Share

14. Pemenang

Author: Miafily
last update Last Updated: 2022-07-22 11:25:20

Semua orang dibuat panik, karena Kirana tiba-tiba jatuh pingsan. Hal tersebut terjadi ketika Kirana dan Kaivan yang mengjungi rumah kedua orang tuanya, serta menikmati makan malam. Kirana yang memang sejak awal terlihat kurang sehat, mulai merasa mual dan pada akhirnya jatuh tidak sadarkan diri ketika menguras isi perutnya di dalam kamar mandi. Untungnya, Kaivan memang mengikuti Kirana menuju kamar mandi, hingga bisa meminimalisir hal buruk yang kemungkinan terjadi.

Kini, Kaivan, Rama dan Helga tengah menunggu hasil pemeriksaan yang tengah dilakukan okeh para dokter. Ketiganya tengah berada di rumah sakit terdekat dari kediaman Mahaswara, di mana Kirana mendapatkan penanganan. Sebenarnya, Rama bisa saja memanggil dokter pribadi keluarga mereka untuk memeriksa kondisi sang menantu. Namun, Kaivan yang rupanya panik, segera membawa Kirana ke rumah sakit, karena berpikir ada hal buruk yang terjadi pada sang istri.

Sebagai orang tua, Helga dan Kaivan sama sekali tidak pernah melihat Kaivan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Bukan Pengantin Pengganti   15. Hanya Karena Tiga Detik

    Kini, kehamilan Kirana sudah menginjak usia tiga bulan. Usia yang terbilang masih riskan bagi seorang ibu hamil. Mungkin, karena itulah Kirana tidak mendapatkan izin untuk bekerja seperti biasanya di butik. Kaivan melarang Kirana untuk melakukan aktivitas apa pun yang bisa membuatnya merasa lelah, termasuk berolahraga berat. Setelah dikertahui hamil, Kirana harus hidup sesaui dengan aturan yang dibuat oleh Kaivan dan dokter.Hingga saat ini pun, Kirana masih belum percaya bahwa saat ini ada janin yang tengah tumbuh di dalam kandungannya. Lebih tidak percaya jika apa yang ia dan Kaivan lakukan saat bulan madu benar-benar berhasil menghasilkan buah hati yang tinggal menunggu waktu untuk dilahirkan ke dunia ini. Kirana mengurut pelipisnya, saat kesulitan untuk memilah perasaan yang tengah ia rasakan. Jujur saja, Kirana bingung apakah saat ini dirinya tengah merasa senang atau tidak. Ia benar-benar bingung, apalagi saat dirinya teringat dengan taruhan yang ia buat dengan Kaivan sebelumnya

    Last Updated : 2022-07-22
  • Bukan Pengantin Pengganti   16. Ketakutan

    “Hati-hati,” ucap Kaivan sembari menggenggam tangan Kirana yang tengah turun dari mobil.Kini, Kaivan dan Kirana tengah berada di rumah sakit. Tidak ada yang sakit di antara keduanya, hanya saja keduanya datang untuk memeriksakan kondisi kandungan Kirana yang sekarang sudah menginjak usia lima bulan. Benar, kini usia kandungan Kirana sudah masuk trimester kedua. Namun, Kaivan masih belum memberikan izin pada Kirana untuk bekerja, dan hal tersebut membuat Kirana harus tetap menghabiskan waktu di dalam rumah. Ia hanya merancang beberapa buah gaun selama dua bulan ini, dan hal tersebut membuat butiknya semakin eksklusif saja.Karena itulah, Kirana meminta Tya untuk mengambil alih tugasnya selama Kirana masih belum bisa mengunjungi butik. Jujur saja, karena Kirana selama ini selalu sibuk bekerja, dan hampir tidak memiliki waktu luang di akhir minggunya sekali pun, saat dirinya mendapatkan waktu luang yang tidak terbatas ini, Kirana merasa sangat bosan. Kirana tidak tahu apa yang harus ia

    Last Updated : 2022-07-22
  • Bukan Pengantin Pengganti   17. Janji

    Meskipun masih belum mendapatkan izin untuk bekerja, tetapi kini Kirana setidaknya bisa mendapatkan izin untuk ke luar dari rumah, atau lebih tepatnya memberikan izin bagi Kirana untuk mengunjungi butik. Selain bosan karena tetap di rumah, Kirana melakukan hal tersebut untuk sekalian memeriksa keadaan butik. Meskipun ia percaya bahwa Tya bisa mengurus dan menggantikan dirinya dengan baik memimpin para pekerja yang lain, tetapi Kirana tetap ingin berkunjung dan melihat butik secara langsung.Setelah sekian lama, akhirnya Kirana bisa mengunjungi butiknya. Tentu saja Kirana merasa sangat senang, hingga tidak bisa menyembunyikan senyuman manisnya. Ketika ia turun dari mobil dengan bantuan Citra yang menggenggam tangannya, Kirana berkata, “Citra dan Adam, kalian bisa beristirahat. Pergilah ke kafe dan membeli camilan lezat. Aku akan di butik sekitar satu jam. Di sini ada begitu banyak orang termasuk Tya. Jadi, tidak perlu mencemaskan apa pun.”Mendengar hal itu tentu saja Citra dan Ada—sup

    Last Updated : 2022-07-22
  • Bukan Pengantin Pengganti   18. Keysa

    Kirana tampak duduk dengan gugup di kursi sebuah kafe yang cukup tertutup. Kirana kembali menghela napas saat dirinya berusaha untuk meredakan rasa gugup yang ia rasakan. Kirana berhasil mendapatkan izin Kaivan untuk ke luar tanpa mendapatkan pengawalan atau pengawasan, dengan alasan bahwa dirinya ingin bertemu serta menghabiskan waktu bersama dengan Tya. Tentu saja, sebelumnya Kirana sudah membuat janji terlebih dahulu dengan Tya. Agar jika nantinya Kaivan memeriksa hal itu, Kirana sudah membuat semuanya sempurna hingga Kaivan tidak bisa mencurugainya.Kirana meraih ponselnya dan menghubungi Tya. Pada dering pertama, teleponnya sudah diangkat oleh Tya. “Halo, Tya. Maaf janji kita hari ini harus batal.”“Ah begitu, Bu. Iya tidak apa-apa. Tidak perlu meminta maaf, Bu,” ucap Tya paham.Kirana berdeham sebelum berkata, “Terima kasih. Tapi bisakah aku meminta bantuanmu?”“Tentu saja, Bu. Ibu perlu bantuan apa? Jika saya bisa membantu, saya pasti akan membantu Ibu,” ucap Tya tanpa ragu.Ta

    Last Updated : 2022-07-22
  • Bukan Pengantin Pengganti   19. Kehancuran

    Perkataan Keysa seakan-akan terus berputar di dalam benak Kirana. Rasanya sangat sulit bagi Kirana untuk menerima dan percaya dengan apa yang dikatakan oleh Keysa. Apakah mungkin Kaivan memang sekejam itu hingga berencana untuk menjadikan dirinya sebagai rahim pengganti. Kirana yang teringat dengan semua perhatian dan tindakan penuh kasih yang ditunjukkan Kaivan padanya, merasa jika Keysa hanya mengatakan omong kosong. Atau lebih tepatnya berusaha untuk berpikri seperti itu.Kirana berusaha untuk tersenyum meremehkan dan berkata, “Apa kau pikir aku akan percaya dengan perkataanmu? Jelas itu hanyalah omong kosong.”“Kau jelas harus percaya. Karena sejak awal, sudah menjadi rencana bagi Kaivan menjadikanmu pengantin pengganti. Kaivan memintaku untuk menunggu hingga kau melahirkan, dan setelah itu Kaivan akan menceraikanmu dan menikah denganku. Selain itu, kami akan merebut anakmu yang nantinya akan Kaivan jadikan sebagai penerus. Karena sejak awal, aku sudah mengatakan pada Kaivan ia t

    Last Updated : 2022-07-22
  • Bukan Pengantin Pengganti   20. Kacau

    Helga dan Rama berlari memasuki kediaman putra mereka yang tiba-tiba terlihat beraura suram. Keduanya terlihat begitu cemas hingga keduanya memasuki aula luas yang biasanya difungsikan untuk tempat diselenggarakannya pesra. Di sana, terlihat Kaivan yang beridiri di hadapan para pelayan dan pengawal yang berbaris dengan kepala tertunduk. Helda dan Rama jelas bisa melihat bahwa jika saat ini Kaivan tengah marah besar. Kemarahan yang belum meluap dan masih menunggu waktu kapan meledak.Citra, sang kepala pelayan berkata, “Maafkan kami, Tuan.”Namun, Kaivan tidak menjawab dan hanya melihatnya dengan dingin. Hingga Joan pun menyadari kehadiran kedua orang tua Kaivan dan menyapa keduanya dengan hormat. “Selamat datang Tuan dan Nyonya,” ucap Joan membuat Kaivan sedikit rileks lalu berbalik untuk menatap kedua orang tuanya.“Ibu kenapa ada di sini?” tanya Kaivan lembut.Meskipun terkenal sebagai seseorang yang dingin dan terkadang bersikap kejam, tetapi Kaivan adalah seorang putra yang berbak

    Last Updated : 2022-07-22
  • Bukan Pengantin Pengganti   21. Hama

    “Hati-hati di jalan, Tika,” ucap seorang pemilik kafe pada Tya.Benar, kini Tya memiliki nama Tika. Ia sengaja melakukan hal itu menyembunyikan identitasnya. Karena upayanya dan Kirana untuk melarikan diri dari Kaivan, salah satu cara yang mereka gunakan adalah mengganti nama mereka untuk mengaburkan jejak. Karena pengalaman hidup bertahun-tahun di jalanan ketika dirinya masih muda, Tya tahu cara seperti apa yang harus ia gunakan untuk menghindari pengejaran serta mengaburkan jejaknya.Saat Tya mendengar cerita Kirana mengenai rencana Kaivan, Tya saat itu merasa begitu marah. Ia pikir, Kaivan adalah pria baik yang bisa membahagiakan Kirana. Meskipun mereka menikah dengan cara yang tidak terduga, Tya berharap bahwa Kaivan memang bisa membahagiakan Kirana pada akhirnya nanti. Namun sayangnya, semua harapan dan ekspektasi Tya untuk Kaivan hancur begitu saja. Rasanya, Tya ingin menghajar pria itu ketika mendengar cerita Kirana. Namun, Tya tahu jika ada hal yang lebih penting yang perlu ia

    Last Updated : 2022-07-22
  • Bukan Pengantin Pengganti   22. Pembalasan Sesungguhnya

    “Tuan, sudah bisa dipulihkan,” ucap seorang pria berkacamata pada Kaivan yang tengah duduk dengan menutup matanya dengan erat di sebuah ruangan yang salah satu sisi dindingnya dipenuhi oleh monitor komputer canggih.Sebelumnya, Kaivan sibuk kepalang. Ia membuat bisnis keluarga Wirasana satu per satu mengalami kemerosotan yang tajam. Sebenarnya itu bukan hal yang sulit bagi Kaivan. Ia bisa membuat perusahaan lawannya dengan mudah hancur begitu saja karena sudah berani menghalangi jalannya. Namun, Kaivan memerlukan upaya yang lebih keras, untuk menghancurkan bisnis-bisnis keluarga Wirasana. Sebagai seorang kepala keluarga yang belum tergantikan, Nadya ternyata memiliki kendali sepenuhnya pada semua bisnis dan semuanya tertata rapi.Saking tertata rapinya, Kaivan bahkan hampir mustahil untuk menemukan celah. Namun dengan kemampuan dan pengalamannya, Kaivan berhasil untuk menemukan celah yang susah payah ditutupi oleh Nadya. Kaivan tentu saja tidak membuang waktu untuk memborbardir semua

    Last Updated : 2022-07-22

Latest chapter

  • Bukan Pengantin Pengganti   Ekstra Part 5 : Hadiah Sempurna (END)

    “Bunda mau minum? Kakak ambilkan ya,” ucap Sultan lalu turun dari ranjang dan berlari dengan cepat meninggalkan kamar utama.Setelah tahu jika Kirana hamil, Sultan memang segera mengubah panggilan dirinya menjadi kakak. Ia terlihat bertindak lebih dewasa, seakan-akan ingin menunjukan bahwa dirinya memang sudah siap menjadi seorang kakak. Selama hampir delapan bulan ini, Sultan memang selalu berada di sisi Kirana, dan membantu Kirana di segala hal. Entah itu menemani Kirana berjalan-jalan, hingga mengambilkan barang ini itu, seperti saat ini. Sultan tengah mengambilkan air minum yang memang habis di dalam kamar utama.Kaivan yang melihat hal itu tersenyum. Ia menunduk dan mencium perut buncit Kirana sembari berbisik, “Putri cantik, sepertinya kau akan memiliki seorang kakak yang sangat menyayangimu, dan akan menjagamu dengan sangat baik.”Benar, sudah dipastikan jika janin di dalam kandungan Kirana tak lain adalah adik perempuan yang didambakan oleh Sultan. Hal inilah yang membuat Sult

  • Bukan Pengantin Pengganti   Ekstra Part 4 : Ngidam

    “Menjauh!” seru Kirana pada Kaivan.Sultan yang mendengar hal itu segera menjaga bundanya dan meminta Kaivan menjaga jarak. “Ayah, jangan nakal! Adik dan Bunda tidak mau dekat-dekat dengan Ayah. Jadi, Ayah tidak boleh mendekat,” ucap Sultan membuat Kaivan sangat jengkel dibuatnya.Kini, Sultan benar-benar memiliki cara untuk menjauhkan Kirana dengannya. Padahal, saat ini adalah hal yang sangat penting. Kaivan harus tetap berada di sekitar Kirana, takut-takut jika istrinya itu memiliki keinginan di kehamilan mudanya. Tentu saja Kaivan tidak mungkin membiarkan Kirana ngidamnya tidak terpenuhi. Kaivan tidak mau sampai putrinya yang cantik harus ngiler nantinya. Kaivan tentu saja tidak akan tega.“Rara,” ucap Kaivan setengah memohon.Namun, Kirana sama sekali tidak mau mendengar perkataan Kaivan. Entah kenapa, Kirana memang tidak mau berdekatan dengan Kaivan setelah kehamilannya mencapai empat bulan. Rasanya, melihat wajahnya saja sudah membuat Kirana kesal bukan main. Benar-benar menyeba

  • Bukan Pengantin Pengganti   Ekstra Part 3 : Keajaiban

    Sudah enam bulan lamanya Sultan tidur sendiri tanpa ditemani oleh kedua orang tuanya. Semakin hari, Sultan memang berusaha untuk bertindak dewasa. Sultan secara terang-terangan berkata jika dirinya tengah bersiap untuk menjadi seorang kakak. Sultan yang biasanya selalu mendapatkan mainan baru seminggu sekali dari kakek dan nenek, atau kedua orangtuanya, memilih untuk meminta uang jajan sebagai gantinya.Saat ditanya mengapa Sultan melakukan hal tersebut, ternyata Sultan menjawab jika dirinya harus menabung untuk membelikan jajan dan mainan yang bagus untuk adiknya. Mendengar hal itu, Kaivan dan Kirana merasa begitu tersentuh. Keduanya bisa merasakan betapa besarnya kasih sayang yang dimiliki oleh Sultan pada adik yang bahkan belum ia miliki. Benar, belum dimiliki. Karena sampai sekarang pun, Kirana belum dinyatakan hamil. Jujur saja, hal itu sudah membuat Kirana agak tertekan.Namun, sebisa mungkin Kirana bersikap biasa di hadapan putra dan suaminya. Saat ini saja, Kirana tengah menem

  • Bukan Pengantin Pengganti   Ekstra Part 2 : Sehari Tanpa Sultan (21+)

    Kirana merasa tubuhnya pegal bukan main. Hal tersebut membuat dirinya enggan untuk membuka mata. Nanti Kirana perlu memberikan pelajaran pada Kaivan. Gara-gara dirinya, Kirana merasa begitu pegal seperti ini. Kaivan terlalu bersemangat tadi malam, hingga tidak mendengar perkataan Kirana sama sekali.Rasanya, ia ingin melanjutkan acara tidurnya. Namun, Kirana tahu jika ini saatnya ia bangun. Ia harus menyiapkan sarapan untuk sultan. Karena putra tampannya itu, sama sekali tidak mau makan masakan orang lain. Sama seperti Kaivan. Karena alasan itu, Kirana harus memasak makanan untuk kedua jagoannya.Saat Kirana membuka matanya, Kirana terkejut karena ternyata waktu sudah sangat siang. Ia hampir melompat dari ranjangnya karena teringat bahwa putranya belum makan. Namun, hal itu urung ketika Kaivan masuk ke dalam kamar dan berkata, “Tidak perlu terburu-buru. Santai saja. Sultan pergi ke rumah Ibu dan Ayah. Dia berkata akan menginap di sana selama seminggu.”Kirana yang mendengar hal itu te

  • Bukan Pengantin Pengganti   Ekstra Parat 1 : Ingin Adik!

    Lima tahun kemudian“Lepas!” ucap Kaivan memberikan perintah tegas pada putranya yang terlihat selayaknya versi mungil dari dirinya sendiri.Sultan yang mendengar perintah tersebut sama sekali tidak menoleh dan masih menggenggam tangan bundanya dengan begitu erat. Sementara Kaivan yang melihat tingkah tersebut benar-benar jengkel dibuat oleh tingkah putranya yang selalu saja mengganggu waktunya dengan sang istri. Sultan selalu saja memonopoli waktu kebersamaan keduanya. Karena itulah, setelah lima tahun berlalu, Sultan tidak seakan-akan tidak mau membiarkan kedua orang tuanya untuk menghabiskan waktu bersama. Alhasil, keinginan Kaivan untuk memiliki seorang putri diundur hingga lima tahun lamanya.Kaivan agak jengkel lalu berkata, “Hari adalah bagianku tidur denganmu. Seharusnya Sultan tidur di kamarnya sendiri.”Kirana mengurut pelipisnya karena Kaivan dan Sultan memang sangat tidak mau tidur bersama, tetapi sangat ingin tidur dengan Kirana. Karena itulah, Kaivan dan Sultan berbagi h

  • Bukan Pengantin Pengganti   27. Hadiah (END)

    Setelah apa yang terjadi di kediaman Wirasana, Kirana dan Kaivan bisa menjalani kehidupan mereka dengan leluasa tanpa beban apa pun. Hubungan mereka menjadi lebih baik karena baik Kirana maupun Kaivan berkomitmen untuk saling terbuka serta saling percaya. Keduanya sudah terlihat selayaknya pasangan suami istri yang saling mencintai, dan menikah karena dasar cinta yang mendalam. Cinta pertama yang biasanya berakhir menyedihkan, ternyata berhasil mempertemukan keduanya kembali dan mengikat mereka dalam sebuah hubungan yang penuh kasih.Kirana yang sebelumnya terikat akan masa lalu yang menyedihkan dengan keluarga besar ayahnya, kini sudah tidak lagi peduli dengan mereka. Beban besar yang selama ini membuat Kirana sesak, sudah tidak lagi terasa. Ia bisa mengunjungi pusara mendiang ayahnya dan ibunya dengan leluasa, hal itu membuat Kirana merasa sedikit banyak merasa lega. Kini, Kirana hanya perlu melangkah maju tanpa menoleh dan kembali mengingat luka yang ia dapat di masa lalu.Sejak te

  • Bukan Pengantin Pengganti   26. Keadilan

    Perkataan yang ia dengar sepertinya bisa membuat Nadya yang semula terlarut dengan kenangannya sendiri tersadar. Orang yang semula ia kira adalah Sandy, bukanlah putranya, melainkan seorag perempuan muda yang tak lain adalah cucu yang selama ini tidak pernah Nadya akui. Saking tidak mau mengakuinya, Nadya bahkan tidak pernah mau melihat wajahnya setelah kematian putra pertama yang sangat ia sayangi.Jadi, Nadya tidak tahu jika ternyata Kirana, cucu yang tidak ia akui, tumbuh dengan memiliki sorot mata yang begitu mirip dengan Sandy, hingga membuat kerinduan yang selama ini Nadya pendam membuncah begitu saja. Kerinduan yang membuatnya sama sekali tidak bisa menahan air matanya. Jika saat ini Sandy masih hidup, ia tidak mungkin merasa sesedih ini. Jika saja, Nadya bisa mengulang waktu. Nadya mungkin akan belajar menerina kehadiran Gintari di tengah-tengah keluarganya.Semakin dilihat, semakin mirip rasanya Kirana dengan Sandy. Hal itu membuat Nadya yang selama beberapa hari ini tidak bi

  • Bukan Pengantin Pengganti   25. Menyelesaikan

    “Semuanya akan baik-baik saja. Aku berjanji,” bisik Kaivan pada Kirana yang terlihat begitu gelisah.Saat ini, Kirana dan Kaivan tengah berada di ruang bersalin. Karena ternyata proses persalinan Kirana harus segera dilakukan karena kondisi kandungan Kirana yang tiba-tiba mengalami masalah. Beberapa jam setelah Kirana tahu bahwa Kaivan adalah cinta pertamanya, dan semua kebenaran mengenai masalah yang terjadi, tiba-tiba Kirana merasakan kontraksi. Lalu dokter yang bertanggung jawab menyatakan jika proses persalinan harus segera dilakukan. Tentu saja persalinan cesar adalah satu-satunya pilihan untuk mereka.Untungnya, pihak rumah sakit memang sudah bersiap siaga. Persalinan segera dipersiapkan. Kaivan menemani Kirana di dalam ruang persalinan, karena Kirana sama sekali tidak mau melepaskan tangan Kaivan. Sementara Helga, Rama, Joan, dan Tya menunggu di luar ruangan. Keempatnya berdoa dengan khusu untuk keselamatan Kirana dan calon penerus keluarga Maheswara tersebut. Kaivan sendiri se

  • Bukan Pengantin Pengganti   24. Cinta Pertama

    Kirana membuka kedua matanya yang terasa begitu berat. Secara perlahan, Kirana berkedip untuk beradaptasi dengan cahaya yang masuk ke dalam retinanya. Setelah beberapa saat, Kirana pun sadar jika dirinya saat ini tengah berada di rumah sakit. Selain ruangan serba putih yang mengingatkannya dengan tempat tersebut, aroma yang hanya bisa ditemukan di rumah sakit kini tengah memenuhi rongga pernapasannya. Agak kurang nyaman, tetapi Kirana yang tengah lemah tidak bisa mengatakan ketidaknyamanan yang tengah ia rasakan dengan leluasa. Hingga, Kirana mendengar sebuah suara yang cukup familier di telinganya.“Astaga, menantu cantik Ibu sudah bangun,” ucap Helga lalu terburu-buru mendekat ke ranjang rawat Kirana.Sementara Rama yang melihat Kirana sudah sadar segera menghubungi dokter dan suster yang bertanggung jawab terhadap Kirana. Lalu Rama mendekat pada Kirana dan berkata, “Tenanglah. Sekarang kau dan janin dalam kandunganmu telah aman.”“A—“ Kirana tidak bisa melanjutkan perkataannya kare

DMCA.com Protection Status