Share

Pertemuan yang Tak Disengaja

“Tidak penting berbicara dengan orang itu,” jawab si Kakek. Ardhan mengerutkan dahinya, ia lantas melihat siapa yang menelponnya. “Orang itu mengajakmu makan siang,” lanjut si Kakek.

Memang benar ucapan Kakek, orang yang menelpon Ardhan adalah Prama. “Kakek tahu dari mana yang menelponku adalah Pak Prama?” tanya Ardhan polos.

“Hanya menduga saja, barangkali Kinanthi bercerita padanya sehingga ia menelponmu,” lanjut si Kakek.

“Mbak Kinanthi cerita apa tentang aku ke Prama?”

“Mana kutahu, aku hanya menebak saja. Barangkali alur ceritanya seperti itu,” ujar si Kakek sembari menyandarkan punggungnya di kursi.

“Mari kita bertemu Mbak Kinanthi,” ajak Ardhan. Kakek tersenyum penuh arti, rencananya untuk mempertemukan Ardhan dan perempuan itu berjalan baik meskipun ia harus putar otak untuk membuat cerita bohong.

“Sekarang atau saat makan siang?”

“Nanti saat pulang kerja,” kata Ardhan. “Kalau sekarang aku kerja dulu, sebentar lagi jam istirahat, pekerjaanku masih banyak.”

Kakek menganggukkan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status