Jonathan mengurus perpindahan ke rumah orang tuanya. Hari ini ia sengaja meluangkan waktu dan mengosongkan jadwal untuk merapikan beberapa barang bersama Berlian. Dirinya juga sudah mengatakan hal tersebut kepada bu Santi agar ibunya mempersiapkan keperluannya di rumah itu.Memang saat mengatakan pertama kali, berlian terlihat seperti enggan. Istrinya itu mungkin masih merasa takut jika serumah bersama ayahnya."Hati-hati, ya."Bu Shafira memeluk sang anak. Selama rumah baru Jonathan dan berlian belum selesai direnovasi, nenek Lastri akan tinggal bersama bu Shafira. Berlian tidak enak jika neneknya harus ikut tinggal di rumah pak Ferdinand apalagi lelaki itu masih belum bisa menerimanya maka dari itu bu Shafira menyarankan agar nenek Lastri tetap tinggal bersama dengannya saja untuk menemaninya.Bu Shafira merasakan kesedihan, biasanya setiap hari dirinya bermain dengan sang cucu kini Cinta akan ikut bersama orang tuanya."Cinta jangan nakal ya, kalau cinta kangen nenek bakal langsun
Cinta menghampiri pak Ferdinand yang tengah membaca beberapa buku di ruang tv, anak itu duduk sambil memperhatikan kakeknya."Kakek." Cinta menyapa lelaki itu dengan sangat pelan sampai-sampai suaranya tidak dapat didengar oleh Pak Ferdinand.Dirinya heran, karena pak Ferdinand sejak datang tidak pernah menyapanya sama sekali. Tidak sama seperti pak Hardian yang langsung menyapanya menyambut dengan hangat dan mengajaknya bermain.Anak kecil lugu itu sama sekali tidak tahu jika kakaknya yang di hadapannya sama sekali tak menyukai kehadiran ibunya dan dirinya. Cinta terus saja memperhatikan wajah pak Ferdinand yang terlihat mirip dengan ayahnya Jonathan.Cinta lebih memberanikan diri, ia membuka mulutnya, tetapi tertutup kembali. Dirinya takut untuk mengatakan ataupun menyapa lelaki itu karena wajah Pak Ferdinand terlihat begitu tegas membuat dirinya sedikit takut."Hai kakek kenalkan aku cinta, ibuku namanya Berlian dan aku juga temannya Mischa," ujar Cinta.Cinta dan Mischa juga sudah
Pak Ferdinand menatap Cinta dan istrinya dari balkon. Rasanya ia ingin sekali bergabung dengan mereka, dirinya membayangkan betapa serunya jika dirinya bisa ikut bermain bersama Cinta dan juga bu Santi. Membayangkan hal itu membuat pak Ferdinand tersenyum, dirinya sama seperti seorang kakek yang disayangi oleh cucu-cucunya. Namun ego di dalam hati tak mengizinkan hal itu. Lelaki itu kembali menggeleng, bisa-bisanya dirinya membayangkan hal seperti itu mana mungkin dirinya akan menerima Cinta.Pak Ferdinand tetap kekeh untuk tidak menerima Cinta dan ibunya yaitu Berlian. Wanita itu bisa besar kepala jika dirinya berbuat baik kepada anaknya dan juga wanita itu. Pak Ferdinand tidak ingin dipermalukan oleh siapapun terutama oleh Berlian. Dirinya juga tidak mungkin bisa menerima wanita yang sangat menyebalkan membuat hubungan dirinya dan juga Jonathan renggang seperti ini. Kehadiran berlian menghancurkan mimpi-mimpinya yang sudah dirinya rangkai untuk masa depan Jonathan.Jonathan melihat
"Terimakasih, Pa," ujar Alva.Dirinya senang, karena ayahnya mau berdiskusi mengenai pernikahannya dan juga Cantika. Bahkan ayahnya itu memberikan pesan-pesan untuk dirinya. Alva juga berharap jika Pak Hardian benar-benar mau memberikan Restu, karena dirinya tidak ingin jika hubungannya dengan yang sang ayah yang selama ini terjalin harmonis harus renggang karena persoalan ini.Alva memilih untuk segera pamit dan keluar dari ruangan ayahnya itu. Saat di luar dirinya berpapasan dengan nenek Lastri. Dirinya memilih untuk mengobrol sebentar, karena nenek Lastri pun terlihat sangat merindukan cucunya yaitu Cinta."Selamat beristirahat Nek," ujar Alva.***Setelah semalam dirinya berbicara dengan sang ayah, Alva juga langsung mengirimi pesan kepada Cantika jika dirinya esok akan datang ke rumahnya untuk membicarakan perihal pernikahan mereka kepada tuan Rafa.Kedatangan Alva pun disambut oleh tuan Rafa dan juga cantik kak, Cantika membawakan minuman dan juga camilan."Semalam saya sudah be
Berlian kesal mendengar cerita dari Alva tentang Vera dan ibunya. Dirinya juga jika berada di posisi Alva pasti akan melakukan hal yang sama. Apalagi saudara sambungnya itu mengatakan jika mereka berdua juga membuat Cantika murung."Seharusnya sekali-kali kau buat mereka itu terdiam agar tidak seperti itu terus-menerus," ungkap Berlian.Alva mengangguk pasti, dirinya tidak akan membiarkan ditindas oleh kedua orang toxic itu."Seandainya aku yang ada di posisi Cantika pasti mereka semua akan aku bungkam, aku juga kesal kepadamu kenapa kamu diam saja seharusnya mengatakan jika kamu itu adalah seorang anak pemilik perusahaan besar dan kamu bukan seorang karyawan di restoran tapi itu restoran milikmu ah kamu menjengkelkan!"Berlian begitu geram saat mendengar jika Cantik juga dibuat sedih oleh saudaranya tersebut.Alva heran dengan reaksi berlian yang terlihat begitu kesal, padahal kan itu semua yang dirasakan oleh dirinya. Namun mengapa wanita itu bisa menjadi sekesal itu?"Ya sudah, aku
Berlian sebenarnya merasa keberatan jika Anggun menjadi model atau brand ambassador di perusahaan suaminya. Di hadapannya saja wanita itu berani terang-terangan menunjukkan jika dirinya ingin berada di dekat Jonathan apalagi di belakangnya."Walaupun keputusan ini tidak bisa dirubah aku akan tetap profesional, aku tidak mungkin berpaling darimu kepada yang lain apalagi Anggun," ungkap Jonathan.Hal yang sangat tidak dirinya suka dari Jonathan adalah lelaki itu tidak peka menganggap jika semua orang itu sama. Dirinya sudah mengetahui bagaimana karakteristik dari Anggun itu, wanita itu jelas-jelas ingin mencoba mendekati Jonathan."Aku percaya padamu Jo, tetapi aku tidak percaya kepada Anggun," ungkap Berlian.Terlihat jelas dari wajah Berlian yang begitu takut jika suaminya berpaling darinya. Sebab Ia merasa pelakor itu akan melakukan apapun untuk mendapatkan yang diinginkan."Sekarang aku sudah menjadi milikmu Lian, sampai kapanpun aku tetap menjadi milikmu aku menjadi suamimu dan men
"Jo?"Arnold memanggil sang adik karena sejak tadi Jonathan seperti tidak fokus dengan meeting dan seperti tengah banyak pikiran sampai-sampai sang asisten bertanya dua kali pun tidak ditanggapi olehnya.Jonathan terperanjat, lalu dirinya menanyakan kembali apa yang ditanyakan oleh asisten perusahaannya itu. Beberapa pihak marketing pun terlihat bingung dengan sikap Jonathan yang seperti tidak fokus pada meeting yang tengah mereka bahas dan biasanya lelaki itu banyak memberikan tanggapan dan saran-saran, tetapi kali ini lebih banyak diam."Bagaimana bapak setuju jika kita mengangkat Anggun menjadi model brand ambassador?" tanya Pak Fahmi."Jika memang sudah dipertimbangkan semuanya dan hanya anggunlah yang bisa menjadi modal band ambassador dan ini untuk kebaikan perusahaan kita saya setuju," ungkap Jonathan.Dalam pekerjaan dirinya harus profesional, tidak boleh melibatkan urusan pribadi di dalam pekerjaan apalagi jika hal itu sampai bisa merugikan perusahaan. Namun dirinya masih san
"Aku tidak mau jika setelah menikah denganmu, anakku menjadi tidak terurus lagi karena selama ini semuanya sudah dipersiapkan olehku," ungkap Bu Shafira.Melihat usia Cantika yang masih sangat muda membuatnya menjadi khawatir apakah wanita itu bisa mengurus suaminya dengan benar, dirinya yakin jika wanita di usianya cantiknya saat ini masih sangat senang di luar dengan teman-temannya daripada harus tinggal di rumah terus menerus.Inilah mengapa dirinya sangat marah kepada Alva saat mengetahui jika gadis yang dihamili masih berusia muda seperti itu. Tidak seumuran dengan anaknya.Cantika hanya mengangguk mencoba memahami apa yang di katakan oleh ibunya Alva. Dirinya memang belum pernah menjadi seorang istri, tetapi dirinya akan berusaha untuk bisa menjadi istri yang baik.Alva dan Berlian saling pandang, keduanya mulai paham jika sang ibu memperlihatkan jika dirinya tak menyukai Cantika. Berlian hanya mengangkat bahunya, jika dirinya tidak tahu harus melakukan apalagi dari tadi dirinya
6Hari ini adalah hari ulang tahun Al Bara, ya hari ulang tahunnya adalah hari di mana anak kandung Jonathan lahir. Tak mungkin Jonathan akan membedakan hari ulang tahun tersebut karena bagaimanapun juga anak lelaki itu adalah pengganti anak kandungnya. Pengganti kebahagiaan keluarganya, dan ia juga benar-benar menyayangi Al Bara seperti putranya sendiri.Apalagi juga dirinya benar-benar sangat menyayangi anak tersebut, kecerdasannya, serta kepiawaiannya membuat ia benar-benar merasakan kasih sayangnya. Entahlah mungkin itulah yang menjadi alasan mengapa dirinya saat itu lebih memilih albara untuk menjadi anaknya, padahal di panti asuhan sangat sekali bayi-bayi lain. Namun, ia tetap saja memilih Al Bara untuk menjadi putranyaMereka semua sibuk menata ruangan. Dengan semringah dan gembira. Terlihat Berlian juga, Cinta dan Al yang sedang ikut mendekorasi. Memang wanita itu sengaja ingin mendekorasi ruangan itu bersama-sama dengan keluarga, tanpa menggunakan jasa. Berlian hanya ingin me
Jonathan duduk sembari memangku Al Bara. Anak laki-laki itu tadi berceloteh dan didengarkan sang ayah. Lucu, mulut kecil itu selalu mengatakan akan menjadi seperti papa Jo ketika besar. Apa yang selama ini dirinya niatkan jika lahirnya albara itu untuk membuat bahagia dirinya dan juga keluarganya, tetapi di saat ia tersenyum tiba-tiba senyuman itu lenyap seketika. Dimana dirinya kembali lagi mengingat detik-detik saat putranya hilang. Saat itu kebahagiaannya sudah tidak sempurna lagi. Walaupun ia tertawa karena kamu tetapi kebahagiaan itu bisa lenyap tiba-tiba.Jonathan memejamkan matanya, mengapa rasanya benar-benar begitu sangat sakit. Rasanya jauh lebih sakit saat dirinya dan juga berlian berpisah waktu itu. Pernyataan benar-benar merasa jika ia gagal menjadi seorang ayah karena dirinya tidak bisa menemukan dimana keberadaan putranya itu. Namun, Jonathan pun sudah melakukan berbagai macam cara untuk bisa menemukan di mana putranya berada, tapi semuanya hanya berakhir dengan sia-sia
Kabar baik dari Alva di sambut semringah oleh Berlian juga Jonathan. Berlian, tanpa beban dan tidak tahu jika anaknya bukanlah anaknya bisa tersenyum tanpa memikirkan apa pun. Dirinya merasa bahagia karena sekarang saudaranya itu sudah memiliki anak, pasti lengkap sudah kebahagiaan di keluarga mereka itu.Namun, berbeda dengan Jonathan yang walau tersenyum tapi hatinya tetap getir. Setiap memandang bayi itu, ia teringat sang anak. Bahkan, nama yang sudah dia persiapkan pun tak diberikan pada bayi laki-laki itu. Dirinya benar-benar berharap jika ada suatu keajaiban yang membawa putranya bisa kembali lagi, ia tidak mau kehilangan darah dagingnya. Pasti dirinya akan menyesal seumur hidup dan ia akan hidup dalam penyesalan setiap harinya. Sekarang pun ia terus saja berusaha untuk bisa menemukan di mana keberadaan sang anak tanda siang malam dirinya terus saja memikirkan tentang putranya itu.Lagi, Jonathan kembali berbicara pada bayi mungil itu. "Andai kau tahu, aku sesungguhnya belum bi
Mereka semua berkumpul di ruang tamu, Arnold datang bersama Mischa dan Rara yang sudah hamil besar. Putrinya itu sangat merindukan anak Jonathan, sejak tadi siang terus saja merengek sampai-sampai membuat Rara tidak mampu untuk membujuknya lagi dan akhirnya mereka semua datang ke kediaman Jonathan.Arnold langsung saja duduk di sebelah adiknya, dan sang istri langsung saja menghampiri Berlian yang tengah menggendong bayinya itu."Lian, duh jadi deg degan nunggu lahiran," tukas Rara.Rara tidak bisa menyembunyikan rasa khawatirnya, ia juga walaupun ini bukan pengalaman pertamanya melahirkan. Namun, ia merasa begitu sangat takut, karena memang setiap lahiran itu berbeda-beda kontraksinya. Dahulu saja ia benar-benar merasa begitu sangat sakit bahkan Arnold pun menolaknya beberapa kali untuk kembali lagi memiliki momongan."Iya Mbak, kamu sehat-sehat ya." Berlian terus saja memberikan motivasi serta nasehat-nasehat kepada Rara untuk tetap menjaga kesehatannya. Berlian juga merasa jika pen
"Bagaimana, dia pintar kah hari ini?" tanya Jonathan saat pulang dari kantor. Pria itu berusaha bersikap tenang seolah-olah bayi laki-laki itu adalah bayinya. Demi kebahagiaan Berlian, dia tak mau istrinya stres dengan keadaan yang sebenarnya.Walaupun dirinya benar-benar begitu sangat tertekan, ia sangat merindukan anaknya dan juga dirinya belum mengetahui bagaimana nasib dari putranya itu. Apakah putranya semua kebutuhannya terpenuhi, apakah putranya sudah minum susu, apakah putranya bisa tidur dengan nyenyak? "Dia pintar, laki-laki hebat seperti kamu."Berlian benar-benar menjadi Ibu yang terbaik untuk kedua anaknya itu. Ia juga sangat menyayangi putranya tersebut, apalagi anaknya benar-benar tidak menyusahkan, tidak seperti bayi lainnya pada umumnya Rio benar-benar begitu sangat penurut dan jarang sekali menangis. Bahkan malam pun anaknya itu pun menangis hanya meminta susu saja. Berlian benar-benar merasa begitu sangat bahagia karena mendapatkan anak-anak yang sangat pintar sep
Masalah rumah sakit di urus oleh Arnold. Sementara, Jonathan fokus dengan bayi yang sudah berada di tangannya dan hari ini akan pulang bersamanya dan Berlian. Entah, dia jatuh hati dengan bayi tampan yang dia adopsi dari sebuah panti asuhan. Sedikit ada kemiripan, bayi laki-laki itu berkulit putih bersih, bibir tipis juga rambut tebal.Atas bantuan kakaknya, dia bisa menemukan bayi itu dirinya tidak mau membuat keadaan sang istri terpuruk dengan apa yang terjadi kepada bayi mereka biarkan dirinyalah yang bertanggung jawab mencari bayi itu dan ia juga tidak akan pernah melepaskan pihak rumah sakit bagaimana bisa mereka semua berkamuflase menyalahkan rencana alam tentang keteledorannya itu benar-benar tidak bisa memaafkan bagaimanapun juga iya seorang ayah dirinya benar-benar kehilangan bayinya."Satrio Perkasa." Jonathan telah memberi nama bayi yang ia adopsi dari sebuah panti asuhan tentu saja hanya dirinya dan juga sang kakak yang mengetahui hal tersebut ia tidak mau jika banyak ora
"Kami akan bertanggung jawab." Pihak rumah sakit benar-benar tidak menyangka, justru Arnold terlihat lebih berambisius dan berapi-api bahkan sejak tadi lelaki itu terus saja mengomel. Ia menyindir pihak ke rumah sakit yang benar-benar begitu sangat teledor bagaimana bisa keponakannya yang baru saja dilahirkan hilang, padahal rumah sakit ini adalah rumah sakit ternama. Rumah sakit besar, tidak mungkin Jonathan memilih rumah sakit asal-asalan untuk perawatan putra dan juga istrinya. Namun, ternyata rumah sakit yang ternama saja bisa begitu teledor. Sekarang dirinya tidak mengetahui bagaimana kondisi dari keponakannya itu, Arnold benar-benar merasa begitu kasihan dengan adiknya tersebut karena terlihat begitu sangat jelas jika Jonathan begitu emosional dan juga sedih."Tanggung jawab? Kalian pikir, keponakan saya hilang itu bisa di ganti?" Arnold marah. Sejak tadi pihak rumah sakit terus saja mengatakan tentang tanggung jawab tanggung jawab, sedangkan mereka saja tidak bisa bertanggung
"Ada apa kamu memanggilku ke sini, Jo?" tanya Arnold. Arnold memang tadi melihat pemberitaan tentang gempa yang baru saja terjadi di kota mereka itu. Ia juga begitu sangat khawatir apalagi saat mengetahui jika adik iparnya baru saja melahirkan dan berada di rumah sakit, iya saja yang berada di rumah merasa begitu sangat panik saat merasakan gempa bumi itu yang berada di rumah sakit.Akan tetapi, saat dirinya menelpon sang adik untuk menanyakan perihal bagaimana keadaannya serta keluarganya di rumah sakit, tetapi adiknya itu justru memintanya untuk segera datang ke rumah sakit dan terdengar suara dari Jonathan sangatlah panik membuat Arnold langsung saja bergegas ke rumah sakit. Dirinya benar-benar merasa begitu sangat khawatir, takut jika terjadi sesuatu."Bayiku hilang." Wajah Arnold berubah memerah, bukan hanya Jo yang emosi. Sebagai kakak dia pun begitu kesal. Lelaki itu langsung saja menuntut adiknya bercerita bagaimana bisa rumah sakit ini adalah rumah sakit besar dan juga tern
Terjadi kegaduhan di ruang bayi, salah satu bayi hilang karena kejadian gempa bumi. Entah suster mana yang membawanya, mereka semua panik lalu menghubungi pihak rumah sakit.Karena jumlah bayi yang diselamatkan serta jumlah bayi yang ada sebelum kejadian itu pun berbeda. "Bagaimana bisa hilang?" tanya salah satu pemimpin rumah sakit. Keadaan benar-benar begitu sangat gaduh, karena salah seorang bayi tiba-tiba menghilang entah suster mana yang membawanya, karena mereka semua tidak ada yang mau mengaku dan mereka memang memegang bayi satu per orang satu."Kami semua panik, membawa bayi satu orang satu. Bayi yang di inkubator itu entah siapa yang membawa, kami semua membawa sekaligus papan namanya. Tapi, bayi yang satu itu ...."Semua suster sangat ketakutan, karena kejadian gempa bumi tadi benar-benar membuat semua orang panik bahkan mereka semua tidak memperhatikan masing-masing bayi yang ada di inkubator. Mereka menyelamatkan bayi yang belum diselamatkan oleh temannya, membawa bayi