Share

Bab 210

"Iya papi, kami akan menunggu," jawab Hana dengan tersenyum. "Abang, Hana mau ikut saja ya, biar Abang gak salah petik."

"Boleh, ayo." Daffin tersenyum dan membantu istrinya untuk berdiri.

"Berat kali rasanya bang," keluh Hana. Meskipun untuk berdiri saja terasa sulit, namun ia tetap tersenyum sambil mengusap perutnya.

"Iya dek, yang dibawakan dua," jawab Daffin. Ada rasa kasihan, setiap kali mendengar istrinya mengeluh seperti ini. Jujur saja, ia tidak bisa membayangkan seperti apa beratnya, ketika harus membawa dua anak sekaligus dengan perut yang besar. Sedangkan badan Hana, masuk golongan rendah dan kecil.

"Iya bang, kata orang bawa satu aja berat, apalagi bawa dua ya." Hana tersenyum.

"Semangat ya mami, mami kuat, mami hebat." Daffin mencium punggung tangan istrinya. Mereka berdua berjalan menuju ke pohon rambutan.

"Abang, kaki Hana bengkak."

"Iya, nanti di kamar Abang pijit, Abang kompres juga pakai air hangat," bujuknya.

"Nanti aja pas mau tidur, Abang baru pulang dari kantor p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status