"Benarkah? Apakah beritanya akurat?"Mendengar perkataan Diana, mereka langsung bertanya."Benar, aku juga sudah siap-siap berjaga di sini sepanjang malam, aku sudah menempatkan orang di depan dan belakang pintu rumah sakit, sekali Lisa keluar, walau hanya mendapat foto punggungnya saja tetap akan membawa keuntungan!" kata Diana pada mereka."Kalau begitu kami juga akan berjaga di sini, aku nggak percaya mereka nggak akan keluar!"Mereka sudah berjaga di sini seharian, dengan tujuan ingin mendapat berita tentang Lisa.Tidak ada salahnya berjaga di sini.Pengikut Diana malah berkata, "Kak Diana, kita benaran mau menunggu terus di sini?"Diana juga sedang berpikir, bagaimana caranya dia bisa bertemu Lisa, meski hanya mendapat foto punggung juga tidak masalah. "Kita nggak bisa hanya menunggu diam saja."Dia melihat suster di depan, seketika dia mendapat ide.Dia menyerahkan barang bawaannya pada pengikutnya. "Kalian tunggu di sini, aku lihat keadaan di dalam dulu.""Kak Diana, ada orang y
Lisa menatap ke arah asistennya, dia merasa asing padanya. "Kamu ... kamu siapa? Aku nggak kenal kamu. Jeremy, dia siapa? Mereka siapa?"Setelah mendengar ini semua orang tertegun.Asisten itu terlihat terkejut. "Kak Lisa, kamu nggak ingat padaku? Aku adalah asistenmu, Siti."Lisa mendorongnya. "Sana pergi. Jeremy, aku kenapa? Kenapa aku nggak bisa mendengar suara kalian? Cepatlah ke sini, aku sangat takut!"Karen tertegun melihat reaksinya ini, dia berkata, "Kemarin tuli, sekarang amnesia, kalau kamu syuting film sedih pasti akan terlihat sangat kasihan!"Jeremy berjalan mendekat.Lisa segera memegang baju pria itu, dia seakan-akan telah memegang penolongnya, lalu bersembunyi di belakang Jeremy. "Jeremy, mereka siapa? Kenapa mereka menatapku dengan galak? Suruh mereka pergi, aku sangat takut.""Kalian keluarlah," kata Jeremy.Karen yang melihat sikap Jeremy ini merasa kesal. "Jeremy, kamu percaya pada bualannya? Kamu ini ada otak atau nggak?" Namun, Jeremy langsung berkata lagi dengan
Lisa terlihat terkejut. "Sebenarnya apa kesalahan yang telah kulakukan? Kenapa aku jadi tuli? Apakah aku sakit?""Nggak." Asistennya segera menenangkannya.Jeremy berdiri di samping, dia sedang mengamati keadaan Lisa.Semua tindakan Lisa saat ini terlihat sama seperti dulu, sepertinya dia memang amnesia.Jeremy menatapnya cukup lama, lalu mengetik lagi. "Di luar banyak wartawan, mereka ingin mewawancaraimu, kamu mau diwawancarai?"Lisa segera menolak. "Aku nggak mau."Begitu siuman, Lisa sudah kehilangan ingatan, dia saat ini sedang menjadi korban sepenuhnya.Sedangkan masalah video itu, Jeremy tahu pelakunya adalah Siti.Setelah ditanyakan mengenai hal ini, Siti berkata dengan galak, "Memang aku yang menyebarkan video itu, Kak Lisa telah dianiaya, nggak ada yang membelanya, maka biarkan saja netizen yang menilai. Karena nggak ada yang mau melindunginya, biarkan para penggemar yang melindunginya, aku juga salah satunya. Pak Jeremy, kalau ingin menghukum maka hukum saja aku, tapi hal in
"Maksudmu kasus perdagangan manusia itu?"Zack menjawab, "Seingatku kasus itu merupakan kasus kriminal yang parah, aku juga pengacara yang mengatasinya."Waktu itu masalah ini tidak dilakukan di persidangan umum.Ada banyak hal tidak terpuji yang terlibat.Zack mengingatnya."Hmm."Zack sangat mengetahui masalah itu, jadi Jeremy membahas hal ini dengannya. "Pada saat itu Lisa juga tiba-tiba pergi ke luar negeri."Zack berkata lagi. "Mungkin kebetulan saja, Lisa hanya gadis kecil, mana mungkin dia ada hubungannya dengan kasus besar itu."Kalau sampai ada hubungannya, maka akan melibatkan lebih banyak orang lagi.Berarti Lisa bukanlah orang yang bisa dianggap remeh.Zack jarang berhubungan dengan Lisa, dia lebih dekat dengan Jeremy, dirinya bertemu dengan Lisa hanya beberapa kali saja.Dia juga tidak berpikir untuk berhubungan dengan Lisa."Semoga saja."Jeremy hanya bisa berkata seperti itu. "Tapi kamu juga tahu walau kasus ini sudah dipecahkan, dalang di baliknya masih belum tertangkap
Thasia berkata dengan serius, "Bibi terkena masalah karena diriku, mana mungkin aku nggak memikirkannya. Aku tahu kamu ingin melindungi Lisa, tapi Bibi juga diomeli oleh netizen, hal ini nggak bisa dibiarkan!""Masalah ini nggak segampang yang kamu pikirkan," kata Jeremy dengan maksud lain.Thasia malah tertawa. "Aku tahu nggak segampang itu, Lisa bukan orang biasa, kesalahan yang dia lakukan selalu dilimpahkan pada orang lain. Kamu bisa saja nggak mau mengurus masalah ini, tapi aku akan mencari cara untuk menolong Bibi.""Aku nggak bilang nggak mau mengurus masalah ini," kata Jeremy lagi.Thasia menatap Jeremy, dia merasa sedikit tidak percaya. "Bukannya kamu menyuruh Lisa tinggal di Vila Anggrek? Selama beberapa hari ini aku selalu bersama Bibi, kalau terjadi sesuatu padanya, aku yang akan melindunginya!"Tadi dia mendengar semua perkataan Jeremy di bangsal.Bibi bahkan ingin putus hubungan dengan pria ini.Dulu Thasia berpikir tidak peduli bagaimanapun Jeremy tidak akan membuat masa
Thasia dan Karen sedang bergandengan tangan.Saat ini Karen masih marah, dia terus memarahi Jeremy.Thasia berkata, "Bibi, aku akan menemanimu sehingga kamu nggak kesepian.""Memang anak perempuan lebih baik daripada anak laki-laki, kalian lebih perhatian. Lihat saja Jeremy, keturunan Keluarga Okson satu-satunya, tapi dia malah melakukan hal yang membuatku marah. Sekarang dia bahkan membuangku," kata Karen dengan kesal, dia merasa tekanan darahnya jadi naik.Thasia sedang berpikir bagaimana caranya dia bisa merayu Karen. "Mungkinkah ada sesuatu yang Jeremy nggak bisa katakan pada kita?""Mana mungkin!" Karen merasa sangat marah. "Aku nggak ingin membicarakannya lagi, semakin membicarakannya aku akan merasa semakin kesal. Kita pergi saja, pergi jauh-jauh darinya!"Thasia juga tidak ingin terus berada di rumah sakit."Tadi aku sudah bertanya pada dokter, katanya tuli juga bisa karena buatan manusia."Thasia tetap saja mengkhawatirkan Karen.Para netizen tidak tahu kebenarannya, semua mem
"Aku tetap akan mengingatnya, kalau nggak ingat maka aku akan menjadi orang yang nggak tahu terima kasih, bagaimana aku bisa bertahan hidup ke depannya?" Karen orang yang murah hati.Jason tidak menolaknya lagi. "Baiklah, mari kita berteman."Mereka berbaur dengan sangat cepat.Setelah sampai di rumah Jason.Areanya cukup luas.Di bawah ada satpam yang berjaga 24 jam."Bagaimana?" tanya Jason pada mereka.Karen berkata, "Nggak buruk. Jason, kami bukan orang yang pemilih.""Kalau begitu malam ini kalian tinggal di sini saja, dulu aku tinggal di rumah ini, di dalamnya ada beberapa barang, kebetulan hari ini mau dibereskan.""Apakah nggak merepotkan?" tanya Thasia."Nggak, nanti juga tetap harus dibereskan, aku sudah menyuruh asistenku ke sini." Setelah Jason tahu apa yang terjadi pada mereka, dia ingin memberi mereka tempat yang aman.Jadi dia sudah meyiapkan semua ini dari awal."Baiklah." Thasia menatap Karen, dia tidak menolak bantuan Jason lagi."Kalian istirahat saja dulu." Jason se
Setelah mendengar ini Jason merasa terkejut. "Mana mungkin, orang yang dimaksud koran memang Thasia."Pada saat itu Jason memang menyukai Thasia.Karena terlalu peduli padanya, dia segera pulang malam itu juga.Asisten itu memegang korannya, dia merasa sangat bingung, dia kira dirinya yang salah. "Seingatku kamu dan Thasia satu angkatan, tapi gadis ini berada satu angkatan di bawahmu."Setelah mendengar ini Jason langsung merasa terkejut.Dia segera mendekat dan membaca koran itu dengan saksama.Di koran itu memang tertulis berbagai data, masih bisa terlihat dengan jelas.Judulnya juga terlihat dengan jelas, murid sekolah mana yang terlibat dalam kasus itu, berapa banyak yang meninggal, satu-satunya yang selamat ....Jason tertegun, dia merasa tidak percaya. Dia juga mengedipkan kedua matanya, takut bahwa dirinya yang salah lihat.Setelah itu, dia merasa koran ini seakan-akan berbeda dengan yang dia baca waktu itu.Di koran tertulis wanita yang berhasil selamat adalah Thasia, tapi gadi