Beranda / Pernikahan / (Bukan) SUAMI PENGGANTI / 11. Pendek, Panjang dan Bersayap

Share

11. Pendek, Panjang dan Bersayap

Penulis: Yushinta Devi
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-15 10:00:40

"Apa aku sudah melakukan sesuatu." Gumam Dewa tak yakin.

Jika memang bercak merah ini karena ulahnya, harusnya Dewa tidak melupakan hal itu, bagaimanapun itu adalah hal yang sayang jika tidak dinikmati dengan benar.

Pikiran Dewa kembali kotor, hingga Dewa harus menggeleng-gelengkan kepalanya beberapa kali.

"Tapi, jika bukan noda karena itu, lalu ini, apa?" Tanyanya heran.

Dewa mendengar suara gemericik dari dalam kamar mandi. Untuk memastikannya Dewa akan bertanya langsung kepada Bianca.

Dewa sudah berdiri di depan pintu kamar mandi, hendak mengetuk, tapi, lebih dulu Bianca membuka pintu.

"Eh Mas Dewa udah bangun." Ucap Bianca sedikit kaget. Tadi dia terbangun karena rasa tidak nyaman.

"Kamu mau kemana?" Melihat Bianca sudah rapi seperti hendak pergi.

Bianca nyengir, "Aku mau ke supermarket di bawah."

"Apa tidak bisa nanti saja?" Dewa memicing tidak suka, ini masih memasuki waktu subuh, dan istrinya sudah mau pergi keluar. Apa pandangan or
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • (Bukan) SUAMI PENGGANTI   12. Sexy

    Dewa kembali tidak lama setelah Bianca, pria itu langsung pergi ke kamar yang sudah disulap menjadi tempat gym.Kebiasaan Dewa setelah menunaikan kewajibannya adalah berolahraga. Meski semalam ia sudah melakukannya, pagi ini dia tetap melakukannya kembali agar rutinitasnya tetap terjaga.Sedangkan Bianca sudah sibuk dengan peralatan memasak setelah membersihkan kamar. Hari ini Bianca akan memasak yang spesial untuk suaminya. Ia sudah antusias sejak semalam.Sebenarnya Dewa cukup sering makan di restorannya, mengingat tempat kerja suaminya itu tidak jauh dari restoran miliknya.Namun, Bianca tidak memasaknya sendiri karena sudah ada koki yang membantunya disana. Bianca justru lebih suka untuk mengamati suaminya daripada berada di dapur.Sesekali Dewa makan bersama klien dan wanita cantik yang kemarin datang kesini. Kadang terlihat sendirian saat makan malam. Waktu itu Bianca sangat ingin untuk sekedar menyapa sebagai cucu dari sa

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-17
  • (Bukan) SUAMI PENGGANTI   13. Hanya 7,5

    Dewa berjalan mendekati Bianca yang masih sibuk dengan masakannya. Wanita itu menyanggul rambutnya, memperlihatkan leher jenjangnya, ia juga menggunakan apron. Dewa meletakkan gelas yang sudah kosong ke dalam sink, ia berniat mencucinya langsung, namun, Bianca segera melarangnya. "Biar aku saja, Mas. Mas Dewa mandi dulu, sebentar lagi masakannya matang." Ucap Bianca masih dengan spatula di tangan kanannya. "Baiklah." Dewa menurut, ia meninggalkan dapur dengan perut yang semakin keroncongan. Dewa masuk ke dalam kamar, ia melihat saat ini masih jam 6.30 biasanya ia selesai olahraga jam 7 pagi. "Ini pasti karena semalam sudah berolahraga." Gumam Dewa saat memasuki kamar mandi. Seperti pria pada umumnya, Dewa tidak memerlukan waktu yang lama untuk mandi. Saat keluar dari kamar mandi, Dewa melihat kemeja, celana, jas dan dasi sudah siap di atas ranjang. Dewa memakainya lalu menuju meja makan, di meja sudah ada nasi goreng, jus jeruk

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-20
  • (Bukan) SUAMI PENGGANTI   14. Berangkat bersama

    Belum sempat masuk kamar mandi ponsel Bianca berdering. Wanita itu melihat terlebih dahulu siapa yang menelponnya sepagi ini."Nomor asing?" Gumam Bianca melihat sederet angka menghiasi layar ponselnya.Bianca mengabaikannya, ia menaruh kembali ponselnya di atas ranjang. Belum mulai melangkah ponselnya kembali berdering dengan nomor yang sama.Dengan sedikit kesal, Bianca menggeser tombol berwarna hijau. Bianca akan mengomel, namun, suara di seberang lebih dulu mendominasi."Assalamualaikum Bianca, ini Mama. Maaf ya mengganggu pagi-pagi."Bianca meneguk ludah, bersyukur tidak jadi mengomel, jika tidak, hancur sudah reputasinya sebagai menantu."Waalaikumsalam Ma, tidak mengganggu kok, ada apa Ma?" "Hari ini kamu ada di apartemen, kan?""Hari ini Bian mau ke restoran, Ma." Jawab Bianca sambil menyiapkan pakaian yang akan dipakainya."Iya sudah, nanti Mama mampir kesana saja. Assalamualaikum.""

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-22
  • (Bukan) SUAMI PENGGANTI   15. Mama Mertua

    [ Lima menit lagi Mama sampai. ]Bianca meletakkan ponselnya setelah membalas pesan dari mertuanya. Bianca bergegas turun untuk menyambut kedatangan mertuanya.Di lantai bawah tidak banyak tamu yang datang, karena belum waktunya makan siang, hanya ada beberapa meja yang terisi.Dari tempatnya berdiri, Bianca bisa melihat ada mobil yang baru saja parkir. Benar saja ibu mertuanya itu keluar dari pintu penumpang.Bianca keluar untuk menyambut kedatangan mertuanya."Assalamualaikum Ma." Bianca mencium tangan Maria dengan takzim."Waalaikumsalam anak Mama yang cantik." Jika dibandingkan dengan Tari, ibu dari Langit, Maria jauh lebih terlihat ramah dan baik hati. Bukan maksud Bianca mengatakan Tari tidak baik, hanya saja tatapan wanita itu tidak terlihat setulus Maria."Apa kabar, Mama yang cantik?" Ganti Bianca yang memuji Maria. Bianca juga mempersilahkan Maria masuk ke dalam ruangannya yang berada di lantai dua."Alhamdulillah Mama baik, kamu sendiri gimana sama Dewa?""Alhamdulillah kam

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-25
  • (Bukan) SUAMI PENGGANTI   16. Kantor Dewa

    Jam makan siang tinggal beberapa menit lagi, karena ini pertama kali Bianca datang ke kantor Dewa, Bianca berjalan menuju meja resepsionis terlebih dahulu."Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?" Sapa petugas resepsionis lebih dulu."Selamat siang, Saya ingin bertemu dengan Pak Dewangga." Jawab Bianca.Wanita yang ada di depannya menatap Bianca dengan tatapan menilai, "Apa sebelumnya sudah membuat janji?"Bianca tak suka dengan cara wanita itu menatap dirinya. "Saya Bianca, istrinya, apa perlu saya membuat janji untuk bertemu dengan suami saya?" Bianca bukan wanita lemah yang akan terintimidasi dengan tatapan menilai dari wanita bernama Nora ini."Istrinya? Anda jangan bercanda!" Wanita itu tidak percaya, wanita yang ia lihat di televisi sangat cantik bak bidadari. Tapi, wanita yang sedang mengaku-mengaku ini tidak mirip dengan yang dia lihat di berita."Apa kamu tidak memiliki televisi untuk melihat acara pernikahan kami?setidaknya kamu memiliki bukan? Atau kamu mau saya belikan?"

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-26
  • (Bukan) SUAMI PENGGANTI   17. Makan Siang

    "Saya tidak bisa!" Tolak Dewa, ia tidak melanjutkan memakan makanannya."Pasti bisa." Kekeuh Bianca."Saya tidak bisa!""Kalau Mas Dewa nggak bisa, artinya Mas Dewa….." Bianca tidak melanjutkan ucapannya, ia justru bergidik ngeri membayangkan kata yang hampir terucap dari bibirnya."Apa?" Tanya Dewa galak."Hmm … itu loh yang lagi trend di luar negeri."Dewa yang mulai paham menatap tajam Bianca, wanita itu tidak takut justru semakin menantang Dewa."Mas Dewa bisa, kan?" "Kapan?"Dalam hati Bianca bersorak senang, rencananya berhasil. Ada untungnya juga banyak mengobrol dengan mertuanya."Mas Dewa tenang saja, karena aku masih datang bulan, kita pergi minggu depan." Bianca tersenyum manis."Berapa lama?""Aku pengennya sih satu bul—"Kamu pikir saya pengangguran!" Sahut Dewa sebelum Bianca men

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-29
  • (Bukan) SUAMI PENGGANTI   18. Kemeja Merah

    "MAS DEWA TOLONG!!!!"Mendengar jeritan dari Bianca, Dewa bergegas menyusul memasuki ruang pribadinya. Ia lalu mengetuk pintu kamar mandi yang ada didalam ruangan itu."Bi… ada apa?" Teriak Dewa dari luar."Mas tolong…" Bianca juga ikut berteriak."Katakan ada apa?" Dewa bingung apa yang harus dilakukannya. Jika mendengar dari teriaknya, Bianca tidak merasa kesakitan.Bianca membuka pintu lalu menghambur ke pelukan Dewa. Dewa yang bingung bertambah bingung. Tubuh Bianca begitu erat memeluk tubuhnya, bahkan tangan wanita itu melingkari tubuhnya.Dewa merasa pakaiannya basah, Dewa mencoba melepas tubuh Bianca dari tubuhnya, namun, Bianca semakin mempereratnya. "Jangan dilepas, aku malu.""Ada apa sebenarnya?" Tanya Dewa penasaran, apalagi saat ini pakaiannya yang basah menembus hingga ke tubuhnya."Jangan marah, ya! Berjanjilah terlebih dahulu." Cicit Bianca di dekapan Dewa.

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-31
  • (Bukan) SUAMI PENGGANTI   19. Merah dan Hitam

    BrakkBianca tertawa dalam hati, sepertinya dia harus sering-sering datang kesini. Kalau perlu Bianca akan kesini setiap hari untuk menyingkirkan kerikil kecil yang akan mengganggu rumah tangganya. Berkat kedatangan mama mertuanya Bianca juga mengetahui jika Dewa belum mempunyai seorang kekasih, wanita tadi murni sekretaris suaminya saja. Menurut informasi dari Maria, Dewa tidak pernah merespon perbuatan Viola diluar pekerjaan, Namun, Viola yang selalu mencari perhatian Dewa."Viola, jangan harap kamu bisa dekat-dekat Mas Dewa lagi." Batin Bianca.Bianca perlahan menjauh dari Dewa, wanita itu tidak merasa bersalah atau apa, Padahal tindakannya tadi cukup berani dengan menempelkan area sensitifnya ke kepala Dewa. Dewa sendiri juga diam, ia cukup kaget dengan tindakan Bianca. Dewa bahkan dengan jelas bisa merasakan sesuatu yang kenyal menempel di bagian kepalanya. Sesuatu yang seharusnya memiliki penutup yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-02

Bab terbaru

  • (Bukan) SUAMI PENGGANTI   Bab 43

    "Mas, ada telepon." Kata Bianca dengan nafas terengah-engah."Biarkan saja!" Dewa kesal. Kegiatannya harus terhenti oleh panggilan telepon entah dari siapa."Tapi—"Itu tidak lebih penting dari ini, Bi!" Ucap Dewa, dia kembali melanjutkan kegiatan mereka yang terhenti dengan tiba-tiba.Namun, layaknya pengganggu yang tidak mau kalah. Ponsel Bianca terus berdering membuat Dewa tanpa sadar mengumpat.Dewa terpaksa melepas tubuh Bianca dari cumbuannya. Dia melangkah mundur, membiarkan Bianca mengambil ponselnya.Dengan nafas yang kembali terengah, Bianca menggeser tombol hijau untuk menjawab."Assalamualaikum Ma." Sapa Bianca begitu panggilan tersambung."Waalaikumsalam Bian, kamu sedang apa? Kenapa nafas kamu seperti itu?" Jawab Mama Maria. Iya. Orang yang mengganggu kegiatan sore mereka adalah Mama Maria. Mama Maria mendapatkan kabar jika anak dan menantunya sudah tidak berada di paris. Karena tidak ada

  • (Bukan) SUAMI PENGGANTI   Bab 42

    "Iya dia sangat spesial, jadi jangan menangis!"Bianca mundur dari tempatnya berdiri. "Lalu aku harus bagaimana, Mas?" Tanya Bianca pasrah. Dia tidak bisa berpikir dalam kondisi seperti ini. Bianca berharap siapapun dapat menolongnya saat ini. Hatinya sedang tidak baik-baik saja."Cukup seperti biasanya saja." Jawab Dewa."Sampai kapan? Apa selamanya akan seperti ini." Tatap Bianca sendu.Dewa mengangguk. "Kita akan selamanya bersama.""Apa tidak cukup hanya aku?" "Memang hanya kamu, Bi." Bianca semakin terisak. Jadi dia hanya akan berperan sebagai nyonya Dewangga, sedangkan nyonya yang sesungguhnya sengaja disembunyikan. Bianca menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.Dewa semakin mengernyit bingung, bukankah wanita akan senang menjadi satu-satunya, lalu, kenapa Bianca justru kembali terisak. Dia berjalan mendekati Bianca, mengambil kedua tangan Bianca. "Tolong jangan menangis, Bi. Saya harus b

  • (Bukan) SUAMI PENGGANTI   Bab 41

    "Mas.. aku baik-baik saja." Kadang Bianca bingung sendiri, sebenarnya Dewa ini khawatir dengannya atau hanya mencari cela agar mereka bisa segera pulang."Baik-baik saja apanya? Lihatlah wajahmu memerah." Dewa tidak mudah percaya. Dia bisa diamuk 4 orang sekaligus jika Bianca beberapa kali jatuh sakit saat sedang liburan.Bianca meraih tangan Dewa yang masih berdiri di samping tempatnya berbaring. Bianca membutuhkan tambahan tenaga untuk bisa membuat Dewa duduk di dekatnya.Saat sudah berhasil membuat Dewa duduk di dekatnya Bianca mengambil kedua tangan Dewa untuk diletakkan di kedua pipinya. "Tidak panas, kan?"Dewa menggeleng. "Ok." Dewa menarik kembali tangannya, dia sudah hendak berdiri lagi, akan tetapi, Bianca menarik kembali tangannya."Apalagi?" Bianca tampak malu-malu untuk mengucapkannya. "Boleh aku belajar saat ini?" Dewa mengernyit, "Kamu mau belajar apa?"Bi

  • (Bukan) SUAMI PENGGANTI   Bab 40

    Bianca tidak berhenti memegang bibirnya meski saat ini dia sedang berada di dalam pesawat. Matanya enggan terpejam, takut jika dia bangun semuanya hanya mimpi semata.Dewa disebelahnya duduk dengan tenang, membaca buku yang sengaja dibaca disaat seperti ini. Perjalanan panjang yang akan sangat membosankan jika hanya diisi dengan tidur saja."Masih kurang?" Tanya Dewa. Matanya sejak tadi melirik tingkah Bianca yang tidak berhenti tersenyum sambil menyentuh bibirnya."Eh." Bianca salah tingkah. "Lebih hebat siapa saya atau pria yang kamu cintai?" Tanya Dewa tanpa menoleh."Ini pertama kalinya buatku, Mas." Jawab Bianca malu. Dia tadi terlihat sekali jika belum memiliki pengalaman. Dia hanya mengikuti nalurinya saja. Apa yang dilakukan oleh Dewa, dia akan melakukan hal yang sama."Bagus." Ucap Dewa lirih."Apanya Mas?" Tanya Bianca tidak paham dengan jawaban Dewa."Buku yang

  • (Bukan) SUAMI PENGGANTI   Bab 39

    "Sudah siap semuanya?" Tanya Dewa setelah mengecek ulang barang-barang mereka yang mungkin saja masih tertinggal."Sudah semua Mas." Bianca menutup kopernya. "Ayo." Ajak Dewa sudah siap membawa dua koper."Mas." Panggil Bianca ragu-ragu."Ada apa? Apa masih ada yang terlewatkan." Tanya Dewa. "Banyak." Batin Bianca."Apa kita tidak membuat kenangan terlebih dahulu untuk kita kenang nantinya?" Liburan yang Bianca harapkan harus cepat berakhir karena dia terkena flu. Tentu saja Bianca sedih. Dia sudah berharap banyak dengan bulan madu ini. Nyatanya baru menginap dua malam, mereka sudah akan kembali ke negara mereka."Sudah ada lebih dari satu kenangan yang bisa kamu ingat." Sahut Dewa."Kenangan yang mana?" Bianca sampai harus mengernyitkan dahi untuk mengingat-ingat kejadian apa yang bisa dikenang."Oke, saya sebutkan satu per satu. Dengarkan baik-baik. Pertama, kamu melakukan pelecehan kepada saya." De

  • (Bukan) SUAMI PENGGANTI   Bab 38

    Dewa sudah mulai makan sejak lima menit yang lalu, akan tetapi, Bianca masih setia berdiam diri sambil melihat Dewa makan."Mas." Panggil Bianca.Dewa mengangkat kepala sebagai ganti sahutan."Mau." Rengek Bianca. Jika sedang tidak enak badan, Bianca akan menjadi wanita manja yang tidak ingat umur.Dewa menelan makanannya lalu meminum seteguk baru menjawab. "Kemari dan makan." Dewa menyuruh Bianca turun dari ranjang untuk ikut bergabung duduk di sofa bersama dirinya.Bianca bangkit lalu berjalan mendekat. Dia duduk di sebelah kiri Dewa.Dewa mengambil satu piring makanan pembuka untuk Bianca, tetapi, wanita itu menolak. "Tidak. Aku mau makan itu saja." Dia menunjuk piring yang ada di depan Dewa.Dewa mengangguk, lalu mengambil piring yang masih penuh dan menyerahkannya ke Bianca. "Cepat makan dan minum obatmu." Titah Dewa yang lagi-lagi ditolak Bianca."Aku tidak mau. Aku mau itu Mas." Bianca masih menunjuk tepa

  • (Bukan) SUAMI PENGGANTI   Bab 37

    "Aku mencintaimu, Mas." Batin Bianca. Saat ini Bianca hanya berani mengatakannya dalam hati. Dia belum mempunyai keberanian untuk mengungkapkan perasaannya. Perasaan takut selalu datang saat Bianca ingin mengucapkan tiga kata itu. Dewa tidak sabar menunggu Bianca menjawab. "Kamu tidak mau menyebut siapa orangnya?"Bianca tampak ragu sebelum menjawab. "Kamu."Dewa mengernyit, alisnya dinaikkan satu, "Ada apa dengan saya? Kenapa bertanya balik." Kata Dewa salah paham. Padahal Bianca sudah menjawab pertanyaannya. Mungkin karena Bianca menjawab dengan ragu-ragu jadi Dewa mengartikan ucapannya sebagai pertanyaan. Bianca mengikuti saja apa yang dipahami Dewa. Dia juga penasaran dengan perasaan Dewa. Adakah wanita yang mengisi relung hatinya, ataukah tempat itu masih kosong. Jika benar kosong, Bianca akan maju nomor satu untuk mengisinya dengan senang hati. "Apa Mas Dewa juga sedang mencintai seseorang?" Tanya Bianca.Jantung Bianca berdegup k

  • (Bukan) SUAMI PENGGANTI   Bab 36

    Bianca berjalan menjauh dari Dewa setelah mencium pipi suaminya. Dia sangat malu saat ini, tadi dia melakukannya reflek saat melihat orang yang ada di depannya juga melakukan hal yang sama.Bianca sampai melupakan jika ponselnya masih berada di tangan Dewa. Dia terus berjalan tak tentu arah untuk menormalkan lagi debar jantungnya. Meski dia pernah datang kesini, nyatanya banyak perubahan yang terjadi di sekitarnya. Dia tak akan ingat jika hanya berkunjung sesekali. Saat debaran jantungnya sudah kembali normal dia menoleh ke belakang, dia mengira Dewa akan mengikutinya, ternyata tidak. Pria itu tidak ada di belakangnya. Bianca mulai panik, dia tidak memegang ponselnya, sedangkan itu alat komunikasi satu-satunya yang dia miliki."Aduh gimana ini? Mana aku tadi asal jalan aja." Bianca panik sendiri, pikirannya mulai kosong. Dia bahkan memikirkan beberapa kemungkinan yang baginya sangat cocok dengan kondisinya saat ini."Gimana ka

  • (Bukan) SUAMI PENGGANTI   Bab 35

    "Mohon maaf Pak menurut pantauan cctv, tidak ada kesalahan dalam pemasangan label check in.""Oke. Terimakasih atas waktunya." Dewa menutup panggilan teleponnya. Jika bukan kesalahan dari pihak maskapai tentu saja ini jelas ulah orang tuanya sendiri. Pantas saja dia merasa ada yang aneh saat menaruh koper di bagasi. Disana ada kotak yang ditutup dengan kain berwarna hitam."Gimana Mas?" Tanya Bianca yang berdiri di sampingnya. Wanita itu masih mengenakan bathrobe setelah selesai mandi.Dewa menggeleng, lalu menempelkan kembali ponselnya di telinga. Menunggu beberapa saat sebelum panggilannya mulai tersambung."Telepon siapa?" Tanya Bianca dengan suara pelan.Dewa memberi kode agar Bianca diam dengan jari telunjuknya ditaruh di mulutnya sendiri. Bianca mengangguk, lalu sedikit menjauh."Assalamualaikum Ma.""Waalaikumsalam." Jawab Mama Maria. Papa Hasan yang berada satu ruangan dengan Mama Maria berjalan mendekat, dia ing

DMCA.com Protection Status