Rina belum pernah bertemu orang tua yang tidak masuk akal seperti ini.Tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah, langsung memutuskan bahwa Thasia mencelakai Sisilia. Kalau sampai terjadi sesuatu pada Thasia, maka orang tuanya harus meminta keadilan pada siapa?Begitu memikirkan hal ini, Rina merasa sedih.Rina merupakan pegawai yang dididik oleh Thasia, dia tahu Thasia sangat baik, tidak mungkin wanita itu mendorong Sisilia.Sedangkan Sisilia adalah orang yang sangat licik, tanpa bukti Rina juga yakin ini semua kerjaannya Sisilia.Bisa dibilang Sisilia jatuh ke dalam laut merupakan balasan karena Sisilia berpikir untuk mencelakai Thasia. Rasakan itu!"Memangnya kamu berhak berbicara di sini?" Anton melihat Rina masih melawan, dia berkata dengan nada dingin, "Pegawai PT Okson sungguh kurang ajar, seorang sekretaris saja berani menentang perkataanku!"Jeremy menatap Anton dengan tatapan tajam, tangannya yang berada di dalam saku berusaha untuk menahan emosinya, lalu dia
Tidak jauh dari sana, Thasia menatap sosok Jeremy sambil memanggilnya.Di sebelah Thasia ada SabrinaSabrina tidak tenang membiarkan Thasia pergi sendirian, jadi dia ikut ke sini, tapi pada akhirnya mereka malah melihat kejadian seperti ini di rumah sakit.Jeremy mendengar suaranya, tanpa sadar dia tertegun, lalu menoleh. Dia melihat Thasia berdiri di depannya tanpa terluka sedikit pun.Seketika Jeremy merasa sangat senang.Orang yang hampir saja hilang akhirnya kembali lagi ke sisinya, Jeremy tidak pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya.Jeremy segera berlari ke arah Thasia dan memeluknya.Thasia tidak menyangka Jeremy akan bereaksi seperti ini, wanita itu bahkan bingung harus meletakkan kedua tangannya di mana.Thasia merasa pria ini memeluknya dengan sangat erat, hampir saja membuatnya tidak bisa bernapas.Jeremy saat ini baru sadar dirinya sangat takut kehilangan Thasia.Jeremy tidak ingin kehilangan Thasia lagi!Jeremy akan membuat Thasia selalu berada di sisinya, selalu
"Kamu nggak dengar perkataan Thasia? Dia juga jatuh ke dalam laut, kenapa seakan-akan putrimu yang jadi korban? Thasia adalah korban, putrimu itu orang jahat, dia harus dituntut!" jawab Sabrina setelah mendengar perkataan Yuri yang tidak masuk akal itu.Yuri berkata lagi, "Putriku mana mungkin mencelakai orang, sekarang siapa yang masih berbaring nggak sadarkan diri di ranjang? Thasia jelas-jelas terlihat baik-baik saja, berarti dia yang mencelakai putriku, aku nggak percaya kalau putriku jatuh ke laut karena nggak sengaja! Mungkin demi menutupi kesalahannya ini, Thasia juga sengaja ikut-ikutan jatuh ke laut!"Yuri yakin bahwa Thasia pasti merasa iri pada putrinya, jadi dia mendorong Sisilia ke laut.Lagi pula, tidak ada saksi mata, jadi bisa saja Thasia berbohong."Susah sekali berbicara denganmu, kita lapor polisi saja, suruh mereka yang menyelidiki hal ini!" kata Sabrina."Oke, selidiki saja, aku ingin lihat dia bisa berpura-pura sampai kapan!" kata Yuri dengan galak.Thasia menatap
Setelah mengatakannya Sisilia menangis, dia menarik tangan Yuri, terlihat sangat takut pada Thasia.Seketika Yuri memeluk Sisilia seperti sedang melindunginya, lalu menoleh pada Thasia dengan tatapan penuh kebencian. "Kamu mau bilang apa lagi? Putriku sudah berkata seperti ini, kamu yang mencelakainya. Dasar wanita jahat, kamu pasti melihat putriku terlalu hebat, jadi kamu iri padanya!"Anton saat ini terlihat sangat sombong dan percaya diri, dia menatap Jeremy sambil berkata dengan sinis, "Putriku sudah siuman, wanita itu nggak akan bisa lari lagi, kamu membiarkan wanita busuk seperti itu tetap di sisimu, bukankah sama saja dengan cari masalah untuk diri sendiri?"Kebetulan polisi juga sudah sampai di sini.Yuri, yang melihat polisi seperti melihat penyelamatnya, dia segera menarik baju polisi itu. "Pak Polisi, akhirnya kalian datang juga, dia telah mencelakai putriku, cepat masukkan dia ke penjara, jangan sampai dia mencelakai orang lain!"Polisi merasa bingung melihat kondisi ini, d
Anton segera berkata setelah mendengar permintaan putrinya, "Pak Polisi, kita bicara di luar saja. Nona Thasia, silakan kamu keluar, kami di sini nggak menyambutmu!"Thasia melirik Sisilia, gadis itu sedang berpura-pura, dia tidak terlihat segalak saat di dermaga.Thasia tahu Sisilia sengaja terlihat lemah dan menyedihkan, membuat semua orang berpikir bahwa dia adalah korban, Thasia tersenyum sinis. "Kamu takut padaku atau takut tindakanmu ketahuan? Kamu takut aku akan membongkar perbuatanmu, kamu kira dengan berbaring di ranjang dan berpura-pura menjadi korban, aku nggak akan bisa mengungkapkan semua tindakanmu?!"Sisilia merasa sedikit beruntung, bagaimanapun tidak ada bukti dalam kejadian ini, kondisinya juga lebih parah daripada Thasia, jadi dia bisa berpura-pura menjadi korban.Namun, Sisilia takut jika dirinya terlalu banyak bicara, dia akan ketahuan.Bagaimanapun dia juga baru pertama kali bertindak seperti ini.Dia ingin masalah ini segera lewat, kalau bisa Thasia dipenjara, di
Jeremy hanya diam saja menatap Thasia, awalnya dia takut wanita ini akan ditekan.Tidak peduli Thasia mendorong Sisilia atau tidak, Jeremy tetap akan membelanya.Jika Keluarga Sintrom memasukkan Thasia ke penjara, Jeremy akan mencari cara untuk mengancam mereka dan membuat Thasia dibebaskan.Thasia menyuruhnya diam, jadi selama ini dia hanya diam.Setelah melihat Thasia berhasil mengatasi semua ini, Jeremy baru merasa lega.Polisi menerima rekaman itu, lalu mereka melirik Yuri dan Sisilia. "Kalau rekaman ini benar, maka kamu akan dituntut dengan tuduhan mencoba pembunuhan, meski orangnya nggak kenapa-napa, tetap saja dia harus dituntut nanti!"Setelah mendengar perkataan ini, Yuri kira polisi membela Thasia. "Pak Polisi, masalah ini masih belum jelas. Dia yang bermasalah, putriku nggak ada hubungannya dengan masalah ini, kalian memihak padanya apakah karena kami orang asing jadi berpikir kami bisa dianiaya? Kalian keterlaluan sekali!"Perkataan Yuri cukup keterlaluan, ekspresi polisi j
"Nona Sisilia, ayo pergi."Polisi juga sadar sepertinya Sisilia tidak ingin bertanggung jawab, jadi dia bersikap seperti itu.Mereka bertindak sesuai prosedur, tidak memihak pada orang tertentu.Sisilia masih tidak mau, jadi polisi hanya bisa menyuruh orang menangkap Sisilia.Dua orang polwan mendekat, mereka segera menangkap Sisilia.Sisilia merasa lebih takut lagi, dia berkata sambil menangis, "Aku nggak mau ikut ke kantor polisi. Ibu, cepat tolong aku, aku nggak mau ke sana!""Lepaskan putriku, jangan sentuh dia!" Yuri masih berusaha melindungi putrinya.Polisi satunya lagi segera menahan Yuri.Sisilia segera dibawa oleh polwan, dia masih menangis dan membuat keributan, melihat ibunya tidak bisa diharapkan, dia menatap ayahnya. "Ayah, tolong aku, aku nggak mau masuk penjara, cepat tolong aku!"Dia sudah dibawa pergi oleh polisi.Anton tidak tega melihatnya, tapi polisi tetap harus melaksanakan tugasnya, Thasia juga tidak mau mengalah, membuatnya merasa pusing. Saat ini ekspresinya m
"Dulu kasihan, kalau sekarang memangnya masih begitu?" Anton berkata, "Itu Jeremy yang dulu, sekarang Jeremy sudah menguasai PT Okson, kita selama ini berada di luar negeri, coba saja kamu lihat orang-orang di ibu kota selalu menghormati Jeremy, saat ini perkataan Vazon saja belum tentu mau didengar olehnya."Yuri merasa terkejut, dia menangis lagi. "Kalau begitu apakah kita harus diam saja melihat Sisilia dipenjara? Lebih baik aku yang menggantikannya dihukum!"Sisilia itu putri mereka, mereka rela menggunakan segala cara untuk menolongnya.Namun, Anton tetap memikirkan PT Sintrom, ada banyak orang yang hidup dengan mengandalkan gaji di perusahaannya, tidak mungkin dia tidak peduli pada mereka.Anton harus membuat rencana jangka panjang.Saat di kantor polisi, Thasia sudah membuat laporannya.Rekamannya juga sudah dipastikan bahwa bukan hasil buatan.Di dunia ini tidak ada kejahatan yang sempurna.Meski Sisilia telah merusak CCTV di sana, selama diselidiki, pasti akan ketemu buktinya.