Share

Bukan Pernikahan Kontrak Biasa
Bukan Pernikahan Kontrak Biasa
Penulis: Layli Dinata

Bab. 1 Bukan Keny

Penulis: Layli Dinata
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Hah ... Hah ...." Kinara terus berlari tanpa henti.

Sesekali, Kinara menoleh ke belakang--memastikan bahwa dirinya tidak berhasil terkejar.

 

Meski kakinya sudah penuh luka, Kinara tidak peduli. Yang paling penting, Kinara harus pergi sejauh mungkin dari mereka semua. Dia tidak mau menikahi pria tua yang nyaris seusia papanya.

 

"Jika bukan karena wanita itu," lirih Kinara dengan tangan mengepal.

Ya, mama tirinyalah awal dari semua lukanya.

 

Wanita paruh baya itu selalu mencari cara untuk menyiksanya. Tidak cukup dengan kekerasan yang dilakukan selama ini, Mega mengancam akan membunuh Keny--kekasih Kinara yang hanya pegawai biasa--hingga Kinara terpaksa memutuskan pria itu dengan kejam.

 

Menikahi pria paruh baya mesum demi melunasi hutang keluarga mereka? Itu juga ide Mega! Bahkan, wanita itu membiarkan ketika Kinara nyaris dilecehkan. Namun, yang paling menyakitkan dari itu semua adalah keterdiaman dari Papa Kinara. Pria itu sudah dipengaruhi oleh segala ucapan Mega, hingga bahkan tak mau mempercayai segala ucapan Kinara. 

 

Seandainya saja Kinara dapat membenci papanya, sayang dia tidak bisa....

Kinara terus berlari, hingga luka di kaki Kinara semakin dalam. 

 

Perempuan itu juga mulai kehabisan energi. Kepalanya pusing dan kakinya terasa tidak berpijak di tanah. Entah di mana Kinara sekarang.

 

TIN!!! Suara mobil dari belakang tiba-tiba memekakan telinga.

 

Kinara terkejut setengah mati. Tubuhnya terasa melayang. Yang pasti, ingatan terakhirnya adalah seberkas cahaya yang menyilaukan mata.

 

"Ma...." lirih Kinara sebelum kesadaran menghilang sepenuhnya.

 

******  

“Ah ... saya di mana?” ucap Kinara seraya memegangi kepalanya yang terasa berat.

 

Seingatnya, dia baru saja berlari di tengah jalan untuk kabur dari mama tirinya yang memaksa untuk menikahi duda seusia papanya. Namun, kini dia berada di sebuah kamar mewah–entah milik siapa.

 

“Kamu berada di mansion saya.” Tiba-tiba, seorang pria mendekat dengan bersedekap dada.

 

Mata sipit Kinara mengerjap setelah melihat pria bertubuh jakung dan kekar yang berada di hadapannya. Wajahnya sangat mirip dengan mantan kekasihnya!

 

“Keny?” tanya Kinara bingung. Perempuan itu bahkan nyaris menangis melihatnya.

 

“Saya Kenzo. Bukan Keny. Sepertinya Anda salah orang,” ucap Kenzo datar.

 

“Ta-tapi, Anda persis dengan Keny. Mantan pacar saya.”

 

Kenzo menyeringai lalu menggeleng. “Saya bukan Keny. Oh, ya. Siapa namamu? Lalu kenapa kamu bisa berada di jalanan padahal sudah tengah malam?”

 

“Saya Kinara. Saya—” gantung perempuan itu, hingga Kenzo menaikkan sebelah alisnya.

 

“--kabur dari rumah.” Wanita berambut coklat itu mencoba duduk dan menyenderkan punggungnya di kepala ranjang. Ia juga memegangi kepalanya yang terasa berat.

 

“Kabur? Kenapa begitu?”  

 

Kinara terlihat ragu. Haruskah dia memberi tahu pria yang tampak mirip dengan mantannya ini. Tapi, akhirya, dia tertunduk lesu–memilih jujur pada penyelamat nyawanya.

 

“Papa saya memaksa untuk menikahi rekan bisnisnya. Tetapi, saya menolaknya lantaran pria itu sangat kurang ajar.”

 

“Lalu?”

 

Kinara menatap mata Kenzo. Pria yang sepertinya menolong dirinya ini, seakan meminta penjelasan lebih.

 

“Karena menolak, Papa memukulku, sementara mama tiriku juga ikut menghakimiku.”

 

Kenzo terlihat mengangguk. Meski demikian, ada banyak pertanyaan dalam diri pria tersebut. Terlebih, tadi kata dokter pribadi untuk keluarganya, Kinara tampak mengalami kekerasan sejak lama.

 

Entah takdir apa yang membawa keduanya sampai-sampai mobil Kenzo tadi menyerempet wanita ini.

 

“Baiklah. Kamu boleh tinggal di sini untuk sementara waktu. Sepertinya, saya harus kembali ke kamar.”

 

Sontak, Kinara terkejut. Ditambah lagi, mendengar ucapan Kenzo selanjutnya.

 

“Sebentar lagi asisten rumah tangga saya ke sini, membawakan obat dan juga makanan. Saya permisi dulu.”  

 

“Tunggu!”

 

Kenzo membalikkan badannya. “Ada apa?”

 

“Terima kasih, Pak Kenzo. Maaf merepotkan. Saya akan segera pergi jika sudah pulih.”

 

Kenzo hanya mengangguk, lalu pergi ke kamar pribadinya--meninggalkan Kinara yang masih termenung menatap kepergian Kenzo.

*****

Setelah Kenzo hilang di balik pintu, Kinara masih terdiam, hingga akhirnya rasa sakit kembali mendera kepalanya.

 

Nyeri yang sepertinya diakibatkan oleh hantaman kencang Mega. Dan, mungkin juga karena tabrakan tadi. Seketika Kinara memijit pelipisnya.

 

Ingatan akan kejadian beberapa jam lalu membuatnya sangat terluka. Dipaksa menerima pinangan Abas--si tua keladi--hingga nyaris dilecehkan.

 

Belum lagi, kehadiran pria yang baru saja menolong Kinara dan sangat mirip mantannya. Dunia seakan mempermainkan Kinara begitu hebatnya. Sayang, dia tak punya tenaga atau kuasa untuk melawan.

 

“Permisi, Nona.” Dua wanita berseragam tiba-tiba datang membawa nampan berisikan makanan dan juga kompresan–sesuai dengan ucapan Kenzo.

 

“Silakan, Mbak.” Kinara berusaha bangkit.

 

“Maaf, Nona. Perkenalkan nama saya Ana dan ini teman saya Zana. Kami adalah asisten rumah tangga Tuan Kenzo. Kami diperintahkan untuk memberikan makanan dan juga mengompres luka lebam Nona.”

 

Kinara mengangguk–mempersilakan Ana untuk mengompresnya. Sementara Zana yang sudah menaruh makanannya di meja, pamit undur diri untuk menyelesaikan pekerjaannya.

 

“Maaf, Mbak Ana. Apa saya boleh tanya sesuatu?” tanya Kinara seraya meringis karena nyeri di sudut bibirnya.

 

“Boleh, Nona. Mau tanya apa?” Ana masih sibuk mengelap sisa darah yang mengering di sudut bibir Kinara.

 

“Apa tuanmu itu benar bernama Kenzo?”

 

Wanita yang sepertinya seusia dengan Kinara itu tersenyum. “Tentu saja, Nona. Sudah 6 tahun saya bekerja bersama Tuan Kenzo. Beliau tidak pernah mengganti namanya.”

 

Kinara tampak berpikir sejenak. ‘Kenapa wajahnya sama persis dengan Keny?’

 

“Kenapa memangnya, Nona?” Ana yang sudah selesai mengompres wajah Kinara menaruh mangkuk dan handuknya di nakas, lalu menyodorkan piring makanan kepada Kinara.

 

“Ah, tidak. Hanya mirip dengan seseorang. Eungh, apa Pak Kenzo punya saudara kembar?”

 

“Kembar? Setahu saya, Pak Kenzo itu anak tunggal dari keluarga almarhum Pak Wirawan dan juga Bu Alexa.”

 

Kinara menerima piring yang Ana tiba-tiba berikan. Namun, dari raut wajahnya terlihat jelas wanita berambut sebahu itu terkejut. Pasalnya, Kenzo benar-benar sangat persis dengan Keny meski penampilan keduanya sangat berbeda.

 

“Mungkin hanya mirip saja,” gumam Kinara pada akhirnya.

 

“Ada lagi yang Nona butuhkan? Sepertinya, saya harus segera membersihkan dapur.”

 

Kinara menggeleng. “Tidak, Mbak. Sudah cukup. Terima kasih.”

 

Ana lalu pergi dari kamar Kinara dan menutup pintunya. Tinggalah Kinara seorang diri di dalam kamar tengah menyantap makan malamnya.

 

Namun, sesekali pikirannya terbayang pada wajah Kenzo yang mirip dengan Keny–mantannya.

 

 ***** 

“Mbak,” panggil Kenzo lirih saat Ana sedang mengelap meja dapur.

 

“Eh, Pak Kenzo! Mengagetkan saja. Bisa saya bantu, Pak?” Ana mendongak karena tingginya hanya sebatas dada Kenzo, seraya mengurut dadanya karena masih terkejut.

 

“Apa yang wanita itu katakan sama kamu tadi?”

 

“Tidak ada, Pak. Wanita itu hanya tanya apakah Bapak memiliki saudara kembar atau tidak. Saya menjawab jika Bapak anak tunggal. Bukankah memang Bapak anak tunggal?” tanya Ana balik.

 

Pria berwajah datar itu mengangguk. “Ada lagi?”

 

Ana menggeleng. “Hanya itu.”

 

Mendengar jawaban dari Ana, Kenzo bergegas untuk pergi.

 

“Eh, tapi ... Nona Kinara sempat tanya ke saya, apakah bapak itu Keny atau bukan.”

 

 

 

Bab terkait

  • Bukan Pernikahan Kontrak Biasa   Bab. 2 Hanya Mimpi

    Seketika Kenzo mematung dengan tubuh memunggungi Ana.Namun, itu tak lama. Pria itu kemudian pergi ke lantai dua–tempat di mana kamarnya dan kamar Kinara berada.Sempat Kenzo terhenti kala melintas di depan kamar Kinara. Pria berlesung pipit itu menatap pintu yang tertutup rapat dengan tidak biasa.Setelah menghela napas berat, Kenzo akhirnya pergi ke kamar yang tidak jauh dari kamar Kinara.Tring!Notifikasi pesan dari ponsel mengalihkan perhatian Kenzo dari layar monitor komputernya.Tampak pesan dari Dirga, asisten kepercayaannya[Saya sudah mencari tahu tentang perusahan Sebastian Company, Pak. Ternyata perusahan itu adalah perusahaan kecil yang berada di bawah kendali kita.][Bereskan!] balas Kenzo cepat.Senyum seringai terlihat kembali di wajah Kenzo yang dingin. “Abas Sebastian, ya? Kita lihat siapa yang lebih kuat?”Kenzo lalu membuka laci mejanya dan melihat foto yang menampilkan potret kinara.Pria bermata lebar itu menatap foto itu lama, sebelum berkata, “Aku akan menghanc

  • Bukan Pernikahan Kontrak Biasa   Bab. 3 Rasa yang Sama

    “Ha?” Kinara terkejut membolakan matanya.“Ceritakan sama saya, siapa itu Keny.” Sekali lagi, Kenzo menanyakan pertanyaan yang sama.Dia paham jika wanita yang berada di hadapannya itu tengah terkejut.“Ke-keny?”“Iya. Saya dengar kau menyebut nama itu tadi.”“Di-dia mantan kekasih saya.”Kenzo manggut-manggut seraya menikmati nasi gorengnya. “Mantan? Berarti sudah putus? Dia yang putusin kamu?”Kinara menggeleng. “Saya yang putusin dia.”Kenzo meminum minumannya hingga separuh, lalu melanjutkan lagi menikmati nasi gorengnya. “Okay. Kamu putusin dia, berarti dia pria brengsek atau memang kamu sudah memiliki pria lain?”Mata Kinara berkaca-kaca. “Bukan. Bukan seperti itu. Keluarga saya tidak menyukainya dan … ada satu hal yang tidak bisa saya jelaskan.”Kenzo menatap tajam Kinara. Dia ingin menuntut jawaban dari wanita itu, tetapi Kenzo segera menahannya. Dia masih ingin menjalankan rencana untuk menyiksa Kinara. “Kamu sempat mengira saya ini Keny. Apa saya mirip dengannya?”“Tidak han

  • Bukan Pernikahan Kontrak Biasa   Bab. 4 Calon Istri

    “Pak, Abas Company sudah saya bereskan. Tentu saat ini dia sedang kelimpungan mencari dana.”“Bagus. Segera tekan Abas Company untuk segera melunasinya, Ga.”“Baik, Pak.”Kenzo tersenyum penuh dengan kemenangan mendengar laporan asistennya.“Dengan ini, pria bernama Abas situ tidak bisa memberikan uang kepada Mega. Dia akan menekan Nigroho mengenai utang. Di sana aku akan muncul dan seolah menjadi dewa penyelamat untuk sesaat,” gumam Kenzo.Ya, semenjak bertemu kembali dengan Kinara, Kenzo telah mempersiapkan rencananya. Satu per satu untuk membalaskan dendam pada Kinara yang sudah memberikan rasa sakit begitu dalam. Dan … semua sudah berjalan sesuai keinginannya.Tok tok tok!Suara pintu mengalihkan fokus Kenzo. “Masuk!”Pintu ruangan pun terbuka.Ternyata, Kinara sudah mengenakan gaun selutut dengan warna merah terlihat dengan anggun. Kulitnya tampak sangat cerah dengan warna gaun tersebut.Kenzo tampak membeku dengan penampilan Kinara. Bahkan make-upnya mampu menyamarkan luka lebam

  • Bukan Pernikahan Kontrak Biasa   Bab. 5 Lepaskan Dia

    Sementara itu, Kenzo dan Kinara telah turun dari mobil.Keduanya terpisah dan Kenzo janji akan lekas datang di waktu yang tepat. Meski tidak mengerti, Kinara segera menurutinya.Kinara benar-benar terlihat sangat cantik saat ini. Pilihan rambut dan dress menyempurnakan tubuhnya yang ramping–membuat siapa saja akan terpesona, termasuk beberapa pelayan restoran ini.Setelah menanyakan ruangan yang Mega pesan, seorang pelayan kemudian mengantarkannya ke sebuah ruangan VVIP.“Terima kasih, Mbak.” Kinara masuk ke dalam.Ternyata, sudah ada Mega dan juga Abas tengah menikmati wine-nya. Namun, tidak ada papanya di sana.Meski dalam hati sangat takut, Kinara mencoba untuk bersikap biasa-biasa saja. “Ma, Om. Maaf menunggu lama.”Mega terkesiap melihat penampilan putri sambungnya. Kinara terlihat sangat cantik dan anggun. Bahkan pakaian yang Kinara pakai adalah pakaian limited edition. Tidak semua orang bisa membelinya. ‘Bagaimana mungkin! Siapa yang mendandaninya sampai seperti ini?’ batinnya.

  • Bukan Pernikahan Kontrak Biasa   Bab. 6 Takdir Macam Apa Ini?

    “Pak Abas, kami sudah memberikan peringatan kepada Anda. Tetapi, Anda tidak mengindahkannya. Kami hanya ingin menuntut hak kami. Jika Anda tidak dapat melunasinya, sesuai kesepakatan, semua aset Anda adalah milik kami. Terlebih, Anda juga bersikap kurang ajar terhadap calon istri Tuan Kenzo atau Tuan Keny.”Mega membungkam mulutnya sendiri. Pria yang dia kira cupu adalah suhu yang sesungguhnya.Wajah Mega dan Keny memucat seketika. Keny ternyata bukanlah pria sembarangan seperti yang mereka pikirkan.Abas segera bersujud di kaki Kenzo. Dia memohon belas kasihan kepada pria yang sempat dia hina.“Tolong saya, Pak. Jangan sita aset saya, saya mohon,” rengeknya.Kenzo tersenyum smirk, bahkan kakinya menendang Abas. Tubuh gempal itu seketika terjengkang.“Kamu juga akan dipenjara. Kasus pelecehan dan juga penganiayaan.”“Tidak, Pak! Saya mohon, jangan hukum saya seperti ini.” Abaz menangkupkan kedua tangannya, meminta ampun kepada Kenzo.“Bawa pria tidak tahu diri ini keluar!” perintah Ke

  • Bukan Pernikahan Kontrak Biasa   Bab. 7 Pria Beruntung

    “Saya percaya.” Kenzo tersenyum tipis dan hampir tidak terlihat. Merasa senang karena semua sesuai dengan rencananya saat ini. “Emmm.” Pria berlesung pipit itu berdeham untuk menstabilkan suaranya lalu berkata, “saya harap, ini tidak akan membebani kamu.” Kinara menggeleng. “Ini sudah menjadi keputusan saya, Mas. Dengan saya bisa lepas dari Abas Sebastian, itu lebih dari cukup. Tapi …,” gantung Kinara kembali merasa takut. “Tapi kenapa?” Kinara teringat dengan Baim Nugroh. Akankah papanya itu mau menerima pinangan dari Kenzo, mengingat dahulu mati-matian Baim menolak Keny. “Emm.” Dehaman Kenzo menyadarkan lamunan Kinara. “Eungh … bagaimana dengan papa saya? Saya tidak yakin, jika Papa akan menerima pernikahan tersebut.” Kenzo tersenyum smirk. “Itu mudah bagi saya. Apapun bisa untuk saya. Kuncinya ada pada kamu,” ucapnya dengan menoleh sekilas, kemudian kembali fokus pada kemudi. ‘Dia memang bukan Keny. Tapi, jika Keny tahu, dia pasti akan mengira aku benar-benar wanita matre.’

  • Bukan Pernikahan Kontrak Biasa   Bab. 8 Bagaikan Oase Di Padang Pasir

    ‘Tuhan … rasanya kenapa deg-degan begini,’ batin Kinara.“Mari kita mengobrol di sana, Kinara! Biar kita tidak mengganggu acara para laki-laki.” Seikha mengajak Kinara untuk mengobrol di meja seberang dan Kinara menurutinya.Kinara dan Seikha tampak mengobrol bersama. Sedari tadi mereka membicarakan mengenai masakan dan juga hobi masing-masing. Sesekali wanita berambut sebahu itu memperhatikan Kenzo. Pria itu benar-benar sangat berkharisma. Sudut bibir Kinara naik ke atas. Hatinya menghangat dengan detak jatung yang takberaturan.“Sebentar lagi halal, kan?” ledek Seikha membuat Kinara senyum-senyum sendiri.“Mas Kenzo sangat baik, Bu.”“Iya. Kelihatan, kok. Kalian pasangan yang sangat serasi.”Kinara tersenyum getir. Dia sangat berharap jika Kenzo adalah Keny. Ada rasa bersalah dalam diri Kinara jika menikah dengan Kenzo, karena pikirannya akan terus bersama dengan Keny. “Terima kasih, Bu.”Selesai makan bersama, Kenzo dan Kinara pamit untuk undur diri. Bahkan Hussain sangat terkesan

  • Bukan Pernikahan Kontrak Biasa   Bab. 9 Saling Mencintai

    “Ada yang ingin kamu beli?” tawar Kenzo.Kinara menggeleng. “Tidak, Mas. Cukup. Semuanya sudah cukup,” jawab Kinara yang masih merasa tidak enak atas kebaikan pria itu.“Kapan saya harus menemui papa kamu?” tanya Kenzo.Kirana menyibakkan rambutnya ke belakang telinga. Terlihat keraguan dari raut wajahnya. Kenzo yang menyadari akan keraguan tersebut, menghentikan langkahnya kemudian menangkup kedua pipi Kinara.“Jangan takut, saya bisa meyakinkan papamu.”Pipi Kinara merona. Melihat tatapan teduh Kenzo, darahnya seakan berdesir. “I-iya.”Senyum manis terlukis di wajah tampan Kenzo. Senyum yang biasa Kinara lihat dari Keny. Gadis itu menjadi teringat dengan mantan kekasih yang entah sekarang berada di mana.“Jadi?” tanya Kenzo meyakinkan.“Kapanpun Anda siap.”Kenzo manggut-manggut seraya melebarkan senyumannya. Sebuah senyum kemenangan. Tidak sulit membuat gadis itu masuk ke dalam perangkapnya. ‘Good.’“Mas, apa saya boleh bertanya sesuatu?”Kenzo mengangguk. sebisa mungkin dia tersen

Bab terbaru

  • Bukan Pernikahan Kontrak Biasa   Bab. 43 Tidak Tenang

    Sinar mentari menerobos masuk, mengusik tidur nyenyak seorang Kenzo Wirawan. Mata lebar pria tampan itu mengerjab, sembari meraba sisi ranjang yang kosong.Menyadari itu, Kenzo lantas bangun dan mengedarkan pandangan. Mencari sosok Kinara.“Sayang!” panggilnya dengan suara serak khas orang bangun tidur.Tak ada siapapun di toilet, Kenzo memutuskan untuk turun. Ia menebak, jika Kinara berada di dapur seperti biasa untuk menyiapkan sarapan.“Ana, di mana Kinara?” tanya Kenzo saat melihat ART-nya membawa gagang pel menuju ke ruang kerja.“Tadi ada di taman, Tuan. Menyiram tanaman. Tapi, tadi ada kurir yang nganter paket. Non—“ Ana menggangtung kalimatnya, karena Kenzo sudah berlari dengan menuruni anak tangga.Kenzo berlari menuju ke teras rumah, mencari keberadaan Kinara, lantas ke pos satpam, karena di depan tidak ada sosok istrinya itu.Rasa takut menghantui Kenzo. Mengingat Dirga kini sudah mulai berani.“Di mana Kinara?” tanya kenzo kepada satpam dengan napas ngos-ngosan.“Tadi ke s

  • Bukan Pernikahan Kontrak Biasa   Bab. 43 Rencana Bulan Madu

    “Ternyata Dirga tidak bisa dianggap remeh. Dia terus mengungkit itu. Padahal dia sudah gue kasih posisi yang baik menjadi asisten, tetapi masih melunjak.”Kenzo membuang paket berisikan foto-foto beberapa tahun yang diambil Dirga, saat Kenzo menjadi Keny.Kenzo melirik benda itu di tempat sampah. Ia takut Kinara akan menemukannya. Sehingga, ia memilih untuk membakarnya di halaman belakang, mumpung Kinara masih mandi.“Tuan, apa itu?” tanya Anna yang baru saja pulang dari supermarket.“Bukan apa-apa.Sampah yang tidak berguna.”Mendengar jawaban bosnya yang datar, Anna tahu, mood Kenzo sedang tidak baik-baik saja. Ia memilih pergi dari pada menjdi sasaran amukan dari bosnya itu.Merasa semua sudah melebur menjadi debu, Kenzo memilih untuk masuk, tetapi matanya melebar dengan perasaan was was saat melihat Kinara yang berdiri di ambang pintu.“Na-nara? Sejak kapan kamu di situ?”“Kamu kenapa tegang gitu, Mas? Paketnya isinya apaan?” Kinara mengerutkan dahi.Kini Kenzo yang kelabakan. Bahk

  • Bukan Pernikahan Kontrak Biasa   Bab. 42 Mengulur Waktu

    “Ada apa? Kenapa kamu nangis? Apa aku buat salah?”Kinara menggelengkan kepala. Tersenyum tipis untuk tidak membuat suaminya semakin panik. “Aku baik-baik saja.”Kinara memeluk Kenzo, menenggelamkan wajahnya di dada bidang Kenzo. Seolah pria itu adalah Keny. Meski ini salah, setidaknya dengan ini ia bisa mengucapkan kata maaf. Begitu banyak penderitaan yang suah ia berikan kepada mantan kekasihnya itu. Meski itu tidak akan mudah bagi Keny bisa memberikan maaf kepadanya yang begitu jahat.Kinara berpikir, jika ia adalah wanita terjahat di dunia ini. Meski menahan air matanya untuk tidak luruh, bulir bening it uterus menetes.Hal ini membuat Kenzo semakin panik.“Nara, ada apa ini?”“Aku kangen banget sama kamu, Mas. Aku hanya ingin seperti ini.” Kinara mengeratkan pelukannya. Seakan takut ini akan berakhir.“I-iya, ta-taoi kenapa harus nangis? Aku jadi takut, Nara.”Kinara justru menggelengkan kepalanya. Mulutnya terkunci, namun hatinya bergemuruh. Entah mengapa ia hanya ingin menumpah

  • Bukan Pernikahan Kontrak Biasa   Bab. 41 De Javu

    Kinara berencana untuk membuatkan kue untuk Kenzo. Selama ini, ia melihat suaminya begitu lahap memakan makanan yang ia buat.Cheese cake caramel menjadi pilihat Kinara saat ini. Ia tak tahu banyak mengenai makanan kesukaan Kenzo.Tidak, kue itu adalah kesukaan Keny. Kinara memejamkan mata, karena terlalu ceroboh.“Nona, daging ayam ini apa akan dimasak nanti?”“Tolong masukkan itu ke dalam freezer saja, Mbak Ana. Mbak Ana bisa langsung beli dagingnya di super market. Biar saya sendiri yang melanjutkan ini.” Kinara kembali mengaduk adonan kuenya.“Baik, Nona. Saya akan mencari iga sapinya sekarang juga.” Ana mengulas senyuman. Ia meraih tas belanjaannya, lantas pergi dari dapur.Hanya Kinara seorang yang di sana dengan bahan-bahan untuk membuat cheese cake untuk suaminya.Kinara berlonjak, saat ada yang memeluknya dari belakang. Ia lantas menoleh ke belakang, rasa takutnya menghilang saat melihat senyuman Kenzo.“Aku pikir siapa? Tiba-tiba meluk begitu. Kamu bikin aku horor.”Kenzo me

  • Bukan Pernikahan Kontrak Biasa   Bab. 40 Jangan Tinggalkan Aku

    “Kamu adalah yang terbaik.” Kinara memeluk Kenzo dengan erat, sesekali wanita cantik itu menghidu wangi mawar pemberian suaminya. Bahkan wanginya saja mampu menggetarkan hati.“Kamu yang tersayang. Bahkan kamu lebih indahh dari mawar itu, Kinara.” Kenzo memejamkan mata, menikmati kesempatan seperti ini. Di mana ia bisa libur dan menghabiskan waktu bersama seharian bersama Kinara.“Bagus, Pak Keny!”Buru-buru Kinara melerai pelukannya. Ia menoleh pada Dirga yang baru saja datang dengan senyuman sinis dan tepuk tangannya.“Apa maksud Anda?” Kinara merasa bingung dengan sebutan itu.Dirga tengah menyeringai. “Suamimu itu penipu, Kinara! Harusnya kamu bersamaku. Dia adalah Keny. Mantan kekasihmu yang kamu buang dulu. Tujuannya menikahimu adalah demi untuk balas dendam. Setelah kamu menyerahkan semuanya, dia akan menyampakkanya seperti sampah. Kamu lihat ini.” Dirga menunjukkan selembar kertas.Sebuah gambar lukisan Kinara dan Keny. Gambar itu diambil setahun setelah mereka pacaran dulu. Sa

  • Bukan Pernikahan Kontrak Biasa   Bab. 39 Kamu yang Terpenting

    Kinara tidak habis pikir dengan Kenzo. Suaminya itu benar-benar diluar dugaannya. Ia hanya menitip beberapa benag wol dengan warna putih dan hitam. Namun, suaminya itu membeli satu kardus dengan berbagai warna.“Mas, kamu berlebihan gak sih?” Kinara sampai geleng-geleng kepala.“Ya dari pada salah, kan? Saya juga lupa kamu minta warna apa. Lagian, dengan berbagai warna ini, kamu bisa membuat kreasi yang berbeda-beda, bukan?”“Tapi ini pemborosan, Mas. Pasti kamu—““Ini enggak seberapa, Sayang.” Kenzo duduk di sebelah istrinya itu, lalu mengeluarkan isi dalam tas kartonnya. “Ini buat kamu. Sudah saya isi dengan nomor baru.”Kinara mengeryitkan dahi. “Untuk apa kamu beliin aku ponsel lagi, Mas?”Kenzo tengah memilih kalimat yang tepat, ia menggaruk pelipisnya, masih terlihat bingung, hal itu membuat Kinara semakin penasaran dan meletakkan rajutannya di atas meja.“Ini aku beli karena model terbaru. Banyak diskon juga. Aku dapat vocernya langsung soalnya. Sayang kan kalau enggak diambil.

  • Bukan Pernikahan Kontrak Biasa   Bab. 37 Masih Menyembunyikannya dari Kinara

    Beberapa bukti transfer membuat tangan Kenzo bergetar. Ia sama sekali tidak menyangka akan penghianatan ini. Sungguh, hal ini membuat dadanya seakan ingin meledak. Ia begitu sangat percaya dengan Dirga. Tidak tahunya kecurigaannya terjawab sudah.“Jadi, Pak Dirga mengirimkan sejumlah uang di rekening pak Gunawan. Pak Gunawan rela melakukan hal itu demi putrinya, Pak.”Sebelah tangan Kenzo mengepal dengan kuat. Sungguh, ia ingin menghajar pria itu sekarang juga. “Di mana dia sekarang? Tadi dia sempat menghubungi Nara. Saya harap, dia tidak berbuat nekat dengan mengacaukan semuanya.”“Pak Dirga sudah tahu tentang penyelidikan saya ini, Pak. Saya juga tidak tahu kalau selama ini Pak Dirga inging menghancurkan usaha Bapak.”Kenzo sejenak diam. Ia mengungat sesuatu, yang mungkin sebagai pemicu tindakan Dirga itu.‘Apa kamu mengenal wanita tadi?’‘Kenal, Pak. Di-dia—‘‘Sudahlah, Ga. Banyak gadis di dunia ini. Tinggalkan saja! Toh, dia sudah pergi dengan pria lain. Kerja saja yang benar, jik

  • Bukan Pernikahan Kontrak Biasa   Bab. 37 Saling Terbuka

    “Mas, ada apa?” Kinara terlihat panik saat melihat Kenzo yang tersulut emosi.“Bukan apa-apa. Ini hanya masalah kecil. Kamu enggak usah khawatir. Saya harap, kamu enggak kasih apapun ke Dirga.” Kenzo memegang kedua bahu istrinya itu, bahkan ia menatap penuh harap, supaya Kinara tidak melakukan hal apapun.“Iya. Aku akan menurut. Tapi, kamu bisa cerita apapun sama aku, Mas. Aku istri kamu, kan?” Meski ini terdengar berlebihan bagi Kinara sendiri, ia memang ingin menjadi teman yang baik bagi suaminya. Mengingat Kenzo sedah melakukan banyak hal terhadapnya, termasuk menghukum Bu Mega.“Nanti kalau semuanya sudah selesai urusannya, saya akan cerita sama kamu. Semuanya. Saya enggak mau nutupin apapun sama kamu, Nar. Tapo, saat ini saya sedang buru-buru.” Kenzo mengusap rambut Kinara dengan lembut.Kinara mengangguk, mengerti. Ia sudah sangat bersyukur atas perubaha sikap Kenzo yang begitu manis terhadapnya. Setidaknya, kali ini ia akan menanti janji dari Kenzo. Akan selalu terbuka, membagi

  • Bukan Pernikahan Kontrak Biasa   Bab. 36 Penghianat!

    Kinara sama sekali tidak habis pikir dengan perbuatan suaminya. Di lain sisi ia merasa geli, di sisi lainjuga ia merasa kasihan dengan Kenzo. Sejak tadi ia hanya diam, merasa canggung sendiri.“Nara,” lirih Kenzo usai membuka matanya.Kinara yang baru saja menyelesaikan rajutannya pun mendekat, meletakkan benang dan jarumnya d atas meja. Wanita dengan rambut sebahu itu mencoba bersikap biasa saja, meski ia sendiri malu akan pengakuan Kenzo mengenai penyebab sakitnya sang suami pagi tadi.“Ya, Mas.”“Badan saya sudah enakan. Saya harus ke kantor.”Kinara membulatkan matanya. Ia bahkan menoleh pada jam yang ada di dinding. “Ini sudah sore, Mas. Apa sebaiknya besok saja? Lagian, kamu belum baik-baik saja, kan?”“Saya sudah membaik. Kamu jangan khawatir.” Kenzo mengusap pipi Kinara dengan lembut, kelakuannya itu justru membuat Kinara menjadi salah tingkah sendiri. Pi[inya sudah terlihat merona.“Ka-kamu beneran tidak apa-apa?”Kenzo menggelengkan kepalanya. “Yakin, saya jauh lebih baik. K

DMCA.com Protection Status