Beranda / Pernikahan / Bukannya Udah Mantan? / Bab 113. kekecewaan Arana.

Share

Bab 113. kekecewaan Arana.

Penulis: iva dinata
last update Terakhir Diperbarui: 2022-05-30 18:41:44
"Kalau saja kamu tidak pulang kesini Saga tidak akan mengusik kehidupan Kiara. Setidaknya kamu harua bertanggung jawab" kata Ayah menyalahkan kepulangan ku ke rumah Bapak.

Aku tercengang mendengar ucapan Ayah. Dalam hati aku menertawakan diriku sendiri yang sempat berpikir bahwa Ayah juga menyayangiku saat melihatnya mengamuk pada Masa Saga setahun yang lalu ketika pertama kali aku kembali dari kota K.

"Aku yang memaksa pulang dari rumah Saga. Jangan menyalahkan Arana." Bapak menatap Ayah penuh amarah.

Sedangkan Ibu sudah mengusap air matanya menetes di pipi nya "Nasib mu nduk. kok melase" (Kenapa nasib kamu kok menyedihkan Nak?)

"Baiklah." kataku sambil memandang Ayah datar, "Aku menikah dengan Mas Saga karena siapa? Aku tidak bisa melanjutkan pendidikan ku karena siapa? Saat itu aku bahkan tidak membutuhkan uang Ayah untuk kuliah. Aku bisa saja pergi dan membiarkan Ayah bangkrut, apa aku setega itu? Aku mengorbankan masa depan dan cita-citaku untu anak kesayangan Ayah"

Ayah terd
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bukannya Udah Mantan?    bab 114 Usaha Saga.

    Seperti sebelumnya, setiap pagi sebelum berangkat kerja Saga selalu menyempatkan datang ke rumah Jatmiko untuk bertemu Arana. Dan Sama seperti yang sudah sudah Saga mendapatkan penolakan dan kemarahan Lastri. Namun Saga penolakan dan kemarahan Lastri tidak serta merta menyurutkan niatnya untuk kembali mendapatkan maaf dari Bapak dan Ibu mertua nya itu. Semua perkataan pedas Lastri di jadikan Saga pelajaran agar ia tidak lagi melakukan hal-hal yang sudah membuat sang mertua membencinya. Saga tidak hanya datang meminta maaf, ia juga membawa sembako dan barang-barang kebutuhan sehari-hari. Tidak lupa dia juga membawa semua kebutuhan ibu hamil untuk sang istri, seperti susu, vitamin, dan pakaian untuk ibu hamil. Awalnya Lastri dan Jatmiko menolak akan tetapi bukan Saga namanya jika tidak keras kepala, semakin di tolak Saga semakin sering mengirim barang-barang ke rumah Jatmiko. Akhirnya karena lelah Lastri dan Jatmiko sudah membiarkan saja. Seperti pagi ini, Saga datang dengan membawa

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-30
  • Bukannya Udah Mantan?    bab 115 Meluluhkan hati Ibu mertua.

    Pukul 8 pagi Arana diantar Lastri ke rumah sakit untuk periksa kandungan sesuai jadwal yang sudah di berikan dokter. Arana memakai dress yang panjangnya di bawah lutut, dengan sweater rajut berwarna navy yang kontras dengan warna kulitnya yang putih. Rambut panjangnya di kuncir kuda menambah nilai plus untuk kecantikan Arana. Arana memang tidak secantik Kiara tapi wajah Arana lebih manis dan imut. Jika di bandingkan dengan wajah anggun Kiara wajah manis Arana lebih enak di pandang dan tidak membosankan.Ibu menggandeng tangan Arana keluar rumah saat taksi online pesanan mereka sudah datang. Sang sopir segera menjalankan mobilnya setelah Arana memberitahukan tujuannya. Didepan rumah sakit sudah ada Saga yang menunggu. Ia berdiri didepan loby rumah sakit. Semalam Saga lah yang mengingatkan Arana soal jadwal periksa kandungannya, Saga menyetel notifikasi jadwal tanggal periksa kandungan ke dokter pada ponselnya. Sepertinya janjinya pada Arana bahwa dia akan menemani Arana setiap kali p

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-31
  • Bukannya Udah Mantan?    bab 116 kasih sayang seorang ibu

    Arana sedang melipat mukenanya setelah sholat dhuhur saat dering ponselnya masuk ke dalam pendengarannya. 📞*Assalamu'alaikum Ma" sapa Arana pada orang di seberang sana. "W*'alaikum salam sayang. Bagaimana keadaan kamu dan calon cucu Mama, sehat?""Sehat Ma. Mama sama Papa apa kabar?" Arana berjalan menuju kursi belajar nya yang ada di dekat jendela kamar. "Alhamdulillah kami semua disini sehat." jawab Miranda "Kamu masih di rumah Bapak kamu?" "Iya Ma" Jawab Arana sambil mengangguk seolah orang yang diajaknya bicara dapat melihatnya. "Saga mengatakan jika Bapak dan Ibu kamu sudah mulai luluh kenapa kamu masih tinggal di sana.?" "Ibu gak tega aku sendirian di rumah kalau Mas Saga kerja Ma." jawab Arana lalu menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Sejak pulang dari periksa kandungan Lastri membujuk suaminya untuk memaafkan Saga. Lastri mengira jika tensi darah Arana rendah karena stress dipisahkan dengan suaminya. Lastri takut jika sampai kejadian yang dulu sampai terulang

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-31
  • Bukannya Udah Mantan?    bab 117 Menjadi suami yang baik.

    Arana sedang menyirami bunga di depan rumah ditemani sang suami yang duduk di kursi teras sambil memeriksa email yang masuk di ponsel pintarnya. Saga memutuskan bekerja dari rumah agar bisa menjaga Arana, menjadi suami siaga untuk istri yang paling di cintai nya. Arana sempat memprotes keputusan Saga beberapa hari yang lalu. Arana beralasan di rumah ada Bapak dan Ibunya jadi Saga tidak perlu khawatir berlebihan. Namun bukan Saga jika tidak keras kepala."Siapa yang jagain kamu kalau Ibu dan Bapak di kebun? Sudah. Aku sudah putuskan, aku sendiri akan mengawasi dan menjaga kamu dua puluh empat jam penuh." putus Saga tak ingin di bantah. "Terserah Mas," pasrah Arana pada akhirnya.Ia lelah berdebat dengan Saga karena sudah di pastikan Arana yang kalah. Saga hanya akan pergi kekantor jika ada meeting penting yang tidak bisa diwakilkan. Selain itu Saga meminta Ferdy mengantarkan berkas-berkasnya ke rumah jika membutuhkan tanda tangannya. "Mas, jadi ke rumah Mamah?" tanya Arana menoleh

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-01
  • Bukannya Udah Mantan?    bab 118 perasaan Rendra.

    "Dokter Meysa" panggil Miranda lirih lalu memberi isyarat kehadiran Saga dan Arana. "Iya" jawab dokter Meysa sambil tersenyum ramah pada Saga dan Arana. "Ada yang ingin bertemu dengan kamu." Beritahu nya pada Rendra, "Kamu pasti senang bertemu dengan mereka." Meysa lalu bangkit dan mempersilahkan. Saga dan Arana untuk duduk di kursi berhadapan dengan Rendra. "Jangan menyentuh anggota tubuh pasien" pesan Dokter Meysa memperingatkan. "Iya Dok" jawab Saga setelah membantu Arana duduk. . "Rendra lihatlah siap yang datang?" Instruksi Dokter Meysa. Rendra mengangkat kepalanya yang sejak tadi menunduk. Menatap Saga dan Arana bergantian. "Keysa Arana" gumamnya memandang sendu pada Arana. "Hai Rey," sapa Arana dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Rendra tersenyum lebar, "Akhirnya kamu mengenaliku" Mendengar panggilan lama Arana padanya membuat hati Rendra menghangat. "Aku mencintaimu dengan seluruh jiwaku, hingga tanpa sadar aku kehilangan diriku sendiri saat kau pergi" tutur Rendra

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-01
  • Bukannya Udah Mantan?    bab 119 Perasaan Rendra.

    Rendra tersenyum, "Tentu saja. Kamu pasti mencintainya...." Rendra terdiam memandang Saga intens. Dokter Meysa memberi isyarat agar perawat mendekati Rendra berjaga jika Rendra marah dan lepas kendali. Sedang dirinya sudah bersiap dengan suntikan yang sudah selalu siap di dalam saku jasnya.Saga sendiri sudah merentangkan tangannya didepan tubuh Arana dengan pandanganya siaga tertuju pada Rendra didepannya yang di pisahkan oleh meja persegi yang cukup besar. "Kamu pasti bisa menjaganya lebih baik dari pada aku." Saga tercengang, menatap tepat pada mata hitam milik Rendra. Untuk beberapa detik sampai dia merasa yakin dengan ucapan adiknya itu. "Jagalah dia! Jangan sampai dia terluka lagi." pungkas Rendra bersamaan dengan butiran bening mengalir dari sudut matanya. "Pasti." Saga mengangguk. "Aku pasti akan menjaganya, kamu tidak perlu khawatir."Rendra tersenyum lalu kembali menundukkan kepalanya, memegang pensil menggambar sebuah awan di atas kertas putih yang ada di atas meja. "

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-02
  • Bukannya Udah Mantan?    bab 120. Acara empat bulanan 1.

    Arana bersama Lastri sedang di ruang tengah rumahnya. Sibuk dengan persiapan acara empat bulanan kehamilannya besok. "Na, kue yang buat besok sudah di pesan?" tanya Lastri tanpa mengalahkan perhatiannya pada tumpukan undangan di pangkuannya. "Sudah Bu." jawab Arana sambil memeriksa ponselnya. "Ingetin lagi Catering nya, jangan sampai lupa besok jam 7 pagi harus sudah diantar makanannya" "Iya, Bu. Ini lo aku kirim pesan sama pihak catering nya." "Oh iya, kamu sudah telfon Bunda kamu belum?" Lastri menoleh pada Arana yang duduk di sebelahnya. "Ibu aja yang telfon." sahut Arana tanpa mengalihkan fokusnya pada benda pipih di tangannya. Lastri menghela nafas pelan. "Kamu harus bisa memaafkan nya. Kamu sudah mau jadi seorang Ibu. Kamu pasti mencintai anak kamu kan? Sama seperti Bunda kamu, dia sangat menyayangimu" Lastri memiringkan tubuhnya lalu mengelus rambut panjang perempuan yang sudah dirawat dan dibesarkannya seperti anaknya sendiri. "Tidak baik menyimpan kebencian terlalu l

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-02
  • Bukannya Udah Mantan?    bab 121 Acara empat bulanan kehamilan Arana 2.

    Acara di tutup dengan do'a dari sang ustad dan diamini oleh semua orang yang hadir. Setelahnya di bagikan suvernir berupa mukena untuk undangan wanita dan sarung untuk undang pria tidak lupa di di berikan pula mukena di salam wadah besek yang di bentuk sedemikian rupa sehingga menyerupai tas. Setelah semua sana agak sepi, Ryan dan Mamnya mendekati Arans dan Saga."Arana," sapa Ryan. "Ryan. Mama Laras, apa kabar?" Arana mengulurkan tangannya menyalami Ryan lalu sedikit membungkuk untuk memeluk Laras yang duduk di kursi roda. "Alhamdulillah Mama sehat." jawab Laras, "Selamat ya untuk kehamilan kamu. Semoga ibu dan bayinya sehat, lancar nanti dalam persalinannya" Laras mendo'akan. "Amiin. Makasih Ma" ucap Arana dengan senyum mengembang di wajahnya. "Terima kasih sudah datang" Saga mengulurkan tangannya ke Ryan. "Sama-sama. Selamat untuk kehamilan Arana. Semoga lancar saat persalinan nanti" Ryan menyambut jabat tangan tangan Saga serta mendo'akan kebaikan untuk sahabatnya. Saga ber

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-03

Bab terbaru

  • Bukannya Udah Mantan?    Bab 152 Tamat.

    Tiga tahun setelah nya. "Aksara tidak boleh lari-larian di dalam rumah." seru Arana memberi peringatan pada Putri semata wayangnya yang berlarian mengejar Endharu anak dari Raka. "Hati-hati nanti jatuh sayang...!" Miranda menyahut dari dapur sambil membawa puding coklat yang dia buat tadi pagi untuk cucu kesayangannya. "Mas anak kamu itu lo, nanti jatuh." gerutu Arana pada Saga yang hanya diam saja melihat putrinya berlarian. "Kalau aku yang menegurnya, dia akan langsung menangis, lebih baik kamu saja yang menegurnya." ujar Saga pelan dengan pandangan tak lepas dari Aksara. Arana menghela nafas panjang, putrinya itu memang sagat pintar. Setiap kali Saga menegurnya dia akan langsung menangis dan membuat Saga tidak tega. Namun jika Arana yang menegurnya tidak akan di hiraukan olehnya karena bagi Aksara mendengar omelan Arana adalah hal yang biasa. Berbeda dengan Saga yang jarang mengomel tapi ekspresi wajahnya akan sangat menakutkan jika sedang marah. Dengan malas Arana beranjak

  • Bukannya Udah Mantan?    Bab 151 Ulang tahun pertama Aksara Kahiyang Ayu Bagaskara.

    Arana dan Aksara sudah cantik dengan gaun ala princess berwarna pink soft yang di desain sendiri sama Arana. Sedangkan Saga sangat tampan dengan memakai kemeja yang berwarna senada dengan gaun yang di pakai istri dan anaknya. Saga melipat lengan kemejanya keatas sampai ke sikunya, memperlihatkan lengan kekarnya. Saga menggendong Aksara dengan Arana disampingnya berdiri didepan kue ulang tahun menerima ucapan selamat dan kado dari para tamu undangannya. Nampak Jordan diantar para tamu bersama anak dan istrinya yang sudah di boyongnya pulang kembali dari kota B. "Selamat ulang tahun Aksara" ucap Mutiara istri Jordan sambil tersenyum pada juniornya di kampus dulu. "Mbak Mutia," pekik Arana dengan wajah sumringah, "Ya Alloh Mbak. Apa kabar?" Arana menanyakan kabar seniornya dulu setelah dia mengurai pelukan nya. "Puji Tuhan, saya baik Arana." jawab Mutiara, "Meskipun telat selamat ya untuk kelahiran putri kamu dan Saga." ucap Mutiara memberi selamat pada Arana, "Iya Mbak terima kasih

  • Bukannya Udah Mantan?    Bab 150. Persiapan ulang tahun pertama Aksara.

    Hari ini semua orang sedang sibuk menyiapkan ulang tahun Aksara, putri pertama Sagara Bagaskara sekaligus cucu pertama dari keluarga Bagaskara. Bima dan Miranda sudah pulang kembali dari Madrid sejak dua hari yang lalu, namun tidak dengan Rendra, mereka tetap meminta Rendra untuk tinggal disana sampai kuliah Kedokteran nya selesai. Arana sedang duduk di sofa ruang tengah sedang sibuk dengan kertas-kertas bon mengecek apa ada yang kurang untuk acara ulang tahun Aksara yang akan di adakan besok pagi. Tidak jauh dari Arana duduk, nampak Miranda sedang menggendong Aksara sambil sesekali menimang cucu pertamanya tersebut. "Ma Aksara sudah bisa jalan. Gak perlu di gendong terus nanti Mama capek" Arana mengingatkan mertua nya agar tidak memanjakan putrinya dan membuatnya didrinya kelelahan."Gak papa ya Aksara, Oma gak capek kok. Aksara masih ingin di gendong oma Mama" jawab Miranda sambil mencium pipi chubby Aksara. "Oh ya Na. Caterina buat besok sudah siap semua kan?" tanya Miranda masi

  • Bukannya Udah Mantan?    149 Kecemburuan Saga.

    "Suami, atau Mantan suami?" tanya Gibran dengan nada sinis, "Atau mungkin calon mantan suami. Aku dengar perceraian kalian sudah diproses sejak dua tahun yang lalu." "Maaf, Seperti nya Kak Gibran salah faham" sahut Arana berusaha menengahi sambil menggenggam tangan Saga yang sudah mengepal kuat. "Kamu tidak perlu berbohong lagi Ara. Aku sudah tahu semuanya, kamu di paksa menikah dengan dia kan?" kata Gibran pelan dan menatap Arana sendu. "Gibran," tegur Gio Saga yang sejak tadi mengamati kejadian di depannya "Jangan bicara sembarangan! Pak Saga tolong maafkan kelancangan Adik saya." Gio berdiri dan menarik adiknya agar menjauh dari Arana. Saga berdiri dan menarik Arana agar menempel padanya. "Ajari Adikmu sopan santun." ujar Saga sinis. "Iya maafkan saya yang kurang bisa mendidik Adik saya." jawab Gio sambil menunduk sopan. "Ck.. " Gibran berdecak kesal. "Jadi yang tadi kalian hanya bersandiwara menjadi suami istri yang romantis." cibir istri Gio. Mendengar kalimat kakak ipar

  • Bukannya Udah Mantan?    148 Bertemu Mantan kekasih.

    Saga dan Arana sampai di sebuah hotel berbintang tempat rekan bisnis Saga menggelar resepsi pernikahannya. "Wah,, Resepsi nya mewah sekali ya Mas," Arana memandang penuh kekaguman ketika mereka memasuki ballroom yang sudah di hias sedemikian rupa sehinga terlihat mewah dan berkelas. "Kamu suka?" tanya Saga menoleh pada sang istri yang di tangannya melingkar manis di lengan Saga. Arana menggeleng, "Tidak," jawabnya sambil matanya memandang pada pelaminan pengantin yang begitu megah. Saga tersenyum tipis mendengar jawaban istrinya itu. Bahkan Arana tidak membutuhkan waktu lama untuk menjawab. Saga sudah sangat memahami Arana, dia wanita yang sederhana dan sangat pengertian. Tidak ada satu pun barang mewah yang pernah Arana beli. Baju, tas, sepatu, sandal yang Arana pakai adalah brand dalam negri yang harganya hanya ratusan ribu. Jika ada barang mewah yang Arana miliki itu adalah Saga yang membelinya. "Istriku memang berbeda," bisik Saga lalu mengecup rahang Arana sekilas. Arana

  • Bukannya Udah Mantan?    147 Saga tidak tahu waktu jika menginginkannya.

    Hari ini Saga akan mengajak Arana ke acara resepsi pernikahan rekan bisnisnya. Untuk pertama kalinya Arana meninggalkan putrinya di rumah bersama Lastri. Sejak pulang dari menjenguk Kiara Lastri tidak pulang ke rumahnya. Dia sengaja menginap untuk menemani Arana karena Ratih sedang sibuk menjaga Kiara dan Dara. Arana memperhatikan penampilan yang memakai dress putih dengan panjang sedikit di bawah lutut melalui cermin yang ada di kamarnya. Wajahnya tersenyum puas melihat tampilannya sendiri. "Kamu canti sekali, sayang," puji Saga yang baru keluar dari ruang ganti. Saga berjalan mendekati Arana yang berdiri didepan cermin. Memeluknya melingkarkan tangan kekarnya di perut ramping Arana. Saga sedikit membungkukkan tubuhnya karena tinggi bedan mereka yang berbeda. CUP... Saga mencium rahang Arana. "Cantik, Kamu makin cantik jika wajahmu memerah karena malu" bisik Saga sembari memandangi wajah Arana dari pantulan cermin. Arana tersipu malu, "Mas, sekarang makin pinter gombal ya?" sah

  • Bukannya Udah Mantan?    Bab 146 suami istri yang bucin.

    Saga sedang menuruni tangga dengan Aksara di pelukannya. Dia membawa bayi kecil itu duduk di sofa ruang tengah sembari menunggu Arana menyiapkan makan malam bersama Bi Sarti. Arana hanya akan mengerjakannya pekerjaan rumah jika Saga ada di rumah untuk menjaga Aksara. Saga sendiri sudah mewanti-wanti Arana agar tidak meninggalkan putri mereka sendirian. Mengingat perkembangan Aksara yang semakin hari semakin lincah dan menggemaskan. Saga mengajak Aksara berbicara dan bercanda. Meski hanya celotehan yang tidak jelas namun bagi Saga itu obat mujarab untuk rasa penat dan lelahnya setelah seharian berkutat dengan pekerjaannya kantor. "Mas, ayo makan!" seru Arana dari meja makan. "Iya, Mama" jawab Saga melangkah mendekati meja makan. "Bi, tolong ambilkan baby bouncer nya Aksara" pinta Arana pada Bi Sarti setelah wanita paruh baya itu meletakkan sepiring ayam goreng lengkuas buatannya tadi. "Sebentar ya sayang, Bibi sedang mengambilkan mu baby bouncer" Arana mengambil Aksara dari pangk

  • Bukannya Udah Mantan?    Bab 145 Suami dan istri yang saling memahami.

    Arana meminta izin pada Kiara dan Lastri untuk keluar lebih dulu melihat putrinya Aksara. Saat sampai di luar kamar Arana langsung menuju teras samping rumah Aditama. Arana mendudukkan dirinya di kursi panjang dekat kolam renang. Dia menangis tersedu-sedu melepaskan air mata yang sudah di tahannya semenjak tadi setelah melihat kondisi Kiara. Arana merasa sangat sedih melihat keadaan saudara perempuannya yang sangat mengenaskan karena ulah suaminya. Duta laki-laki yang sangat di cintai Kiara semenjak masih kuliah dulu. "Sayang, kamu kenapa?" Saga menyusul Arana sambil menggendong Aksara yang sudah terbangun. "Mas," sahut Arana mengusap kasar air matanya. "Sini biar Aksara sama aku, mungkin dia haus" Arana mengulurkan tangannya mengambil Aksara dari gendongan Saga. "Haus Nak?" tanya Arana saat melihat Aksara menarik-narik baju di bagian dad* Arana. "Sepertinya dia memang haus dan lapar. Dia sudah bangun sejak tadi" sahut Saga sambil membersihkan bekas air mata di pipi mulus Arana.

  • Bukannya Udah Mantan?    144 Menjenguk Kiara.

    Setelah Saga sampai di rumah mereka segera berangkat Ke rumah Aditama bersama dengan Jatmiko dan Lastri. Mereka sengaja menunggu Saga agar bisa berangkat bersama-sama untuk menjenguk Kiara. Selama perjalanan Aksara tampak begitu senang dan ceria. Ini pertama kalinya Aksara di ajak keluar rumah. Aksara duduk di pangkuan Lastri di kursi belakang. Aksara mengoceh sambil mata kecilnya melihat kearah jendela. Jatmiko dan Lastri sibuk meladeni celotehan bayi kecil yang menggemaskan tersebut. Sedang Arana memandang lurus ke depan sedang melamun."Sayang. Kenapa diam saja?" Saga menyentuh tangan Arana sambil pandangannya tetap fokus pada jalanan di depannya. Arana menoleh, "Gak papa cuma lagi mikirin Mbak Kiara saja." jawab Arana jujur mengutarakan kegelisahan nya. "Dia pasti sangat menderita Mas" tuturnya sedih. "Kamu terlalu baik sayang. Padahal dia sudah berulang kali menyakiti kamu, tapi kamu tetap saja memikirkan dia." sahut Saga sambil menggenggam tangan Arana dengan tangan kirinya.

DMCA.com Protection Status