Share

Jomlo 85

*Happy Reading*

Aku tidak tahu berapa lama saling mencecap dan bersilat lidah dalam artian sebenarnya. Yang jelas, rasanya aku yakin akan segera mati jika saja Alan tidak melepaskan tautan bibir kami. 

Ya, rasa bibir itu memang masih semanis dulu. Juga, seganas dulu. Bibirku terasa kebas sekarang setelah dia cecap dengan membabi buta. Beruntung kami masih punya akal sehat, hingga tak berlanjut saling meloloskan pakaian saat itu juga. 

Duh, bisa gak keluar ruangan sampai pesta bubar jika hal itu terjadi. Bahkan, mungkin tetap mengurung diri sampai pagi menjelang. Siap-siap di bully si dokter koplak aja setelahnya.

Dengan napas yang yang masih tersengal, Alan menyatukan kening kami. Dia tersenyum puas, lalu mencium keningku berkali-kali. 

"Terima kasih, sayang," ucapnya kemudian, kembali menyatukan kening kami. 

Aku tidak membalas ucapan itu. Masih sibuk mengisi rongga paru dengan napas sebanyak-banyaknya. Gak lucu kan, kal

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Vhanna
wkwkwkkwk...'botol parfum'.. gilingan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status