Share

Bab 54

Author: Ricny
last update Last Updated: 2023-03-17 09:13:54

Pov Nata

...

"Kenapa kamu peduli, Mas? Apa hal itu penting bagimu?" tanyanya balik, lalu gegas pergi meninggalkanku.

Tiba-tiba dadaku sesak, kenapa Elia bertingkah seperti itu?

Padahal harusnya aku yang marah, karena tadi aku sempat melihat Elia dan Aslan tengah melakukan adegan yang membuatku tak suka.

Pria itu, gegas aku menghampirinya.

"Sedang apa kamu di sini?" tanyaku tak suka.

"Saya sedang memeriksa apakah semua rumah sudah terkunci dengan baik atau belum, Tuan," jawabnya pelan.

"Sudah sana pergi."

Gegas ia meninggalkanku. Sementara aku memilih duduk di kursi makan sambil memijit kening.

Kepalaku sakit sekali rasanya, pusing dan berat juga karena resto cabangku sedang terkena masalah.

Ditambah lagi tadi aku melihat Aslan tengah menopang tubuh Elia dengan tatapan tak biasa, sebagai pria normal tentu aku tidak suka melihat mereka melakukan adegan seperti itu, walau pun itu tak sengaja mereka lakukan dan Aslan hanya berniat menolong istriku tapi tetap saja aku tak suka.

Cemburu? Ya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Bukan Ibu Tiri Negeri Dongeng   Bab 55

    Elia menuju meja makan, ia sibuk menata piring dan gelas, pekerjaan yang harusnya dilakukan bibik bahkan ia lakukan sekarang. Aku terus mendekatinya, mencoba memintaa maaf pada wanita berbibir tipis itu.Selesai menyiapkan piring dan gelas, Elia lantas keluar, ia mengambil sapu lidi dan mulai menyapu halaman, aku terkejut melihatnya, segera kuhentikan ia."Apa-apaan ini Elia? Untuk apa kamu lakukan ini? Sudah lepaskan?" Aku mengambil paksa sapu itu dari tangannya kemudian membuangnya ke atas paving. Elia kembali mengambilnya seolah tak suka dengan apa yang kulakukan. "Elia!" sentakku kencang, aku sungguh tidak bisa melihatnya melakukan pekerjaan itu, dia istriku mana mungkin aku akan membiarkannya seperti pembantu di rumah ini."Kenapa, Mas? Kenapa sekarang kamu peduli soal ini? Apa kamu baru tahu aku melakukan semua pekerjaan seperti ini setiap hari? Mengurus rumahmu dan anak-anak, melakukan ini melakukan itu, tapi apa yang kamu berikan padaku? Sebuah tuduhan, hanya sebuah tuduhan,

    Last Updated : 2023-03-18
  • Bukan Ibu Tiri Negeri Dongeng   Bab 56

    Ternyata Niami yang datang."Mau apa kau kesini?" sengitku.Niami yang masih di bibir pintu memaksa masuk."Ayolah Mas, aku datang kesini untuk membantumu.""Aku tidak butuh bantuanmu!"Niami duduk di kursi, tepat di depan mejaku."Mas, tadi aku lewat depan restomu, tidak sengaja lihat para karyawan sedang berdemo, dan setelah kucari tahu, kata mereka gaji mereka belum dibayar selama 3 bulan, kenapa, Mas?" cecarnya.Aku makin muak melihatnya."Mas, aku bertanya, kenapa kamu diam?""Apa urusanmu dengan masalahku, hah? Untuk apa kau sangat ingin tahu?"Niami mengerling."Mas, para karyawan sedang berteriak di luar sana, kamu harus segera putuskan sesuatu atau mereka akan benar-benar merusak tempat ini, kerugianmu akan semakin besar sebab kamu perlu mengganti bangunan ini jika sampai mereka merusaknya.""Iya aku tahu, tapi kamu tidak usah ikut campur," desisku bertelunjuk jari.Walau benar apa yang dikatakan Niami, aku sendiri bingung, apa yang harus kulakukan sekarang? Aku benar-benar b

    Last Updated : 2023-03-19
  • Bukan Ibu Tiri Negeri Dongeng   Bab 57

    "Maaf Niami, tapi Elia pasti sudah menungguku di rumah," tolakku akhirnya.Mendadak wajah Niami kecewa, "emm ya sudah tidak apa-apa, terimakasih sudah antar aku pulang, Mas."Aku mengangguk, "ya aku juga terimakasih atas bantuanmu tadi siang, jangan lupa sampaikan rasa terimakasihku juga pada suamimu." "Baik, Mas."Gegas, aku kembali melajukan mobil, dan sampai hanya dalam waktu 10 menit saja.Sampai di rumah suasana sudah sepi, anak-anak sudah masuk kamar masing-masing sepertinya dan lampu-lampu juga sudah dimatikan."Aku bener-bener telat, Elia pasti khawatir di kamar."Gegas aku menuju tangga, tapi kembali berhenti saat kudengar suara seseorang tengah bicara dari arah dapur.Siapa yang masih di dapur malam-malam? Apa bibik masih bertugas?Tak pikir lagi, cepat aku melangkah menuju dapur. Sedikit terkejut saat kulihat ternyata Elia yang ada di sana, dia tengah bicara dengan sopir itu lagi.Entah apa yang tengah mereka bicarakan, tapi jujur, aku mulai merasa terganggu saat mereka se

    Last Updated : 2023-03-20
  • Bukan Ibu Tiri Negeri Dongeng   Bab 58

    Pov Niami...Berawal dari hari itu, saat di mana aku tahu bahwa David kekasihku ternyata toxic people dan telah merusak anakku Ayyara, kemudian kupergoki dia sedang mencoba merusak Adira anakku yang paling kecil. Semua amarah tertumpah pada hari itu, aku mengutuknya, aku menyumpahinya dan aku berjanji akan membiarkan dia mati di dalam penjara. Malam itu, aaat aku mendengar dari Mas Nata dan Elia bahwa David adalah seseorang yang juga sudah merusak Ayyara, gegas aku menemuinya ke penjara dengan amarah yang meluap-luap."Silakan saja, lakukan apa yang kau mau, tapi ingat, kau akan rugi Niami, sekarang anak-anakmu yang hancur, setelah ini pasti karirmu yang akan hancur, karena siapa yang akan berpikir satu hari saat aku mengakui kesalahanku di depan pihak berwajib dan menceritakan semua tuduhanmu adalah benar, anakmu sudah pasti akan jadi sorotan media, lihat saja brand besar yang sudah mengontrakmupun pasti akan membatalkan semua kerja samanya denganmu mengingat kau sedang berurusan d

    Last Updated : 2023-03-21
  • Bukan Ibu Tiri Negeri Dongeng   Bab 59

    Baiklah, saat itu aku juga memutuskan jika perlu aku menikahi pria lain terlebih dahulu agar aku bisa kembali pada Mas Nata, maka aku juga akan melakukannya setelah masa iddahku selesai. Saat itu tekadku sudah bulat, aku akan melakukan berbagai macam cara agar Mas Nata kembali menjadi suamiku. Meski setelah itu aku kembali bingung, kira-kira siapa pria yang akan kujadikan sebagai suami sementaraku? Saat itu aku benar-benar bingung dan berpikir keras, sebab aku tidak yakin, apakah ada pria yang mau kujadikan suami sementara?"Tentu saja ada, jika aku membayarnya dengan sangat mahal, aku akan mencari pria yang sedang benar-benar membutuhkan uang, tidak peduli walau ia bujang atau duda, yang penting ia bisa bersandiwara dan membantuku menjalankan misi ini," gumamku sendiri.Berkali-kali aku mondar-mandir kecil malam itu sambil menyusun rencana besar ini, aku tidak peduli, walaupun nantinya pernikahan ini sah atau tidak, tapi aku harus benar-benar melalukannya dengan pria bayaran itu su

    Last Updated : 2023-03-21
  • Bukan Ibu Tiri Negeri Dongeng   Bab 60

    Pelan aku berbalik badan."Hei Sayang, kenapa?""Ma, Adira kira Mama sudah pulang.""Tidak Sayang, Mama hanya sedang membereskan kamar Mama Elia, lihat, berantakan sekali, ayo Mama antar kembali ke balkon."Gegas kubawa Adira ke tempat semula dan kembali menemaninya menggambar, meski perasaan ini kacau tak karuan.Ya Tuhan, semoga ibu mertua atau siapapun tidak ada yang datang ke kamar Mas Nata sekarang, gawat kalau sampai hal itu terjadi, mereka bisa melihat kamar itu berantakan."Mama kenapa?" tanya Adira.Aku refleks memijit kepala, "Sayang, sepertinya Mama butuh istirahat sebentar, kepala Mama sakit sekali.""Mama sakit?""Tidak Sayang, hanya sakit kepala sedikit, kalau Mama sudah istirahat sebentar di kamar Papa pasti sakit kepalanya hilang.""Tapi kata Oma, Mama tidak boleh tidur lagi di kamar Mama Elia."Aku terhenyak sedikit, anak ini, andai dia bukan anakku, sudah kukurung dia di toilet, rencanaku bisa gagal jika aku terus berlama-lama di sini. Arghhh."Sayaang ... tapi kalau

    Last Updated : 2023-03-22
  • Bukan Ibu Tiri Negeri Dongeng   Bab 61

    Gegas aku menghampirinya dan membuka pintu."Alvin, ada apa sih?" tanyaku kesal."Ma sebentar lagi masuk sekolah.""Ya terus?""Alvin dan adik belum punya buku, Ma."Aku mengerling kesal, "entar beli sama ibu tiri kalian." Baru saja aku akan menutup pintu kamar, Alvin sudah mendorongnya lagi."Tapi Ma, kalau Mama Elia masih lama di kampung gimana?"Rahangku mengerat, ya ampuuun, anak ini, benar-benar jengkel aku padanya, apa dia tidak tahu aku sedang melakukan tugas yang penting di dalam? "Gimana, Ma?" katanya lagi."Ssshh, ya sudah ya sudah, besok Mama antar kalian pergi ke toko buku, oke?" "Bener, Ma? Asiiik.""Ya udah sana." Kuusir dia dari depan kamar Elia."Tapi Ma, Mama sedang apa sih di kamar, Papa?" tanyanya lagi."Mama sedang istirahat, kepala Mama pusing sekali, sudah sana jangan banyak tanya," jawabku sambil buru-buru menutup pintu.Setelah mengurus Alvin sebentar, gegas aku kembali ke pekerjaanku.Susah payah aku mencoba kunci itu pada salah satu brankas yang ada di le

    Last Updated : 2023-03-23
  • Bukan Ibu Tiri Negeri Dongeng   Bab 62

    Gegas aku melanjutkan langkah menemui Wisnu yang menjadi staf kepercayaan Mas Nata di ruang kerjanya."Wisnu."Dia terperanjat dan refleks berdiri."Iya, ada apa, Bu?" tanyanya kebingungan."Ada apa katamu? Apa maksud ucapan para karyawan di luar? Mereka mengeluhkan gaji mereka tidak dibayar selama 3 bulan, kamu yang mengatur semua urusan resto ini bukan?""Ti-tidak Bu, saya tidak tahu soal itu," jawabnya gugup.Mataku memicing tajam, sementata Wisnu makin menunduk ketakutan."Sudah jangan buang-buang waktu, katakan apa yang sebenarnya terjadi, atau saya akan laporkan kamu ke polisi," tegasku.Wisnu mengangkat wajah dan menggeleng-geleng ketakutan, ia lantas berhambur ke bawah kakiku."Eh apa ini Wisnu, lepaskan saya.""Bu ... Bu Niami tolong ampuni saya Bu, tolong ampuni saya, tolong jangan laporkan saya ke polisi Bu, saya hanya meminjam uang itu untuk istri saya berobat kanker, saya benar-benar sedang butuh uang, Bu," cecarnya tanpa jeda.Mulutku menganga tak percaya."Apa katamu? D

    Last Updated : 2023-03-24

Latest chapter

  • Bukan Ibu Tiri Negeri Dongeng   Bab 103

    Aku terkejut saat mendengar obrolan mereka berubah jadi pertikaian. Dengan gerakan refleks aku pun mendorong pintu kamar itu sampai terbuka lebar. "Hanaa!" Aku teriak spontan saat kulihat wanita itu tengah berusaha mencekik Ayyara.Wanita itu melonjak kaget, dia menatapku dengan wajah pucat pasi. Sementara Ayyara yang tadi sedang dicekiknya cepat menjauhkan diri, gadis itu berlari ke arahku."Apa yang kau lakukan, hah? Kenapa kau mencekik anakku?""Ny-Nyonya, tadi ... tadi itu ... tadi ...." Hana panik, mulutnya bahkan mendadak kelu."Ma, tolong Yara Ma, dia berusaha melenyapkan Yara," kata Ayyara di belakangku.Dapat kurasakan tubuhnya yang gemetar dan napas yang menderu hebat, Ayyara benar-benar ketakutan rupanya."Ti-tidak Nyonya, itu tidak benar, saya hanya sedang bercanda, tadi Non Yara kesulitan minum obat jadi saya ...," tampik wanita itu cepat."Jadi saya apa? Apa perlu kau cekik anakku juga, hah?!""Ti-tidak. Anu ... itu ... anu." Hana mendekat.Braak. Prengg."Aaaw!"Hana

  • Bukan Ibu Tiri Negeri Dongeng   Bab 102

    "Itulah aku tidak tahu Mas, makanya kakiku masih lemas saat aku dengar penjelasan dokter itu, aku benar-benar shock, pasalnya bagaimana bisa?"Rahang Mas Nata mengerat, sementara tangannya juga mengepal hebat sampai menampakan urat-urat kehijauannya."Kalau begitu ayo, ayo kita tanya gadis itu, apa alasan dia melakukan ini, dan dari mana dia dapatkan barang terlarang itu." Mas Nata menarik lenganku kuat-kuat. Tanpa melihat wajahnya pun, aku sudah dapat menyimpulkan, betapa ia sedang marah besar sekarang.Aku dibawa jalan terburu-buru, saking buru-burunya aku sampai merasa sedang diseret-seret oleh Mas Nata, gawat, pria ini pasti akan murka semurka murkanya, tapi aku juga tidak bisa mencegah, walau bagaimanapun Ayyara perlu diperingatkan dengan tegas agar gadis itu tidak berulah lagi.Kreet. Bruk.Mas Nata langsung melempar kursi roda yang diletakan di dekat pintu saat kami masuk. Ayyara sampai melonjak kaget, ia terbangun dari tidurnya."Papa, ada apa?" "Ada apa katamu? Bagus sekali

  • Bukan Ibu Tiri Negeri Dongeng   Bab 101

    Pulang dari mall, sengaja kubawakan Ayyara kentang goreng kesukaannya itu. Walau aku tahu dia pasti menolak, tapi tak ada salahnya mencoba 'kan? Lagipula aku ikhlas membawakannya makanan, bukan agar dia menerimaku lagi, tapi karena aku memang sedang ingat dia saja, rasanya sayang jika aku pergi ke tempat makan yang biasa kami kunjungi tapi aku tak beli apa-apa untuk Ayyara.Sampai di rumah aku langsung pergi ke kamar gadis itu. Masih pukul 10, aku harap dia belum tidur.Tok tok tok."Yaraa!"Tok tok tok."Yaraa!""Non Yara sudah tidur, Nyonya," kata Hana di belakang.Aku memutar badan. Wanita ini, kenapa selalu muncul di mana saja, huh sebal jadinya."Saya hanya mau memberikan ini." Aku mengangkat kentang goreng dalam plastik yang kubawa."Ya sudah, biar saya saja yang berikan Nyonya, takut Nyonya capek mau istirahat."Hana akan segera meraih plastiknya tapi cepat kutarik ke belakang."Tidak usah, biar saya saja," ucapku ketus."Oh ya sudah Nyonya, kalau begitu saya permisi," katanya

  • Bukan Ibu Tiri Negeri Dongeng   Bab 100

    Mas Nata bangkit karena aku terburu-buru menyuruhnya pergi."Ada-ada saja, ya sudah tunggu."Huh, untunglah dia mau, coba kalau Mas Nata ngeyel seperti biasanya, mungkin terpaksa aku harus turun ke jalan lagi.---1 jam kemudian Mas Nata kembali. Aku yang masih mondar-mandir cemas di kamar, cepat turun saat tahu mobil Mas Nata memasuki gerbang rumah."Mas, bagaimana? Apa kamu ketemu sama Ayyara?""Tidak Elia, sudahlah, mungkin mereka memang sedang pergi cari hiburan, yang penting 'kan Ayyara tidak pergi sendiri, kamu tidak usah cemas begini."Aku menghela napas panjang saat Mas Nata malah ceramah di depanku."Mas, kamu ini bagaimana? Sama anak sendiri kok begitu? Justru karena Ayyara tidak pergi sendiri kamu harusnya lebih hati-hati, aku 'kan sudah bilang, meski Hana diambil dari yayasan, tidak ada yang tahu bagaimana hatinya bukan?" Aku mulai emosi karena Mas Nata terkesan santai dan meremehkan firasatku.Ah entahlah, memang aku yang terlalu berlebihan atau Mas Nata yang terlalu sa

  • Bukan Ibu Tiri Negeri Dongeng   Bab 99

    "Yaraa, kok bicaranya begitu pada Mama Elia?" Ibu mertua bertanya lembut.Gadis itu tak menjawab, tapi tetap melanjutkan makan malamnya dengan malas. "Kak Yara, kenapa tidak mau pergi jalan-jalan bareng kami?" tanya Adira setelah hening menjeda beberapa menit."Kak Yara sedang banyak urusan penting.""Urusan pentingnya lebih penting dari Mama Elia ya? Sampai-sampai Kak Yara tidak mau ikut pergi bersama kami.""Ya tentu saja," tandasnya tak acuh, gadis itu lalu bangkit dan gegas menaiki anak tangga.Sementara hatiku mendadak nyeri, ucapan dan sikap Ayyara sekarang benar-benar menunjukan bahwa memang ada yang sedang tidak beres pada gadis itu."Ih kenapa Kak Yara bicara begitu? Memangnya boleh ya, Oma?" tanya Adira polos."Tentu tidak Nak, Kak Ayyara mungkin sedang banyak pikiran dan tugas di sekolahnya, karena itu kita lebih baik jangan ganggu dia dulu ya, biarkan saja Kak Ayyara sendiri dulu.""Oh gitu ya Oma." Adira manggut-manggu sambil terus mengunyah makan malamnya."Elia, tolong

  • Bukan Ibu Tiri Negeri Dongeng   Bab 98

    "Ya, 10 menit lagi saya turun," balas Ibu.Setelah bicara dengan ibu mertua, Hana kembali keluar."Bu, Hana itu profesional sekali ya kerjanya? Apa Mas Nata ambil dia di yayasan?" tanyaku penasaran.Ibu terkekeh, "hehehe kamu betul sekali, Nak.""Ouuh." Aku manggut-manggut dengan mulut membola.Benar dugaanku ternyata, pantas saja, tidak heran kalau dia terlihat sudah lihai."Oh ya Bu, Ibu ganti langganan laundry ya?""Iya Nak, soalnya di tempat langganan biasa.Hana lebih harum dan rapi hasilnya, maaf ya Ibu jadi pindah akhirnya," jawab beliau sungkan."Eh tidak Bu, tidak apa-apa, tidak perlu sungkan begitu ah, ini 'kan hanya masalah laundry."Memang hanya masalah laundry, tapi sejujurnya aku merasa tersisih, selera si Hana itu ternyata jauh lebih baik dariku."Ya sudah, takut Ibu mau mandi, Elia ke kamar dulu ya Bu, mau sekalian lihat anak-anak juga, tadi hanya sebentar ketemu mereka," ujarku lagi.Ibu mertua mengangguk, "oh ya sudah, sana gih, biasanya Adira jam segini sedang mengga

  • Bukan Ibu Tiri Negeri Dongeng   Bab 97

    "Ya terserah bagaimana baiknya saja, Mas." Aku membalas lesu."Ya sudah, biar cepat kelar, aku tutup dulu teleponnya ya.""Ya, Mas."Tut.Lesu lagi, ah tahu bakal begini kemarin saja aku ikut pulang.Tok tok tok."Masuk.""Nak, sarapan dulu, itu nasinya sampe udah dingin gitu loh.""Ya Bu, Elia nanti ke meja.""Loh tidak sekarang? Sudah siang loh."Aku menggeleng lesu. Ibu masuk lalu duduk di dekatku."Kenapa toh, Nak? Seperti sedang sedih, tumben, oh apa ada tetangga yang ngomong macem-macem lagi?""Tidak Bu, Elia hanya sedang malas."Lanjut aku cerita pada ibu soal asisten barunya Mas Nata, ibu ketawa-ketawa saja saat mendengar ceritaku, entah kenapa, apa iya aku terlalu berlebihan."Ya sudah kalau begitu kamu pulang saja sekarang Nak, tidak perlu nunggu dijemput, Nata sedang sibuk bantu pindahan 'kan? Kamu kasih dia kejutan.""Hah? Apa perlu begitu, Bu?""Ya daripada di sini kamu tidak tenang lebih baik kamu pulang 'kan?"Benar juga apa kata ibu, ah tapi ...."Sudah, ayo Ibu antark

  • Bukan Ibu Tiri Negeri Dongeng   Bab 96

    "Ya Nyonya, Hana, asisten baru Tuan Nata, sudah 3 hari dia kerja di sini, dia yang urus semua keperluan Tuan Nata dan Nyonya besar, memangnya Tuan Nata tidak cerita?" Bibik bertanya di akhir kalimatnya.Ah aku jadi bingung sendiri, sebagai istri kenapa aku tidak diberitahu soal ini? Memang saat di rumah ibuku kami menyarankan agar Mas Nata mencari pekerja baru untuk membantunya, tapi aku tak menyangka Mas Nata tidak cerita soal ini padaku.Tidak tidak tidak, pikiranku jangan ngaco pelace, mungkin saja Mas Nata hanya lupa mengabari, aku tidak boleh suudzon dulu."Oh ya sudah kalau begitu, makasih ya, Bik.""Ya Nyonya, selamat malam.""Ya, Bibik juga selamat istirahat ya."Tut. Ponsel kumatikan. Aku kembali gusar sampai semalaman tak bisa tidur karena penasaran, kira-kira apa alasan Mas Nata sebenarnya tidak menceritakan soal asisten barunya itu? Ah aku jadi mikir kemana-mana, nama asistennya Hana, itu artinya dia wanita, apa wanita itu cantik? Bagaimana kalau benar cantik? Apa jangan-

  • Bukan Ibu Tiri Negeri Dongeng   Bab 95

    Aku mematung. Ya memang benar, kepercayaan Mas Nata padaku adalah hal yang terpenting, tapi saat orang-orang di sekeliling jadi sering menghakimi begini, lama-lama aku jadi tidak tenang juga, aku benar-benar terganggu dan jadi sedih berkepanjangan akhirnya."Sudah jangan sedih lagi, sekarang kamu istirahat saja," ucap Mas Nata lagi.Aku mengangguk.Baru saja aku akan menarik selimut yang diberikan Mas Nata, suara kegaduhan terdengar di luar."Berani-beraninya kalian ngegibahin anak saya ya, mulut kalian itu emang perlu sekali dilakban rupanya!" teriak Ibu."Eh Bu Wening kok marah? Padahal memang begitu kenyataannya 'kan?""Kenyataan apa? Kalian saja yang gampang terhasut sama perempuan tua itu, si Safitri jelantah minyak!""Ya terus kalau semua itu gak bener kenapa sampe harus dihukum arak itu si Lia? Lagian gak mungkin juga Bu Safitri maen fitnah kalau gak begitu kenyataannya, masa dia tega sih sama si Aslan anaknya sendiri.""Bener tuh, emang dasar Bu Wening mah beda aja sama Bu Safi

DMCA.com Protection Status