, aku takut akan melibatkanmu ke depannya."Jeremy mengerutkan kening, dia berkata dengan nada sedikit merendahkan, "Bu Thasia saja selalu menjaga jarak denganku dalam masalah seperti ini, mana mungkin bisa muncul rumor tentang kita?"Nada mengeje
Namun, Lisa malah memakainya untuk kedua kalinya.Jika hal ini difoto, dia pasti akan ditertawakan oleh orang-orang. Entah dia akan digosipkan seperti apa nantinya.Namun, wanita itu tidak peduli sama sekali.Setelah melewati masalah terakhir kali itu, Lisa terlihat jauh lebih kurus dan lemas, tapi dia tetap tidak takut menghadap kamera, dia masih tersenyum dengan ramah.Reporter bertanya dulu tentang kejadiannya yang hampir bunuh diri itu.Lisa segera bercerita dengan menyedihkan di depan wartawan, dia menceritakan pengalamannya dan sisi positif dari kejadian itu, mengatakan bahwa dia tidak akan mengulanginya lagi.Ketika mendengar ceritanya, semua orang merasa kasihan pada Lisa.Banyak orang berkata kehidupannya tidak mudah.Reporter masih ingin mengorek-ngorek tentang kehidupan pribadinya, mereka pun membahas tentang gaun yang dia kenakan dua kali ini.Lisa menjawab dengan rendah hati. "Aku merasa bisa menghadap kamera lagi seperti mendapatkan kehidupan baru. Gaun ini sangat berarti
Rina terlihat seperti sedang membela keadilan, hal ini justru membuat Thasia tertawa. "Kenapa kamu malah berkata seperti itu? Seolah-olah aku dan Pak Jeremy berpacaran saja."Rina tidak tahu apakah hal itu hanya imajinasinya atau bukan, tapi dia merasa hubungan Thasia dan Jeremy sedikit berbeda."Pak Jeremy pasti tertarik padamu." Rina berpikir sejenak. "Mungkin kamu nggak merasakannya, tapi orang yang melihatnya bisa merasakan. Jangan sampai Lisa mengganggu dan merusak hubungan kalian."Menurut Rina, Thasia dan Jeremy barulah pasangan yang cocok."Dasar, jangan pilih kasih dalam menilai orang." Thasia mengetuk kepala Rina. "Aku nggak ada hubungan apa-apa dengan Pak Jeremy, jangan dengarkan kata orang-orang. Nggak peduli Pak Jeremy ingin berhubungan dengan siapa, hal itu nggak ada hubungannya denganku. Lain kali jangan berkata seperti itu lagi, kalau orang lain mendengarkan, mereka akan membuat gosip baru."Rina menyentuh dahinya. "Aku nggak akan memberi tahu orang lain, tapi aku berbi
"Nggak, tentu saja nggak. Memangnya kamu nggak mengenalku? Bagaimana mungkin aku menyalahkanmu?" Thasia mengepal tangannya. "Tapi pernikahan kami memang pernikahan kontrak dari dulu.""Apa?" Sabrina menatapnya dengan kaget dan segera berdiri. "Kamu nggak pernah memberitahuku alasan Jeremy menikahimu. Ini nggak benar!"Thasia berkata, "Aku sudah bilang. Kakek Okson yang menyuruhku menikahi Jeremy, jadi aku nggak punya pilihan lain selain menikah dengannya."Sabrina masih belum mengerti.Dia tahu sahabatnya ini menyukai Jeremy, tapi Thasia sudah lama diam-diam menyukainya dan tidak pernah berpikir untuk menikah dengan pria itu.Kenapa mereka tiba-tiba menikah?Ternyata ada alasannya di balik semua itu."Tunggu, biar aku cerna dulu." Sabrina masih merasa terkejut. "Kamu dan Jeremy selama ini hanya menikah kontrak. Kakek Okson yang menyuruh kalian menikah, bukan karena Jeremy suka padamu, tapi dia tetap menikahimu karena perintah dari kakeknya ....""Tunggu, sepertinya ada yang aneh. Meman