Beranda / Fantasi / Bukan Menantu Sampah / Bab. 65. Masih Belum Mati

Share

Bab. 65. Masih Belum Mati

Penulis: Sarangheo
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-29 07:06:35
Hanya saja, pria menawan yang selalu dikejarnya ini, menyukai wanita lain, dirinya sangat iri, cemburu, dan tidak terima. Atas dasar apa, dirinya yang begitu unggul, harus kalah hanya dengan seorang bangsa manusia rendahan, dia membencinya, untung saja wanita itu telah jatuh dan mati, ini merupakan satu-satunya hal yang membuat Mei merasa senang.

"Apa yang kamu tertawakan? Aku tidak memiliki kesabaran yang begitu banyak, menghadapi sikapmu yang seperti ini hanya akan membuat kematianmu semakin mengenaskan!"

Tenaga tangan yang mencengkram leher Mei semakin erat, wanita yang kejam seperti ini, jika tidak menyampaikan semuanya dengan jelas, maka Raja Ular tidak akan membiarkannya mati dengan layak.

"Raja Ular."

Pada saat itu, Penjaga Andrew Bai tiba-tiba datang bersama sekumpulan penjaga, gambaran yang terlihat pertama kali adalah dimana Ular Belang dan Ular Putih sudah mati mengerikan dan tergeletak di tanah, juga Ular Kuning yang sedang di cekik oleh Raja Ular.

"Dia sudah mati, mati ter
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 66. Pria Yang Hangat

    Tapi, jika ingin keluar dari jurang tidaklah mudah, sekarang aku sedang terluka parah, tidak mungkin mengandalkan diri sendiri untuk keluar dari sini, merupakan suatu hal yang mustahil, kecuali, aku adalah monster berkepala tiga berkaki enam, dan memiliki kemampuan terbang.Diriku yang tadinya penuh dengan tenaga, harus kalah terhadap kenyataan, hatiku di penuhi dengan kekecewaan serta rasa tak berdaya, apakah aku benar-benar akan mati terkurung di tengah jurang ini? Tidak ada makanan, rumah, lalu mungkin saja akan bertemu dengan hewan buas.Duduk melamun di atas sebuah batu, diriku yang detik ini, sama sekali tidak memiliki jalan keluar. Tepat ketika sedang berpikir, seekor burung besar turun dan berdiri di sampingku, dia menundukkan kepala, paruhnya yang panjang menghisap air, aku tak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini, aku memberanikan diri untuk mengambil sebuah keputusan besar.Kutelan air ludah, perlahan mendekati burung besar yang sedang minum air itu, hatiku bagaikan gendang y

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-29
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 67. Aura Yang Kental

    "Susan, kalau begitu ikutlah bersama kami." Kataku terhadapnya sambil menarik tangannya."Penjaga Andrew Bai juga boleh ikut, di perjalanan mungkin akan ada banyak siluman, jadi kekuatan kita bisa bertambah satu. Bagaimana suamiku?" Aku menoleh kearah Raja ular, berharap dia akan menyetujui keinginanku."Terserah kamu saja, jika sudah selesai, kemarilah, makan sup ayam ini." Jawab Raja Ular tanpa menoleh kearahku."Terima kasih Raja Ular, terima kasih Nona."Ular Putih Kecil mengucapkan terimakasih dengan penuh hormat dan riang, kali ini, dia tidak akan merasa khawatir karena sendirian, dan juga bisa menemaniku sepanjang waktu.Setelah sarapan bersama, kami bersiap-siap untuk mengemasi segala barang yang kami butuhkan di dalam perjalanan nanti.Saat malam tiba, suamiku si Raja Ular membantuku melepaskan mahkota yang terukir gambar ular besar, dia memelukku, jarak diantara kami berdua begitu dekat."Jika bertemu siluman di dalam perjalanan, jangan panik, kamu hanya perlu menunjukkan mah

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-29
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 68. Ada Rumah

    Saat para penjaga meninggalkan hutan rimba ini, kami muncul di dalam gunung yang dipenuh kabut.Dimana-mana suasananya berkabut, aku tidak bisa melihat dengan jelas benda di sekeliling, pemandangan seperti ini mengingatkanku pada saat aku di tangkap oleh Bibi dan di lemparkan ke Dunia Pemangsa Siluman, tempat yang penuh berkabut, akan ada siluman serigala, dan siluman bambu, selama pikiranku berkelana badanku seketika gemetaran.Raja Ular sepertinya mengetahui bahwa aku ketakutan, iapun menggenggam erat tanganku, membawaku pergi bersamanya, Penjaga Andrew Bai dan Ular Putih Kecil juga mengikuti kami dari belakang."Semuanya hati-hati, aura siluman disini sangat berat." Kata Raja ular tegas."Disana ada sinar."Tempat ini memang berkabut, namun masih terlihat samar-samar sebuah sinar, aku menunjuk kearah sinar itu."Hm, benar kata nona, hamba juga melihatnya."Ular Putih Kecil juga Memandang ke arah yang kutunjuk."Ikuti Aku Isabelle, jangan lepaskan tanganmu." Kata Raja Ular kemudian.

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-29
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 69. Ilusi

    Aku berlari mendekati sinar itu, namun Kemudian, aku muncul di tempat yang begitu gelap, disekeliling terlihat api berwarna hijau, suram dan menyeramkan.'Apakah aku sedang bermimpi, kenapa semua ini terlihat sangat nyata?' Aku menampar diriku sendiri, sakit.luka didadaku pun seketika menghilang begitu saja dan tak kulihat lagi susan di belakangku. Ini aneh sangat aneh."Suamiku, suamiku dimana kamu? Aku sangat takut."Aku berjalan sambil berteriak, kemudian, ku lihat dari nyala api itu muncul sepasang mata."Kamu, kamu siapa?" Tanyaku gemetaran."Ini adalah dunia kebahagiaan tertinggi, tinggallah disini, tinggallah disini."Sebuah suara yang sangat menyeramkan berkata kepadaku, membuat bulu kudukku berdiri."Tidak, aku tidak mengenalimu, aku tidak mau tinggal disini."Aku menggelengkan kepala, berbalik badan dan berlari, tidak perduli dalam mimpi atau kenyataan. Aku yakin bahwa sepasang mata itu berniat jahat, meskipun aku tidak dapat melihatnya dengan jelas."Tinggallah, tinggallah.

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-29
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 70. Tertangkap

    Yang anehnya, sudah berjalan beberapa saat, tetap saja kami kembali ke sisi sungai."Suamiku, kenapa ini, kenapa kita kembali lagi kesini?"Aku melihat tempat bekas pembakaran ikan tadi, kurasa ada sesuatu yang salah."Disini mungkin ada siluman, hati-hati."Pria tampan itu memperingati, matanya yang dalam melihat kearah sungai. Mendengar ada siluman, seketika jantungku berdetak sangat kencang dan menempelkan tubuhku dengan erat pada Raja Ular. Tiba-tiba, dikejauhan sungai ada sesuatu yang berputar."Tunggu disini, aku akan melihat apa yang terjadi!" Ucap Raja ular cepat."Susan, jaga nona isabelle baik-baik." Perintahnya pada Ular Putih kecil."Baik, Yang Mulia." Ular Putih Kecil menjawab dengan hormat.Raja Ular pun segera pergi, sementara Penjaga Andrew Bai mengikutinya dari belakang, di dasar sungai tampak sebuah bayangan hitam dan putih, dengan cepat terbang menuju kearah percikan air. Pada saat kedua pria itu baru saja pergi, sebuah kepala besar muncul dari dalam air, melihat kea

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-29
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 71. Ciuman Aneh

    Sebersik cahaya keemasan keluar dari tangan Raja Ular, semua Penjaga Monster Air yang memegang pedang tajam itu berubah menjadi abu. Sementara penjaga yang masih tersisa hanya berdiri melihat kejadian itu, bahkan keberanian yang tadinya ada, menjadi lenyap seketika. Mereka berpikir bahwa lelaki tampan didepan mereka benar-benar kuat, dia memiliki kekuatan yang tiada bandingannya. Bahkan tidak ada yang bisa mengalahnya. Pemimpin penjaga Monster Air langsung mundur dari tempat untuk melaporkan kejadian tersebut kepada Raja Monster Air."Raja Ular, Penjaga Andrew Bai."Melihat Raja Ular dan Penjaga Andrew Bai, si Ular Putih Kecil menyambut mereka dengan terkejut."Susan, dimana Isabelle?"Setelah mengalahkan sekumpulan penjaga Monster Air, Raja Ular bertanya dengan dingin. Pikirnya, ia telah mengalahkan Monster Air, namun tidak menemukan istrinya, hatinya pun semakin tidak tenang."Nona diculik kedalam istana oleh Raja Monster Air. Dia memaksa Nona untuk menikah dengannya, gadis-gadis ini

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-29
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 72. Monster

    Raja Ular membawaku meninggalkan dasar laut menuju ke pinggir sungai. Penjaga Andrew Bai dan Susan menyambut kami."Nona tidak apa-apa kan? Raja siluman air tidak menyakiti Nona kan?" Susan dengan perhatian menanyakan keadaanku."Aku tidak apa-apa, bagaimana denganmu Susan? Kamu juga baik-baik sajakan?" Aku juga menanyakan hal yang sama dengan Ular Putih Kecil."Aku tidak apa-apa, nona tidak perlu khawatir." Susan menggelengkan kepalanya, dan memberitahuku."Baguslah jika tidak terjadi apa-apa."Aku menjawab dengan tenang."Kalau begitu kita bisa segera pergikan, bagaimana menurutmu Isabelle?" Tanya Raja Ular kepadaku."Iya, ayo pergi." jawabku sambil mengangguk, kami berempat pun meninggalkan sungai dan bergegas.Setelah berjalan sekian lama, akhirnya kami sampai di sebuah pedesaan kecil. Sepanjang jalanan tumbuh bunga sawi berwarna kuning dan banyak orang yang sedang bercocok tanam."Bunga sawi disini sangat cantik."Aku melihat hamparan bunga sawi, sambil menikmati hembus angin, sem

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-29
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 73. Gunung

    "Suamiku, apakah monster itu muncul?"Aku bangkit dari ranjang dan berjalan ke sisinya, menanyainya, pandangannya masih menatap keluar. Satu tangannya menyentuh bahuku, pandangannya yang memikat masih melihat keluar mengawasi keadaan.Diluar gelap pekat, pandanganku tiba-tiba menatap bayangan yang terlihat kabur. Bayangan tersebut menangkap bayangan putih yang sangat mirip dengan Penjaga Andrew Bai, tetapi sangat cepat, lalu bayangan itu pun menghilang."Isabelle, ikuti aku."Kata Raja Ular dengan suaranya yang merdu, ia membukakan pintu untukku. Baru saja melangkah, bayangan putih tersebut datang ke sisiku, dia mengejar bayangan hitam yang berada dibelakang Ular Putih Kecil.Semua penduduk desa ketakutan, karena monster itu hendak mencari mangsa dan para penduduk pun berteriak-teriak membangunkan semua orang. Seorang pemuda tampak memegang tongkat sambil berlari dan berhenti disebelahku. Tak lama setelah itu, terdengar suara tangisan seorang wanita."Suamiku dimakan monster, tolong mu

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-29

Bab terbaru

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 114. Aku Akan Selalu Menunggu

    "Bayi-bayi, dengarkan kata-kata ibu ya, mengerti?"Suara pria itu lembut berpesan kepada bayi-bayi itu."Baik ayah, kami akan menurut pada ibu dan mendengarkan kata-kata ibu."Ketujuh bayi itu menjawab dengan penuh pengertian. Ketika melihat bahwa Ketujuh bayi itu tampak pengertian, Raja ular merasa lega.Dan sudah waktunya kami berpamitan pergi."Isabelle.""Suamiku."Tangannya yang menggenggam erat seakan tidak rela untuk melepaskan tanganku, tetapi secara paksa tanganku ditarik oleh Tentara surga."Raja Ular, Selir Ular, mohon pengertiannya."Tentara surga memberi hormat, mereka juga tidak ingin melakukan hal-hal buruk, memisahkan Raja ular dan Selir Ular, tetapi karena itu adalah tugas mereka, jadi mereka terpaksa melakukannya."Suamiku, aku pasti akan menunggumu.""Isabelle... Isabelle Yao."Hal yang paling menyakitkan bukanlah kematian, tetapi hidup terpisah dengan orang yang paling kita cintai. Pada saat berpisah dari suamiku, hatiku sangat sangat sakit, aku tidak tahu kapan, ka

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 113. Betapa Rindunya

    Ketulusanku kepada Raja Ular, akhirnya membuat Bunda Mo menerimaku.Melihatku begitu bertekad, dia menganggukan kepala."Ini semua salahku, Raja Ular dihukum, aku memang membawa bencana bagi dunia ular, Bunda Mo jangan marah."Aku menyalahkan diriku sendiri, jika bukan karena aku, semua ini tidak akan terjadi."Ini semua sudah takdir, aku tidak akan menyalahkanmu lagi."Bunda Mo menghela nafas, dia sudah berfikir dengan jernih, biar bagaimana pun jika semua sudah di takdirkan, maka jalan satu-satunya adalah menjalaninya, bukan menolak ataupun mengeluh. Perubahan Bunda Mo membuatku merasa lega."Apakah bayimu sudah lahir?"Bunda Mo melihat bentuk tubuhku yang sudah seperti semula, dan bertanya padaku, ketika aku diusir karena amarahnya, dia sedikit menyesalinya, lagi pula, yang aku kandung adalah darah daging dunia ular."Sudah Lahir, aku meninggalkan mereka kepada seseorang untuk dijaga."Aku menjawab, seperti nya Bunda Mo sudah menerimaku sebagai ibu dari anakku dan menantunya."Bisak

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 112. Kesetiaan

    "Ahhhh ... Apa yang terjadi?"Terkejut, Yoyo bergegas ke dalam istana, mengambil cermin dan menatap dirinya sendiri, Yoyo tertegun, wanita di cermin itu penuh dengan rambut putih dan kerutan, seperti nenek tua yang keriput, sangat jelek.Pemandangan ini membuat Yoyo yang awalnya cantik seperti bunga, menjadi marah dan tidak terima akan perubahan seperti ini, ini adalah pukulan besar untuknya."Tidak, ini tidak mungkin! Aku sangat cantik, aku sangat cantik!"Yoyo memegangi kepalanya dan berteriak, saat itu dia tidak bisa memikirkan apapun, sekali pun jika ada musuh di hadapan nya, dia sama sekali tidak memperdulikannya, yang hanya dia perdulikan adalah penampilannya.Penampilannya yang sangat jelek seperti ini, bagaimana mungkin dia akan bisa bertemu orang di masa depan? Yoyo mendongak, melihat ketujuh bayi itu berdiri di depannya tanpa cedera. Ketujuh bayi imut itu, pada saat ini, menatapnya tanpa perasaan.Yoyo yang berambut putih itu adalah keinginannya sendiri, karena dia telah bera

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 111. Apa Yang Terjadi?

    "Diam kamu, jika tidak ada pelacur sepertimu, Austin hanya akan menyukaiku, aku sangat membencimu!"Yoyo menggeram dan menunjuk ke arahku, suasana hatinya sangat buruk."Yoyo.""Diam kamu, aku memintamu tutup mulut, apakah kamu sudah tuli?"Yoyo tiba-tiba menghilang dan muncul di belakangku, lalu sebelah tangannya mencekik leherku, sehingga membuatku terengah-engah."Yoyo, lepaskan kakak!"Karen berteriak sambil berusaha menyelamatkanku, tetapi Mutiara Ular di tangannya terhisap dan ditelan Yoyo lebih dulu."Karen, kamu sungguh bodoh, hahah... Kamu juga sudah bosan hidup rupanya."Yoyo menoleh karen, lalu tangan kirinya mengeluarkan asap putih dan mendorongnya kearah karen, sementara itu Karen sudah tidak memiliki kemampuan apa-apa untuk menyerang balik. Karen terlempar jauh keatas dinding, darah segar pun menyembur dari sudut bibirnya. Sedetik kemudian Karen pingsan.Dan aku, leherku semakin dicekik kuat olehnya, rasanya sudah di ambang kematian, aku lemas, nafasku benar-benar serasa

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 110. Rasa Kecewa

    Di PaviliunPada tempat tertinggi, seorang wanita berbaju merah duduk di atas kursi naga, hanya terlihat jubah merah, yang menutupi tubuhnya."Nona Yoyo, ada dua orang wanita di luar sana untuk membuat masalah, salah satu wanita itu mengatakan dia adalah Selir Ular, dan mereka memiliki mutiara ular yang kuat di tangan mereka."Penjaga melaporkan situasinya kepada Yoyo dengan hormat."Jalang, aku masih berencana untuk mencari mereka, tetapi mereka akhirnya datang sendiri mencari mati."Suara perempuan itu terdengar dingin, dia menghempaskan lengan baju panjangnya, berdiri dan pergi.Berkat mutiara ular sakti itu, aku dan karen berhasil menerobos masuk hingga kedalam, akan tetapi keadaan di istana ini benar-benar berubah seratus persen. Sepi dan sunyi, tak ada tanda-tanda kehidupan, para pelayan dan penjaga yang biasanya berseliweran kesana kemari tak tampak lagi.Saat, hatiku bertanya-tanya, terdengar suara erangan ke telingaku, aku mendengarkan nya dengan seksama, suara itu datang dari

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 109. Penipu

    Beberapa hari ini, aku selalu merasa tidak enak, selalu merasa bahwa sesuatu akan terjadi dan semua itu mengingatkanku pada kesulitan di istana ular."Karen, bagaimana jika kita kembali ke istana ular."Di dalam kamar mewah, aku dan karen duduk di depan meja sambil mengasuh ketujuh anakku yang sedang bermain."Kakak. Ada apa?"Mendengar apa yang kukatakan, karen dengan tidak mengerti bertanya, aku mengerti, dia mungkin takut bahwa aku akan terluka lagi."Belakangan ini aku merasa sedikit buruk, tidak tahu, seakan ada sesuatu yang terjadi di istana ular, aku ingin pergi melihatnya, Aku tahu Bunda Mo tidak menyukaiku, tapi biar bagaimana pun dia adalah ibu dari raja ular suamiku, jika benar telah terjadi sesuatu, bagaimana bisa aku hanya duduk diam dan menontonnya." Kataku pada Karen."Baiklah kak, aku akan ikut kembali bersama kakak, sebisaku, aku berjanji akan melindungi kakak.""Terima kasih, Karen."Aku tersenyum tipis dan berterima kasih pada Karen."Sudahlah tidak apa-apa jangan be

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 108. Perubahan

    Ketika melihat mereka saling berebut ingin segera mengejar kupu-kupu yang terbang, karen bermaksud hendak membantu mereka untuk menangkap kupu-kupu."Bibi Karen, aku menginginkan itu.""Aku juga menginginkan itu bibi karen."Anak-anak mengedipkan mata dan memandangi kupu-kupu yang berterbangan di sekitar. Mereka mengatakan bahwa penampilan kupu-kupu imut itu sangat memesona."Baiklah, bibi Karen akan menangkap satu untuk setiap anak-anak."Karen segera menggendong anak-anak dari lengan Dewa bumi dan meletakkan mereka di sebuah bangku batu yang bersih untuk duduk dan menunggunya, sementara dia pergi menangkap kupu-kupu itu.Ketujuh anakku melihat Karen tengah berlarian menangkap kupu-kupu, tentu saja mereka sangat senang, merekapun tersenyum sambil melambaikan tangan mereka."Mereka sungguh imut."Dewa bumi memandangi ketujuh anakku, Aku bisa melihat bahwa dia sangat menyukai anak-anakku dan memperlakukan mereka dengan baik."Ya."Aku mengangguk dan menatap ketujuh anak-anak itu dengan

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 107. kupu-kupu

    "Kakak, anak-anakmu sangat imut."Karen menyeka air matanya.Aku mengangguk, memang, ketujuh anakku begitu baik serta imut, dan aku merasa sedang bermimpi saat ini."Ngomong-ngomong, apakah kakak terluka?" Karen bertanya padaku."Aku baik-baik saja, bagaimana denganmu, Karen?""Aku juga baik-baik saja kak."Saat kami sedang asyik berbincang-bincang, tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan menampakkan sesosok Pria Cantik Berbaju Putih masuk kedalam."Kalian sudah bangun?"Dewa Bumi berjalan mendekati ranjang dan bertanya padaku, dan dua pengawalnya berdiri di luar pintu."Yah, terima kasih sudah menyelamatkanku, Karen serta anak-anakku."Aku berterima kasih kepada Pria Cantik Berbaju Putih itu."Sama-sama, anak-anak sudah tidur ya."Mata Pria Cantik Berbaju Putih jatuh pada ketujuh anak-anak yang lucu. Anak-anak semua tertidur, dan mulut kecil mereka mengecap, itu terlihat sangat lucu."Umm."Aku mengangguk dan menatap ketujuh anak yang imut di sampingku dengan penuh kasih sayang."Istiraha

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 106. Sayang

    "Kakak, kakak."Ketika Karen melihatku jatuh berguling-guling di lereng bukit, dia sangat cemas dan ingin segera menyelamatkanku, akan tetapi tanpa sengaja kakinya pun ikut tergelincir.Aku pun jatuh terguling, kepalaku mengenai batu, lalu pingsan."Kakak, kakak."Karen merangkak menuju ke arahku dan memanggil namaku berkali-kali, kepalanya pun ikut menabrak batu sedetik kemudian karen pingsan.Sementara itu di dalam istana Dewa Bumi para bayi tampak riang bermain-main."Kakak-kakakku, adik sudah bersembunyi, datang dan carilah."Seorang bayi perempuan berkata bahwa dia bersembunyi dan meminta keenam kakaknya untuk mencarinya.Keenam bayi lelaki itu saling memandang dengan senyum menawan di wajah mereka.Keenam anak turun dari tempat tidur dan mulai mencari adik perempuannya secara terpisah.Ada yang mencari ke bawah tempat tidur, lemari, atau salah satu dari mereka pergi ke meja dan menemukan adik mereka.Setelah bermain, beberapa bayi merangkak ke tempat tidur."Kakak, aku merindukan

DMCA.com Protection Status