Share

38. Petaka Baru

Penulis: Yeny Yuliana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Pagi itu Eryk dan dua orang staff di Fragrant Potion sedang menikmati kopi di balkon. Masing-masing dari mereka saling melempar gurauan sembari memegangi cangkir kopi di tangan masing-masing. Seperti itulah perbuatan Eryk dan staf bawahannya saat Kent belum tiba di kantor. Tak berselang lama, kedatangan mobil hitam metallic atasan mereka mencuri perhatian dua perempuan yang berdiri bersamanya.

“Wow, kau lihat, Marice, Hot Dudaku datang.” Ucap Lidya dengan senyum terkembang, bak seorang remaja perempuan yang melihat pria pujaannya.

Semua karyawati di perusahaan itu amat tergila-gila dengan pesona Oliver Kent. Gurat usia yang nampak di wajah pria itu sama sekali tidak mengurangi ketampannya. Alih-alih mengurangi, justru guratan usia di wajah pria itu semakin menambah ketampanannya.

Seketika Perempuan bernama Marice melempar tatapan protes pada rekannya sembari menggeleng cepat.

“No, no, no! Duda tampan itu milikku!”

Eryk yang saat itu disengat perasaan cemburu lantas mendengus kesal. P
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bukan Gadis Simpanan Sugar Daddy   39. Diterpa Isu buruk

    “Permisi, Tuan. Saya hendak meminta ijin membersihkan ruangan Anda.” Ucap Lucia sesaat setelah pintu terbuka. Pria paruh baya tersebut menaikkan satu alisnya mendekati dahi, lalu mengangguk pelan. Entah mengapa perlakuan gadis itu yang terlalu formal membuat Kent tidak suka. Padahal di dalam ruangan itu hanya ada mereka berdua. Kent tidak tahan untuk terus berdiam mengawasi gadis yang sedang membersihkan ruangannya. Pria itu bangkit seraya berjalan mendekati Lucia dengan kedua tangan tersimpan di dalam saku celana.“Kau terlihat cantik hari ini.” puji Kent sembari berdeham. Pria itu menatap pada wajah Lucia yang mulai merona, namun respon gadis itu setelahnya tidak semenyenangkan yang Kent pikir.“Maaf, Tuan, sebaiknya Anda tidak berdiri di situ. Apakah Anda tidak melihat jika saya sedang membersihkan lantai?” tanya Lucia dengan tatapan dingin kepada pria paruh baya yang terang-terangan menggodanya. Kent menipiskan bibir. Pria itu harus menelan kecewa karena respon ketus gadis yang

  • Bukan Gadis Simpanan Sugar Daddy   40. Lucia, Si Gadis Malang

    James yang hasratnya sudah sampai di ubun-ubun naik pitam mendengar penolakan Lucia. Hasratnya terhadap gadis itu tidak dapat mentoleransi penolakan Lucia dalam bentuk apa pun. Kedua mata bulatnya menatap Lucia dengan tatapan laser.“Dasar pelacur, masih berlagak jual mahal. Kau bahkan sudah tak punya harga diri!” pekik James sembari menarik rambut Lucia dan membenturkan kepala gadis itu pada dinding.Darah segar keluar dari dahi Lucia. Gadis itu meringis kesakitan dan merasakan sebuah cairan hangat melintasi dahinya hingga menetes di lantai. Tampaknya hal itu tidak membuat James bersimpati, sehingga pria empat puluh tahun itu terus membenturkan kepala Lucia sembari mengeluarkan kalimat cacian.Naomi yang semula diam menyaksikan tidak sanggup malihat adegan kekerasan itu. Darah yang membasahi wajah Lucia membuat Naomi khawatir jika Lucia sampai meregang nyawa karena kehabisan darah. Gadis itu lantas berteriak histeris dan berlari ke arah luar. James segera melepas cengkramannya pada

  • Bukan Gadis Simpanan Sugar Daddy   41. Kau hanya mimpi bagiku, Kent

    Lucia terbangun di sebuah ruangan yang di dominasi oleh warna putih. Aroma obat-obatan yang cukup familiar menguar. Gadis itu lantas meringis karena merasakan perih di bagian kening. “Ouch,” ringis Lucia sembari memegangi dahinya yang terbalut perban.“Lucia, kau sudah sadar?” Kent yang semula menatap ke luar jendela dengan kedua tangan tersimpan di dalam saku, lantas berjalan menuju ranjang di mana Lucia berbaring.Gurat kekhawatiran menghiasi wajah rupawan Kent saat itu. Namun tatapan hangat dan penuh perhatian pria itu berbalas dengan tatapan tajam Lucia. Karna menurutnya, Kent adalah penyebab dirinya diterpa masalah hari ini. “Aku sangat khawatir begitu mendengar kau mengalami kekerasan di tempat kerja, Lucia,” ucap Kent lirih sembari menyentuh dagu gadis itu, berharap Lucia dapat melihat ketulusan dari kedua mata elangnya.“Lepas! Jangan menyentuhku sembarangan!” Lucia memalingkan wajah dari Kent. Namun dengan keras kepala Kent kembali meraih wajah Lucia dengan kedua tangannya.

  • Bukan Gadis Simpanan Sugar Daddy   42. Kau pelacur yang sesungguhnya!

    Suara bel yang di tekan berulang kali mengusik pendengaran Lucia yang masih terlelap. Gadis itu mengerjab dan bengun dari posisi tidurnya dengan engan, mengumpulkan nyawa sebelum akhirnya berjalan membukakan pintu untuk seseorang di luar. “Lagi pula, siapa yang datang sepagi ini,” geram Lucia kesal karena seseorang di luar terus menekan bel. Jam dinding menunjukan pukul 06.30. Terlalu pagi untuk seseorang bertamu. Gadis itu berjalan menuruni tangga dengan langkah malas. Begitu jarak antara dia dan pintu tersisa 3 meter, Lucia sekatika bersikap antisipasi. Dia sadar tidak seorang pun mendatangi rumah ini melainkan rekan Henry yang menagih hutang. Bisa saja seseorang yang berdiri di seberang pintu juga memiliki tujuan yang sama seperti orang-orang yang datang sebelumnya. Lucia menarik nafas dalam sebelum akhirnya membuka pintu. Ketakutannya berganti dengan debaran yang menyenangkan sekaligus menyakitkan di saat bersamaan. Kent berdiri di hadapannya dengan kotak berisi makanan terjinj

  • Bukan Gadis Simpanan Sugar Daddy   43. Rekaman video live streaming Lucia

    “Lucia, berani-beraninya kau,” geram Lisa kesal sembari terus berjalan menghentak di sepanjang jalanan aspal. Belum pernah dia merasa terhina seperti sekarang. Kemarahannya kian bertambah karena orang yang membuatnya merasa terhina adalah Lucia, saudara kandungnya yang sangat dia benci. Bayangan ciuman panas antara Lucia dan Kent yang ia saksikan berkelibat di dalam kepalannya. Hal itu semakin membuatnya benci terhadap Lucia. Karena di masa lalu, Lisa begitu menginginkan Oliver Kent, Lisa bahkan pernah menggodanya tanpa sepengetahuan Eryk. Namun usahanya sia-sia, Kent sama sekali tidak menunjukan ketertarikan terhadapnya.“Tuan Kent, dari banyaknya wanita di dunia, kenapa harus Lucia yang kau pilih?” gumam Lisa dengan mata memerah. Sungguh Lisa tidak rela jika Lucia merasakan ketulusan kasih sayang dari seseorang yang pernah dia inginkan. Lisa ingin Lucia hancur! Sebuah ide buruk tiba-tiba saja muncul dalam benaknya. “Dia masih memiliki Ayah. Bagaimana jika aku buat ayah membenci j

  • Bukan Gadis Simpanan Sugar Daddy   44. Cinta tidak memandang usia

    Kondisi kesehatan Lucia sudah jauh membaik hari itu. Di depan cermin gadis itu sedang memantas diri, berdandan dengan riasan wajah natural. Berulang kali Lucia melihat bayangannya yang memantul di cermin dengan tatapan penuh pertimbangan. Semenjak Kent menyatakan perasaan, Lucia menjadi lebih peduli dengan penampilannya.Suara bel membuatnya terkesiap. Lucia merasa gugup untuk menemui pria paruh baya yang belum lama ini menjadi kekasihnya.Saat pintu dibuka, tatapan Lucia langsung dimanjakan dengan pria paruh baya berparas rupawan yang tersenyum dan menatap kagum ke arahnya. “K-Kent, kau sudah datang.” Ucap Lucia terbata karena gugup. Gadis itu menutupi kegugupannya dengan menyelipkan anak rambut ke belakang telinganya.“Kau sangat cantik sore ini, Lucia.” Puji Kent tulus yang seketika itu membuat wajah Lucia memerah. Gadis itu semakin salah tingkah saat Kent menghujaninya dengan tatapan kagum. Kedua tangannya saling memilin di depan tubuh. Ekspresi yang sangat menggemaskan, sehingg

  • Bukan Gadis Simpanan Sugar Daddy   45. Merenggut Keperawanan Lucia

    “Bagaimana perasaanmu?” tanya Kent yang turut tersenyum lebar melihat raut wajah gadis itu bahagia. Tangan Kent berada di pinggang Lucia dengan gestur memiliki. “Tentu, Kent. Aku sangat bahagia hari ini.” Lucia mengangguk dengan kedua tangan saling bertaut di depan dada. Dia tidak pernah menyangka akan ada hari sebahagia itu dalam hidupnya yang getir. “Walau pun tidak banyak yang mengetahui hubungan kita, setidaknya Ayahku tahu. Selain Ayah, tidak ada orang lain yang menurutku lebih penting untuk mengetahui apa saja yang ada di dalam hidupku." Senyuman yang terus terkembang di wajah Lucia membuat pria itu tidak dapat menahan diri untuk tidak mengecup bibir mungil menggemaskan itu. Kent menarik Lucia untuk mempercepat langkah mereka menuju mobil di parkiran. “Apakah kau lapar, Babe?” tanya pria paruh baya itu begitu berada di balik kemudi. “Iya, Kent. Aku lapar. Tetapi ini sudah terlalu malam untuk makan di luar.” Jawaban gadis itu membuat Kent mengangguk mengerti. Pria itu lantas

  • Bukan Gadis Simpanan Sugar Daddy   46. Bisakah kita seperti ini setiap hari?

    Lucia kaget saat terbangun dari tidur dan mendapati seorang pria masih terlelap dengan bertelanjang dada. Kedua mata gadis itu terbuka lebar saat menyibak selimut dan mendapati tubuhnya polos tanpa satu helai kain pun membalut tubuh. Ingatan kejadian panas semalam menghantam kepala gadis itu, dan wajahnya memerah setelahnya. “Gila, aku sudah benar-benar gila sekarang!” gadis itu mengutuk dirinya karena telah menyerahkan tubuh pada pria yang terlelap di sampingnya. Gadis itu dengan cepat bangkit dari posisi berbaring dan merasakan bagian sensitive di tubuh bawahnya sangat nyeri. “Ouch,” gadis itu meringis. Suara ringisan itu membangunkan Kent saat itu juga. “Apa yang terjadi, Babe?” tanya Kent sembari mengerjabkan mata berulang kali. Menghalau kantuk yang merayu kedua matanya untuk kembali terpejam. Pria itu pun duduk saat mendapati raut wajah panik Lucia. “Ouch,” kembali Lucia meringis sembari memegangi bagian tubuh bawahnya yang terasa nyeri dan perih saat dia bergerak. “Ada

Bab terbaru

  • Bukan Gadis Simpanan Sugar Daddy   102. William Silverlake

    Persalinan Lucia tinggal menghitung hari. Kent menjadi suami siaga yang selalu berada di dekat Lucia. Pria paruh baya itu memutuskan untuk sementara waktu beristirahat dari pekerjaannya di Fregrant Potion. “Kent, bisakah kau membawaku jalan-jalan?” pinta Lucia kepada suaminya. “Aku bosan jika sehari-hari hanya menghabiskan waktu di dalam rumah, aku ingin menghirup udara segar di luar.”Oliver Kent yang semula memainkan ponselnya seketika menoleh ke arah istri belianya yang sedang bersandar pada kepala ranjang sembari mengelus perutnya yang besar. “Tentu saja. Tetapi melihat kondisimu yang mendekati persalinan, sebaiknya kita mencari udara segar di taman bunga yang terletak di samping mansion, Lucia.” jawaban Oliver Kent mendapatkan respon anggukan kepala dari Lucia.Dengan penuh kehati-hatian Kent menggandeng istrinya menuju salah satu gazebo yang yang ada di taman. Hamparan bunga tulip beraneka warna memanjakan mata yang berhasil membuat Lucia kagum. Astaga, kemana saja Lucia sela

  • Bukan Gadis Simpanan Sugar Daddy   101. Karma Lisa 2

    Kedua pria asing tadi menyeret Lisa ke dalam kamar dan menghempaskan tubuh gadis itu di atas ranjang. Salah satu pria yang tidak Lisa ketahui namanya mengunci pintu, yang seketika membuat bulu kudu Lisa meremang. "Apa yang akan kalian lakukan?" tanya Lisa dengan wajah berlinang air mata. Gadis itu bahkan berlutut di depan dua pria asing itu agar melepaskannya. "Aku mohon, tolong lepaskan aku." Kedua pria berbadan tambun itu saling menatap dengan tatapan datar, sebelum akhirnya melepas pakaian Lisa dengan gerakkan kasar. Lisa menangis dan menyilangkan tangannya untuk menutupi bagian sensitif pada bagian dada dan kewanitaannya, namun hal tersebut nampaknya membuat kedua pria yang sudah membelinya marah. "Kami sudah membayar mahal untuk ini, jangan buang waktu kami, Nona," geram salah satu pria bernama Rey sembari menampar keras pantat Lisa, menyisahkan bekas jari berwarna merah pada bokong mulus gadis tersebut. "Ouch," Lisa meringis dan reflek memegangi bagian tubuhnya yang baru

  • Bukan Gadis Simpanan Sugar Daddy   100. Karma Lisa 1

    Tinggal setengah perjalanan lagi untuk tiba di gedung Fregrant Potions, Kent merasakan kegelisahan yang luar biasa tanpa dia ketahui sebabnya. Pria itu merogoh saku celana untuk mengambil ponselnya dan hendak menanyakan keadaan Lucia. Dan di saat itulah baru ia sadari bahwa ponselnya masih tertinggal di rumah. "Putar balik, ponselku tertinggal di kamar." perintah Kent yang langsung di kerjakan Robin saat itu juga. Segera mobil yang mereka naiki melaju kembali ke mansion Kent. Jantung pria itu berdegup kencang sehingga membuat kegelisahannya bertambah. Kent berulang kali menarik dan menghembuskan nafas untuk meredakan kegelisahan yang dia alami, namun nampaknya itu sama sekali tidak membantu."Tambah kecepatannya, Robin." pintanya tak sabar ingin segera memastikan keadaan Lucia. Setibanya di mansion, pria paruh baya itu berjalan cepat dan mencari keberadaan Lucia di ruang makan, tempat terakhir kali dia dan gadis itu melewati pagi bersama. Namun tidak dia temukan Lucia di sana, dia

  • Bukan Gadis Simpanan Sugar Daddy   99. Jangan lupakan bagianku

    Tidak ada yang lebih bahagia dari pasangan Lucia dan Oliver yang baru saja mengikrarkan janji sehidup semati. Semua terasa seperti mimpi bagi Lucia. Hari itu adalah hari membahagiakan dalam hidupnya karena resmi menyandang nama Mrs.Silverlake. Semua pasang mata menyaksikan adegan ciuman yang dilakukan sepasang mempelai yang berlangsung cukup lama, yang semakin menghidupkan suasana romatis di hari itu."Beberapa paparazi membidik ke arah kita, Kent," ucap Lucia lirih setelah keduanya mengahiri sesi berciuman. Namun respon dari pria yang baru saja resmi menjadi suaminya membuat dahinya berkerut. "Ya, lalu?" Oliver terlihat sngat tenang, Lucia tidak menemukan keraguan di wajah pria itu. Kent menatapnya dengan teduh dan semakin terang-terangan memperlakukan Lucia dengan mesra di depan banyak orang. "Bagaimana jika yang kau takutkan terjadi? Nama kita akan kembali menjadi head line di berbagai media sosial, Kent. Semua orang akan kembali menghujat kita." Lucia menundukkan wajahnya dan m

  • Bukan Gadis Simpanan Sugar Daddy   98. Jadikan aku lelaki keduamu setelah ayahku!

    "Turunkan aku!" pekik Lucia ke sekian kali, namun tetap Kent abaikan. Pria itu terus saja fokus pada jalanan di depan. "Pria manipulatif, licik, kau hanya menahanku demi dapat melampiaskan nafsumu setelah kau lelah dengan pekerjaanmu! Kau bahkan memperlakukan aku seperti wanita simpanan!" Setiap umpatan yang keluar dari mulut Lucia membuat dahi Kent mengerut. Ternyata seburuk itu penilaian Lucia atas dirinya, sehingga gadis itu berulang kali menyebut bahwa dirinya pria manipulatif. Dan apa tadi? Gadis itu berkata bahwa Kent selama ini sengaja menahannya hanya untuk memuaskan nafsu? Kent akui, hasratnya memang mudah bergejolak setiap kali berdekatan dengan Lucia, tetapi bukan hanya karena alasan itu Kent menahannya!Segera pria itu meminggirkan mobilnya di sebuah bahu jalan. Pria itu melepas seat beltnya yang seketika membuat Lucia merasa takut, takut jika pria itu melepas seat belt dan berpindah duduk ke kursi penumpang belakang untuk menamparnya yang sudah dengan lancang memaki Ke

  • Bukan Gadis Simpanan Sugar Daddy   97. Apa yang kau lakukan bersama para pria itu?

    Kent sedang menikmati udara malam di balkon kamarnya ditemani secangkir kopi yang sudah mendingin. Entah mengapa, kedua matanya sulit sekali terpejam walau seharian itu dia sibuk dan merasakan lelah yang teramat. Ucapan yang Lucia sampaikan melalui para bawahannya selalu terngiang di telinganya.Dering ponsel dari dalam kamar terdengar nyaring saat suasana sunyi, sehingga Kent dapat mendengarnya dengan sangat jelas. Kent segera mengambil benda tersebut dengan sedikit tergesa, berharap telepon tersebut berasal dari Jovan yang memberinya kabar tentang keberadaan Lucia. Tepat seperti dugaannya, nama Jovan tertera sebagai ID Caller, namun sungguh di sayangkan, panggilan telepon berakhir sebelum Kent sempat mengangkat telepon tersebut. Kent menyipitkan mata setelah membuka ponselnya. Jovan sudah terlebih dulu mengiriminya pesan sebelum meneleponnya. Mungkin bawahanya tersebut menelepon untuk sesuatu yang bersifat urgent, mengingat dia telah menegaskan untuk tidak menghubunginya selama Jov

  • Bukan Gadis Simpanan Sugar Daddy   96. Gadis hostess hamil bergaun merah

    Jovan berjalan dengan malas saat kembali ke mobilnya. Dia tidak menyangka atasannya memberi tugas yang sangat rumit untuk dia jalani; mencari keberadaan si gadis keras kepala. Ottawa cukup luas, sehingga mencari Lucia bagaikan mencari jarum dalam tumpukan jerami, sangat sulit. Dengan kondisi finasial Kent, Jovan yakin bahwa asannya tersebut pasti bisa menemukan wanita yang jauh lebih sempurna dibanding gadis labil itu. Karena seperti yang kebanyakan orang tahu, ada banyak wanita di dunia ini. Tetapi mengapa seorang Oliver Kent Silverlake harus menjatuhkan hati dengan gadis yang usianya terpaut jauh? Pria itu berjalan mendekati sekelompok remaja yang baru saja keluar dari sebuah restaurant cepat saji untuk melakukan pekerjaan yang cukup bodoh seperti yang dia lakukan selama berhari-hari; menanyakan apakah orang tersebut pernah melihat gadis yang ada dalam foto di yang dia pegang. "Permisi," sapanya dengan wajah datar, jauh dari kesan bersahabat pada segerombolan remaja pria di hadapa

  • Bukan Gadis Simpanan Sugar Daddy   95. Aku bersedia bertanggung jawab atas bayi yang kau kandung, Lucia!

    "Dimana Lucia?" Eryk langsung menyodorkan pertanyaan itu kepada Helena yang baru saja membukakan pintu apartemen untuknya. Helena sedikit terlonjak saat melihat siapa pria yang ada di hadapannya. Dahi gadis pelayan itu mengerut. Melihat dari gesture Eryk, sepertinya pria itu tahu bahwa sebelumnya Lucia pernah tinggal disana. "Nona Lucia tidak ada di tempat ini, Tuan." jawab Helena dengan pembawaan tenang dan terlatih."Jangan berbohong!" Teriak Eryk sembari berjalan melintasi Helena yang masih berada di ambang pintu.Pria itu memeriksa semua bagian apartemen untuk mencari keberadaan Lucia. Namun dia menggeram kecewa setelahnya karena tidak menemukan gadis yang dia cari. "Dimana kau menyembunyikannya?" wajah pria itu semakin mengetat yang kian membuat Helena menciut. "Nona Lucia tidak ada di sini, Tuan. Sungguh." Jemari Helena saling memilin dengan raut gelisah, sebisa mungkin gadis itu tidak mengatakan bahwa Lucia memang sempat tinggal di apartemen itu.Eryk menatap penuh selidik

  • Bukan Gadis Simpanan Sugar Daddy   94. $300 untuk sekali pertemuan

    Pengunjung pria di Moonlight Lounge berkali lipat lebih banyak semenjak Lucia bekerja sebagai hostess di sana. Isabella cukup puas dengan kinerja anak buah barunya tersebut. Promosi Lucia atas brand-brand minuman beralkohol selalu berhasil. Bahkan beberapa pengunjung yang rata-rata berasal dari kelas ekonomi menengah ke atas tidak segan memberi gadis itu tip untuk setiap minuman yang Lucia tuang ke dalam gelas mereka. Lucia berjalan menuju samping meja bartender, tempat dimana para hostess berkumpul. "Good job, Lucia." puji Isabella sambil mengipas lehernya dengan kipas tangan yang selalu dia bawa. Senyum masih tersungging di wajahnya. Tidak hanya paras cantiknya yang membuat para pengunjung pria tertarik, tetapi gadis itu melayani para pengunjung dengan sangat baik."Thank you, Ma'am." jawab Lucia dengan senyum ramah, tanpa memperlihatkan kepada rekan hostess lain betapa superiornya dia dalam pekerjaan yang dia geluti. "Duduk, Lucia, jangan berdiri terlalu lama." ucap Hilda yang m

DMCA.com Protection Status