Novel neng untuk kaum dewasa 21+, mohon baca juga judul Lakukan Perlahan, ya! Mohon subscribe, kasih bintang dan follow neng oke. Makasih. Love sekebon!*Senja menatap sang gadis dengan pandangan mendalam, berusaha meresap sorot penuh rasa berlebih milik Amanda yang dua hari ini jarang diperlihatkan. Senja langsung merasa kesal, mungkin selama berada di dekat Dion, juru kamera itu lah yang menikmati pemandangan indah seperti ini.Tapi Senja lebih unggul dong, mungkin hanya dia yang berhasil berciuman dengan Manda, Dion mana mungkin bisa. Ini keunggulan Senja yang patut diacungi jempol.Maafkan pria ini yang mencium Manda tanpa permisi. Kini tinggal kecanggunganlah yang ada di antara keduanya. Amanda langsung merubah ekspresi penuh binarnya dengan ekspresi bertanya saat mendapati Senja mengembuskan napas panjangnya. Apa ia berbuat salah secara tidak sengaja? Oh, mengapa Amanda merasa, memahami Senja adalah hal yang amat rumit sekarang. Padahal barusan mereka sudah berciuman lho. Apa
Senja menyingkirkan punggung tangan milik Amanda yang setia bertengger di dahinya. Senja memang merasa tubuhnya tidak terlalu baik, bahkan belum sepenuhnya membaik. Namun mengingat malam ini adalah malam terakhir perkemahan, ia ingin ikut serta berpartisipasi meramaikan. Lagipula jika ia meminta izin alias tidak hadir, ia dan Amanda akan kehilangan banyak poin. Dan Senja tidak ingin.Selain itu, perasaanya terhadap Amanda tidak lagi bisa disembunyikan. Ia tidak akan memberi sedikit pun kesempatan pada laki-laki di sini termasuk Dion untuk mendekati Amanda. Ayah Amanda, paman Gustav, telah menitipkan gadis manja itu padanya. Jelas Senja tidak akan membiarkannya.Sebenarnya, membawa nama ayah Amanda dalam proses berpikirnya hanyalah sebuah alibi. Senja hanya tidak ingin memperlihatkan rasa sukanya secara gamblang. Ini terbilang terlalu cepat jika ia ungkapkan sekarang.“Aku sudah baik-baik saja berkatmu dan berkat ciumanmu,” ujar Senja. Mendengar itu, Amanda langsung menurunkan tangan
“Kamu tidak menyukainya?” tanya Senja. Ia mengangkat kedua alis, tidak biasanya Amanda akan bermurah hati saat menyangkut makanan. Apalagi ini daging, menu favoritnya.Mendengar pertanyaan Senja, Amanda langsung menyengir. Gadis itu menganggukkan kepala beberapa kali untuk dijadikan respon balasan. Kesan pertamanya terhadap satai ini tidak terlalu baik, ia memakannya saat belum dituang sambal kecap. Jadi napsu makannya langsung menghilang.“Ya, sepertinya begitu,” balas Amanda memberitahu. Senja tertawa sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.Ia membawa tangan sang gadis lebih dekat, mendekatkan tusuk satai itu menuju mulutnya sendiri. Lalu menggigitnya perlahan. Amanda ikut membuka mulut seolah ia lah yang memakan satai itu. Walau sedang menggigit daging pada tusuk satai itu, fokus atensi Senja sama sekali tidak berubah. Pria itu tetap memusatkan atensinya pada Amanda yang menatap ke arahnya dengan pandangan kelewat serius.Senja bisa melihat bagaimana mulut kecil itu ikut terbuka s
Acara penutupan acara perkemahan pesisir pantai berakhir tepat pada pukul sebelas malam. Sebenarnya sejak jam sembilan, acaranya sudah resmi selesai. Kamera yang merekam live mereka pun sudah diturunkan. Hanya saja, tiga pasang peserta beserta para staf lain memilih untuk tetap berada di tempat sembari berbincang dengan sisa api kecil yang masih menyala.Amanda menolehkan pandang saat merasakan tubuhnya tertutup oleh sesuatu. Ia menunduk mendapati tangan kekar, lalu menoleh ke belakang, menemukan Senja berdiri di belakang tubuhnya setelah menyampirkan jaket parasut milik pria itu. Amanda mengangkat kedua alis, sementara Senja memilih mendudukan diri kembali.“Angin malam sangat kencang, kau bisa masuk angin.” Senja berkata dengan nada kelewat tenang dengan arah pandang tertuju ke depan. Amanda mendengus, ia tidak berniat bersemu atau mengulum senyumannya sendiri. Tatapan gadis itu malah mendatar, tertuju penuh pada Senja yang tampak tidak mempermasalahkan.Namun siapapun yang melihat
“Tubuhmu terasa tidak enak lagi?” Amanda bertanya saat baru masuk ke dalam tenda. Sebelumnya, ia meminta izin untuk pergi ke tenda milik Marsha dan Michel untuk menanyakan pada siapa kunci villa mereka dipegang. Mulai malam ini mereka kembali tidur berpasangan karena anggota perkemahan sudah ada yang bubar tidak bermalam di sini lagi. Tiga pasangan ini tinggal pindah ke Vila saja, berhubung masih ingin di sini, jadi disediakan tenda untuk istirahat masing-masing.Kunci vila peserta memang dikumpulkan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Selain agar tidak hilang atas kecerobohan peserta sendiri, panitia juga mengantisipasi agar mereka tidak kembali sesuka hati. Karena tiga hari mereka memang didedikasikan untuk berada di alam terbuka, ini termasuk dalam acara yang tidak bisa dirusak begitu saja.Begitu Amanda masuk ke dalam tenda, pemandangan yang ia lihat pertama kali adalah Senja yang berbaring. Persetan, ia berusaha untuk tidak peduli saat menyadari pria itu tidak memakai p
Amanda terganggu dalam tidurnya. Ia beberapa kali merasakan pergerakan abnormal di samping tubuhnya. Pergerakan itu sedikit membuatnya tidak nyaman. Perlahan, mata hazel itu mengerjap. Mengumpulkan nyawa yang dipaksa agar kedua matanya terbuka sempurna. Setelah satu kali menguap, gadis itu bangkit dari posisi terduduk. Amanda mengusap pelan kedua matanya sendiri untuk meyakinkan apa yang tengah dilihatnya saat ini. Ia juga menyadari jika tangan milik Senja sudah tidak lagi menjadi bantalan tubuhnya.“Senja, apa yang terjadi?” Suara serak khas bangun tidur itu mengudara. Amanda sama sekali tidak tahu jika suara serak itu membangkitkan gairah tersembunyi milik Senja yang meronta keluar dari dalam tubuhnya.Amanda mengeritkan dahi saat mendengar erangan kecil yang Senja udarakan, sepertinya ada yang tidak beres. “Senja?” panggil Amanda begitu membalikkan tubuhnya. Ia mendapati pria itu terpejam dengan posisi terduduk. Walau suasananya tamaram, Amanda bisa melihat keringat yang membanji
Mereka berdua panik karena mendadak ada dua orang yang sedang berkeliling dan mendengar suara aneh yang nyatanya suara desahan Amanda. Senja dan Manda pun saling menutup mulut masing-masing dengan kedua tangan sambil menunggu dua orang itu pergi.Senja melirik Amanda yang ketakutan kalau mereka ketahuan tengah main ena-ena. Pria itu pun mengusap puncak kepala sang gadis.“Setann ….!” teriak orang yang ada di luar.Merasa sudah aman dan dua orang itu telah pergi, Senja melepaskan sesuatu yang mengurung miliknya. Amanda menelan salivanya susah payah saat melihat milik Senja yang begitu besar berurat dan sudah sangat-sangat tegang.Paham dengan perintah Senja. Manda segera merendahkan tubuhnya dan mengecup sekilas ujung milik Senja. Setelah itu barulah Manda memasukkan benda panjang itu ke dalam mulutnya dan menghisap kuat-kuat.Pergerakan Senja semakin tak terkendali karena perlakuan Manda yang sedang memainkan miliknya. Manda bertingkah bahwa apa yang sedang dihisap itu adalah lolipop
“Sekarang badanku ikut pegal-pegal, Senja!” Amanda berseru kesal sembari merenggangkan tubuh bagian atas saat mereka berjalan menuju titik kumpul. Sepertinya akan ada arahan oleh kepala staf sebelum mereka pamit.Senja menoleh, sedikit menampakkan senyuman. “Siapa suruh membantuku? Sekarang kamu menyesal?” tanyanya dengan senyuman yang belum pudar. Ekspresi wajah Senja saat ini terlihat sedang menggoda Amanda. Apalagi, kedua alis pria itu naik turun dengan senyuman lebar yang dipertahankan.Manda tidak langsung menjawab, wanita itu langsung mengerjapkan pandangan sembari memalingkan wajah ke arah lain. Ia butuh kata-kata untuk membela diri!“T-tidak, aku hanya mengeluh dan berharap kamu memberikan sedikit perhatian,” alibinya. Setelah itu, Amanda berdecak, “Kamu pria yang tidak tahu terima kasih, ya?” sambungnya.Nada kesal yang tak bersahabat itu terdengar. Amanda menatap sinis ke arah sang pria dengan kedua tangan bertumpu di depan dada. Pipinya sedikit menggembung dengan bibir yang
Warning, adegan dewasa. Punten yang dibawah umur jangan ke sini!*“Senja geli, ih!” Manda merasa bulu kuduknya jadi berdiri semua dan kegelian saat embusan napas Senja mengenai ke ceruk lehernya. Pria itu mungkin sangat gemas dan sekaligus melepas rasa rindunya, mencumbu ceruk leher Manda berkali-kali tanpa henti.“Aku merindukanmu, sangat-sangat merindukanmu, Manda!” Siapa suruh Manda menggemaskan dan membuat Senja merindukannya, jadilah begini.“Aku juga!” Manda mencangkup wajah Senja dengan kedua tangannya agar pria itu berhenti menciumi ceruk lehernya.Senja malah menciumi pipi Amanda, entah kenapa setelah saling jujur dan mengakui perasaan mereka, Senja mendadak sangat gembira dan tidak mau jauh dari Amanda.“Awas ih, jangan dekat-dekat.” Amanda memperingati. Tidak biasanya Senja seperti ini.“Hmmm …. Aku kan calon suamimu. Kamu didekat-dekati oleh Jeremy tidak risih, giliran olehku malah risih.” Senja mengerutkan bibirnya, dia malah merajuk seperti ini kelihatannya lucu, mengge
“Manda kamu dimana?” tanya Jeremy saat teleponnya diangkat oleh Amanda. Handphone Manda berisik sekali saat dia baru pulang mancing, sengaja tadi ditinggal karena takut jatuh ke kali. Ada puluhan panggilan tidak terjawab dan puluhan pesan yang tidak dia balas. Panggilan tak terjawab tentu dari Jeremy, pesan tak terbalas tentu dari keluarga, Jeremy dan sekretarisnya di kantor. Manda ke sini tidak diketahui oleh siapapun. Ayahnya tentu sangat khawatir karena sang putri tiba-tiba menghilang, takut diculik atau tiba-tiba kabur tanpa sebab. Manda tadi mengangkat telepon dari Gustav dulu, Manda jujur kalau dia sedang ikut glamping bersama Senja. Gustav memakluminya dan memberikan izin.Pria itu sangat percaya pada Senja, pasti akan bisa menjaga putrinya. Dia saja dulu dipatuk ular diselamatkan oleh Senja, masa jagain Manda enggak bisa.Setelah mematikan telepon dari Gustav, dia langsung dapat panggilan dari Jeremy, tanpa dilihat siapa orang yang menghubunginya, Manda langsung mengangkatnya
More information: Cerita ini bakal dicetak menjadi buku, untuk informasi pemesanan bisa wa nomor aku 081-9723-0196 atau hubungi meddsosss aku faceboookk dan insstaggramm @lianaadrawi makasih! *Berhari-hari Manda sibuk, berhari-hari juga dia menghindari Jeremy. Malas rasanya melayani pria yang so so perhatian dan romantis, kemana saja dulu, sekarang baru mengejar Manda. Mana Jeremy seperti biasa, ngatur-ngatur, posesif giliran sendirinya tidak mau diatur.Manda cuek bukan berarti tidak peduli, dia menyewa mata-mata kok untuk mengawasi Jeremy, ternyata pria itu masih saja main perempuan, tidak takut kena HIV atau AIDS gitu? Dasar laki-laki brengsek. Bilang mau setia, nyatanya masih jajan.Yang sekarang membuat Manda kesal bukan Jeremy yang masih selingkuh sih, tapi Senja yang hilang bagaikan ditelan bumi. Kemana pria itu? Manda sedih Senja handphonenya tidak aktif, dikirim pesan satu kali tidak dibalas, tidak datang ke acara ulang tahun Manda juga. “Ngeselin deh si Senja, ngilang ent
Dengan perasaan percaya diri yang amat menggebu Jeremy sangat percaya diri jika lamaran ini diterima oleh gadis yang ia cintai. Bukankah dari dulu Manda sangat ingin menikah dengannya, sekarang keinginan itu bakal terkabul, Manda pasti tidak akan menolaknya.Gustav setia menunggu jawaban dari sang putri, dia ingin tahu apakah Manda menerima lamaran Jeremy atau tidak, semua keputusan Manda bakal dia dukung meski dia sangat ingin Manda menikah dengan Senja.Senja adalah pria yang baik di mata Gustav, pria mandiri itu pertama kali bertemu dengannya saat acara liburan setahun yang lalu. Gustav ikut menginap di tempat vila keluarga Senja, saat sedang memancing bersama Martin– ayahnya Senja, dia dipatuk ular dan Senjalah yang memberikan pertolongan pertama sehingga Gustav masih hidup sampai saat ini berkat Senja. Rasa kagum akan tindakan Senja yang baik dan sikapnya yang dewasa membuat dia ingin menjadikan Senja menantunya.Amanda diam seribu bahasa selama beberapa detik, dia tidak terprovo
Gara-gara Jeremy hampir ngajak Manda nganu waktu di kamarnya, Amanda mendiamkan Jeremy selama beberapa hari. Entah kenapa Manda sama sekali tidak tergoda dengan tubuh Jeremy yang dulu dia dambakan. Sensasi bercinta yang dulu sering menggebu bersama Jeremy kini telah hilang, entah diterjang apa, mungkin diterjang angin puting beliung hingga tidak napsu lagi.Tibalah sekarang hari di mana hari yang Amanda tunggu-tunggu, hari ulang tahunnya yang bakal disiarkan secara langsung di acara My Roommate season Manda B’day.Acara ulang tahun ini diselenggarakan di sebuah hotel mewah di kawasan jakarta pusat. Kru MND TV sudah sibuk wara-wiri kesana kemari untuk mempersiapkan acara, pegawai hotel juga sedang sibuk mempersiapkan jamuan tamu dan EO juga sedang sibuk mempersiapkan acara ulang tahun yang sangat meriah ini.Amanda sudah cantik dirias oleh Bubah Alfian dan sudah anggun mengenakan pakaian gaun dari Diana Putri– desainer asal indonesia yang baru-baru ini viral karena sudah merancang paka
“Kita mau kemana lagi? Ini bukan ke arah rumahku, My!” ujar Amanda saat mobil Jeremy malah tidak mengarah ke rumahnya, dia kira habis beli kue mau ke rumah untuk pulang, ternyata tidak, mau dibawa kemana lagi nih?“Ke rumahku!” Jeremy menjawabnya enteng, berarti anak gadis dibawa ke rumahnya itu sebagai tanda keseriusan. Manda kan belum pernah ke sana dan bertemu keluarga Jeremy.“Hah … rumahmu?” Jujur Manda jelas kaget, dari yang tadinya berharap dikenalkan tapi tak kunjung dikenalkan tiba-tiba sekarang Jeremy ada niatan itu. Kemarin kemana aja Jem, baru sekarang bawa anak gadis orang ke rumahnya. Saat Manda sudah menyerah pada Jeremy pria itu mahal punya niatan serius, saat Manda yang serius malah Jeremy terus main-main. Senang sih, tapi Manda seakan tidak siap untuk melangkah bersama Jeremy ke jenjang yang lebih serius.“Iya. Kamu mau aku kenalin ke keluarga aku.” Dia menjelaskan ulang agar Manda tahu kalau hari ini anggota keluarga Jeremy lengkap. Semua orang bilang tidak akan ke
“Selamat siang Om dan Tante!” sapa Jeremy sangat sopan pada calon mertuanya. Cie calon mertua!“Siang juga. Anda siapa ya?” sapa Prilly pada Jeremy, sia tidak pernah melihat ada seorang pria muda yang datang ke sini, rata-rata sudah tua dan itu pun bertamu pada suaminya.“Saya kekasihnya Amanda Tante!” Sungguh mengejutkan, dia terang-terangan mengakui sebagai kekasihnya Amanda. Bi Ijah dan Prilly kaget. Jeremy sungguh mengagetkan banyak orang, sejagat raya pokoknya karena ciuman mereka telah masuk ke siaran langsung dalam acara My Roommate. Banyak akun-akun gosip yang ternyata mencari tahu siapa Jeremy, kesehariannya dan media sosialnya yang mana. Banyak akun-akun yang membandingkan Jeremy dan Senja, ada dua kubu, tim pendukung Manda Jeremy dan tim pendukung Senja Manda.Jeremy bikin semua orang jantungan, keviralan Manda jadi bertambah dan siaran tentang gosip semakin merajalela.“Wah Manda gak suka cerita, ternyata pacarnya cakep sekali!” Prilly sampai terpana melihat wajah Jeremy
“Sini aku bantu!” ujar Senja saat Amanda tengah mengeluarkan koper besar. Mereka saat ini akan pulang ke rumah masing-masing. Kenapa mendadak berat sekali kaki Amanda untuk digerakkan, dia enggan pergi dari sini.Bahkan saking lemas dan tak mau pergi, Manda jadi tidak kuat menarik koper ukuran no 20 ini ke luar dari vila. Senja yang melihatnya langsung ingin membantu, padahal dia juga bawa kopernya sendiri. Pria gentle.“Tidak usah, biar aku saja.” Amanda menolaknya, takut merepotkan Senja, dari awal di sini merepotkan kan, masa sampe balik tetep merepotkan.“Aku saja Manda! Kamu lemas begitu.” Senja peka juga tidak usah dikodein.“Sakit?” tanya Senja sambil menempelkan punggung tangannya di kening Amanda. Dia mengecek suhu tubuh gadis ini takut sedang panas.“Enggak panas kok. Laper?” tanya Pria ini lagi.“Hemm …. Tadi kan kenyang makan nasi goreng buatanku.” Jadi lemasnya Manda bukan dari sakit dan lapar.“Lalu kenapa?” tanya pria ini heran, mau pulang bukannya senang. Senja jadi he
“Ada orang yang ingin bicara denganmu, Tuan!” ujar seorang pria sambil tertunduk memberikan hormat pada tuannya. Pria yang duduk di bangku besar yang bisa diputar itu menoleh dan melepaskan rokok yang semula dia hisap. “Siapa?”“Tuan Jeremy, katanya dia kekasih Nona Amanda!” Ternyata orang yang dia tunggu datang juga.“Suruh dia masuk!” ujar Gustav yang menunggu kedatangan Jeremy, si perusak acara My Roommate. Pintu pun dibuka lebar dan pria yang langsung jadi tren topik FYP di aplikasi mana-mana karena mencium Amanda di acara My Roommate itu kini masuk ke ruangan Gustav, ayahnya Amanda.“Halo selamat siang!” sapa Jeremy. Kemarin dia telah membuat kekacauan, hari ini dia sudah ada di ruangan Gustav untuk mengobrolkan tentang Amanda dan tentang acara My Roommate.“Siang juga!” jawab Gustav sambil membalas jabatan tangan Jeremy.“Boleh saya tahu kamu siapa?” tanya Gustav pura-pura tidak tahu, padahal dia sudah menyelidiki siapa pria ini dan memiliki hubungan apa dengan putrinya. “Sa