Berlian kaget mendengar pertanyaan pak Hardian, ia sama sekali tak menyangka akan mendapat pertanyaan itu. Berlian takut jika jawabannya akan merubah sikap pak Hardian terhadap dirinya."Eh."Pak Hardian tersenyum melihat reaksi dari Berlian, ia memahami kekagetan dari Berlian. Ia sudah tahu dari sang istri jika anak sambungnya itu tidak memiliki perasaan. Dirinya juga tahu jika Berlian memiliki hati yang baik. Wajar saja jika putranya menyukai wanita itu, bukan sekadar parasnya saja yang cantik, tetapi hatinya pun sangat baik."Aku tidak mau menyakiti siapa pun apalagi Alva, untuk mencoba-coba dalam suatu hubungan," ungkap Berlian.Berlian masih sangat trauma untuk mencoba membangun suatu hubungan kembali. Pengalaman dan pembelajaran dari hubungannya dan juga Jonathan begitu sangat rumit, banyak cobaan dan rintangan hingga akhirnya mereka pun berpisah. Entah kesalahan apa yang telah dirinya perbuat sehingga seakan sulit untuk mendapatkan suatu kebahagiaan yang nyata perihal pasangan.
Sepulang dari rumah Arnold, Jonathan segera mandi berharap jika kesegaran tubuhnya dapat kembali dan pikirannya menjadi fresh lagi. Dirinya sudah melakukan kesibukan hanya saja rasa rindu dengan sang Putri tak dapat lagi dihindarkan pikirannya selalu terbayang akan cinta yang selalu mengigau dirinya karena sakit."Ahh." Karena tak sanggup menahan rindu, Jonathan menghubungi Berlian dan ingin mengatakan jika ia akan menemui Cinta. Namun, Berlian tak menerima panggilan masuk darinya. Panggilan telepon darinya hanya terlewatkan begitu saja bahkan ia sudah mencobanya hampir 7 kali. Wanita itu tidak membalas pesan ataupun menjawab panggilannya."Sudahlah." Ia mengambil kunci mobil dan jaket dirinya segera keluar dari kamar."Jo, mau ke mana?" tanya Bu Santi yang berada di ruang keluarga untuk menunggu kepulangan suaminya."Mencari angin Ma, pusing kepala Jo soal pekerjaan yang tak ada habisnya setiap hari," jawab Jonathan.Jonathan tidak mengatakan yang sebenarnya, dirinya takut jika sang
Apa yang harus dikatakan oleh Berlian saat sebuah pertanyaan terlontar dari mulut Jonathan. Berlian bingung apa ia harus menjelaskan jika dirinya adalah anak kandung dari bu Shafira. Berlian terus bungkam, dirinya menimang jawaban yang akan Ia berikan kepada Jonathan. Ia heran bagaimana bisa lelaki itu mengetahui akan hal tersebut padahal dirinya sudah menutup rapat semua akses tentang kebenaran itu."Kamu putrinya bu Shafira bagaimana bisa?" tanya Jonathan lagi.Jika tidak menjawab dan terus bungkam sudah pasti Jonathan akan tetap mendesak dirinya. Berlian merasa terpojok, terlebih tak ada celah untuk dirinya pergi. Ia berharap Jonatan berpikir dirinya ada hubungan dengan Alva hingga tinggal di rumah itu. Hanya aja kebenaran lebih cepat terbongkar. Iya masih tak habis pikir bagaimana lelaki itu bisa tahu apabila dirinya adalah putri dari bu Shafira.Jonathan masih menunggu jawaban dari Berlian. Bahkan ia kembali mengulang pertanyaannya tentang dirinya dengan bu Shafira. Kali ini Jo
Arnold terkejut, ia sampai memastikan jika yang terucap dari mulut sang ayah. Pak Ferdinan sedikit kaget karena dia salah bicara. Ia meretuki kesalahannya yang keceplosan mengatakan hal tersebut kepada Arnold."Maksudnya apa, Pa?" tanya Arnold."Apa yang aku dengar itu adalah kebenarannya?" "Jadi benar saat itu apa kata para staf jika Berlian datang dan Papa membuat perjanjian dengannya? Itu sangat tidak adil," papar Arnold.Arnold memang mengetahui jika sang ayah tidak menyukai kehadiran Berlian dan Cinta di dalam kehidupan Jonathan. Namun, dirinya tidak menyangka jika ayahnya akan melakukan hal sejahat itu. Memanfaatkan kekuasaan hanya untuk mendapatkan apa yang dirinya inginkan. Ia merasa apabila hal ini sangat tidak adil untuk Berlian, bahkan rela untuk dibenci oleh Jonatan.Ia memang tidak percaya apabila sang ayah tiba-tiba mengembalikan seluruh aset milik Jonathan, secara tiba-tiba. Dirinya sudah yakin pasti itu ada hubungannya dengan kedatangan berlian ke ruangan sang ayah se
Arnold pulang ke rumah dengan kekesalan yang membara, ia heran mengapa ayahnya bisa berpikiran sejahat itu kepada berlian. Padahal menurutnya perihal jodoh itu sudah digariskan sejak lahir.Rara yang menunggu kedatangan suaminya heran, saat melihat wajah Arnold yang sudah bermasam. Dia tidak langsung bertanya kepada suaminya tentang apa yang terjadi, wanita itu mengambilkan segelas air minum terlebih dahulu saat Arnold mulai melepaskan pakaiannya dan mengganti pakaiannya itu."Ada apa?" tanya Rara."Benar perkiraan kita," jawab Arnold.Ia menceritakan semuanya kepada sang istri tentang ayahnya yang keceplosan bicara mengenai perjanjian dirinya dan Berlian. Seperti dugaannya jika Rara pun terkejut mendengar hal tersebut, mereka tak menyangka jika pak Ferdinand dapat melakukan hal itu hanya karena tidak menyukai berlian menghalalkan segala cara untuk menjauhkan Jonathan dari perempuan itu."Aku akan segera memberi tahu Jo," ujar Arnold.Rara menggeleng melarang suaminya untuk jangan geg
"Makan siang yang dipilih perusahaan ini memang benar enak kata staf saya kemarin bikin nagih.""Pak, saya bisa meminta nomor restorannya? Siapa tahu cocok untuk event saya."Melihat tanggapan dari beberapa karyawan dan juga rekan kerja yang diundang untuk makan siang bersama di perusahaan Rubia Angkasa. Pak Ferdinan pun merasa bangga, iya senang mendapatkan semua pujian tersebut. Walaupun dirinya tidak mengetahui dari mana asalnya catering itu dipesan, iya sudah menyerahkan hal tersebut kepada Jonathan dan meminta staff yang memesankan makanan tersebut."Baik-baik, nanti saya berikan nomornya," ungkap Pak Ferdinand.Arnold pun sampai saat ini masih menjaga jarak dengan ayahnya tersebut. Jika, bukan perihal masalah pekerjaan maka keduanya tidak akan mengobrol."Ar, nanti ke ruangan ada beberapa pekerjaan yang harus kita bahas," ujar Pak Ferdinand."Baik," ucap Arnold.Pak Ferdinand senang, karena Arnold tidak mengatakan apa yang dirinya dengan kepada Jonathan. Jika anaknya itu sudah m
Jonathan merasa besar kepala karena Berlian sampai mengorbankan dirinya demi dia tak menjadi miskin. Berarti rasa cinta Berlian padanya sangat besar. Ia sangat senang saat mengetahui pengorbanan sang wanita begitu besar untuk dirinya. Jadi sikap berlian kepadanya selama ini hanyalah sebuah kepura-puraan saja untuk menutupi perjanjian antara dia dan juga ayahnya."Berlian, harusnya kau katakan saja sejak awal. Aku pasti akan membelamu. Aku rela kehilangan semuanya untukmu juga," ungkap Jonathan.Bukan hanya Berlian yang rela kehilangan dirinya, tetapi ia juga rela berkorban untuk wanita itu dan juga putrinya.Berlian malas menjawab semua yang dikatakan Jonathan karena hanya membuat pria itu semakin merasa di cintai. Lalu semakin sombong seperti awal mereka bertemu kembali. Iya sangat tidak menyukai sikap sombong dari Jonathan tersebut, berlian ingin membuktikan jika tanpa Jonathan saja ia mampu bertahan. Dirinya mampu membesarkan cinta seorang diri tanpa bantuan dari lelaki itu. Sifat
Berlian dan ibunya menghabiskan makan siang bersama. Diselingi dengan obrolan tentang kesibukan Berlian dan tentang tujuan wanita itu ke depannya akan seperti apa. Bu Shafira dan Berlian sudah semakin dekat, wanita itu ingin lebih dekat lagi dengan putrinya karena, sang anak masih terlihat canggung berada di dekatnya."Menu ini kamu dapat referensi dari mana?" tanya Bu Shafira. Iya baru pertama kali mencicipi menu yang anaknya ciptakan."Aku hanya melihat dari sosial media yang sedang trend, lalu dimodifikasi sedikit," ungkap Berlian.Bu Shafira merasa bangga ia tidak salah memberikan restoran itu kepada putrinya. Berlian, walaupun belum memiliki pengalaman tetapi ia mampu mudah beradaptasi dengan jabatannya sekarang."Berlian, kalau kamu tak mau berurusan dengan Jonathan lebih baik membuka diri, menikah dengan orang lain agar Jo tak mengganggu kamu lagi," ungkap Bu Shafira.Berlian terkejut mengapa ucapan ibunya itu sama persis seperti apa yang pak Hardian ucapkan. Memintanya untuk m