Home / Romansa / Bukan Sekedar Sahabat / 18. Menyimpan Rasa

Share

18. Menyimpan Rasa

Author: Bai_Nara
last update Last Updated: 2022-03-22 21:21:36

Fina sedang membetulkan tali sepatunya. Dia baru saja mengelilingi lapangan bersama keluarga besarnya. Kebetulan Keluarga Royyan dan Fiqa juga sedang menginap di rumah, rumah jadi rame pokoknya. 

Fina berdiri namun botol air minumnya terlepas dan menggelinding. Sebuah tangan mengambil botol milik Fina dan tanpa ba bi bu langsung menenggak isinya sampai habis. Fina hanya berdecak kemudian menghilangkan tangan di dada.

"Haus ye bang?" sindir Fina.

"Banget, alhamdulillah kini lepas dahaga telah basah urat semua semoga berpahala bagi yang memberinya. Hehehe."

"Ck." Fina mencebik lagi kemudian memukul bahu Zio keras sekali sampai Zio memekik keras. 

"Sakit, Fin. Ck, galak banget jadi cewek."

"Bodo, yang penting cantik weee."

"Hooh, gemesin lagi apalagi tuh bibir sama pipi chubbynya pengen tak ci—" Zio nyengir dan langsung lari karena Fina sudah memasang pose siap menghajar. Seperti biasanya, mereka suka tidak mengenal ruang

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Bukan Sekedar Sahabat   19. Drama Saat Nonton

    Carrisa Aurora adalah remaja lima belas tahun dengan kekurangan fisik yang ada di giginya. Dia pernah mengalami kecelakaan dan membuat tekstur giginya berubah. Sejak itu, dia menjadi pribadi yang minder dan sulit bergaul. Apalagi karena banyak yang merundunginya (bully) akibat kekurangan pada fisiknya.Ketika menginjakkan kakinya di sekolah baru, apa yang ditakutkan oleh Risa ternyata tidak terjadi. Dia memang mendapat tatapan aneh dari setiap siswa tapi jarang ada yang membullynya. Beda sekali di sekolahnya dahulu. Karenanya Risa pun mulai nyaman dan sudah bisa beradaptasi.Ditambah lagi keluarga Eyang Rahmat begitu menerimanya, semakin membuat Risa bahagia. Dan semakin bahagia jika hari jumat tiba, itu berarti dia akan bertemu dan bakalan menikmati liburan seru bersama Fina."Risa!" teriak Fina.Risa yang sedang mencuci piring mendongak lalu tersenyum ke arah Fina."Baru datang Fin.""Hooh."Fina langsung menerobos ke da

    Last Updated : 2022-03-22
  • Bukan Sekedar Sahabat   20. Zionathan

    Zaky dan Yudho sejak tadi saling melirik dan saling sikut. Belum lagi bisikan lirih diantara keduanya tak menemukan titik temu."Kamu aja, Zak. Kan kamu teman sebangkunya," bisik Yudho."Kamu aja, kamu kan biasa ceplas ceplos pasti Zio maklum kok." Zaky pun ikutan berbisik."Gak ingat apa, semester kemarin aku mbayol yang aku dapat apa?hiiiii." Yudho begidig ngeri membayangkan kejadian semester gasal lalu saat penerimaan rapor."Aku gak mau lagi. Beneran deh! Takut.""Aku juga takut, Yud."Zaky dan Yudho akhirnya memilih diam dan mengamati, karena rasa takut mereka berdua lebih mendominasi meski kalau boleh jujur kekhawatiran keduanya pada Zio juga tak kalah besar.Zionathan sendiri sedang duduk tenang di salah satu bagian teras depan X IPA 1. Meski tampak tenang, bagi yang mengenal Zio, pasti bisa menyimpulkan kalau Zio sedang tidak seperti biasanya. Tatapan matanya dingin, rahangnya mengeras, alisnya bertaut sedangkan sudut bibirnya membent

    Last Updated : 2022-03-22
  • Bukan Sekedar Sahabat   21. Sekelas Lagi

    Zio memainkan ponsel sambil menunggu kedatangan pesawatnya. Gemma si asisten rumah tangga dan Antonio si sopir keluarga dengan setia menemani majikan mudanya. Emma dan Raphael tidak bisa menemani sang putra karena Raphael harus ke Inggris untuk mengurus bisnisnya sedangkan Emma ada acara jumpa fans di New York.Zio menaruh ponselnya di dalam tas kemudian segera berdiri begitu mendengar pengumuman keberangkatan pesawat yang akan ditumpanginya."Tuan, ini koper Anda. Hati-hati di jalan," ucap Antonio."Iya.""Tuan Nathan jangan lupa makan tepat waktu, saya tunggu tuan di liburan semester berikutnya.""Jangan berharap, Gemma. Karena semester depan, Nathan mau menghabiskan liburan di Indonesia saja. Di sana lebih seru. Nathan mau mengunjungi komodo saja dari pada menatap batu setiap hari."Zio langsung menarik kopernya santai tanpa mau melihat bagaimana ekspresi kedua asistennya. Baik Gemma dan Antonio hanya bisa diam. Mereka paham dengan suasana hati sang

    Last Updated : 2022-03-23
  • Bukan Sekedar Sahabat   22. Nikmatnya Menyukai Dalam Diam

    Hari berganti hari, waktu terus bergulir sesuai dengan perputaran roda waktu. Tak terasa hampir satu bulan, Rafina Nara Paramitha sudah bergelar sebagai siswi kelas sebelas. Karena Yuni sudah tidak sekelas lagi, Fina kini duduk dengan teman baru bernama Emi. Sedangkan Zio duduk bersama Keniko, remaja dengan sifat yang sama dengan Zaky, Yudho dan tentu saja Zio. Yuni sendiri sekarang di kelas XI IPA 4. Tapi namanya sahabat, kalau lagi ketemu ya tetap hobinya ngerumpi bareng ghibah bareng. Seperti siang ini, saat jam istirahat kedua. Fina janjian makan bareng dengan Yuni, Emi dan teman sebangku Yuni bernama Riris.Selain makan juga disambi ngerumpi dan tema ngerumpi mereka kali ini adalah Mas Ikhwan ganteng mantan ketua Rohis. Siapa lagi kalau bukan Kahfi.Yuni dan Riris memang penggemar berat Kahfi. Dimana pun dan kapan pun kalau ada hal berbau Mas Ikhwan Sholeh, keduanya langsung antusias. Bahkan Yuni sekarang berkerudung, demi bisa masuk menjadi anggota rohis

    Last Updated : 2022-03-23
  • Bukan Sekedar Sahabat   23. Perundungan

    Fina menggunakan kaos pendek berwarna pink, jaket berbahan jeans, celana jeans, sepatu sneakers warna putih, rambut dikucir kuda. Perfect. Hari ini Fina ingin tampil tomboy ceritanya. Soalnya, dia sama teman-teman rencana mau ke Baturaden menjelajah sampai 'curug pitu' jadi buat apa tampil girly kalau mau mendaki gunung lewati lembah yang ada kayak orang kesasar.Setelah memastikan penampilannya maksimal, Fina segera keluar dari kamar."Mamah, Papah, Fina pamit ya?"Rayyan dan Nasha sedang bersantai sambil menonton TV, sedangkan Zaza dan Reihan sedang menginap di Purbalingga."Iya, hati-hati bawa motornya.""Iya Pamah.""Bilag sama Eyang ya Nduk, mamah sama papah agak siangan ke rumah mereka.""Okok. Padahal ya jarak rumahnya gak nyampe sekilo," cibir Fina membuat Nasha tertawa.Rumah Eyang Rahmat memang berada di di dekat jalan raya, ingat kan? Eyangnya Fina sekarang menikmati masa pensiun sambil berdagang gethuk. Sedangkan rumah orang

    Last Updated : 2022-03-23
  • Bukan Sekedar Sahabat   24. Cemburu Sama Tas

    Fina sedang mencoba menahan emosinya. Bukan sekali ini dia mendapati, Risa dibully oleh orang lain. Khususnya cowok. Dan pembullyan itu selalu terjadi ketika Risa bersama dengan Fina. Ada rasa sedih, ketika menyadari semua orang khususnya kaum adam selalu membanding-bandingan dirinya dengan Risa terutama dari segi fisik. Tentulah mereka berbeda orang bibitnya juga beda. Tapi gak perlu kan, harus dengan mengatakan kekurangan Risa.Risa dan Zio memilih diam, Fina kalau lagi emosi keras kepalanya gak nanggung-nanggung. Maklum bontot, paling banyak dapat limpahan kasih sayang makanya begitu."Fin," panggil Zio."Mereka nyebelin banget sumpah, untung gak aku tonjok kayak si Rendi waktu itu. Lagian kenapa sih pada senengnya banding-bandingin kita berdua, ya jelas beda lah." Fina berkata dengan napas menderu."Fin.""Kamu juga sama, kan Zi? Kamu pasti juga gitu. Suka bandingin aku sama Risa. Suka ngomong jelek-jelek tentang Risa," cecar Fina.Zio berdiri dan d

    Last Updated : 2022-03-23
  • Bukan Sekedar Sahabat   25. Ada Yang Kesal

    Rafina tersenyum saat melihat adegan dimana Nam digendong oleh Top sementara tasnya Nam malah dibawa oleh Shone. Ah, mengingat tas, Rafina jadi sebal. Huh!"Nonton apa, Fin?""Ini Mbak, kisah Nam sama Phi Shone.""Ooo." Zaza ikut duduk di samping Fina dan ikut menonton.Keduanya menghayati film sampai pada adegan Nam mengungkap rasa cintanya pada Shone yang ternyata sudah punya pacar, baik Fina dan Zaza refleks mengelap ingus pertanda keduanya begitu menyatu dengan isi cerita. Ya ampun, mana ada habis ungkapin cinta sama gebetan, eh gebetan ternyata baru jadian, belum lagi jatuh ke kolam renang. Duh, sakitnya dapat malunya juga dapat. Lengkap dah.Reihan yang baru pulang, menatap istri dan adiknya dengan kerutan di kening. Reihan hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah istri dan adiknya. Kebiasaan, cuma nonton drama aja pada baper. Sampai nangis-nangis segala. Kadang Reihan gak paham kenapa orang harus menonton drama sedih kalau akhirnya bikin nangis

    Last Updated : 2022-03-23
  • Bukan Sekedar Sahabat   26. Studi Wisata

    "Gak usah melengos kayak gitu, Fey. Kamu kan udah paham gimana hubunganku sama Zio kayak apa. Kamu mau cemburu monggo, mau musuhin aku monggo. Toh aku gak rugi," ketus Fina saat melihat Feyza pura-pura memandang ke arah lain ketika Fina melewatinya bersama Emi.Feyza tidak peduli dan memilih menarik tangan Maya. Maya sendiri hanya bisa meminta maaf lewat mimik mukanya. Fina tersenyum dan mengangguk.Feyza masih menarik tangan Maya hingga keduanya kembali ke kelas dan duduk."Apa-apaan dia, ish nyebelin!" sungut Feyza."Biasa aja kali, Fey.""Ck. Sok cantik banget tuh orang. Lagian siapa yang mau temenan akrab sama dia. Ih! Sok terkenal banget." Feyza masih menampakkan ketidaksukaannya sama Fina.Maya tertawa melihat kecemburuan Feyza."Emang Fina cantik, kok. Semua juga tahu.""Kamu kok malah belain dia sih!""Aku gak belain siapa-siapa, bagiku kamu sama Fina ya tetep temanku. Aku gak pilih kasih.""Harusnya kamu belain aku don

    Last Updated : 2022-03-23

Latest chapter

  • Bukan Sekedar Sahabat   97. Ekstra Part

    Sepuluh Tahun Kemudian Zio baru selesai bertugas. Dia segera membereskan barang-barangnya, memasukkan ke dalam tas, menaruh jas dan sneli pada tempatnya lalu segera keluar dari ruangannya. Di sepanjang koridor dia menyapa para perawat, rekan kerja atau tersenyum pada pasien atau pengunjung yang berpapasan dengannya. Sampai di parkiran dia segera masuk ke dalam mobil. Satu jam kemudian dia sudah sampai di rumah. "Sore Tuan Nathan." "Sore Gemma. Fin Fin sudah pulang?" "Belum, Nona Fina masih harus menunggu satu pasiennya yang mau melahirkan." "Oh, anak-anak mana?" tanyanya sambil melirik ke arah jam dinding yang menunjuk angka setengah empat. "Jalan-jalan bersama Tuan Besar dan Nyonya." "Oke. Aku mandi dulu ya Gemma." "Baik, Tuan." Zio segera masuk ke kamarnya. Zio dan Fina akhirnya tidak LDR-an lagi sejak sembilan tahun yang lalu. Baik Fina dan Zio menyelesaikan program spesialis tepat waktu. Di sini Zio harus mengacungkan trofi buat sang istri. Di saat dia hanya memikirkan ku

  • Bukan Sekedar Sahabat   96. Kelahiran Sacha (Tamat)

    Tarik napas hembuskan. Fina berkali-kali mencoba mengontrol napasnya dan menahan agar tidak mengejan duluan. Sesuai perkiraan ternyata hari kelahiran putrinya hanya maju tiga hari dari HPL. Sang suami sudah diberitahu sejak Fina sering mengalami kontraksi palsu dua hari yang lalu. Zio bilang akan mengusahakan pulang, tetapi Fina paham jarak Paris-Purwokerto sangat jauh. Tapi tetap saja dia berharap sang suami segera pulang. "Suamimu katanya pakai jet pribadi lagi. Biasa nyewa punya temennya Mr. Oliver." Emma yang sejak satu minggu yang lalu sudah di Purwokerto menemani Fina bersama Nasha. Bahkan Ibu Arini juga sedang perjalanan menuju ke rumah sakit. "Sakit Sayang?" tanya Emma. Fina hanya mengangguk. Dia hampir mewek tapi berusaha tegar. Sang ibu yang paham apa yang dirasakan putrinya. Mengelus punggung sang anak yang sedang rebahan dalam posisi miring ke kiri. "Banyak istighfar ya Nduk. Mamah tahu rasanya. Kamu kuat." Fina tak bisa menahan tangisnya. Dia menarik tangan sang ibu

  • Bukan Sekedar Sahabat   95. Aku, Kamu dan Kita

    Zio sedang mengangguk-angguk sambil mendengarkan perkataan dosennya. Sejak satu jam yang lalu sang dosen yang sedang marah memarahi Zio karena berani membolos dari ujian. Fina yang kasihan kepada suaminya, turut membantu. Dengan jurus rayuan maut, Fina meminta ijin pada sang dosen untuk bicara. Dia bercerita apa adanya kalau dia dan Zio bertengkar hebat yang menyebabkan Zio langsung ke Indonesia demi menyelesaikan masalah rumah tangga. Cukup lama keduanya bicara.Zio padahal sudah pasrah jika harus mengulang satu tahun lagi. Tapi rupanya aksi heroik Zio membuat dosennya, prof. Louisa yang terkenal killer jadi simpati. Bahkan menyebabkan Zio harus mendengarkan kisah cinta sang dosen dengan suaminya yang juga penuh liku drama. Zio antara harus bersyukur dan siap kuping. Bersyukur dia diberi keringanan dan kesempatan untuk mengikuti ujian susulan tapi dia juga harus membayar kebaikan hati sang dosen dengan mendengarkan cerita sang dosen selama hampir dua jam. Fina sendiri hanya menyaks

  • Bukan Sekedar Sahabat   94. Hukuman Untuk Fina

    Flo tertawa saat melihat ponselnya menampilkan nomer Fina. Rupanya Fina mengajaknya melakukan panggilan video call. Flo segera memposisikan dirinya di samping pria yang semalaman berbagi peluh, cairan dan kenikmatan bersamanya. Dia segera menekan tombol terima dan tampaklah wajah Fina yang menatap Flo dengan tatapan membunuh."Hai Fin, gimana kabarmu? Masih sehat kan? Hahaha. Eh, suamimu semalam hebat banget tahu. Kemarin dia semalaman bersama Aisyah, dan tadi malam dia menghabiskan malam bersamaku. Hahaha. Kita habis kamu tahu lah ... bercinta." Flo menunjukkan leher dan bagian tubuh atasnya yang penuh tanda merah. Dia bahkan sengaja masih belum memakai baju dan menutupi bagian tubuhnya dengan selimut. Bukan itu saja, Flo bahkan sengaja memancing kemarahan Fina dengan mengecup punggung toples lelaki yang kini masih tidur di ranjangnya.Fina menampilkan ekspresi marah dan air matanya sudah meleleh, meluber-luber bersamaan dengan ingusnya."Brengsek kamu, Flo," desis Fina."Hahaha. Ya

  • Bukan Sekedar Sahabat   93. Menghajar Pelakor

    Fina baru saja menyelesaikan sholat subuhnya. Dia menatap jam yang menunjuk angka lima. Fina memegang perutnya yang sudah meronta-ronta ingin makan. Mau marah terus sama suami dan ngumpet terus di kamar juga bukan pilihan yang baik. "Kamu lapar ya Dek? Umi juga, tapi Umi masih marah sama Abi kamu. Nyebelin." Fina mengelus perutnya, tapi dasarnya sudah sangat lapar, perutnya sampai berbunyi. Fina sudah tak peduli dengan aksi marahnya pada suami. Dia memutuskan bangkit dan keluar kamar. "Bodo amat. Aku marah tapi aku lapar, ya aku mau makan." Fina segera membuka pintu kamarnya, namun dia kaget mendapati sesosok tubuh terjatuh mengenai kakinya. Fina berteriak dan meminta Zio bangun. Saking marahnya dia hendak menggunakan kakinya untuk membangunkan sang suami tapi sadar itu gak sopan dan dosa pula. Akhirnya Fina berjongkok dan membangunkan suaminya. "Hei bangun. Jangan tidur di sini. Sana tidur di kamar tamu." Fina mengguncang-guncang tubuh suaminya. "Zi, bangun Zi. Hei bangun." Ta

  • Bukan Sekedar Sahabat   92. Karena Kamu Istriku

    Sebuah pesan mampir di ponsel Fina. Tubuhnya bergetar akibat menahan amarah.[Kamu lihat, suamimu di sini banyak yang naksir. Dan dia selalu ada waktu untukku, putriku dan wanita lain. Jadi jangan berpikir kalau kamu itu cuma satu-satunya. Ya mungkin kamu satu-satunya di Indonesia tapi di Paris, Nathan punya kami]Fina hampir membanting ponselnya saat lagi-lagi Flo mengiriminya foto. Tadi foto Zio sedang berpelukan dengan Aisyah dan sekarang giliran foto toples lelaki yang mirip Zio sedang tiduran bersama Florence.[Kami sering menghabiskan waktu berdua, di tempat tidur. Dia memang hebat, selalu bikin puas dan dia sangat suka kalau aku di bawah. Dia bilang suka melihat ekspresiku saat mengerang di bawah tubuhnya. Hahaha. Dia juga bilang kalau sekarang kamu gak bisa menuhin hasrat dia gara-gara lagi hamil. Dan dia bilang kini kamu terlalu gendut, gak enak buat dipandang apalagi diajak gelut di kasur hahaha]Florence bahkan sampai mengirimkan emoticon tertawa mengejek membuat Fina marah

  • Bukan Sekedar Sahabat   91. Si Pembuat Masalah

    Fina mencoba menikmati kehamilannya. Bersyukur kehamilannya tidaklah terlalu rewel karena yang rewel dan ngidam parah adalah bapaknya. Zio yang manja jadi semakin manja. Beberapa hari setelah dia tahu sang istri hamil dan dia sendiri sudah kembali ke Paris, Zio jadi kena sindrom ngidam parah. Setiap pagi dia muntah-muntah dan lemas membuat keluarganya khawatir. Jika siang hari gejala muntahnya sudah reda. Tetapi Zio juga sering ngidam makanan yang aneh-aneh membuat Gemma, Antonio, Emma, Raphael hingga sepupunya si Benyamin kelimpungan mencari makanan yang diinginkan si calon bapak. Tapi diantara semua keinginan si calon bapak, hanya ada satu ngidam yang tidak bisa dituruti oleh semua orang."Fin Fin, Mas Jo kangen. Pengen peluk, Mas Jo ngidam nenen?" rengeknya.Fina hanya bisa meringis mendengarkan rengekan sang suami, setiap hari setiap waktu. Bahkan pernah suatu hari, Zio mengungkapkan keinginannya ketika mereka sedang video call-an dimana ada keponakan-kepanakan yang tentu saja men

  • Bukan Sekedar Sahabat   90. LDM

    Kembali ke rutinitas, mau tak mau Zio dan Fina harus menjalani LDM (Long Distance Marriage) untuk satu tahun lebih ke depannya. Menjalani LDM ternyata tidaklah mudah, ada saja masalah mulai dari gara-gara tidak mengangkat telepon sesegera mungkin hingga cemburu. Ya cemburu. Fina jadi super pencemburu gara-gara sosok Florence yang kini jadi berada di sekitaran Zio dan juga sosok Aisyah yang kini jadi lebih intens berhubungan dengan sang suami dengan alasan pekerjaan. Florence terlihat sekali mencoba memancing Fina lewat update-an status I*-nya yang memasang momen-momen bersama keluarga Evrard dan beberapa kali memposting foto Zio saat menggendong putrinya. Bahkan Aisyah yang kalem juga sepertinya masih berharap jadi madunya. Terlihat dari kehadiran Tuan Ali yang sering membawa sang putri ke rumah Raphael dengan alasan Aisyah sedang belajar bisnis. Sama seperti Fina yang jadi pencemburu, Zio juga cemburu pada sosok Faisal dan Azka yang merupakan teman baru Fina dan usianya lebih tua se

  • Bukan Sekedar Sahabat   89. Resepsi

    Malam harinya keluarga Nara berkumpul. Mereka semua membicarakan perihal perkataan Winda dan mau tak mau Zio dan Fina bercerita. Meski sedikit menyayangkan sikap sang putri, tapi Rayyan bersyukur, anaknya masih selamat. "Kita jadikan hal ini sebagai bahan pelajaran." Fina dan Zio mengangguk. Semua orang lalu beristirahat. Esok harinya semua orang kembali ke Purwokerto karena dua hari lagi resepsi pernikahan Fina dan Zio akan diselenggarakan. Fina dan Zio jadi ikutan sibuk. Acara resepsi pun digelar dengan meriah, baik Fina dan Zio tak pernah tak menebar senyum. Teman-teman kuliah dan SMA mereka banyak yang datang, kebanyakan pasti akan mengolok-olok dua pasangan. Untung baik Fina dan Zio tahan banting. Zaky, Yudho, Emi, Yuni, Riris dan kawan-kawan dekat Fina-Zio akhirnya datang. Mereka membuat suasana makin heboh apalagi dengan banyolan-banyolan dari Yudho dan Zaky. "Gimana malam hari? Jatah aman?" "Aman, Zak." "Aku yang deg-degan, gak bisa gegayaan." Zaky terlihat nelangsa kare

DMCA.com Protection Status