Namun, Lisa malah memakainya untuk kedua kalinya.Jika hal ini difoto, dia pasti akan ditertawakan oleh orang-orang. Entah dia akan digosipkan seperti apa nantinya.Namun, wanita itu tidak peduli sama sekali.Setelah melewati masalah terakhir kali itu, Lisa terlihat jauh lebih kurus dan lemas, tapi dia tetap tidak takut menghadap kamera, dia masih tersenyum dengan ramah.Reporter bertanya dulu tentang kejadiannya yang hampir bunuh diri itu.Lisa segera bercerita dengan menyedihkan di depan wartawan, dia menceritakan pengalamannya dan sisi positif dari kejadian itu, mengatakan bahwa dia tidak akan mengulanginya lagi.Ketika mendengar ceritanya, semua orang merasa kasihan pada Lisa.Banyak orang berkata kehidupannya tidak mudah.Reporter masih ingin mengorek-ngorek tentang kehidupan pribadinya, mereka pun membahas tentang gaun yang dia kenakan dua kali ini.Lisa menjawab dengan rendah hati. "Aku merasa bisa menghadap kamera lagi seperti mendapatkan kehidupan baru. Gaun ini sangat berarti
Rina terlihat seperti sedang membela keadilan, hal ini justru membuat Thasia tertawa. "Kenapa kamu malah berkata seperti itu? Seolah-olah aku dan Pak Jeremy berpacaran saja."Rina tidak tahu apakah hal itu hanya imajinasinya atau bukan, tapi dia merasa hubungan Thasia dan Jeremy sedikit berbeda."Pak Jeremy pasti tertarik padamu." Rina berpikir sejenak. "Mungkin kamu nggak merasakannya, tapi orang yang melihatnya bisa merasakan. Jangan sampai Lisa mengganggu dan merusak hubungan kalian."Menurut Rina, Thasia dan Jeremy barulah pasangan yang cocok."Dasar, jangan pilih kasih dalam menilai orang." Thasia mengetuk kepala Rina. "Aku nggak ada hubungan apa-apa dengan Pak Jeremy, jangan dengarkan kata orang-orang. Nggak peduli Pak Jeremy ingin berhubungan dengan siapa, hal itu nggak ada hubungannya denganku. Lain kali jangan berkata seperti itu lagi, kalau orang lain mendengarkan, mereka akan membuat gosip baru."Rina menyentuh dahinya. "Aku nggak akan memberi tahu orang lain, tapi aku berbi
"Nggak, tentu saja nggak. Memangnya kamu nggak mengenalku? Bagaimana mungkin aku menyalahkanmu?" Thasia mengepal tangannya. "Tapi pernikahan kami memang pernikahan kontrak dari dulu.""Apa?" Sabrina menatapnya dengan kaget dan segera berdiri. "Kamu nggak pernah memberitahuku alasan Jeremy menikahimu. Ini nggak benar!"Thasia berkata, "Aku sudah bilang. Kakek Okson yang menyuruhku menikahi Jeremy, jadi aku nggak punya pilihan lain selain menikah dengannya."Sabrina masih belum mengerti.Dia tahu sahabatnya ini menyukai Jeremy, tapi Thasia sudah lama diam-diam menyukainya dan tidak pernah berpikir untuk menikah dengan pria itu.Kenapa mereka tiba-tiba menikah?Ternyata ada alasannya di balik semua itu."Tunggu, biar aku cerna dulu." Sabrina masih merasa terkejut. "Kamu dan Jeremy selama ini hanya menikah kontrak. Kakek Okson yang menyuruh kalian menikah, bukan karena Jeremy suka padamu, tapi dia tetap menikahimu karena perintah dari kakeknya ....""Tunggu, sepertinya ada yang aneh. Meman
"Kalau kalian gagal, kalian akan terima akibatnya!"Suara itu suara asisten Lisa, Siti. Dia terlihat sombong sekali saat ini.Mendengar ini, tidak ada orang yang berani mencari masalah dengannya. Manajer toko pun berkata dengan hormat, "Baiklah, kami pasti akan membetulkan gaun Nona Lisa dengan baik.""Besok sudah acara amal tahunan PT Okson, Nona Lisa akan memakainya nanti, jadi sebelum besok gaunnya sudah harus siap!"Manajer toko merasa sedikit tertekan, karena gaun ini telah dibenarkan berkali-kali, selalu saja ada kesalahan yang mereka temukan.Selama bertahun-tahun dia menjaga toko, dia tidak pernah memperbaiki gaun seserius ini.Setelah dibenarkan berkali-kali, dia pikir gaunnya sudah pasti beres, tapi tetap saja dikirim kembali.Manajer toko berkata, "Gaunnya telah kami kirim kepada kalian beberapa hari yang lalu, Anda baru saja datang sekarang. Gaun ini juga buatan tangan langsung, kalau ingin merombaknya lagi, akan memakan waktu, aku rasa kalau besok nggak akan keburu."Siti
Mendengar ini, Sabrina tertegun dan memandang Thasia. "Berarti maksudmu Lisa meminjam nama Jeremy untuk membuat dirinya lebih terkenal. Pintar sekali dia!""Kalau kamu memiliki pendukung yang hebat seperti Jeremy, memangnya kamu nggak mau memanfaatkannya?" tanya Thasia dengan lugas.Siapa pun pasti akan memanfaatkan kesempatan seperti itu.Jika melewatkan kesempatan ini, maka tidak akan ada kesempatan lagi.Sabrina merasa sangat kesal. "Bagaimana mungkin dia dibiarkan begitu saja!"Mereka berjalan masuk."Oh, Nona Sabrina, Nona Thasia."Manajer toko awalnya terlihat sangat khawatir. Setelah melihat mereka, dia menyapanya dengan tersenyuman senang. "Kalian datang."Manajer toko mengenal Sabrina.Manajer toko itu adalah seorang desainer terkenal, bisa dianggap sebagai rekan kerja Sabrina.Pakaian yang dia desain cukup terkenal.Bajunya juga terkenal di industri fashion, banyak selebriti yang memakai bajunya di karpet merah.Sabrina berkata, "Kami datang melihat gaun. Aku ingin satu dan T
Sekali lihat Thasia langsung menyukai gaun itu.Dia pergi ke ruang ganti.Sabrina menunggu di dekat sana sambil memilih gaunnya sendiri.Ketika Thasia keluar, Sabrina menoleh ke arah Thasia yang terlihat langsing dan cantik, sahabatnya itu terlihat sangat memukau. Sabrina merasa sangat terkejut sehingga tidak bisa bergerak, tanpa sadar dia bertepuk tangan. "Thasia, kamu membuatku terkejut, ternyata kamu bisa secantik ini!"Rambut Thasia digerai, kulitnya sangat putih, warna merah gaun itu membuat kulitnya semakin putih. Bagi dada membungkus payudaranya dengan sempurna, bagian pinggangnya terlihat memiliki lekukan yang sangat indah, ujungnya gaunnya terdapat sulaman bunga mawar yang terlihat seperti aslinya.Bagian paling sempurna dalam gaun ini adalah ia tidak terlihat terlalu norak, membuat orang yang memakainya terkesan seksi dan cantik.Sabrina memandang Thasia seolah-olah mawar berduri paling indah di antara yang lainnya.Bunga itu membuat kecantikannya lebih menonjol, sungguh meme
Thasia mengetuk pintu."Masuk!" Suara Jeremy terdengar dingin dan tenang.Thasia berjalan masuk. Jeremy sedang melihat komputer. Pria itu sedang mempersiapkan acara besok akhir-akhir ini, jadi dia sangat sibuk di perusahaan, saat pulang ke rumah entah apa lagi yang dia sibukkan.Jeremy mengangkat kepalanya dan menatap Thasia. "Ada apa?"Thasia berkata, "Aku akan ikut ke acara PT Okson besok."Hal ini menarik perhatian Jeremy, dia memusatkan perhatiannya pada wanita itu."Seingatku, kamu nggak suka acara seperti itu."Thasia tidak suka mengikuti kegiatan seperti itu karena merasa terlalu menarik perhatian, dia juga tidak suka keramaian.Dulu Thasia menganggap hal ini tidak perlu, tapi sekarang dia merasa perlu.Thasia tersenyum dan berkata, "Orang bisa saja berubah.""Oke." Jeremy berkata, "Aku akan menyuruh orang menyiapkan gaun untukmu.""Nggak perlu, aku sudah membelinya."Thasia sudah siap, lalu dia menatap Jeremy lagi dan menambahkan, "Aku menggesek kartumu."Setelah itu, Thasia be
Suaranya begitu kencang sehingga semua orang bisa mendengarnya.Angel tersenyum, dia meminum air lemon di tangannya, dia tampak puas dengan hasilnya.Angel belum pernah berinteraksi dengan Lisa, tapi dia tahu bahwa Lisa baru-baru ini merampas sponsornya dan meninggalkan kesan yang tidak baik.Di industri hiburan orang-orang memang saling bersaing, hal ini sudah biasa.Namun, saat memesan guan pun, Lisa hanya ingin dirinya yang diprioritaskan hal ini sungguh keterlaluan.Begitu melihat gaun Lisa malah belum jadi, seketika kemarahan Angel pun rasanya terlampiaskan.Manajer Toko ada di dalam. Dia berpikir jangankan karena belum selesai, bahkan jika sudah selesai pun, mereka mungkin tidak akan puas dengan hasilnya, pada akhirnya dirinya tetap dimarahi. Jadi Manajer Toko pun menerima kenyataan. "Kami sudah berusaha ....""Berusaha apanya? Kamu nggak lihat semua orang berpakaian sangat bagus, hanya gaun Kak Lisa yang belum jadi. Kamu pasti sengaja!""Kalau kamu bilang begitu, kamu memfitnahk