Di sore hari, langit berpendar jingga. Michael menemani Scarlett dan Eilaria menikmati senja di taman belakang kediaman keluarga Parker.Saat mereka menikmati senja, ayah, ibu dan adik Michael sedang memperhatikan mereka. Tiga orang itu menghela napas dengan pikiran masing-masing. Alangkah baiknya jika tidak akan ada perpisahan di antara Michael dan Scarlett.Orangtua Michael tidak akan menolak status Scarlett lagi sebagai menantu mereka. Bukan hanya karena status sosial Scarlett yang sudah mereka ketahui saat ini, tapi juga karena Scarlett tidak seburuk yang mereka pikirkan selama ini.Namun, mungkin ini adalah balasan dari mereka yang tidak menyukai Scarlett pada awalnya. Scarlett enggan menjadi bagian dari keluarga mereka.Mereka tidak bisa menyalahkan Scarlett karena pilihan Scarlett itu. Faktanya sejak awal Scarlett hanya mendekati Michael untuk menyelamatkan Eilaria, Scarlett tidak memiliki perasaan apapun terhadap Michael.“Bu.” Eilaria bersuara lemah.Scarlett memiringkan tubu
Kondisi Eilaria kembali membaik, saat ini gadis kecil itu sudah kembali ke kediaman keluarga Parker. Ia sudah terlihat bersemangat seperti biasanya.Scarlett dan Michael kembali ke New York setelah hampir dua minggu berada di Paris.Michael sudah menunda banyak pekerjaan karena ia menjaga Eilaria. Sekarang ia harus kembali bekerja dan menyelesaikan pekerjaan yang sudah menumpuk.Michael berhenti bekerja ketika jam makan siangnya tiba. Ia meraih ponselnya. “Halo, Istriku.”“Ada apa, Suamiku?”“Ayo makan siang bersama.” Michael ingin memastikan Scarlett Aku makan dengan tepat waktu atau tidak melewatkan makan siangnya. Wanita itu sudah kehilangan berat badannya karena terlalu banyak beban pikiran dan kurang makan.“Kau ingin makan di mana?”“Terserah padamu.”“Baiklah, mari bertemu di restoran.”“Biarkan aku menjemputmu.”“Kau akan membuat keributan yang tidak perlu.”“Keributan apa? Kau istriku, apa yang salah dengan menjemput istriku sendiri.”“Michael, apakah sekarang kau sudah berp
Michael menggerutu saat ia mendengarkan ponselnya berdering tanpa henti. Siapa orang yang menelponnya di tengah malam seperti ini.“Jawab teleponmu.” Scarlett yang berada di atas Michael segera menjauh dari tubuh suaminya.Michael bangun dari posisi berbaringnya dengan kesal. Pria itu meraih ponselnya dan menjawab panggilan.“Michael, ini Paman Edward.” “Ada apa, Paman?”“Alanis mengalami kecelakaan.”“Apa?”“Michael, saat ini Paman sedang berada di luar kota. Tolong datang ke rumah sakit dan lihat bagaimana kondisi Alanis saat ini.”“Baik, Paman.” Michael segan pada Edward karena pria itu adalah sahabat ayahnya.Michael segera turun dari ranjang. “Aku akan pergi ke rumah sakit. Alanis mengalami kecelakaan.”“Ya.” Scarlett tidak menghalangi Michael meski dirinya ingin pria itu selalu ada di sampingnya. Saat ini ia menjadi sangat benci sendirian.Michael membersihkan tubuhnya dengan cepat, lalu memakai pakaian dan segera pergi.Ada rasa hampa ketika Scarlett melihat Michael yang tampa
Agatha dan Adaline datang ke kediaman Michael pada sore hari, saat itu Scarlett masih belum pulang bekerja.Pada pukul tujuh malam, Scarlett baru tiba di kediaman Michael. Ia sedikit terkejut melihat Agatha dan Adaline di sana.Ini adalah pertama kalinya mereka bertemu tanpa ada orang lain di sekitar mereka.“Scarlett, kau sudah pulang.” Agatha memulai duluan untuk bicara dengan Scarlett. Ia tahu bahwa menantu perempuannya ini tidak akan pernah memulai pembicaraan duluan dengannya.“Ya, Nyonya Agatha.” Scarlett membalas dengan sopan. Ia tidak akan memperlakukan keluarga Michael dengan buruk jika orang-orang itu tidak memperlakukannya dengan buruk.Ia mengerti kenapa orang-orang ini membencinya, itu adalah perbuatannya sendiri yang memulai dengan cara yang salah.“Kakak, apakah kau sudah makan malam?” tanya Adaline dengan lebih hormat. Biasanya ia akan menatap Scarlett ketus dan ia memanggil Scarlett dengan cara yang tidak sopan.“Belum.”“Ayo makan malam bersama. Bersihkan tubuhmu lal
Saat Michael kembali ke rumahnya, ia masih mendapati Scarlett berada di ruang kerjanya. Istrinya itu sedang serius dengan permata di tangannya.“Kenapa kau masih bekerja di jam seperti ini?” Michael berkata sembari mendekati istri cantiknya.Scarlett memiringkan wajahnya, ia terlalu fokus sampai tidak mendengar Michael masuk ke dalam ruangannya.“Aku tidak memiliki kegiatan lain selain bekerja.” Scarlett membalas seadanya. Wanita itu menghentikan pekerjaannya dan melepas sarung tangan yang ia kenakan.Michael langsung menarik Scarlett ke dalam pelukannya. “Aku sangat merindukanmu.”Tubuh Scarlett membeku mendengar kata-kata Michael.Michael menyadari bahwa apa yang ia katakan membaut Scarlett terkejut. Pria itu sedikit menjauhkan tubuhnya dan menatap mata indah istrinya. “Apakah Ibu dan Adaline ke sini tadi?”“Ya.”“Kau sudah makan malam?”“Sudah.”“Itu bagus,” seru Michael sembari tersenyum ringan.“Apakah kau sudah makan malam?” Gantian Scarlett yang bertanya.“Sudah.”“Aku akan men
“Nona, berhenti!” Edward menghentikan langkah Scarlett. Pria itu beralasan ingin membeli sarapan sehingga dia bisa meninggalkan Michael dan menyusul Scarlett.Scarlett berhenti melangkah lalu memiringkan tubuhnya melihat ke orang yang memanggilnya. Itu adalah pria yang sama yang ia temui saat bersama Michael tadi.“Saya perlu membicarakan beberapa hal dengan Anda. Bisa kita bicara sebentar?” tanya Edward.“Apa yang ingin Anda bicarakan?”“Mari kita cari tempat yang nyaman untuk bicara,” seru Edward.Scarlett tidak menjawab, tapi ia mengikuti ke mana Edward pergi. Itu adalah taman belakang rumah sakit. Di sana sangat sepi, hanya ada beberapa orang saja.“Saya adalah ayah Alanis, Edward Meier.” Edward memperkenalkan dirinya.“Scarlett Lavallea.” Scarlett menerima uluran tangan Edward, ia segera menarik tangannya setelah itu. “Apa yang ingin Anda bicarakan dengan saya?”“Saya ingin Anda menjauh dari Michael.” Edward tidak berbasa-basi, pria itu berkata dengan maksud untuk menekan Scarlet
“Aku akan tidur di kamar tamu mulai malam ini. Barang-barangku juga akan aku pindahkan.” Scarlett berkata setelah ia dan Michael selesai menyantap makan malam mereka.Michael meletakan gelas yang ia pegang dengan perlahan. Pria ini sudah merasa buruk tadi karena Scarlett ingin segera bercerai darinya, dan sekarang Scarlett makin memperburuknya dengan mengatakan mereka akan tidur terpisah.“Kau masih istriku, Scarlett. Tidak perlu bagimu untuk tidur terpisah denganku.”“Kita tidur bersama hanya untuk membuatku hamil, Michael. Saat ini itu sudah tidak diperlukan, jadi mari kita tidur secara terpisah.” Scarlett ingin menata kembali hatinya yang sudah terlanjur mencintai Michael. Cepat atau lambat ia akan kembali tidur sendirian, jadi tidak ada bedanya jika ia melakukannya sekarang. Itu akan lebih baik karena ia akan mengurangi interaksinya dengan Michael.“Baiklah, lakukan seperti yang kau inginkan.” Michael tidak tahu harus berkata apa lagi. Ia hanya bisa mengikuti kemauan Scarlett. Wan
Tangan Michael memeluk perut telanjang Scarlett dengan erat. Pria itu tidak ingin melepaskanya seolah ia takut bahwa yang terjadi sebelumnya hanya mimpi.“Kau memelukku terlalu erat, Michael.” Scarlett mengeluh karena ia merasa tidak nyaman.“Maaf, aku takut jika aku mengendurkannya kau akan melepaskan tanganku.”Scarlett tersenyum kecil. Ia memutar posisi tubuhnya sehingga ia bisa menatap suaminya. “Tidak, aku tidak akan pernah melepaskan tanganmu.”“Kau harus mengingat kata-katamu. Apapun yang terjadi jangan pernah melepaskan tanganmu dariku, jangan pernah meninggalkanku.”“Aku akan mengingatnya.”Michael mengecup ujung hidung Scarlett. “Aku sangat mencintaimu, Istriku.”“Aku juga sangat mencintaimu, Suamiku.”Michael dibuat terbang oleh kalimat cinta yang Scarlett ucapkan. Andai ia tahu bahwa Scarlett juga memiliki perasaan yang sama dengannya, ia tidak akan ragu untuk mengatakan bahwa ia mencintai wanita itu.“Sejak kapan kau jatuh cinta padaku?” tanya Michael.“Sejak aku mulai te