Home / Rumah Tangga / Bukan Surga Impian / 19 : Takdir yang Tak Terhindarkan

Share

19 : Takdir yang Tak Terhindarkan

Author: Authorfii
last update Last Updated: 2025-02-19 12:59:12

Ada beberapa hal yang sangat mengejutkan sekaligus menyakitkan bagi Jenna dalam hidup. Satu, saat ayahnya mengaku telah menduakan sang bunda. Dua, saat sang ayah membawa Dania atau istri keduanya ke rumah. Dan hari ini, Jenna kembali merasakan itu.

Mendapatkan fakta jika Cahaya sengaja mengatur rencana untuk menjadikannya seorang madu, karena mereka terikat masa lalu—membuat Jenna merasa terkejut juga tersakiti.

Bagaimana bisa Cahaya mengambil jalan pintas seperti ini? Menyatukan dirinya dengan Reyhan yang sudah tak saling kenal dalam waktu yang cukup lama. Bagaimana mungkin Cahaya menyatukan dirinya dan Reyhan, yang sekarang tak mempunyai perasaan seperti dulu.

Jenna tidak habis pikir dengan Cahaya. Hanya karena dia overthinking tentang kematian, wanita itu mengambil jalan yang tidak dia pikirkan lebih panjang lagi. Di sini, banyak perasaan yang akan terluka. Bukan hanya dirinya ataupun Cahaya, tapi ada Reyhan dan Anala yang terpenting.

"Jenna!” Tiba-tiba saja, sebuah tepukan di bahu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Bukan Surga Impian    20 : Hujan Air Mata

    “Kak Aya!” Setitik air mata jatuh tanpa diduga dari sudut mata seorang gadis yang duduk terperenyak di trotoar. Ia memaksa diri untuk menegakkan tubuh, membawa tubuhnya itu berlari kencang pada sosok yang terkapar lemah di jalanan sana. Langit yang bahkan tadi terang benderang, seolah ikut merasakan kesedihan teramat di hari ini. Gelegar petir tiba-tiba bersahutan, rintik hujan—mungkin tak akan sampai 5 menit lagi akan turun membasahi bumi. Gemuruhnya saja sudah terdengar nyaring, sudah pasti gemericik air kehidupan itu akan sampai ke tempatnya berpijak kini.“Aku mohon bertahan, Kak Aya!” Tubuh gadis itu ambruk di depan tubuh seorang wanita yang terkapar lemah. Dia angkat kepala wanita berhijab itu pada pahanya. Tanpa merasa jijik, dia menyeka cairan kental berwarna merah di sekitar wajahnya.“Aku, aku akan bawa Kak Aya ke rumah sakit.” Gadis itu berceloteh, dia berusaha untuk membawa tubuh wanita yang masih sempat membuka matanya.“J-jenna?” panggil lirih wanita yang dipanggil Aya

    Last Updated : 2025-02-23
  • Bukan Surga Impian    21 : Laranya Sang Bidadari Kedua

    Hutan Kota SenjakalaGemericik air hujan, seolah merengkuh seorang gadis yang tengah membiarkan tubuhnya dijatuhi rinainya. Desik daun yang tertiup angin, yang mungkin bagi sebagian orang terlihat menyejukkan—bahkan tak sampai mengalihkan atensi gadis itu. Air mata gadis itu menganak sungai, menyatu dengan air kehidupan. Pakaiannya basah, angin berkesiur yang bahkan membuatnya dingin—tak sama sekali ia hiraukan. Ia terpekur, memandangi air kehidupan yang jatuh membasahi bumi. Sedangkan pikirannya, melanglang ke beberapa saat yang lalu. "Dokter Cahaya ingin bertemu dengan Jenna dan suaminya." Itu perkataan seorang dokter, setelah dia keluar dari ruangan di mana Cahaya berada.Saat itu Jenna masih bersembunyi di balik dinding, dia enggan menemui Reyhan yang nampak terpukul di depan ruangan. Tapi begitu mendengar suara dokter menyebut namanya, Jenna mau tak mau harus ke sana.Saat melewati Reyhan, Jenna merasakan tatapan menusuk dari pria itu. Jenna sendiri menghiraukan, sambil terus

    Last Updated : 2025-03-04
  • Bukan Surga Impian    22 : Kepergian Sang Bidadari

    Hutan Kota SenjakalaAwan gelap masih menyelimuti cakrawala sore itu. Tapi rinai dan gelegar petir, sudah berhenti beberapa menit yang lalu. Keadaan di sana masih sama, cukup sepi karena pengunjung memilih untuk berteduh dari rinai yang turun. Namun seorang perempuan bergamis maroon, enggan beringsut apalagi berdiri dari tempatnya kini. Derai air mata yang tadi menganak sungai, memang sudah tidak ada lagi. Tapi keadaan hatinya yang remuk redam, tidak dapat hilang seperti air mata. Bagaimana cacian itu dilontarkan di depan semua orang, dan bagaimana mereka tidak mau mendengar penjelasan dari Reyhan—sukses membuat Jenna sekarang malu dan enggan datang lagi ke rumah sakit. Allah, kesakitan gadis itu sekarang bertambah lagi. Tidak ada yang tau jika gadis itu sekarang membutuhkan rumah untuk pulang. Sedangkan rumahnya, sejak dulu sudah direbut oleh dua manusia tak tau diri yang datang ke hidupnya. Ting! Aktivitas Jenna yang memandangi hamparan danau yang luas di depan mata, sekarang ha

    Last Updated : 2025-03-09
  • Bukan Surga Impian    23 : Luka Tak Kasat Mata

    TPU Anggrek UnguSemestinya, semburat oranye di cakrawala sore itu—membuat Jenna merasakan kedamaian dan ketentraman. Seperti hari-hari sebelumnya, di saat sore hari tiba—dirinya selalu memandangi langit senja dengan perasaan suka cita. Tapi berbeda dengan hari ini. Senja yang biasanya membuat senyumnya terbit di wajah, kini justru malah tangis yang meluruh dari wajah itu.Tepat di depannya, sosok wanita yang berjasa dalam menyembuhkan trauma masa lalunya—telah menyatu kembali dengan tanah. Kepergiannya, hanya menyisakan luka mendalam bagi orang-orang yang menyayanginya. Termasuk Jenna sendiri, yang merasa terpukul dengan kepergian Cahaya. Tapi di sini, ada satu orang yang mengusik pikiran Jenna. Anala—puteri dari Cahaya dan Reyhan itu nampak tak menangis sejak kabar yang ia dapatkan, jika ibundanya telah meninggal dunia. Melihat Anala, Jenna ingat dirinya yang dulu. Merasa terpukul dengan kepergian sang ibunda. Bahkan untuk menangis, rasanya Jenna sudah lelah sekali. “Puteriku.” R

    Last Updated : 2025-03-12
  • Bukan Surga Impian    24 : Posisi yang Rumit

    "Semuanya gara-gara, Tante! Mama meninggal gara-gara Tante ada di sini! Aku benci sama Tante!" Jenna mematung. Namun setitik air mata, lolos turun begitu saja dari sudut mata. Bagaimana lontaran gadis kecil itu yang menyesakkan dada, membuat hati Jenna seolah tercabik-cabik benda tajam. "Aku jadi nggak punya mama." Gadis kecil itu meraung keras, tangannya tak diam dengan melayangkan pukulan kecil pada Jenna—melampiaskan segala perasaan yang menyeruak di dalam dada. Jenna paham sekali, bagaimana sakitnya ditinggal seorang ibu di dunia yang keras ini. Apalagi Anala masih kecil, dia masih membutuhkan sosok ibu dalam tumbuh kembangnya. Reyhan yang mendengar puterinya berlaku seperti itu pada Jenna, merasa tak enak hati pada gadis itu. Pria itu, hendak melangkahkan kaki menuju Anala dan Jenna berada. Namun karena Jenna melihatnya, gadis itu mengangkat telapak tangan sebelah kanan pada Reyhan—memberikan isyarat padanya, jika Jenna bisa mengatasi Anala yang sedang melampiaskan gelega

    Last Updated : 2025-03-17
  • Bukan Surga Impian    25 : Keputusan Reyhan

    “Jadi, istri saya tertabrak karena menyelamatkan perempuan ini?” Sebuah anggukkan mengiringi jawaban atas pertanyaan dari Reyhan. Di sela-sela suasana berkabung setelah kepergian Cahaya, Reyhan menyempatkan dirinya untuk mengusut kasus atas kecelakaan yang menimpa Cahaya. Saat ini saja, pria itu sedang berada di kantor polisi untuk menyelesaikan kasusnya. “Perempuan ini saya lihat habis menyelamatkan anak kucing, Pak. Dia nyebrang jalan, tapi pas balik—kayanya nggak fokus lihat jalan. Nah di sisi lain, ada mobil truk yang melaju kencang dari arah berlawanan. Yang saya lihat, almarhumah istri Bapak melihat truk itu menuju perempuan yang ambil anak kucing itu. Sampai pada akhirnya, saya melihat istri Bapak berlari dan mendorong perempuan itu hingga terjatuh. Tapi sayangnya, beliau tidak sempat untuk menyelamatkan diri dan akhirnya tertabrak truk oleng itu.” Salah seorang saksi, yang berprofesi sebagai tukang asongan—memperhatikan kecelakaan yang menimpa Cahaya pada hari itu.Saat meli

    Last Updated : 2025-03-25
  • Bukan Surga Impian    26 : Keinginan Jenna

    Dalam hidup ini, Jenna sudah berkali-kali melewati masa sulit—yang hanya dirinya sendiri hadapi. Seperti halnya saat dia mendapatkan nilai kecil, dan harus membuktikan jika nilainya berubah di ujian selanjutnya. Ada juga saat dia menghadapi ujian masuk perkuliahan, yang di mana persaingannya sangat ketat. Dan satu lagi, saat kecemasan berlebihannya kambuh tiba-tiba tanpa tau situasi dan kondisi. Semua hal-hal itu, Jenna selalu meyakinkan diri—jika dia bisa melewati masa sulit itu dengan tekad yang kuat. Banyak kata-kata afirmasi positif yang seringkali dia ucapkan, baik dalam hati ataupun mengucapkannya langsung. Tentu saja, itu cukup berguna untuk mendapatkan energi positifnya kembali. Meskipun dirinya terbilang cukup kuat dalam menghadapi segala masa sulit, tapi Jenna pernah merasa putus asa dalam menghadapi masa sulit tersebut. Salah satunya adalah, saat sang ayah mengaku telah menduakan sang bunda—kemudian beberapa bulan setelahnya, sang ibunda dipanggil Sang Maha Kuasa. Sampa

    Last Updated : 2025-03-29
  • Bukan Surga Impian    27 : Mengubah Sapaan

    "Apa yang kamu inginkan itu ... adalah cinta?" Saat itu, Jenna memilih bungkam dengan segala hal yang ada di pikirannya. Bibirnya kelu, bahkan untuk sekedar menjawab ya ataupun tidak. Hati Jenna berdesir, kala Reyhan melontarkan pertanyaan itu. Tapi di sini bukan hanya tentang cinta. Ada hal lain yang diperlukan dalam membina rumah tangga yang baik, dan itu bukanlah tentang cinta dari dua belah pihak. Surga impian. Jenna melihat surga impian itu tidak didapatkan oleh sang bunda. Dengan sang ayah yang menduakan sang bunda saja, surga itu sudah lenyap dari pandangan. Lalu sekarang tentang dirinya, yang berstatus sebagai istri kedua. Apakah Jenna akan mendapatkan surga impiannya tersebut? Jenna tau, sekarang secara hak—dirinya adalah satu-satunya istri di rumah ini. Kepergian Cahaya yang sudah mau 3 hari berlalu, resmi menjadikan posisi Jenna menjadi istri satu-satunya—bukan lagi yang kedua.Tapi banyak pandangan miring tentang dirinya, da Jenna tau sadar dengan hal itu. Makanya kenap

    Last Updated : 2025-03-29

Latest chapter

  • Bukan Surga Impian    38 : Pernyataan Cinta?

    Jika kehidupan seseorang bisa dipilih akan bagaimana perjalanannya, mungkin Jenna tidak menginginkan perjalanan hidup yang banyak menorehkan luka di hatinya seperti ini. Memang, siapa yang ingin menjadi seseorang yang dinilai meruntuhkan rumah tangga orang lain? Seseorang yang kehadirannya dinilai begitu buruk oleh hampir kebanyakan orang. Padahal dirinya tidak seperti itu. Tentu saja Jenna juga tidak ingin. Mendapatkan cinta, di posisinya yang kedua—Jenna pernah merasakan rasa pesimis luar biasa. Statusnya yang berada di nomor dua, sudah pasti tidak akan menjadi prioritas. Tapi setelah kepergian madunya itu, atau seseorang yang menyandang status istri pertama—hati Jenna sempat mengharapkan jika cinta itu akan hadir, karena bagaimana pun dirinya kini berstatus sebagai satu-satunya istri. Menjalani hidup sebagai seorang istri yang awalnya tak diharapkan, tentu tidak mudah untuk dilakukan. Berbulan-bulan lamanya Jenna sering makan hati saat mendengar ocehan demi ocehan dari orang-ora

  • Bukan Surga Impian    37 : Cemburu

    Dalam satu minggu ini, Jenna merasakan banyak perubahan dalam hubungannya bersama Reyhan dan Anala. Hal itu terjadi setelah Anala demam, dan insiden Jenna yang kehujanan lalu disusul oleh Reyhan. Sejak itu, interaksi mereka pun tidak lagi canggung. Reyhan bahkan sudah sering mengajaknya untuk shalat berjama'ah jika pria itu sudah pulang dari kantor, ataupun mengajak Jenna untuk sama-sama tidur di kamar Anala seperti waktu itu. Meskipun belum sampai ke tahap mereka satu ranjang yang sama tanpa Anala, tapi Jenna merasa semuanya sudah cukup. Tidak ada lagi beban pikiran bagi Jenna, untuk memikirkan bagaimana cara mengambil hati dua orang itu. "Bunda!" Lihat! Anala bahkan sudah mau memanggilnya dengan sebutan 'bunda', alih-alih dia memanggil 'tante' seperti biasanya. Saat Jenna mendengar puteri sambungnya itu memanggil, dia dengan segera menoleh dan menghampiri Anala. "Ada apa, Sayang?" Dengan penuh kelembutan, Jenna menjawab panggilan Anala. Senyum juga turut hadir di wajahnya yang c

  • Bukan Surga Impian    36 : Hubungan yang Mulai Membaik

    "M-mas Reyhan?" Jenna mengerjapkan mata saat menangkap presensi suaminya itu di hadapannya. Dia berdiri dengan payung besar di tangannya, pun dengan sorot mata yang terlihat ... khawatir?Jenna tertegun sambil menatap Reyhan dengan mendongakkan kepala, bolehkah dia berharap—jika Reyhan memang sedang khawatir dan sekarang menjemputnya?"Kamu kenapa?" Selanjutnya, Reyhan membungkukkan badan, dan hal itu membuat Jenna buru-buru memalingkan wajah ke arah lain. Ketahuan menatap Reyhan dengan binar, tentu saja hal memalukan untuk Jenna, bukan?"Kakiku sepertinya keseleo, Mas. Tadi aku nggak sengaja injak batu itu," adu Jenna sambil menunjuk batu yang tadi dia injak. Reyhan mengikuti ke mana arah Jenna menunjuk, dia lantas bergegas mengambil batu tersebut dan melemparkannya ke arah yang tidak dilalui oleh orang."Kenapa kamu bisa ceroboh? Sekarang hujan-hujanan pula," gerutu Reyhan. Memang benar, Reyhan saat ini melihat Jenna seperti seorang anak kecil yang tidak tau arah jalan pulang. Ba

  • Bukan Surga Impian    35 : Mulai Khawatir?

    Langit telah menggelap sepenuhnya. Selain itu, tidak adanya sang bintang yang biasanya bertaburan—turut andil dalam membuat malam ini terasa lebih mencekam. Belum lagi suara petir yang mulai terdengar, menandakan jika air mata langit akan turun—membuat seorang gadis yang berjalan dengan membawa dompetnya itu, kini berlari kecil. Memilih untuk berjalan kaki lantaran jarak Supermarket dan rumahnya hanya 200 meter, tujuan utama gadis itu adalah membeli obat penurun panas untuk Anala. Karena stok di rumah hanya ada obat penurun panas berbentuk tablet, yang mana rasanya pun pahit—Anala tidak menginginkan untuk minum obat tersebut. Alhasil, gadis yang tak lain adalah Jenna tersebut harus mau tidak mau keluar untuk membeli obat.Sementara sang suami, sekaligus ayah dari Anala—belum pulang dari kantornya sampai saat ini. Padahal Jenna sudah memberitahu, jika Anala sedang demam di rumah. Mungkin, karena kesibukannya sebagai seorang pemimpin perusahaan—membuatnya tidak bisa berleha-leha seper

  • Bukan Surga Impian    34 : Senjakala yang Sebenarnya

    “Bisa Anda jelaskan, terkait dengan berita tersebut?” “Nona Senjakala, tolong beritahu kami! Apa benar, Nona menjadi istri kedua?”“Katanya, Anda telah merusak rumah tangga orang lain. Apa itu benar, Nona Senjakala?” Jenna mengangkat kedua tangan untuk menutupi dua telinganya rapat-rapat, saat ia mendapatkan pertanyaan bertubi dari para wartawan tersebut. Sungguh! Jenna sama sekali tidak bisa menjawab, lantaran panic attack yang berujung dengan kecemasannya menyerang—membuatnya kesulitan untuk membela diri. Sementara sosok pria yang berdiri di samping Jenna, tertegun sambil mencerna kalimat demi kalimat yang dipertanyakan oleh wartawan tersebut pada istrinya. Senjakala? Bukankah itu nama seorang penulis yang Reyhan sering baca karya novelnya? “Kenapa? Kamu mengenalnya?”“Sangat mengenalnya.” Reyhan ingat pembicaraannya dengan Jenna beberapa menit yang lalu. Perempuan itu bilang, jika dia sangat mengenali sosok Senjakala yang dimaksud. Apa mungkin, sosok Senjakala itu adalah Jenna

  • Bukan Surga Impian    33 : Fans Tak Terduga

    Ada beberapa hal dalam hidup, yang bisa membuat Jenna merasa bangga pada dirinya sendiri. Selain karena bisa mengontrol kecemasan yang datang dengan tiba-tiba, Jenna juga merasa bangga saat ada seseorang yang membaca karyanya dengan perasaan mendalam. Tak jarang, pembacanya selalu meneror Jenna via DM Instagram hanya untuk memaki-maki karakter yang buruk dalam karyanya. Atau memuji karakter yang berperan sebagai protagonis. Sebagai seorang penulis, tentu Jenna membutuhkan feedback dari pembacanya. Maka dari itu dia sangat senang dan bangga pada dirinya sendiri, saat ada pembacanya yang terbawa suasana dengan alur cerita yang dibuat.Sama seperti yang dilakukan oleh seorang pria di meja kerjanya itu. Jenna yang berdiri di ambang pintu cukup terpekur dengan pemandangan langka ini. Bagaimana bisa, suaminya sedang membaca salah satu karyanya yang berjudul 'Bukan Surga Impian'? Yang di mana isi dari cerita itu adalah tentang seorang istri kedua yang menikah karena sesuatu hal. Sebenarny

  • Bukan Surga Impian    32 : Misi Pertama

    Sejak awal, Jenna tak seharusnya berharap lebih dengan pernikahannya bersama Reyhan. Pernikahan yang dari awalnya saja bersifat pemaksaan terhadap personal, meskipun pada prosesnya—Cahaya membeberkan sakitnya sebagai alasan utama, untuk membuat Jenna dan Reyhan menyetujui permintaannya. Maka sekali pun sekarang sudah tidak ada lagi sosok Cahaya, yang membuat Jenna seringkali merasa bersalah karena sudah memutuskan untuk menjadi madu wanita itu. Tapi sekarang Jenna justru dihadapkan dengan segala berita buruk yang beredar tentangnya. Entah bagaimana caranya publik tau, jika status Jenna sebelumnya adalah istri kedua. "Ada yang membebani pikiranmu?" Sebuah suara bariton tiba-tiba membuat Jenna tersentak kecil. Dia lupa, jika saat ini tengah makan malam bersama dengan Reyhan dan Anala."Ah, maaf. Aku sedikit melamun," ucap Jenna merasa tidak enak."Ada yang membebani pikiranmu?" Reyhan mengulangi pertanyaannya. Pasalnya, pria itu merasa Jenna tidak seperti yang ia lihat. Wajahnya terli

  • Bukan Surga Impian    31 : Tak Terduga

    Selama satu bulan full, Jenna memilih mengosongkan jadwal untuknya menghadiri acara seminar ataupun talkshow yang berkaitan dengan literasi. Tapi pagi ini, dia akan kembali lagi dengan aktivitasnya sebagai seorang penulis dan pengisi materi kepenulisan. Satu bulan kemarin, Jenna manfaatkan waktu kekosongan tersebut untuk mengurus rumah tangga barunya. Sekaligus merapikan hati, setelah kepergian Cahaya yang sekarang menginjak bulan kedua. "Setelah ini, kamu dipanggil. Persiapkan diri, Na." Yang bersuara barusan, adalah rekan sesama penulis. Tapi seringkali bekerjasama dengan berbagai sekolah ataupun instansi yang ingin mengadakan acara seminar dan talkshow literasi. Ya sebut saja, dia salah satu bagian dari kepanitiaan acara seminar pagi ini. "Hari ini, kamu tidak jadi pemateri?" Jenna melempar tanya. Sementara, sosok yang menjadi lawan bicara Jenna itu malah membalasnya dengan seulas senyum dan gelengan kepala. "Kukira kamu juga isi," sambung Jenna. "Akhir-akhir ini aku sibuk ja

  • Bukan Surga Impian    30 : Harapan yang Pupus

    "Apa yang kulakukan kemarin? Aku memeluk dia?" Seorang pria berjalan mondar-mandir di kamar. Pikirannya melanglang pada saat siang kemarin, ketika dirinya mendadak peduli dengan Jenna—istri kedua yang sekarang beralih status menjadi satu-satunya istri. "Dia bisa kepedean! Dan yang paling parah adalah ... menaruh perasaan cinta padaku." Pria itu mengusap wajahnya kasar, sama sekali tidak bisa membiarkan jika semua itu terjadi. Meskipun saat ini dirinya menerima kehadiran Jenna sebagai istri, tapi untuk hal perasaan cinta—ia tidak bisa menjanjikan itu. Hidup selama hampir 7 tahun bersama dengan mendiang Cahaya saja, dirinya sulit untuk jatuh cinta pada wanita itu. Bagaimana mungkin, perasaannya akan berubah pada Jenna—yang dia kenal hitungan bulan? Pria yang tak lain adalah Reyhan itu tidak bermaksud untuk jahat, dengan melarang Jenna jatuh cinta padanya. Reyhan hanya takut, jika lagi-lagi dia menyakiti hati seorang perempuan. Sama seperti apa yang dia lakukan pada mendiang Cahaya.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status