Beranda / Fantasi / Bukan Menantu Sampah / Bab. 70. Tertangkap

Share

Bab. 70. Tertangkap

Penulis: Sarangheo
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-29 12:09:43
Yang anehnya, sudah berjalan beberapa saat, tetap saja kami kembali ke sisi sungai.

"Suamiku, kenapa ini, kenapa kita kembali lagi kesini?"

Aku melihat tempat bekas pembakaran ikan tadi, kurasa ada sesuatu yang salah.

"Disini mungkin ada siluman, hati-hati."

Pria tampan itu memperingati, matanya yang dalam melihat kearah sungai. Mendengar ada siluman, seketika jantungku berdetak sangat kencang dan menempelkan tubuhku dengan erat pada Raja Ular. Tiba-tiba, dikejauhan sungai ada sesuatu yang berputar.

"Tunggu disini, aku akan melihat apa yang terjadi!" Ucap Raja ular cepat.

"Susan, jaga nona isabelle baik-baik." Perintahnya pada Ular Putih kecil.

"Baik, Yang Mulia." Ular Putih Kecil menjawab dengan hormat.

Raja Ular pun segera pergi, sementara Penjaga Andrew Bai mengikutinya dari belakang, di dasar sungai tampak sebuah bayangan hitam dan putih, dengan cepat terbang menuju kearah percikan air. Pada saat kedua pria itu baru saja pergi, sebuah kepala besar muncul dari dalam air, melihat kea
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 71. Ciuman Aneh

    Sebersik cahaya keemasan keluar dari tangan Raja Ular, semua Penjaga Monster Air yang memegang pedang tajam itu berubah menjadi abu. Sementara penjaga yang masih tersisa hanya berdiri melihat kejadian itu, bahkan keberanian yang tadinya ada, menjadi lenyap seketika. Mereka berpikir bahwa lelaki tampan didepan mereka benar-benar kuat, dia memiliki kekuatan yang tiada bandingannya. Bahkan tidak ada yang bisa mengalahnya. Pemimpin penjaga Monster Air langsung mundur dari tempat untuk melaporkan kejadian tersebut kepada Raja Monster Air."Raja Ular, Penjaga Andrew Bai."Melihat Raja Ular dan Penjaga Andrew Bai, si Ular Putih Kecil menyambut mereka dengan terkejut."Susan, dimana Isabelle?"Setelah mengalahkan sekumpulan penjaga Monster Air, Raja Ular bertanya dengan dingin. Pikirnya, ia telah mengalahkan Monster Air, namun tidak menemukan istrinya, hatinya pun semakin tidak tenang."Nona diculik kedalam istana oleh Raja Monster Air. Dia memaksa Nona untuk menikah dengannya, gadis-gadis ini

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-29
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 72. Monster

    Raja Ular membawaku meninggalkan dasar laut menuju ke pinggir sungai. Penjaga Andrew Bai dan Susan menyambut kami."Nona tidak apa-apa kan? Raja siluman air tidak menyakiti Nona kan?" Susan dengan perhatian menanyakan keadaanku."Aku tidak apa-apa, bagaimana denganmu Susan? Kamu juga baik-baik sajakan?" Aku juga menanyakan hal yang sama dengan Ular Putih Kecil."Aku tidak apa-apa, nona tidak perlu khawatir." Susan menggelengkan kepalanya, dan memberitahuku."Baguslah jika tidak terjadi apa-apa."Aku menjawab dengan tenang."Kalau begitu kita bisa segera pergikan, bagaimana menurutmu Isabelle?" Tanya Raja Ular kepadaku."Iya, ayo pergi." jawabku sambil mengangguk, kami berempat pun meninggalkan sungai dan bergegas.Setelah berjalan sekian lama, akhirnya kami sampai di sebuah pedesaan kecil. Sepanjang jalanan tumbuh bunga sawi berwarna kuning dan banyak orang yang sedang bercocok tanam."Bunga sawi disini sangat cantik."Aku melihat hamparan bunga sawi, sambil menikmati hembus angin, sem

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-29
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 73. Gunung

    "Suamiku, apakah monster itu muncul?"Aku bangkit dari ranjang dan berjalan ke sisinya, menanyainya, pandangannya masih menatap keluar. Satu tangannya menyentuh bahuku, pandangannya yang memikat masih melihat keluar mengawasi keadaan.Diluar gelap pekat, pandanganku tiba-tiba menatap bayangan yang terlihat kabur. Bayangan tersebut menangkap bayangan putih yang sangat mirip dengan Penjaga Andrew Bai, tetapi sangat cepat, lalu bayangan itu pun menghilang."Isabelle, ikuti aku."Kata Raja Ular dengan suaranya yang merdu, ia membukakan pintu untukku. Baru saja melangkah, bayangan putih tersebut datang ke sisiku, dia mengejar bayangan hitam yang berada dibelakang Ular Putih Kecil.Semua penduduk desa ketakutan, karena monster itu hendak mencari mangsa dan para penduduk pun berteriak-teriak membangunkan semua orang. Seorang pemuda tampak memegang tongkat sambil berlari dan berhenti disebelahku. Tak lama setelah itu, terdengar suara tangisan seorang wanita."Suamiku dimakan monster, tolong mu

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-29
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 74. Racun

    Matahari menyinari desa, warnanya keemasan yang sangat menghangatkan hati. Monster pemakan manusia ini telah disingkirkan, para penduduk desapun kembali menjalankan aktivitas mereka seperti biasa, tenang dan indah.Kami juga harus segera pergi untuk mencari tabib, sebelum pergi, semua penduduk desa mengantar kepergian kami. Demi membalas kebaikan Raja Ular, semua penduduk desa membuat sebuah persembahan untuk Ular. Raja Ular kali ini dihormati, membuat semua orang mengingatnya. Maksud baik penduduk desa benar-benar tidak terpikirkan oleh Raja Ular."Penduduk desa ternyata sangat tulus ya." Kataku padanya sambil berjalan.Dia tidak menjawab, hanya tersenyum sambil mengangguk."Dibawah perlindungan Raja Ular kita, aku percaya penduduk desa akan semakin membaik."Aku tersenyum. Dia memelukku, kami berempat berjalan kearah satu tempat yang sama. Setelah meninggalkan desa, kami sampai di sebuah padang rumput dan pepohonan disini sangat sedikit. Di sepanjang jalan membentang sebuah aliran su

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-29
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 75. Obat Penawar

    “Kudengar tadi ada penduduk yang hilang.”Tiba-tiba, di saat yang sama, seseorang berbicara dengan suara keras.“Betulkah? Ya, tidak ada seorangpun yang berani melewati hidup yang begitu menyeramkan.”“Iya benar, harus bagaimana ini, wali kota tidak peduli terhadap masalah ini, jangan-jangan, nanti akan ada orang yang hilang lagi.”Semua orang membicarakan hal tersebut, bisa dilihat bahwa mereka sangat perduli.Raja Ular membalikkan badan serta mengerutkan alis, dia menepuk bahu satu orang dengan secepat kilat, orang tersebut seketika tidak sadarkan diri, dia sudah terkontrol oleh kekuatan Raja Ular.Raja Ular mulai bertanya kepada orang itu, Dari mulutnya, kami juga mendengar banyak hal yang luar biasa.“Kami semua adalah penduduk dari kota ini, karena tubuh kami sudah terkena racun kalajengking, jadi semua orang pasti akan meninggal di sini, Wali Kota akan membagikan obat penawar untuk mengontrol racun tersebut setiap hari, agar kami bisa mempertahankan hidup, kalau tidak, kami hanya

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-29
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 76. Kesempatan Untuk Kalian

    Wali Kota tua itu diam-diam menghela nafas, namun hatinya sedang memikirkan rencana lain.“Baik.”Dengan patuh Penjaga Andrew Bai menjawab, ia baru melepaskan tangannya dari bahu Wali Kota, mundur ke belakang Raja Ular.“Pengawal.”Wali Kota tersebut memanggil, kemudian ada beberapa pengawal yang datang, melihat ada dua orang pria dan wanita asing bersama dengan Wali Kotanya, kedua pengawal tersebut pun tertegun, sejak kapan ke empat orang ini masuk ke dalam?“Siapkan beberapa kamar, ini adalah tamuku dari jauh, mereka akan tinggal di sini.” Kata Wali Kota.“Baik, Wali Kota.”Walaupun mereka curiga, namun kedua pengawal tersebut tetap menjawab dengan patuh.“Baik, tamu kita yang terhormat, mari.”Kedua pengawal tersebut bersikap sopan, membawa kami ke kamar yang disediakan untuk beristirahat.Kami mengikut kedua pengawal menuju ke lorong yang panjang, di tengah perjalanan kami bertemu dengan seorang wanita cantik, di belakangnya ada dua pengawal yang mengikutinya, kelihatannya wanita i

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-29
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 77. Siluman

    “Suamiku, Wali Kota dan Putrinya, pasti mereka memiliki tujuan lain. Sehingga dia menahan kita disini.” Kataku pada Raja Ular, di saat kami sudah berada didalam kamar.“Aku juga curiga, jika kejadian hilangnya penduduk satu persatu pasti ada kaitannya dengan mereka berdua, Aku jadi penasaran apa yang akan di rencanakan kedua orang tersebut, Aku tidak akan membiarkan rencana mereka berhasil. Isabelle kamu jangan khawatir.""Benarkah?"Aku justru tidak berpikir ke arah sana.“Iya, coba renungkan baik-baik, jika Wali Kota memang benar bisa membuat obat penawarnya, lalu kenapa dia tidak memberikannya langsung kepada para penduduk yang ada di sini, dia hanya memberikan obat penawar itu untuk mengontrol racun kalajengking mereka, dan juga, terdapat racun kalajengking dalam air tersebut, kurasa, semua ini adalah bagian dari rencananya untuk mencapai tujuan tertentu atas apa yang ingin dilakukan oleh Wali Kota.”Mendengarkan analisa Suamiku, aku merasa dia ada benarnya juga, Ketua Kota itu, me

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-29
  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 78. Serigala

    “Hanya dengan memasukkan bubuk obat ini ke dalam sumber mata air, racun kalajengking yang terkandung di dalamnya akan hilang. Kemudian, meminum air steril tersebut, orang-orang akan langsung sembuh.”Jennie berkata apa adanya tanpa berani melebih-lebihkan.“Setelah semuanya pulih, kamu bisa pergi.”Suamiku menerima bubuk obat itu lalu menggandeng tanganku ke luar.Sementara di belakang kami Susan dan Penjaga Andrew Bai mengawal Jennie ikut ke luar.Setelah mendengar bahwa Wali Kota ini dan anak perempuannya adalah jelmaan kalajengking, semua orang langsung panik. Mereka sama sekali tidak menyangka bisa ada hal semacam ini dalam dunia nyata. Racun kalajengking, yang ada di dalam tubuh warga, semuanya disebabkan karena mereka meminum air yang sudah diracuni ayah dan putri siluman kalajengking itu. Mereka berdua melakukannya agar dapat menguasai jiwa para warga dan memakan organ dalam mereka.“Kalian semua jangan panik, pelaku utama kejadian ini adalah sang ayah, sementara sang anak sudah

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-30

Bab terbaru

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 114. Aku Akan Selalu Menunggu

    "Bayi-bayi, dengarkan kata-kata ibu ya, mengerti?"Suara pria itu lembut berpesan kepada bayi-bayi itu."Baik ayah, kami akan menurut pada ibu dan mendengarkan kata-kata ibu."Ketujuh bayi itu menjawab dengan penuh pengertian. Ketika melihat bahwa Ketujuh bayi itu tampak pengertian, Raja ular merasa lega.Dan sudah waktunya kami berpamitan pergi."Isabelle.""Suamiku."Tangannya yang menggenggam erat seakan tidak rela untuk melepaskan tanganku, tetapi secara paksa tanganku ditarik oleh Tentara surga."Raja Ular, Selir Ular, mohon pengertiannya."Tentara surga memberi hormat, mereka juga tidak ingin melakukan hal-hal buruk, memisahkan Raja ular dan Selir Ular, tetapi karena itu adalah tugas mereka, jadi mereka terpaksa melakukannya."Suamiku, aku pasti akan menunggumu.""Isabelle... Isabelle Yao."Hal yang paling menyakitkan bukanlah kematian, tetapi hidup terpisah dengan orang yang paling kita cintai. Pada saat berpisah dari suamiku, hatiku sangat sangat sakit, aku tidak tahu kapan, ka

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 113. Betapa Rindunya

    Ketulusanku kepada Raja Ular, akhirnya membuat Bunda Mo menerimaku.Melihatku begitu bertekad, dia menganggukan kepala."Ini semua salahku, Raja Ular dihukum, aku memang membawa bencana bagi dunia ular, Bunda Mo jangan marah."Aku menyalahkan diriku sendiri, jika bukan karena aku, semua ini tidak akan terjadi."Ini semua sudah takdir, aku tidak akan menyalahkanmu lagi."Bunda Mo menghela nafas, dia sudah berfikir dengan jernih, biar bagaimana pun jika semua sudah di takdirkan, maka jalan satu-satunya adalah menjalaninya, bukan menolak ataupun mengeluh. Perubahan Bunda Mo membuatku merasa lega."Apakah bayimu sudah lahir?"Bunda Mo melihat bentuk tubuhku yang sudah seperti semula, dan bertanya padaku, ketika aku diusir karena amarahnya, dia sedikit menyesalinya, lagi pula, yang aku kandung adalah darah daging dunia ular."Sudah Lahir, aku meninggalkan mereka kepada seseorang untuk dijaga."Aku menjawab, seperti nya Bunda Mo sudah menerimaku sebagai ibu dari anakku dan menantunya."Bisak

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 112. Kesetiaan

    "Ahhhh ... Apa yang terjadi?"Terkejut, Yoyo bergegas ke dalam istana, mengambil cermin dan menatap dirinya sendiri, Yoyo tertegun, wanita di cermin itu penuh dengan rambut putih dan kerutan, seperti nenek tua yang keriput, sangat jelek.Pemandangan ini membuat Yoyo yang awalnya cantik seperti bunga, menjadi marah dan tidak terima akan perubahan seperti ini, ini adalah pukulan besar untuknya."Tidak, ini tidak mungkin! Aku sangat cantik, aku sangat cantik!"Yoyo memegangi kepalanya dan berteriak, saat itu dia tidak bisa memikirkan apapun, sekali pun jika ada musuh di hadapan nya, dia sama sekali tidak memperdulikannya, yang hanya dia perdulikan adalah penampilannya.Penampilannya yang sangat jelek seperti ini, bagaimana mungkin dia akan bisa bertemu orang di masa depan? Yoyo mendongak, melihat ketujuh bayi itu berdiri di depannya tanpa cedera. Ketujuh bayi imut itu, pada saat ini, menatapnya tanpa perasaan.Yoyo yang berambut putih itu adalah keinginannya sendiri, karena dia telah bera

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 111. Apa Yang Terjadi?

    "Diam kamu, jika tidak ada pelacur sepertimu, Austin hanya akan menyukaiku, aku sangat membencimu!"Yoyo menggeram dan menunjuk ke arahku, suasana hatinya sangat buruk."Yoyo.""Diam kamu, aku memintamu tutup mulut, apakah kamu sudah tuli?"Yoyo tiba-tiba menghilang dan muncul di belakangku, lalu sebelah tangannya mencekik leherku, sehingga membuatku terengah-engah."Yoyo, lepaskan kakak!"Karen berteriak sambil berusaha menyelamatkanku, tetapi Mutiara Ular di tangannya terhisap dan ditelan Yoyo lebih dulu."Karen, kamu sungguh bodoh, hahah... Kamu juga sudah bosan hidup rupanya."Yoyo menoleh karen, lalu tangan kirinya mengeluarkan asap putih dan mendorongnya kearah karen, sementara itu Karen sudah tidak memiliki kemampuan apa-apa untuk menyerang balik. Karen terlempar jauh keatas dinding, darah segar pun menyembur dari sudut bibirnya. Sedetik kemudian Karen pingsan.Dan aku, leherku semakin dicekik kuat olehnya, rasanya sudah di ambang kematian, aku lemas, nafasku benar-benar serasa

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 110. Rasa Kecewa

    Di PaviliunPada tempat tertinggi, seorang wanita berbaju merah duduk di atas kursi naga, hanya terlihat jubah merah, yang menutupi tubuhnya."Nona Yoyo, ada dua orang wanita di luar sana untuk membuat masalah, salah satu wanita itu mengatakan dia adalah Selir Ular, dan mereka memiliki mutiara ular yang kuat di tangan mereka."Penjaga melaporkan situasinya kepada Yoyo dengan hormat."Jalang, aku masih berencana untuk mencari mereka, tetapi mereka akhirnya datang sendiri mencari mati."Suara perempuan itu terdengar dingin, dia menghempaskan lengan baju panjangnya, berdiri dan pergi.Berkat mutiara ular sakti itu, aku dan karen berhasil menerobos masuk hingga kedalam, akan tetapi keadaan di istana ini benar-benar berubah seratus persen. Sepi dan sunyi, tak ada tanda-tanda kehidupan, para pelayan dan penjaga yang biasanya berseliweran kesana kemari tak tampak lagi.Saat, hatiku bertanya-tanya, terdengar suara erangan ke telingaku, aku mendengarkan nya dengan seksama, suara itu datang dari

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 109. Penipu

    Beberapa hari ini, aku selalu merasa tidak enak, selalu merasa bahwa sesuatu akan terjadi dan semua itu mengingatkanku pada kesulitan di istana ular."Karen, bagaimana jika kita kembali ke istana ular."Di dalam kamar mewah, aku dan karen duduk di depan meja sambil mengasuh ketujuh anakku yang sedang bermain."Kakak. Ada apa?"Mendengar apa yang kukatakan, karen dengan tidak mengerti bertanya, aku mengerti, dia mungkin takut bahwa aku akan terluka lagi."Belakangan ini aku merasa sedikit buruk, tidak tahu, seakan ada sesuatu yang terjadi di istana ular, aku ingin pergi melihatnya, Aku tahu Bunda Mo tidak menyukaiku, tapi biar bagaimana pun dia adalah ibu dari raja ular suamiku, jika benar telah terjadi sesuatu, bagaimana bisa aku hanya duduk diam dan menontonnya." Kataku pada Karen."Baiklah kak, aku akan ikut kembali bersama kakak, sebisaku, aku berjanji akan melindungi kakak.""Terima kasih, Karen."Aku tersenyum tipis dan berterima kasih pada Karen."Sudahlah tidak apa-apa jangan be

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 108. Perubahan

    Ketika melihat mereka saling berebut ingin segera mengejar kupu-kupu yang terbang, karen bermaksud hendak membantu mereka untuk menangkap kupu-kupu."Bibi Karen, aku menginginkan itu.""Aku juga menginginkan itu bibi karen."Anak-anak mengedipkan mata dan memandangi kupu-kupu yang berterbangan di sekitar. Mereka mengatakan bahwa penampilan kupu-kupu imut itu sangat memesona."Baiklah, bibi Karen akan menangkap satu untuk setiap anak-anak."Karen segera menggendong anak-anak dari lengan Dewa bumi dan meletakkan mereka di sebuah bangku batu yang bersih untuk duduk dan menunggunya, sementara dia pergi menangkap kupu-kupu itu.Ketujuh anakku melihat Karen tengah berlarian menangkap kupu-kupu, tentu saja mereka sangat senang, merekapun tersenyum sambil melambaikan tangan mereka."Mereka sungguh imut."Dewa bumi memandangi ketujuh anakku, Aku bisa melihat bahwa dia sangat menyukai anak-anakku dan memperlakukan mereka dengan baik."Ya."Aku mengangguk dan menatap ketujuh anak-anak itu dengan

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 107. kupu-kupu

    "Kakak, anak-anakmu sangat imut."Karen menyeka air matanya.Aku mengangguk, memang, ketujuh anakku begitu baik serta imut, dan aku merasa sedang bermimpi saat ini."Ngomong-ngomong, apakah kakak terluka?" Karen bertanya padaku."Aku baik-baik saja, bagaimana denganmu, Karen?""Aku juga baik-baik saja kak."Saat kami sedang asyik berbincang-bincang, tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan menampakkan sesosok Pria Cantik Berbaju Putih masuk kedalam."Kalian sudah bangun?"Dewa Bumi berjalan mendekati ranjang dan bertanya padaku, dan dua pengawalnya berdiri di luar pintu."Yah, terima kasih sudah menyelamatkanku, Karen serta anak-anakku."Aku berterima kasih kepada Pria Cantik Berbaju Putih itu."Sama-sama, anak-anak sudah tidur ya."Mata Pria Cantik Berbaju Putih jatuh pada ketujuh anak-anak yang lucu. Anak-anak semua tertidur, dan mulut kecil mereka mengecap, itu terlihat sangat lucu."Umm."Aku mengangguk dan menatap ketujuh anak yang imut di sampingku dengan penuh kasih sayang."Istiraha

  • Bukan Menantu Sampah   Bab. 106. Sayang

    "Kakak, kakak."Ketika Karen melihatku jatuh berguling-guling di lereng bukit, dia sangat cemas dan ingin segera menyelamatkanku, akan tetapi tanpa sengaja kakinya pun ikut tergelincir.Aku pun jatuh terguling, kepalaku mengenai batu, lalu pingsan."Kakak, kakak."Karen merangkak menuju ke arahku dan memanggil namaku berkali-kali, kepalanya pun ikut menabrak batu sedetik kemudian karen pingsan.Sementara itu di dalam istana Dewa Bumi para bayi tampak riang bermain-main."Kakak-kakakku, adik sudah bersembunyi, datang dan carilah."Seorang bayi perempuan berkata bahwa dia bersembunyi dan meminta keenam kakaknya untuk mencarinya.Keenam bayi lelaki itu saling memandang dengan senyum menawan di wajah mereka.Keenam anak turun dari tempat tidur dan mulai mencari adik perempuannya secara terpisah.Ada yang mencari ke bawah tempat tidur, lemari, atau salah satu dari mereka pergi ke meja dan menemukan adik mereka.Setelah bermain, beberapa bayi merangkak ke tempat tidur."Kakak, aku merindukan

DMCA.com Protection Status