Share

Bab 11. Terjebak

Penulis: Soesan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Apa isi kartu yang aku berikan telah habis?" Arion tampak curiga.

"Kartu?" Ashera tercengang.

Dia merasa bodoh karena telah mengutarakan apa yang dibutuhkan pada pria yang tidak dia kenal, namun sangat mengenal Aleysa. Untuk sesaat dia merasa bingung dan bisa dikatakan kebakaran jengot sendiri oleh ulahnya sendiri.

"Ya, kartu debit yang aku berikan padamu. Bukankah beberapa hari sebelum malam itu, aku telah menyuruh Fathan memberimu uang 100 juta? Atau kamu telah menggunakan untuk perawatan tubuh sehingga saat malam di dalam kamar hotel, aroma tubuhmu sangat segar dan menggairahkan?"

Mata Ashera membulat sempurna. Seperti geledek menggelegar perkataan Arion dalam telinganya saat pria itu mengingatkan dirinya pada malam panas di dalam hotel. Andai Arion tau bila wanita yang telah melewati malam panasnya bukanlah Aleysa, kekasihnya, melainkan dirinya, mungkinkah Arion tetap akan memujinya seperti itu?

Ya, sehari sebelum malam pembuktian bila Aleysa masih perawan, yang artinya sebelum
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bukan Sekedar Pengganti   Bab 12. Pelayanan Plus-plus

    Ashera sama sekali tidak bisa berkutik kali ini. Sembari berjalan mengikuti langkah Arion memasuki restauran, di dalam kepalanya terjadi peperangan sengit melawan benang kusut yang dirajutnya sendiri. Karena ulahnya sendiri, sekarang dia harus mencari cara untuk pergi dari Arion sebelum pria itu menyadari siapa dirinya."Kamu duluan saja, aku mau ke toilet sebentar!" ucap Ashera mencari alasan untuk kabur."Di dalam ada toilet khusus," jawab Arion.Sekali lagi alasannya gagal dan terlalu mudah untuk dipatahkan oleh Arion. Ashera mendengus kesal dan sangat lirih, takut Arion mendengarnya.Untung saja saat mereka hendak memasuki ruang VVIP, ponselnya berdering."Aku jawab telepon sebentar," ucap Ashera.Arion tidak menjawab. Dia hanya mengangguk dengan tatapan mengizinkan, lalu berjalan kembali dan masuk ke dalam ruangan yang sepertinya telah terbiasa dia gunakan untuk makan.Ashera benar-benar merasa lega dan mendapatkan kesempatan untuk melarikan diri dari pria itu sebelum semuanya me

  • Bukan Sekedar Pengganti   Bab 13. Pakaian Mini dan Seksi

    Mendengar pernyataan Ester, bahwa dia tidak bisa menjamin Ashera tidak disentuh oleh pria hidung belang di cafenya, Ashera dan Trixi saling bertukar pandang. Keduanya tampak ragu, terlebih Trixi. Sahabat Ashera itu tidak yakin bila Ashera bisa lolos dari tangan-tangan gatal."Aku tidak akan membiarkan mereka menyentuh tubuhku. Aku akan berusaha melakukan yang terbaik agar mereka tidak melakukannya." Ashera mengatakan untuk meyakinkan Ester agar diizinkan bekerja di sana."Shera, apa kamu yakin? Kalau tidak, aku akan mencarikanmu pekerjaan lain." Kini yang tidak yakin dan khawatir adalah Trixi.Awalnya dia berpikir Ashera bisa bekerja di cafe itu dengan jaminan Ester mempekerjakan di tempat yang tidak harus terjamah oleh pria hidung belang atau paling tidak di kasir. Ternyata harapannya tidak sesuai, bagian kasir tidak membutuhkan tambahan orang. Yang membutuhkan adalah bagian pelayan karena salah satu karyawannya mengambil cuti beberapa hari.Ashera tersenyum mendeng

  • Bukan Sekedar Pengganti   Bab 14. Pelanggan Pertama

    "Selamat malam, Tuan-tuan," sapa Ashera memberanikan diri menyapa dengan ramah.Tidak segera menjawab, keempat pria itu langsung mengarahkan pandang mereka pada Ashera dengan serempak. Bahkan sapaan Ashera mampu menghentikan canda dan tawa mereka.Ashera terkejut melihat ekspresi mereka. Keberanian yang sejak tadi sangat susah dipupuk dan dikumpulkan, kini kembali sedikit tergoyahkan. Sebenarnya kaki Ashera sudah mulai bergetar, tetapi dengan menghirup dan mengeluarkan beberapa kali hembusan napas, Ashera dengan cepat bisa kembali mengumpulkan keberaniannya."Tuan, mau pesan minuman apa?" tanya Ashera kembali menawarkan pelayanannya dengan sopan.Setelah mendengar pertanyaan Ashera untuk ketiga kalinya, salah satu dari mereka menyadarkan teman-temannya dengan menyenggolkan lengannya pada lengan teman di sampingnya, hingga akhirnya keempat pria itu tersadar dari lamunan terpesona.Yang membuat mereka terpesona bukan hanya karena kecantikan Ashera yang berbeda deng

  • Bukan Sekedar Pengganti   Bab 15. Jadilah Kekasihku!

    "Aku akan menambah dua kali lipat untukmu, asal kamu mau melakukan satu hal untukku," ucapnya lagi."Maaf, Tuan. Sepertinya uang ini sudah cukup," tolak Ashera.Bohong bila uang yang didapatnya malam ini sudah cukup untuk biaya pengobatan ibunya. Uang itu mungkin hanya cukup untuk membayar satu hari biaya perawatan saja, tapi belum termasuk obat-obatan yang harus diberikan pada ibunya.Ashera tidak memungkiri bila dia membutuhkan banyak uang, tetapi untuk menerima tawaran yang belum diketahui apa itu, hatinya semakin ragu dan merasa ngeri. Dia bekerja bukan di tempat yang aman dan nyaman, melainkan banyak resiko yang harus dilaluinya."Kamu yakin?" Pria itu semakin mendesak.Ashera ragu. Keraguannya itu tidak bisa ditutupi oleh sorot mata dan aura wajahnya sehingga pria itu pun mengetahui, maka dia bangkit dari duduknya dan mendekati Ashera.Masih tidak menyentuhnya. Pria itu berjalan mengitari Ashera dengan sorot mata memperhatikan penampilan dan bentuk tubu

  • Bukan Sekedar Pengganti   Bab 16. Bukan Wanita Murahan

    Ashera mengedarkan pandang ke sekitar mereka berdiri untuk mencari keempat pria yang tadi bersama Gavin. Dia tidak percaya bila pria itu hanya sendirian di sana. Bisa jadi Gavin hanya memancing dan mempermainkannya, sedangkan keempat pria lainnya sedang bersembunyi dan menunggu aba-aba dari Gavin. Ashera tampak waspada dan hati-hati."Aku menunggumu," jawab Gavin."Maaf, tapi aku tidak memintamu menunggu dan aku tidak punya waktu. Permisi." Ashera tidak memperdulikan Gavin. Dia ingin segera pulang karena waktu telah menunjukkan hampir tengah malam. Ashera menggeser langkahnya menghindari tubuh Gavin yang berdiri di depannya, tapi baru juga satu langkah kakinya bergerak, tiba-tiba Gavin mencekal lengannya dan menahannya."Tapi aku butuh bantuanmu," ucap Gavin menarik lengan Ashera sehingga tubuh Ashera kembali menghadap Gavin.Ashera tidak segera menanggapi perkataan Gavin. Dalam dirinya telah berkecamuk rasa kesal dan marah karena pria itu telah berani menyentuh

  • Bukan Sekedar Pengganti   Bab 17. Pengkhianatan

    Seperti yang telah mereka sepakati, malam ini Ashera izin tidak masuk kerja hingga pesta selesai. Ternyata izin Ashera ini juga dilakukan oleh Gavin. Pria itu telah lebih dahulu menemui Ester dan mengatakan ingin membawa Liona.Gavin telah menunggunya di luar, di depan cafe. Beberapa kali pria itu melirik arloji di pergelangan tangannya dan tampak gelisah."Maaf, aku terlambat," ucap Ashera bertampang sesal.Ashera terlambat bukan karena tidak memiliki alasan. Sebelum pergi, ibunya sempat tidak mau ditinggal. Untung Trixi segera datang dan membantu membujuk ibunya sehingga Ashera bisa pergi dengan tenang.Gavin tidak membalas sapaan Ashera. Pria itu lebih tertarik memperhatikan penampilan dan gaun yang dikenakan oleh Ashera. Kedua bola matanya bergerak menjelajah tubuh Ashera dari atas kepala hingga alas kaki."Apa tidak ada pakaian lainnya?" tanya Gavin.Gavin tidak menyukai penampilan Ashera yang terlalu sederhana dan menurutnya sama sekali tidak berkelas.

  • Bukan Sekedar Pengganti   Bab 18. Bertemu Kembali

    "A-aku ke toilet sebentar." Nada dengan cepat membuka kembali matanya seiring dengan tangan kanannya terangkat menahan dan berusaha menepis tangan Arion yang telah hampir menyentuh kulit wajahnya.Ashera juga cepat-cepat berdiri dari duduknya, melangkah mundur memberi jarak antara dirinya dengan Arion karena saat ini jarak mereka sangat dekat, apalagi tadi Arion ingin menyentuh wajahnya.Jantungnya benar-benar sedang berlomba dengan deburan ombak melebihi ombak lautan lepas. Dadanya berdebar bagai genderang perang. Ashera benar-benar terkejut dan shock dengan kehadiran Arion di tempat itu."Aleysa, kenapa?" Kedua ujung alis Arion mengernyit dan hampir menjadi satu melihat sikap kekasihnya yang aneh dan terkesan gugup menghindarinya. "Apa kamu marah padaku karena aku terlambat, tidak menjemputmu dan mengantarmu ke sini?" Arion pikir Aleysa marah karena dia tidak menuruti permintaan Aleysa.Ashera bingung. Dia tercengang mendengar dugaan dan perkataan Arion. Dia

  • Bukan Sekedar Pengganti   Bab 19. Sebagai Taruhan

    "Aku membayarmu untuk menemaniku. Tidak akan kubiarkan menghindar." Gavin tiba-tiba menahan Ashera dengan cengkeraman tangannya.Alangkah kagetnya Ashera melihat perubahan sikap dan cara bicara Gavin. Ashera terperangah. Untungnya ada topeng yang menutupi sebagian wajahnya sehingga ekspresi kaget Ashera tidak terlalu terlihat. Meski begitu, tetap saja rasa kaget itu membuat Gavin semakin menekan tangannya."Tapi, aku mau minum," ucap Ashera menguatkan alasannya dan mengelak tuduhan Gavin."Nanti saja setelah aku perkenalkan kamu pada mereka!""Tapi-" Ashera cukup ragu untuk pergi. Bukan karena kehadiran Arion saja, tapi yang membuatnya merasa sangat tidak nyaman adalah kehadiran wanita yang ada di samping Arion. Dia yakin wanita itu adalah Aleysa. Pakaian dan penampilan mereka yang sama yang membuat Ashera sangat enggan pergi ke sana."Aku membayarmu untuk menyelamatkan statusku, jadi menurutlah!" Kembali Gavin menekan Ashera.Ashera kesal dengan penekan

Bab terbaru

  • Bukan Sekedar Pengganti   Bab 125. Sebagai Tangan Ibu

    "Hentikan, Aleysa!" teriak Arion sembari menangkis dan menahan tangan Aleysa ketika akan menampar wajah Ashera.Sejak tadi dia terdiam bukan karena tidak ingin menyelesaikan masalah ini. Arion hanya tidak ingin mencegah Ashera menumpahkan segala kemarahan, kekecewaan yang sejak lama dirasakan dan terkubur dalam hidupnya.Arion baru bertindak ketika Aleysa hendak menyakitinya. Mencelakai istrinya. Bukan hanya menahan tangan Aleysa saja, tapi Arion mendekap Ashera dalam pelukannya sebagai bentuk perlindungan."Arion, kamu-"Arion menghempaskan tangan Aleysa kasar dan menghujani dengan tatapan marah.Bukan hanya Aleysa yang terkejut, meski sebenarnya Arion pernah memperingatkan sebelumnya. Semua orang yang ada di sana memperhatikan mereka tidak kalah terkejutnya. Selama ini yang mereka tau, Arion sangat mencintai Aleysa, bahkan menjadikan wanita itu ratu. Sampai tidak ada yang berani menyentuhnya. Tapi hari ini, apa yang terjadi di depan mata mereka membuktikan bila Alyesa masih kalah d

  • Bukan Sekedar Pengganti   Bab 124. Tamparan

    "Ashera, apa yang kamu katakan? Apa kamu menuduh aku telah membunuhnya? Kamu juga menjadikan aku orang yang pantas disalahkan atas kematiannya?"Alesya tidak terima dan merasa Ashera sedang menuduh dan menyudutkan dirinya atas kematian ibu mereka. Meski Zanna meninggal saat dikurung olehnya, namun Alesya tetap merasa tidak membunuhnya."Apa aku mengatakan seperti itu?" tantang Ashera.Alesya memberi ekspresi mencibir. Secara tidak sadar, Aleysa telah menunjukkan kesombongan dan sifat aslinya yang selama ini ditutupi dari Arion."Meski tidak mengatakan secara langsung, tapi ucapanmu termasuk tuduhan," jawab Aleysa tetap tidak mau kalah.Ashera tertawa kecil menanggapi. Kedua tangan terlipat di depan dada. Tatapannya terus menghunus Aleysa, menilik ke dalam manik mata kakak perempuannya itu."Kamu seharusnya berterima kasih karena aku telah menguburkan wanita miskin itu dengan layak," sambung Aleysa.Aleysa merasa dirinya telah menjadi pahlawan karena telah memberi penghormatan terakhir

  • Bukan Sekedar Pengganti   Bab 123. Pantas Diperjuangkan

    Arion: Jangan biarkan tumbuh akar di tubuhku karena menunggumu terlalu lama!Ashera: Belum selesai.Arion mengirim emot kesal.Ashera tertawa kecil melihat emot yang dikirm Arion padanya.Sejak hari di mana Ashera mendengar secara langsung apa yang dikatakan Arion pada Kafi di rumah sakit, hubungan mereka semakin dekat layaknya suami istri sungguhan. Keraguan Ashera tentang dirinya sebagai pengganti, tidak ada lagi dalam hatinya. Bukan hanya perkataan saja, Arion pun membuktikan dengan sikap dan cara memperlakukannya. Ashera dapat merasakan bila dia telah memiliki cinta Arion seutuhnya dan mengakui bila dia pun telah jatuh cinta."Ashera, fokuslah!" Fathan yang sejak tadi memperhatikan sedikit geram melihat Ashera lebih sering melihat ponsel dan tersenyum sendiri, daripada memperhatikan presentasi yang sedang dibacakan oleh klien mereka."Maaf." Ashera segera menyembunyikan ponselnya di bawah meja, di atas pangkuannya, tapi masih saja sesekali melirik dan jemarinya masih aktif memba

  • Bukan Sekedar Pengganti   Bab 122. Memakanmu di Pagi Hari

    "Emmmm ...."Sudut bibir Arion tersenyum melihat wanita di samping tidurnya mengeliat dan berganti posisi. Senyumnya semakin lebar saat posisi itu menguntungkan baginya. Ashera yang tadi tidur membelakanginya sedangkan dia memeluknya, kini berputar haluan sehingga mereka saling berhadapan. Untungnya lagi, Ashera langsung merapatkan pelukan mencari kehangatan pada tubuhnya. Ashera menyembunyikan wajah dalam dada bidangnya.Karena tidak ingin mengganggu tidur nyenyak sang istri, Arion pun terdiam tanpa bergerak. Bahkan untuk bernapas pun rasanya sayang sekali. Dia takut pergerakan dada dan hembusan napasnya membangunkan Ashera.Arion telah berusaha tenang, tapi ada saja yang mengusik ketenangan mereka dan membuat Ashera kembali mengubah posisinya."Sial" makinya lirih saat dering ponselnya terdengar nyaring.Arion kesal karena lupa mematikan nada dering ponselnya saat hendak tidur semalam. Karena terlena oleh cinta dan cumbuan, dia pun turut terlelap bersama Ashera setelah ritual malam

  • Bukan Sekedar Pengganti   Bab 121. Suapan Pertama Hingga Akhir

    "Kalau begitu, aku akan menyiapkan air hangat untukmu mandi," ucap Ashera.Ashera kembali bangkit sembari meraih jas dan tas kerja Arion yang diletakkan di samping duduknya."Tidak perlu!" Arion kembali menahan dengan menyentuh tangan Ashera. "Tetap di sini dan temani aku makan!" "Tapi-"Arion menyentuh kedua sisi pundak Ashera dan memintanya kembali duduk dengan santai di sampingnya.Ashera pun patuh. Meski sedikit canggung dan kaku, tapi dia tidak membantah perintah suami."Ini sudah sangat larut, aku takut bila harus makan sendirian," ucap Arion mencari alasan.Percaya?Tidak. Ashera tidak percaya dengan alasan yang diberikan Arion untuk menahannya. Kulit dahinya pun sedikit berkerut.Arion bukan tidak peka pada ekspresi wajah istrinya. Dia hanya berpura-pura tidak peka saja."Buka mulutmu!" Arion menyodorkan sesuap penuh ke arah mulut Ashera."Aku tau kamu juga belum makan," sambung Arion ketika Ashera tidak juga mau membuka mulutnya. Melainkan malah menatapnya lekat.Masih mena

  • Bukan Sekedar Pengganti   Bab 120. Menunggu Hingga Larut

    "Apa Ashera belum kembali?""Belum."Arion merasa cemas dan khawatir ketika tiba di perusahaan tidak melihat Ashera di meja kerjanya. Nomornya juga tidak aktif. Menurut informasi yang dia dapat, istrinya itu pergi menemui temannya setelah terjadi pertengkaran dengan salah satu karyawannya di toilet umum."Bagaimana dengan Trixi?" Arion melihat Fathan."Sama, nomornya tidak dapat dihubungi."Berkali-kali Fathan menghubungi nomor Trixi, tapi sama dengan nomor Ashera. Nomornya tidak aktif, Fathan malah masuk ke dalam pesan suara untuk ditinggalkan.Arion bertambah cemas. Karena terburu-buru setelah mendapat telepon dari Kafi tentang kondisi Aleysa, dia melupakan Ashera. Padahal istrinya itu lebih membutuhkan dirinya di saat orang lain memandangnya sebelah mata."Bagaimana dengan wanita itu? Apa sudah memberinya hukuman?" "Sesuai dengan perintahmu. Aku sudah minta HRD untuk memecat dan memasukkan namanya dalam daftar hitam. Seumur hidup, tidak akan ada perusahaan yang berani menerimanya

  • Bukan Sekedar Pengganti   Bab 119. Membujuk dan Berharap

    "Tuan, Ashera sekarang sudah menjadi istri Anda. Dia pasti akan mengikuti semua yang Anda katakan. Tolong minta dia mendonorkan darahnya untuk Alesya, putriku!" mohon Kafi menangkupkan kedua telapak tangan di depan dada.Arion terdiam. Wajah dinginnya tetap dingin dengan tatapan lekat. Ada gelombang dalam hati yang tidak bisa dipahami oleh siapa pun, termasuk Kafi.Terdengar helaan napas panjang sebelum akhirnya Arion memutar tubuh menghadap serong menghindari Kafi."Tuan, aku tau Anda sebenarnya mencintai Alesya dan aku yakin pasti tidak mau Alesya mati. Aku mohon, tolong bujuk Ashera mendonorkan darahnya untuk Alesya!" Kafi mengejar Arion.Arion kembali menatap dalam dan lekat wajah memelas Kafi. Ada rasa kasihan, iba dan miris melihat pria yang biasanya terlihat angkuh dan tegar, kini tampak lusuh, lesuh dan menyedihkan. Hanya saja ada perasaan marah dan geram yang tidak bisa diungkapkan, alias terpendam dalam hati. Arion menahannya.Sejak kedatangan Arion ke rumah sakit untuk meli

  • Bukan Sekedar Pengganti   Bab 118. Mencari Tau

    "Ashera, selamat ya. Kamu sudah berhasil merebut Arion dari saudaramu sendiri," ucap salah seorang wanita saat mereka bertemu di dalam kamar mandi umum perusahaan.Setelah menikah dengan Arion, ini kali pertamanya Ashera masuk kerja. Sejak semalam hal ini sudah mengganggu pikiran Ashera. Dia yakin dengan hal ini, di perusahaan pasti akan ada yang mencibir dan menganggapnya salah, telah merebut Arion dari Aleysa."Jaga bicaramu!" sahut Ashera tetap terlihat tenang dan terkesan tidak peduli."Memiliki wajah mirip dan lebih polos ternyata tidak menjamin menjadi orang baik," sindirnya lagi.Ashera menegakkan punggung dan mematikan kran air, lalu mengambil tisu dan mengeringkan tangan. Sorot matanya menatap lekat dan tajam wanita di samping yang memandangnya telah merebut Arion dari Aleysa dengan cara licik, menjatuhkan Aleysa lewat klarifikasinya."Sebaiknya tidak usah bicara kalau kamu tidak tau yang sebenarnya, daripada ucapanmu itu membawa petaka bagi dirimu sendiri!" Wanita itu malah

  • Bukan Sekedar Pengganti   Bab 117. Menghilangkan Selera Makan

    "Katamu tidak ada orang di rumah, lalu mereka?" Mata Ashera mengarah pada dua pria yang sedang berjaga di luar rumah.Arion pun turut mengarahkan pandangnya sesuai arah pandang Ashera. Tidak butuh waktu lama untuk mengerti dan paham apa yang dimaksud dan dikhawatirkan Ashera."Anggap saja mereka bukan orang!" tanggap Arion cuek bebek dan seenaknya sendiri.Mata Ashera membola mendengar perkataan Arion. Masalahnya bukan harus menganggap mereka apa? Melainkan dia merasa malu dan sangsi. Bisa saja mereka hanya berpura-pura tidak tau apa yang telah terjadi di ruang makan saat Arion mencumbu dan membawanya melayang.Ada rasa marah dan kesal dalam hatinya. Hanya saja dia tidak bisa menyalahkan Arion sepenuhnya. Dia pun menikmati, bahkan tidak menolak sama sekali saat Arion melakukan tugas dan kewajibannya sebagai suami dan sebaliknya. Hanya saja dia merasa malu bila membayangkan orang-orang itu tau apa yang mereka lakukan."Ashera!" Arion membangunkan Ashera dari lamunannya. "Masih memikir

DMCA.com Protection Status