Beranda / Romansa / Bukan Perawan / Harus Memilih

Share

Harus Memilih

Penulis: Erna Azura
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-30 13:04:31

Bangunan tinggi menjulang kini berada di depan Davian dan Biru.

Mereka sudah tiba di hotel berbintang yang dituju.

Menurut informasi seseorang yang Davian hubungi melalui sambungan telepon tadi mengatakan bahwa Jingga berada di dalam gedung ini.

“Gue bantuin lo bawa pulang Jingga tapi lo harus bantuin gue bawa pulang Cinta,” ujar Davian lagi mengulang perjanjian padahal tadi di rumah pria itu, mereka sudah menyepakati hal tersebut.

“Iyaaaa, bawel ah.” Biru menyahut dengan nada kesal.

Hatinya sedang gundah, setelah mendengar cerita tentang adiknya yang ada kemungkinan terpikat oleh pesona pria lain—Biru jadi memiliki prasangka buruk kalau Jingga pun begitu.

Pasalnya hampir setiap hari sang istri pulang malam.

Bisa jadi pekerjaan hanya dalih saja agar Jingga bisa marah-marah sehingga membuat Biru jengah dan mengeluarkan kata talak dari bibirnya.

Davian dan Biru melangkah tegap memasuki loby hotel setelah meminta petugas valet memarkirkan mobil.

Davian benar-benar berguna sebagai adik i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bukan Perawan   Pencarian Kedua

    Lama-lama tangis Jingga mereda, pelukan Biru selalu mampu membuatnya tenang dan nyaman terlebih sikap Biru yang selalu berusaha menempatkan kebahagiaan Jingga di atas kepentingannya membuat Jingga segera sadar kalau dia telah dicintai dan disayangi begitu hebat oleh Bumi Xabiru Dewangga.Buktinya, alih-alih marah dan memberi pelajaran kepadanya—Biru malah berusaha mencarinya.Pria itu juga malah meminta maaf karena menganggap dirinya belum bisa jadi suami yang baik padahal Jingga merasa kalau selama ini dirinya yang tidak menjadi istri juga ibu yang baik.Cukup lama Jingga dan Biru berpelukan, menikmati hening yang menenangkan jiwa setelah beberapa minggu terakhir mereka terlibat perang dingin dan berusaha terlihat baik-baik saja di depan semua orang.Ponsel Biru yang disimpan di saku celana berdering mengingatkannya pada Davian.Terpaksa dia mengirai pelukan dengan istrinya untuk menjawab panggilan tersebut.Benar saja nama Davian tertera di layar, kening Jingga mengkerut bingung saa

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-30
  • Bukan Perawan   Menjemput Sang Adik

    “Lo siapa?” Gadis itu bertanya nyolot, dia lantas melongokan kepala menggapai pandangan ke punggung Biru dan mendapati seorang pria yang dia lihat di rumah Cinta tadi pagi yang dia kira adalah kakaknya Cinta.“Gue kakaknya Cinta, gue datang sama suaminya ….” Biru melirik sekilas ke belakang.Memberitahu gadis itu kalau yang berdiri di belakangnya adalah suami Cinta.“Mana Cinta?” Biru mengulang, dia mendorong daun pintu hingga gadis itu mundur beberapa langkah ke belakang.Sang gadis tampak syok mendengar ucapan Biru yang mengatakan kalau pria yang berdiri di belakangnya adalah suaminya Cinta.Dia mematung di ambang pintu sementara Biru dan Davian sudah merangsak masuk lebih jauh ke dalam Villa menuju halaman belakang di mana suara berisik terdengar.“Cinta!” seru Biru, suaranya menggelegar.Biru dan Davian langsung mendapat toleh dari semua orang yang ada di taman.Ada sekitar tiga perempuan termasuk Cinta dan empat laki-laki sedang mengelilingi sebuah api unggun di tengah-tengah tam

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-30
  • Bukan Perawan   Menuntaskan Rindu

    Biru yang bersandar punggung pada dinding lift lantas menggenggam tangan Jingga ketika mereka berada di dalam lift membuat Jingga menoleh menatap sang suami yang sorot matanya tampak sayu.Tidak ada senyum di bibirnya, mungkin Biru kehabisan tenaga setelah mencarinya ke mana-mana setelah itu harus mencari Cinta.Jingga mendekat dengan cara bergeser lantas merebahkan kepala di pundak Biru.Kepala Biru menunduk untuk mengecup kening Jingga.“Aku udah telepon mama, ngabarin kalau kita nginep… mama sama Papa nginep di rumah kita jagain anak-anak.” Jingga memberitahu dan dia mendapat anggukan samar disertai kecupan untuk kedua kalinya di kening.Di samping kiri dan kanan mereka ada beberapa tamu hotel yang mencuri-curi pandang dan mungkin iri karena Jingga memiliki pasangan yang tidak segan menunjukkan rasa cintanya.Sementara di depan Biru dan Jingga ada Davian yang merangkul pundak Cinta dengan tangan Cinta yang mengait di pinggang pria itu.Cinta masih belum mau bicara kepada Biru, seti

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-31
  • Bukan Perawan   Merangkul

    Kepala Jingga menengadah bersandar di pundak Biru sehingga sang suami bisa mengecup pipi Jingga dan merajai lehernya hingga ke telinga dengan jilatan lidah.Gerakan Jingga semakin liar, bukan hanya naik turun tapi dia memutar bokongnya.“Bi … ru … eeemmhh ….” Desahan Jingga yang memanggil namanya itu memberitahu Biru kalau sang istri akan sampai.Tanpa mencabut miliknya, Biru beranjak berdiri sembari perlahan membuat tubuh Jingga membungkuk.Refleks kedua tangan Jingga terulur menekan meja rias, cermin di depannya merefleksikan apa yang sedang mereka lakukan.Biru yang berdiri di belakangnya yang kini mendominasi gerakan.Memegang kedua pinggang Jingga selagi dia menghentak dari belakang.Biru menaikkan tempo dan desah Jingga semakin kencang, dia kalang kabut mencari pegangan lain karena gelombang itu sudah dekat siap menggulung Jingga tanpa ampun.Entah hentakan keberapa, mereka berdua mengerang hampir bersamaan.Biru semakin dalam memberi hentakan, ditariknya tangan Jingga membuat

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-31
  • Bukan Perawan   Malu

    Sekarang Cinta kehilangan muka menghadapi teman-temannya setelah kejadian malam minggu kemarin yang membongkar statusnya sebagai seorang istri dan ibu. Dia terus menundukan kepala menyusuri koridor untuk tiba di ruang kelasnya.Tadi Davian sempat mengantar hingga kampus, mengatakan bersedia mengantar sampai ke kelas tapi Cinta bukan anak TK.Dia harus menghadapi masalahnya sendiri.“Cinta!” Suara pria yang dia kenali membuat langkahnya terhenti seketika.Cinta mengangkat pandangan dan di depan sana berjarak beberapa meter saja matanya menemukan Raja.Pria itu tersenyum seolah tidak pernah terjadi apa-apa di Villa akhir minggu lalu di Puncak.“Raja ….” Cinta bergumam, dia berjalan mendekat.“Udah belajar buat kuis hari ini?” Pria itu bertanya sembari merangkul pundak Cinta yang refleks dihela pelan olehnya.“Udah ….” Cinta menjawab singkat.Mata Cinta memindai seisi ruangan kelas, dia menemukan teman-temannya dan bingung bagaimana harus menghadapi mereka.Apakah Cinta harus menyapa me

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Bukan Perawan   Keluarga Bahagia

    “Ya udah.” Davian setuju, dia mengemudikan mobilnya pulang ke rumah.Sesampainya di rumah, Kiana menyambut langsung berlari tertatih melewati pintu hanya menggunakan popok tanpa celana.“Pa … pa … piiii.” Kiana menyengir memamerkan giginya yang masih jarang.Davian langsung menggendong Kiana.“Nan … kok Kiana enggak pake celana?” Davian bertanya pada Nanny yang mengejar Kiana dari dalam rumah.“Baru mau dimandiin, Pak … tapi keburu lari karena denger suara mobil Bapak.” “Oooh, ya udah … Kiana aku yang mandiin ya, Nan.” Cinta menimpali.“Ayo sayang, kita mandi dulu.” Cinta mengambil alih Kiana dari gendongan Davian.“Dad … daaa … Pap … Piii.” Kiana melambaikan tangan saat sang bunda membawanya ke dalam kamar.Davian balas melambaikan tangan tapi dia ikut masuk ke dalam kamar untuk mencari Bara.Bara sedang menyusu dot, dipangku oleh Nanny.Nanny langsung memberikan Bara kepada Davian, pria itu duduk di kursi goyang melanjutkan tugas Nanny tadi, memberikan susu formula kepada Bara.Bar

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Bukan Perawan   Dipecat

    “Ibu sama Bapak manggil saya?” Lala datang dengan kepala menunduk.“Duduk di kursi itu,” kata Biru menunjuk kursi di depannya.Lala yang sedari tadi tidak berani mengangkat pandangan hanya menganggukan kepala lalu duduk sesuai perintah.Kepalanya masih menunduk setelah dia duduk.“Nanny Lala, mulai hari ini saya kembalikan kamu ke Yayasan … alasannya mungkin kamu sudah tahu yaitu kurang sopan di depan saya dan tidak bisa menempatkan diri sebagai Nanny di rumah ini.” Jleb!Kalimat Biru mampu menikam jantung Lala begitu hebat apalagi Biru mengatakannya di depan Jingga.Lala pikir Biru menyukainya, padahal dia rela bila harus menjadi istri kedua dan mengurus-ngurus anak-anak pria itu yang lahir dari rahim Jingga. “Ini uang gaji dan uang pesangon kamu.” Biru mendorong amplop putih panjang dan gemuk di atas meja.Pria itu terlihat santai sekali tanpa beban.Lala memberanikan diri mengangkat pandangannya menatap Biru dan Jingga bergantian.Biru dan Jingga kompak menunjukkan ekspresi datar

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-02
  • Bukan Perawan   Demosi

    “Pagi, Pak …,” sapa Jingga saat netranya bertemu dengan netra sang bos yang duduk di balik meja kerja.“Pagi … duduk, Bu Jingga.” Pak Kurnia mempersilahkan.Jingga tahu kalau dia akan dicecar habis-habisan karena target timnya masih merah sedangkan lima hari lagi akhir bulan.Jingga duduk, senyumnya tampak kaku tapi dia siap menerima apapun yang akan disampaikan pak Kurnia.“Begini Bu Jingga, mengingat hampir sepanjang tahun target Bu Jingga antara merah kuning belum pernah mencapai hijau … maka kemarin dalam panel saya terus dicecar oleh Bos … saya sudah mencoba mempertahankan Bu Jingga karena saya tahu kinerja Bu Jingga sebelum menikah tapi ternyata mereka tidak mau tahu … dan tetap memutuskan untuk mengganti Bu Jingga ….” Pak Kurnia menjeda mencari tahu ekspresi Jingga namun bawahannya itu memasang ekspresi datar hanya kerjapan mata sebagai respon.“Bu Jingga tidak diberhentikan tapi dipindahkan ke divisi lain, backoffice.” Pak Kurnia melanjutkan.Jingga mengembuskan napas berat,

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-02

Bab terbaru

  • Bukan Perawan   TAMAT

    Biru merangkul pundak Jingga, mengecup pelipisnya sebagai ungkapan Terimakasih yang sudah ribuan kali dia ungkapkan semenjak Jingga dengan kesadaran sendiri mengajak Biru ke dokter kandungan setahun lalu untuk membuka KB IUD.Katanya Jingga merindukan suara tawa bayi dan pekerjaannya yang sekarang pun tidak seberat dulu.Jadi Jingga merasa mungkin sudah waktunya memiliki anak ke tiga.Dan tanpa dia duga, hanya dalam jangka waktu kurang lebih setahun setelah membuka KB IUD—Tuhan mempercayakan malaikat kecilnya lagi kepada mereka. Semua bahagia mendengar kabar kehamilan Jingga.Kehamilannya yang ketiga ini pun begitu dinikmati oleh Jingga.Pekerjaan Jingga tidak terganggu karena tidak ada kendala berarti selama kehamilan.Sampai Jingga lupa mengajukan cuti hamil, dia tetap pergi ke kantor meski kandungannya sudah memasuki masa persalinan.Pagi itu satu kantor geger karena Jingga ditemukan jatuh di kamar mandi oleh stafnya dengan ketuban pecah.“Panggil ambulan!” Atasan Jingga berseru k

  • Bukan Perawan   Hamil Lagi

    Papi sudah pensiun sebagai Panglima TNI Republik Indonesia, sekarang beliau sedang menikmati masa tua di rumah saja. Ada beberapa bisnis yang digeluti papi yang sudah dipersiapkan sebelum pensiun tapi tidak memerlukan perhatian khusus dari beliau.Hanya sesekali saja mengecek dan sisa waktunya papi bisa habiskan dengan bermain bersama cucu.Setelah Cinta menjadi sarjana meski sempat terseok menjalaninya karena harus melahirkan anak ke tiga, papi meminta besannya yaitu papanya Jingga untuk memasukan Cinta menjadi pegawai Bank dari jalur Officer Development Program.Kebetulan Cinta berkuliah di kampus unggulan dan memiliki IPK yang baik dan ternyata Cinta bisa lulus menjalani test yang dilakukan pihak ketiga dan sekarang Cinta seperti kakak iparnya, menjadi seorang bankir.Davian tidak melarang Cinta berkarir, seperti halnya Biru yang justru mendukung karir Jingga.Meski sekarang Jingga lebih menikmati bekerja dibalik meja menjadi backoffice berkutat setiap harinya dengan kertas dan an

  • Bukan Perawan   Ibu Rumah Tangga

    Hari berikutnya dan hari-hari selanjutnya, Cinta seakan bukan miliknya lagi.Cinta dikuasai oleh Kiana dan Bara apalagi Bara yang masih sering tantrum, kalau kata bunda dan mami—mungkin Bara tahu akan memiliki adik sementara dia masih ingin kasih sayang dan perhatian full dari kedua orang tuanya.Baiklah, ingatkan Davian untuk meminta Cinta pasang KB setelah melahirkan anak ketiga mereka nanti.Karena sesungguhnya, tanpa ada yang tahu kalau Cinta tertekan.Dia lelah karena harus membagi waktu dengan anak-anak dan kuliah.Berimbas pada bobot tubuh Cinta yang menurun padahal sedang mengandung.“Sayang.” Suara Davian yang baru saja masuk ke dalam kamar membuat Cinta refleks mengusap air mata di pipi.“Kamu nangis?” Davian bergerak mendekat dengan langkah cepat.Pria yang gagah dan selalu tampan di mata Cinta dengan seragam Polisinya itu langsung menangkup wajah Cinta menggunakan tangannya yang besar.“Kamu nangis?” Davian mengulang.“Enggak, tadi aku pakai obat tetes mata karena mata aku

  • Bukan Perawan   Banyak Berubah

    Semenjak kejadian Davian menyusul Cinta yang pergi tanpa ijinnya ke Puncak, Cinta jadi banyak berubah.Sekarang Cinta lebih mementingkan keluarga kecilnya.Cinta sudah tidak lagi melimpahkan urusan anak-anak kepada Nanny kalau dia ada di rumah.Meski keteteran dengan tugas kuliah tapi sebisa mungkin Cinta yang mengambil peran untuk mengurus anak-anaknya.Davian juga sebagai suami tidak merasa dirinya paling benar, dia berpikir kalau Cinta sempat khilaf pasti karena kesalahannya juga.Bila dulu Davian jarang sekali mengajak Cinta jalan-jalan, setelah kejadian itu Davian membuat jadwal kencan berdua dengan Cinta di malam minggu.Jadi setiap malam minggu, Davian dan Cinta akan mengantarkan Kiana dan Bara bergantian antara rumah papinya Cinta atau rumah ayahnya Davian untuk menitipkan mereka sementara dia dan Cinta menghabiskan malam minggu berdua.Entah itu hanya makan malam, nonton konser, nonton film atau checkin di hotel berbintang dan pulang keesokan harinya. Dan malam ini—selagi ka

  • Bukan Perawan   Foto Keluarga

    Davian menarik pundak Cinta kemudian mengecup pelipis istrinya.“Aku pake baju dulu ya, kasian papi sama mami udah nungguin.” Tidak ada respon dari Cinta, raut wajahnya masih masam.“Papi ganti baju dulu ya, Kiana duduk sini sama bunda.”Cinta merangkul Kiana sehingga Kiana mau duduk di atas pangkuannya sedangkan Davian pergi ke walk in closet memakai pakaian.“Kakak kenapa pukul ade? Adenya disayang ya?” Cinta menegur Kiana dengan suara lembut.Melihat jejak air mata di wajah sang bunda membuat perasaan Kiana jadi tidak nyaman.Dia memeluk sang bunda.“Maafin Kiana Buna.” “Harus sayang sama ade ya?” pinta sang bunda dengan pendar sendu di mata.Kiana mengangguk.Davian bisa mendengar percakapan Cinta dengan Kiana dari dalam walk in closet kemudian bibirnya tersenyum karena hatinya menghangat.*** Mobil yang kemudikan Davian dan Biru bersamaan tiba di pelataran parkir sebuah studio.Protokoler papi yang mengetahui kedatangan mobil putra dan menantu sang Jendral langsung mengarahkan

  • Bukan Perawan   Masih Drama Batita

    “Mas … tolong jawab dulu itu telepon enggak tahu dari siapa,” kata Cinta meminta bantuan saat sang suami masuk ke dalam kamar anak-anak untuk mencari tahu kenapa anak-anak menangis.“Oh … oke.” Davian bergerak ke sebuah meja di mana ponsel sang istri berada.“Kiana … hey, udah nangisnya … tadi Bunda ‘kan harus menyusui ade Bara dulu.”“Hallo ….” Suara Davian terdengar menyahut.Om Ridho sampai menjauhkan ponsel dari telinga untuk mengecek apakah mungkin dia salah menekan nomor karena bukan suara Cinta yang seharusnya dia dengar malah suara seorang pria.“Om Ridho!” Davian berseru karena telah melihat nama di layar ponsel Cinta. “Oh … ini Mas Davian ya?” Ridho memastikan.“Iya, Om.” “Uuuh sayang … sayang …” Suara Cinta bersama tangisan anak kecil masih bisa didengar oleh Ridho.Seperti dejavu karena saat menghubungi Biru tadi dia juga mendengar hal yang sama.“Ini kalian masih di rumah ya? Ibu sama Bapak udah sampai, beliau meminta kalian segera datang.” Om Ridho memberitahu.“Iya Om

  • Bukan Perawan   Drama Batita

    Mengetahui kalau Biru dengan Davian telah berdamai, papi dan mami berinisiatif untuk melakukan foto keluarga bersama anak, cucu, menantunya.Kebahagiaan yang setiap tahun dirasakan mami dan papi dengan kehadiran cucu-cucu patut diabadikan.Studio foto milik photographer ternama yang menjadi pilihan papi dan mami untuk mengabadikan moment kelengkapan keluarga mereka.“Lho … Biru sama Cinta belum sampai?” Papi bicara pada Ridho-sang ajudan begitu tiba di studio foto dan tidak mendapati anak cucu dan menantunya di sana.Ya mana Ridho tahu, ‘kan dia pergi dari rumah bersama papi.“Sepertinya belum, Pak.” Ridho menjawab.“Mungkin mereka kejebak macet. “Mami menimpali.”“Selamat siang Pak Yuna Dewangga.” Sang photographer menyambut.“Selamat siang.” Papi dan pria Photographer saling menjabat tangan, setelah itu pria photographer beralih pada mami.“Anak dan menantu beserta cucu-cucu saya belum datang, bisa kita tunggu sebentar?“ kata papi meminta waktu.“Oh … tidak masalah, bagaimana kalau

  • Bukan Perawan   Penjelasan

    “Raina itu sekertaris aku … aku akan selalu ngajak dia ke pesta untuk cari tahu tentang klien dari sekertaris mereka … aku sengaja beliin dia gaun biar dia enggak ngoceh di luaran kalau uangnya habis beli gaun untuk nemenin aku ke pesta … hubungan aku sama Raina hanya sebatas pekerjaan.” Reyshaka akhirnya bersuara setelah beberapa lama diam sambil memeluk Namira.Namira tidak menyahut, membiarkan kalimat penjelasan Reyshaka menguap begitu saja.Gemas karena Namira tidak memberikan respon, pria itu lantas menegakan tubuh membawa Namira dalam pelukannya.“Terus … penjelasan kamu apa?” tanya Reyshaka menuntut setelah mengurai pelukan.Mata almond Namira mengerjap, istri cantiknya melongo bingung.“Penjelasan atas apa?” Namira bertanya polos.“Tadi ‘kan aku udah jelasin kenapa aku harus pergi ke pesta dengan Raina dan beliin dia gaun … sekarang aku mau denger penjelasan kamu kenapa bisa makan siang sama Erwan?”Namira tersenyum di dalam hati, suaminya ternyata benar-benar cemburu dan dia

  • Bukan Perawan   Demosi

    “Pagi, Pak …,” sapa Jingga saat netranya bertemu dengan netra sang bos yang duduk di balik meja kerja.“Pagi … duduk, Bu Jingga.” Pak Kurnia mempersilahkan.Jingga tahu kalau dia akan dicecar habis-habisan karena target timnya masih merah sedangkan lima hari lagi akhir bulan.Jingga duduk, senyumnya tampak kaku tapi dia siap menerima apapun yang akan disampaikan pak Kurnia.“Begini Bu Jingga, mengingat hampir sepanjang tahun target Bu Jingga antara merah kuning belum pernah mencapai hijau … maka kemarin dalam panel saya terus dicecar oleh Bos … saya sudah mencoba mempertahankan Bu Jingga karena saya tahu kinerja Bu Jingga sebelum menikah tapi ternyata mereka tidak mau tahu … dan tetap memutuskan untuk mengganti Bu Jingga ….” Pak Kurnia menjeda mencari tahu ekspresi Jingga namun bawahannya itu memasang ekspresi datar hanya kerjapan mata sebagai respon.“Bu Jingga tidak diberhentikan tapi dipindahkan ke divisi lain, backoffice.” Pak Kurnia melanjutkan.Jingga mengembuskan napas berat,

DMCA.com Protection Status