Pukul delapan lebih dua puluh menit, tiga pasang peserta termasuk Senja dan Amanda sampai di depan villa yang Marsha dan Michel tempati. Amanda langsung mendudukan diri di undagan guna menetralkan deru napas yang tak beraturan. Matanya sesekali mengedar, mencari Marsha yang tak tertangkap dalam pandangan.Senja berjalan mendekat dengan tangan membawa botol minum yang mereka bawa dari villa. "Minum dulu," ujar sembari menyodorkan minuman itu.Amanda langsung menerima botol yang senja sodorkan dengan sebuah senyum tipis. "Terima kasih," balas Amanda tulus.Senja senja hanya mengangguk guna menanggapi balasan yang baru saja Amanda udara kan. Pria itu ikut duduk di samping Amanda sembari meneguk air minum lain yang dia siapkan untuk dirinya sendiri.Amanda meneguknya hingga tersisa setengah botol, hembusan nafas yang sebelumnya tak beraturan, kini mulai teratur."Jam berapa kita akan memulai permainannya?" tanya wanita itu. Kedua alis wanita itu terangkat guna melengkapi ekspresi berta
Setelah mendapat instruksi untuk mendudukan diri pada kursi yang telah disediakan, Amanda dan Senja kompak duduk bersama sembari memangku sebuah papan tulis putih dan juga spidol. Kini, posisi keduanya duduk berdampingan dengan tubuh menghadap ke arah kamera. Amanda berusaha untuk biasa-biasa saja, tetapi ternyata ia tidak bisa. Rasanya sulit sekali untuk menghentikan degupan pada jantungnya yang menggila. Walau ini bukan kali pertama ia diliput bersama Senja, rasa takut itu masih belum sirna. Amanda takut jika rupanya, mereka tidak kompak. Amanda takut jika poin yang mereka dapatkan tidak lebih banyak dari poin yang Marsha dan Bianca dapatkan. Walau ia terbilang cukup dekat dengan Senja, Amanda mengaku jika dirinya tidak bisa memahami pria itu dengan sedemikian baik. Senja selalu rumit untuk dibaca, Amanda selalu angkat tangan alias menyerah jika harus memahami isi kepala sang pria. Senja bukan tandingannya.“Merasa gugup hm?” Senja bertanya dengan nada menggoda. Sontak Amanda meng
Permainan yang sebelumnya Amanda kira akan menjadi hal yang paling membosankan, rupanya berakhir dengan ending yang menyenangkan. Secara tidak terduga, ia dan Senja menjadi pasangan terkompak di permainan kali ini dengan seratus dua puluh poin terkumpul.Lagi-lagi pasti mereka akan menjadi trending topik di berbagai media, Senja dengan jelas menyebutkan Manda adalah orang yang dia sayangi. Amanda, juru kamera, dan pasangan peserta lain sampai kaget dibuatnya.Poin dan keviralan ini berkat Senja, untungnya pertanyaan yang ditanyakan oleh Marsha berorientasi pada diri Amanda sendiri. Dan secara tidak terduga, Senja bisa menjawabnya dengan baik. Ralat, sangat baik. Amanda tidak mengerti mengapa Senja begitu memahaminya padahal ia tidak. Sekarang, bahkan ia merasa jika Senja bisa memahami dirinya lebih baik dibanding Amanda sendiri."Minum," titah Senja. Pria itu menyodorkan minuman dingin yang telah dibuka segelnya.Amanda yang sedang duduk di depan villa yang ditempati Marsha langsung m
Manda dan Senja sampai di villa yang mereka tempati pukul setengah empat sore. Sepanjang perjalanan, mereka membicarakan dugaan-dugaan tak mendasar yang tertangkap dalam pikiran.Mengenai kecurigaan Manda terhadap Marsha, ini bukan bualan semata. Ada hal yang membuat Amanda yakin jika Marsha ada sangkut pautnya dengan masalah ini."Sudah, tidak perlu dipikirkan lebih lanjut. Pergilah mandi, aku akan menyiapkan makan malam," titah Senja. Kini keduanya telah berada di dalam villa, tetapi Amanda sama sekali belum mengudarakan suara setelah melepas alas kakinya.Untuk kesekian kali, wanita itu membuang napas berat, Manda memilih mengangguk mengiyakan titah yang sebelumnya Senja udarakan. Wanita itu berjalan gontai menuju kamar yang mereka tempati untuk membersihkan diri. Mungkin, mencuci muka tidak cukup untuk menyegarkan otak dan tubuhnya. Ia harus berendam sebentar."Aku akan membantumu memasak setelah selesai mandi, Senja," lirih Amanda dengan sisa tenaga yang ada. Entah karena terlalu
Senja dan Amanda berjalan menyisiri pantai dengan kaki telanjang mereka. Senja hanya mengikuti apa yang dilakukan oleh Amanda. Wanita itu benar-benar senang berada di luar villa. Sepertinya memang suasana di dalam villa kini mulai terasa membosankan karena sama sekali tidak ada gadget yang bisa mereka mainkan.Terlebih lagi, dua kamera CCTV yang membuat setiap pergerakan mereka terasa akan terasa seperti besok akan ada kejadian besar di televisi. Maka dari itu, baik Amanda maupun Senja sama-sama tidak mau terlalu terbuai dengan keberadaan mereka.Meski disebut sebagai couple goals dari program ini, nyatanya mereka memang sangat akur meski di luar jangkauan kamera. Entah bagaimana pasangan lainnya, tapi Senja yakin chemistry yang mereka dapatkan memang cukup bisa menjadi pusat perhatian. Lagi pula, Amanda tampaknya tidak terlalu memikirkan jika adanya kamera yang mengawasinya setiap waktu. Namun terkadang seperti saat ini, ada kalanya Amanda dan Senja mencari sisi yang tidak terekspos
Benar yang dikatakan oleh Amanda semalam. Ternyata lomba makan kali ini buka seperti yang Senja bayangkan. Ia pikir mereka akan bertanding makan dengan porsi terbanyak, tapi melihat bangku dan meja yang disediakan, Senja bisa menebak jika ini adalah lomba makan berpasangan.Ia juga sempat melihat ada banner yang menuliskan judul lomba sebagai “Raja dan Ratu Makan”. Senja langsung lemas karena ia sudah meremehkan acara hari ini. Harusnya ia berlatih kalau sudah tahu sebelumnya. Ia dan Amanda belum memiliki chemistry yang lebih dekat lagi sehingga bisa menebak apa yang dipikirkan oleh sang partner.Di kesempatan kali ini acara dilakukan di villa Amanda dan Senja. Dua orang kru dari TV sudah datang sejak pagi-pagi buta, bahkan pemilik rumah saja masih belum bangun. Senja terbangun karena mendengar ada barang terjatuh tepat di depan kamarnya. Ia pikir itu adalah maling atau mungkin lebih parah dari itu, tapi ternyata kru yang tidak sengaja menjatuhkan papan untuk persiapan lomba.“Ada apa
Amanda tampak tersedak dan batuk-batuk setelah menerima suapan dari Senja. Buru-buru Senja mengambil air dan menyuruh Amanda minum sambil menepuk-nepuk punggung wanita itu. Ketika sudah membenarkan posisi duduknya, Senja sempat bertanya apakah Amanda sudah siap untuk melanjutkan permainan itu. Namun perubahan ekspresi di wajah wanita itu membuat Senja jadi agak panik. Wajah Amanda mendadak merah seperti orang yang habis tercekik. Senja pikir Amanda kesulitan bernapas karena efek tersedak tadi, tapi begitu melihat Amanda menggaruk-garuk tubuhnya yang perlahan ikut memerah membuat Senja merasa kalau ada yang tidak beres yang terjadi pada wanita itu."Kamu kenapa?" tanya Senja panik. Wajahnya tampak begitu serius dan dipenuhi dengan kerutan kecemasan.Amanda menggeleng. Dia tak tahu bagaimana harus menyampaikannya karena khawatir partnernya ini merasa cemas dan bersalah. Tapi tentu dia tidak mungkin diam jika sudah seperti ini. Tubuhnya gatal-gatal dan napasnya begitu sesak, tenggorokann
Setelah membantu mengobati Amanda dan meminta wanita itu melanjutkan sisanya, Senja pamit sebentar untuk berbicara dengan yang lain. Tadi dia langsung pergi begitu saja membawa wanita itu ke salah satu kamar di vila ini karena merasa panik. Karena takut keadaan Manda semakin buruk dia menyuruh Manda istirahat dan menjauh dari kru.Setelah keluar dari kamar, Senja menghampiri rekannya yang terlibat dalam acara ini. Dia menyampaikan maaf atas masalah yang terjadi."Maaf karena acaranya jadi berantakan seperti ini," ucap Senja yang juga mewakili perasaan tidak enak hati Amanda. Mereka berdua tahu kalau tidak seharusnya membuat kekacauan untuk acara yang sudah disiapkan dari jauh-jauh hari seperti ini, tapi tak ada orang yang bisa memprediksi akan adanya musibah, termasuk mereka berdua."It's okay, Senja," ucap salah satu kru sambil menepuk bahu Senja.Senja mengangguk. "Sekali lagi sorry banget ya.""Okay, no problem.""Semoga Amanda cepat sembuh ya.""Salam buat Amanda."Satu per satu o
Warning, adegan dewasa. Punten yang dibawah umur jangan ke sini!*“Senja geli, ih!” Manda merasa bulu kuduknya jadi berdiri semua dan kegelian saat embusan napas Senja mengenai ke ceruk lehernya. Pria itu mungkin sangat gemas dan sekaligus melepas rasa rindunya, mencumbu ceruk leher Manda berkali-kali tanpa henti.“Aku merindukanmu, sangat-sangat merindukanmu, Manda!” Siapa suruh Manda menggemaskan dan membuat Senja merindukannya, jadilah begini.“Aku juga!” Manda mencangkup wajah Senja dengan kedua tangannya agar pria itu berhenti menciumi ceruk lehernya.Senja malah menciumi pipi Amanda, entah kenapa setelah saling jujur dan mengakui perasaan mereka, Senja mendadak sangat gembira dan tidak mau jauh dari Amanda.“Awas ih, jangan dekat-dekat.” Amanda memperingati. Tidak biasanya Senja seperti ini.“Hmmm …. Aku kan calon suamimu. Kamu didekat-dekati oleh Jeremy tidak risih, giliran olehku malah risih.” Senja mengerutkan bibirnya, dia malah merajuk seperti ini kelihatannya lucu, mengge
“Manda kamu dimana?” tanya Jeremy saat teleponnya diangkat oleh Amanda. Handphone Manda berisik sekali saat dia baru pulang mancing, sengaja tadi ditinggal karena takut jatuh ke kali. Ada puluhan panggilan tidak terjawab dan puluhan pesan yang tidak dia balas. Panggilan tak terjawab tentu dari Jeremy, pesan tak terbalas tentu dari keluarga, Jeremy dan sekretarisnya di kantor. Manda ke sini tidak diketahui oleh siapapun. Ayahnya tentu sangat khawatir karena sang putri tiba-tiba menghilang, takut diculik atau tiba-tiba kabur tanpa sebab. Manda tadi mengangkat telepon dari Gustav dulu, Manda jujur kalau dia sedang ikut glamping bersama Senja. Gustav memakluminya dan memberikan izin.Pria itu sangat percaya pada Senja, pasti akan bisa menjaga putrinya. Dia saja dulu dipatuk ular diselamatkan oleh Senja, masa jagain Manda enggak bisa.Setelah mematikan telepon dari Gustav, dia langsung dapat panggilan dari Jeremy, tanpa dilihat siapa orang yang menghubunginya, Manda langsung mengangkatnya
More information: Cerita ini bakal dicetak menjadi buku, untuk informasi pemesanan bisa wa nomor aku 081-9723-0196 atau hubungi meddsosss aku faceboookk dan insstaggramm @lianaadrawi makasih! *Berhari-hari Manda sibuk, berhari-hari juga dia menghindari Jeremy. Malas rasanya melayani pria yang so so perhatian dan romantis, kemana saja dulu, sekarang baru mengejar Manda. Mana Jeremy seperti biasa, ngatur-ngatur, posesif giliran sendirinya tidak mau diatur.Manda cuek bukan berarti tidak peduli, dia menyewa mata-mata kok untuk mengawasi Jeremy, ternyata pria itu masih saja main perempuan, tidak takut kena HIV atau AIDS gitu? Dasar laki-laki brengsek. Bilang mau setia, nyatanya masih jajan.Yang sekarang membuat Manda kesal bukan Jeremy yang masih selingkuh sih, tapi Senja yang hilang bagaikan ditelan bumi. Kemana pria itu? Manda sedih Senja handphonenya tidak aktif, dikirim pesan satu kali tidak dibalas, tidak datang ke acara ulang tahun Manda juga. “Ngeselin deh si Senja, ngilang ent
Dengan perasaan percaya diri yang amat menggebu Jeremy sangat percaya diri jika lamaran ini diterima oleh gadis yang ia cintai. Bukankah dari dulu Manda sangat ingin menikah dengannya, sekarang keinginan itu bakal terkabul, Manda pasti tidak akan menolaknya.Gustav setia menunggu jawaban dari sang putri, dia ingin tahu apakah Manda menerima lamaran Jeremy atau tidak, semua keputusan Manda bakal dia dukung meski dia sangat ingin Manda menikah dengan Senja.Senja adalah pria yang baik di mata Gustav, pria mandiri itu pertama kali bertemu dengannya saat acara liburan setahun yang lalu. Gustav ikut menginap di tempat vila keluarga Senja, saat sedang memancing bersama Martin– ayahnya Senja, dia dipatuk ular dan Senjalah yang memberikan pertolongan pertama sehingga Gustav masih hidup sampai saat ini berkat Senja. Rasa kagum akan tindakan Senja yang baik dan sikapnya yang dewasa membuat dia ingin menjadikan Senja menantunya.Amanda diam seribu bahasa selama beberapa detik, dia tidak terprovo
Gara-gara Jeremy hampir ngajak Manda nganu waktu di kamarnya, Amanda mendiamkan Jeremy selama beberapa hari. Entah kenapa Manda sama sekali tidak tergoda dengan tubuh Jeremy yang dulu dia dambakan. Sensasi bercinta yang dulu sering menggebu bersama Jeremy kini telah hilang, entah diterjang apa, mungkin diterjang angin puting beliung hingga tidak napsu lagi.Tibalah sekarang hari di mana hari yang Amanda tunggu-tunggu, hari ulang tahunnya yang bakal disiarkan secara langsung di acara My Roommate season Manda B’day.Acara ulang tahun ini diselenggarakan di sebuah hotel mewah di kawasan jakarta pusat. Kru MND TV sudah sibuk wara-wiri kesana kemari untuk mempersiapkan acara, pegawai hotel juga sedang sibuk mempersiapkan jamuan tamu dan EO juga sedang sibuk mempersiapkan acara ulang tahun yang sangat meriah ini.Amanda sudah cantik dirias oleh Bubah Alfian dan sudah anggun mengenakan pakaian gaun dari Diana Putri– desainer asal indonesia yang baru-baru ini viral karena sudah merancang paka
“Kita mau kemana lagi? Ini bukan ke arah rumahku, My!” ujar Amanda saat mobil Jeremy malah tidak mengarah ke rumahnya, dia kira habis beli kue mau ke rumah untuk pulang, ternyata tidak, mau dibawa kemana lagi nih?“Ke rumahku!” Jeremy menjawabnya enteng, berarti anak gadis dibawa ke rumahnya itu sebagai tanda keseriusan. Manda kan belum pernah ke sana dan bertemu keluarga Jeremy.“Hah … rumahmu?” Jujur Manda jelas kaget, dari yang tadinya berharap dikenalkan tapi tak kunjung dikenalkan tiba-tiba sekarang Jeremy ada niatan itu. Kemarin kemana aja Jem, baru sekarang bawa anak gadis orang ke rumahnya. Saat Manda sudah menyerah pada Jeremy pria itu mahal punya niatan serius, saat Manda yang serius malah Jeremy terus main-main. Senang sih, tapi Manda seakan tidak siap untuk melangkah bersama Jeremy ke jenjang yang lebih serius.“Iya. Kamu mau aku kenalin ke keluarga aku.” Dia menjelaskan ulang agar Manda tahu kalau hari ini anggota keluarga Jeremy lengkap. Semua orang bilang tidak akan ke
“Selamat siang Om dan Tante!” sapa Jeremy sangat sopan pada calon mertuanya. Cie calon mertua!“Siang juga. Anda siapa ya?” sapa Prilly pada Jeremy, sia tidak pernah melihat ada seorang pria muda yang datang ke sini, rata-rata sudah tua dan itu pun bertamu pada suaminya.“Saya kekasihnya Amanda Tante!” Sungguh mengejutkan, dia terang-terangan mengakui sebagai kekasihnya Amanda. Bi Ijah dan Prilly kaget. Jeremy sungguh mengagetkan banyak orang, sejagat raya pokoknya karena ciuman mereka telah masuk ke siaran langsung dalam acara My Roommate. Banyak akun-akun gosip yang ternyata mencari tahu siapa Jeremy, kesehariannya dan media sosialnya yang mana. Banyak akun-akun yang membandingkan Jeremy dan Senja, ada dua kubu, tim pendukung Manda Jeremy dan tim pendukung Senja Manda.Jeremy bikin semua orang jantungan, keviralan Manda jadi bertambah dan siaran tentang gosip semakin merajalela.“Wah Manda gak suka cerita, ternyata pacarnya cakep sekali!” Prilly sampai terpana melihat wajah Jeremy
“Sini aku bantu!” ujar Senja saat Amanda tengah mengeluarkan koper besar. Mereka saat ini akan pulang ke rumah masing-masing. Kenapa mendadak berat sekali kaki Amanda untuk digerakkan, dia enggan pergi dari sini.Bahkan saking lemas dan tak mau pergi, Manda jadi tidak kuat menarik koper ukuran no 20 ini ke luar dari vila. Senja yang melihatnya langsung ingin membantu, padahal dia juga bawa kopernya sendiri. Pria gentle.“Tidak usah, biar aku saja.” Amanda menolaknya, takut merepotkan Senja, dari awal di sini merepotkan kan, masa sampe balik tetep merepotkan.“Aku saja Manda! Kamu lemas begitu.” Senja peka juga tidak usah dikodein.“Sakit?” tanya Senja sambil menempelkan punggung tangannya di kening Amanda. Dia mengecek suhu tubuh gadis ini takut sedang panas.“Enggak panas kok. Laper?” tanya Pria ini lagi.“Hemm …. Tadi kan kenyang makan nasi goreng buatanku.” Jadi lemasnya Manda bukan dari sakit dan lapar.“Lalu kenapa?” tanya pria ini heran, mau pulang bukannya senang. Senja jadi he
“Ada orang yang ingin bicara denganmu, Tuan!” ujar seorang pria sambil tertunduk memberikan hormat pada tuannya. Pria yang duduk di bangku besar yang bisa diputar itu menoleh dan melepaskan rokok yang semula dia hisap. “Siapa?”“Tuan Jeremy, katanya dia kekasih Nona Amanda!” Ternyata orang yang dia tunggu datang juga.“Suruh dia masuk!” ujar Gustav yang menunggu kedatangan Jeremy, si perusak acara My Roommate. Pintu pun dibuka lebar dan pria yang langsung jadi tren topik FYP di aplikasi mana-mana karena mencium Amanda di acara My Roommate itu kini masuk ke ruangan Gustav, ayahnya Amanda.“Halo selamat siang!” sapa Jeremy. Kemarin dia telah membuat kekacauan, hari ini dia sudah ada di ruangan Gustav untuk mengobrolkan tentang Amanda dan tentang acara My Roommate.“Siang juga!” jawab Gustav sambil membalas jabatan tangan Jeremy.“Boleh saya tahu kamu siapa?” tanya Gustav pura-pura tidak tahu, padahal dia sudah menyelidiki siapa pria ini dan memiliki hubungan apa dengan putrinya. “Sa