Share

Bab 6

Penulis: Diva Asmara
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-19 11:33:02
Tak lama kemudian, bahkan ibu David yang masih dirawat di rumah sakit juga ikut diselidiki. Di internet, banyak orang yang mendesakku untuk segera mengembalikan uang, tetapi aku mengunggah surat cerai dan memberikan klarifikasi.

Aku menyatakan bahwa David berselingkuh dan memiliki anak dengan wanita lain selama pernikahan kami dan kami sudah bercerai. Aku juga menegaskan bahwa kini dia bukan lagi suamiku dan aku tidak menikmati sepeser pun dari uangnya.

Bersamaan dengan itu, aku mengumpulkan bukti dari para pelaku perundungan online yang menyerangku dan langsung melaporkannya ke polisi. Pihak berwenang pun merilis beberapa klarifikasi.

Disebutkan bahwa kecelakaan yang membuat David kehilangan kedua kakinya adalah akibat kecerobohannya sendiri karena mencoba menerobos lampu merah.

Aku juga tidak pernah berselingkuh atau menggunakan uangnya untuk menafkahi pria lain, bahkan uangku dipakai oleh mantan suamiku untuk melunasi utangnya. Alasan aku tidak ke rumah sakit untuk menjenguknya adal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bukan Cinta, Ternyata Dusta!   Bab 1

    "Brak!" Aku berdiri di tempat sambil menyaksikan tubuh suamiku terpental ke udara setelah ditabrak mobil. Jeritannya yang penuh kesakitan menggema di sekitar dan roda mobil yang tampak tak terkendali menggilas tubuhnya tanpa ampun."Krakk!" Suara tulang yang remuk bercampur dengan jeritan memilukan itu membuat orang-orang di sekitar terkejut dan bergidik.Aku berdiri di antara kerumunan, seolah-olah melihat kembali kehidupanku yang lalu. Dulu, aku yang mendorong suamiku ke tempat aman dan justru tubuhku yang terpental setelah ditabrak mobil. Roda kendaraan itu menggilas kedua kakiku dengan suara yang begitu menyeramkan, hingga orang-orang di sekitar ingin segera memanggil ambulans.Namun, suamiku menghentikan mereka dan justru membawaku ke klinik kecil dengan motornya. Di sana, aku hampir saja meninggal. Namun, akhirnya aku selamat meski harus kehilangan kedua kakiku dan menjadi cacat seumur hidup.Mertuaku menganggapku pembawa sial. Dia terus mengeluhkan kejadianku tertabrak dan mende

  • Bukan Cinta, Ternyata Dusta!   Bab 2

    "Aku membawa mas kawin 340 juta, enam toko, dan 30-an perhiasan emas. Semuanya telah kamu gunakan untuk membayar utang. Nggak masalah kalau kamu nggak suka sama aku. Kembalikan semua barang-barangku, aku akan pergi sekarang juga."Para kerabat terkejut mendengar hal itu. "Benaran sebanyak itu? Pantas saja kalian tiba-tiba jadi sukses, ternyata punya menantu kaya."Wajah mertuaku langsung berubah pucat. "Utang apanya? Mas kawin apaan? Semua itu cuma bohongan, kalian jangan percaya sama ucapannya."Aku membalasnya, "Nggak masalah kalau kamu nggak mau ngaku, kita bicarakan saja ke kantor polisi."Mendengar ucapanku, ekspresi mertuaku langsung berubah. "Jalang, kalau sudah nikah, berarti kamu sudah jadi keluarga kami. Memangnya kenapa kalau kami pakai sedikit uangmu?"Para kerabat mengangguk. "Ya, sudah jadi sekeluarga, nggak perlu dibeda-bedakan lagi masalah uang."Pada saat ini, pintu ruang operasi terbuka dan suamiku didorong ke kamar perawatan. Mertuaku langsung bergegas bertanya, "Gim

  • Bukan Cinta, Ternyata Dusta!   Bab 3

    Mungkin suamiku memang memiliki bakat alami di bidang ini. Dia menggunakan uang untuk membeli traffic online, membuat video-video yang menggambarkan dirinya sebagai pria yang mandiri dan kuat. Meskipun kenyataannya dia hanya menjual kisah tragis di depan para penonton.Ketika para pengikutnya bertanya mengapa istrinya tak merawatnya, dia hanya menjawab dengan ambigu dan memberikan senyum yang dipaksakan, "Sejak kecelakaan, sudah lama aku nggak melihat istriku."Dalam video, dia merekam makan siangnya yang hanya berupa sepotong roti kukus dan segelas air. Para penonton tercengang.[ Kamu lagi sakit, kenapa cuma makan sedikit? Kenapa keluargamu bisa membiarkanmu seperti ini? ]Dia tersenyum dengan getir, seolah-olah menyimpan beban yang tak bisa dia ungkapkan. "Gaji istriku habis untuk membayar utang dan kami hampir nggak punya uang lagi, apalagi dengan situasi seperti ini.""Tapi sudahlah, nggak usah dibicarakan lagi," lanjutnya. Dia berpura-pura ceria, lalu tersenyum lebar sambil menat

  • Bukan Cinta, Ternyata Dusta!   Bab 4

    Mendengar ucapan suamiku, aku hampir tertawa saking kesalnya. Di kehidupan sebelumnya, dialah yang berselingkuh dalam pernikahan kami. Bahkan ketika aku meninggal, dia sudah memiliki anak berusia tiga tahun. Namun sekarang, dia malah menuduhku berselingkuh dengan pria lain.Sebelum sempat mengatakan apa pun, aku melihat kilatan kamera ponsel dari kerumunan. Rupanya, seseorang sudah mulai merekam semua kejadian ini. Suamiku tampak gemetaran karena marah. Wajahnya memucat dan urat di lengannya menonjol seolah-olah siap meluapkan kemarahannya.Aku langsung menyadari niatnya. Dia ingin menggunakan momen ini untuk kembali menjual kisah sedihnya. Namun, aku tidak akan memberinya kesempatan itu.Aku mengangkat buku catatan keuangan di tanganku dan tersenyum. "Ane. Aku lagi periksa buku laporan toko, tapi di mata kalian, aku malah sedang menggoda pria lain?"Mertuaku tertawa sinis. "Masih berani menyangkal? Aku tahu persis orang seperti apa kamu ini. Dulu kamu nggak pernah peduli soal toko ini

  • Bukan Cinta, Ternyata Dusta!   Bab 5

    Saat tiba di kafe, aku melihat suamiku duduk bersama seorang wanita anggun. Wanita itu menggendong seorang anak yang sangat mirip dengannya. Suamiku mengenakan pakaian bermerek, duduk dengan angkuh, lalu memperkenalkan wanita itu, "Ini temanku."Aku hanya tersenyum sinis, lalu berdiri dan menyiramkan kopi dingin ke arahnya. Dia menatapku dengan penuh kemarahan, lalu menggertakkan gigi dan berkata, "Kamu sudah gila ya? Apa-apaan ini?"Aku tertawa sinis, "Anak ini mirip sekali denganmu. Kamu pikir aku buta dan nggak tahu wanita ini adalah selingkuhanmu?"Anak itu tampak ketakutan, sementara wanita itu memeluknya erat dan menatapku dengan penuh kemarahan. "Pantas saja David mau cerai sama kamu. Bahkan pengemis saja mungkin nggak mau sama wanita sepertimu."Ternyata, tujuannya menemuiku hari ini adalah untuk mengajukan perceraian. Hatiku mencelos, "Dia mau cerai denganku karena kamu, 'kan?"Wanita itu tersenyum bangga, "Tapi, menurutmu kenapa David nggak mau punya anak denganmu?" Dia menga

Bab terbaru

  • Bukan Cinta, Ternyata Dusta!   Bab 6

    Tak lama kemudian, bahkan ibu David yang masih dirawat di rumah sakit juga ikut diselidiki. Di internet, banyak orang yang mendesakku untuk segera mengembalikan uang, tetapi aku mengunggah surat cerai dan memberikan klarifikasi.Aku menyatakan bahwa David berselingkuh dan memiliki anak dengan wanita lain selama pernikahan kami dan kami sudah bercerai. Aku juga menegaskan bahwa kini dia bukan lagi suamiku dan aku tidak menikmati sepeser pun dari uangnya.Bersamaan dengan itu, aku mengumpulkan bukti dari para pelaku perundungan online yang menyerangku dan langsung melaporkannya ke polisi. Pihak berwenang pun merilis beberapa klarifikasi.Disebutkan bahwa kecelakaan yang membuat David kehilangan kedua kakinya adalah akibat kecerobohannya sendiri karena mencoba menerobos lampu merah.Aku juga tidak pernah berselingkuh atau menggunakan uangnya untuk menafkahi pria lain, bahkan uangku dipakai oleh mantan suamiku untuk melunasi utangnya. Alasan aku tidak ke rumah sakit untuk menjenguknya adal

  • Bukan Cinta, Ternyata Dusta!   Bab 5

    Saat tiba di kafe, aku melihat suamiku duduk bersama seorang wanita anggun. Wanita itu menggendong seorang anak yang sangat mirip dengannya. Suamiku mengenakan pakaian bermerek, duduk dengan angkuh, lalu memperkenalkan wanita itu, "Ini temanku."Aku hanya tersenyum sinis, lalu berdiri dan menyiramkan kopi dingin ke arahnya. Dia menatapku dengan penuh kemarahan, lalu menggertakkan gigi dan berkata, "Kamu sudah gila ya? Apa-apaan ini?"Aku tertawa sinis, "Anak ini mirip sekali denganmu. Kamu pikir aku buta dan nggak tahu wanita ini adalah selingkuhanmu?"Anak itu tampak ketakutan, sementara wanita itu memeluknya erat dan menatapku dengan penuh kemarahan. "Pantas saja David mau cerai sama kamu. Bahkan pengemis saja mungkin nggak mau sama wanita sepertimu."Ternyata, tujuannya menemuiku hari ini adalah untuk mengajukan perceraian. Hatiku mencelos, "Dia mau cerai denganku karena kamu, 'kan?"Wanita itu tersenyum bangga, "Tapi, menurutmu kenapa David nggak mau punya anak denganmu?" Dia menga

  • Bukan Cinta, Ternyata Dusta!   Bab 4

    Mendengar ucapan suamiku, aku hampir tertawa saking kesalnya. Di kehidupan sebelumnya, dialah yang berselingkuh dalam pernikahan kami. Bahkan ketika aku meninggal, dia sudah memiliki anak berusia tiga tahun. Namun sekarang, dia malah menuduhku berselingkuh dengan pria lain.Sebelum sempat mengatakan apa pun, aku melihat kilatan kamera ponsel dari kerumunan. Rupanya, seseorang sudah mulai merekam semua kejadian ini. Suamiku tampak gemetaran karena marah. Wajahnya memucat dan urat di lengannya menonjol seolah-olah siap meluapkan kemarahannya.Aku langsung menyadari niatnya. Dia ingin menggunakan momen ini untuk kembali menjual kisah sedihnya. Namun, aku tidak akan memberinya kesempatan itu.Aku mengangkat buku catatan keuangan di tanganku dan tersenyum. "Ane. Aku lagi periksa buku laporan toko, tapi di mata kalian, aku malah sedang menggoda pria lain?"Mertuaku tertawa sinis. "Masih berani menyangkal? Aku tahu persis orang seperti apa kamu ini. Dulu kamu nggak pernah peduli soal toko ini

  • Bukan Cinta, Ternyata Dusta!   Bab 3

    Mungkin suamiku memang memiliki bakat alami di bidang ini. Dia menggunakan uang untuk membeli traffic online, membuat video-video yang menggambarkan dirinya sebagai pria yang mandiri dan kuat. Meskipun kenyataannya dia hanya menjual kisah tragis di depan para penonton.Ketika para pengikutnya bertanya mengapa istrinya tak merawatnya, dia hanya menjawab dengan ambigu dan memberikan senyum yang dipaksakan, "Sejak kecelakaan, sudah lama aku nggak melihat istriku."Dalam video, dia merekam makan siangnya yang hanya berupa sepotong roti kukus dan segelas air. Para penonton tercengang.[ Kamu lagi sakit, kenapa cuma makan sedikit? Kenapa keluargamu bisa membiarkanmu seperti ini? ]Dia tersenyum dengan getir, seolah-olah menyimpan beban yang tak bisa dia ungkapkan. "Gaji istriku habis untuk membayar utang dan kami hampir nggak punya uang lagi, apalagi dengan situasi seperti ini.""Tapi sudahlah, nggak usah dibicarakan lagi," lanjutnya. Dia berpura-pura ceria, lalu tersenyum lebar sambil menat

  • Bukan Cinta, Ternyata Dusta!   Bab 2

    "Aku membawa mas kawin 340 juta, enam toko, dan 30-an perhiasan emas. Semuanya telah kamu gunakan untuk membayar utang. Nggak masalah kalau kamu nggak suka sama aku. Kembalikan semua barang-barangku, aku akan pergi sekarang juga."Para kerabat terkejut mendengar hal itu. "Benaran sebanyak itu? Pantas saja kalian tiba-tiba jadi sukses, ternyata punya menantu kaya."Wajah mertuaku langsung berubah pucat. "Utang apanya? Mas kawin apaan? Semua itu cuma bohongan, kalian jangan percaya sama ucapannya."Aku membalasnya, "Nggak masalah kalau kamu nggak mau ngaku, kita bicarakan saja ke kantor polisi."Mendengar ucapanku, ekspresi mertuaku langsung berubah. "Jalang, kalau sudah nikah, berarti kamu sudah jadi keluarga kami. Memangnya kenapa kalau kami pakai sedikit uangmu?"Para kerabat mengangguk. "Ya, sudah jadi sekeluarga, nggak perlu dibeda-bedakan lagi masalah uang."Pada saat ini, pintu ruang operasi terbuka dan suamiku didorong ke kamar perawatan. Mertuaku langsung bergegas bertanya, "Gim

  • Bukan Cinta, Ternyata Dusta!   Bab 1

    "Brak!" Aku berdiri di tempat sambil menyaksikan tubuh suamiku terpental ke udara setelah ditabrak mobil. Jeritannya yang penuh kesakitan menggema di sekitar dan roda mobil yang tampak tak terkendali menggilas tubuhnya tanpa ampun."Krakk!" Suara tulang yang remuk bercampur dengan jeritan memilukan itu membuat orang-orang di sekitar terkejut dan bergidik.Aku berdiri di antara kerumunan, seolah-olah melihat kembali kehidupanku yang lalu. Dulu, aku yang mendorong suamiku ke tempat aman dan justru tubuhku yang terpental setelah ditabrak mobil. Roda kendaraan itu menggilas kedua kakiku dengan suara yang begitu menyeramkan, hingga orang-orang di sekitar ingin segera memanggil ambulans.Namun, suamiku menghentikan mereka dan justru membawaku ke klinik kecil dengan motornya. Di sana, aku hampir saja meninggal. Namun, akhirnya aku selamat meski harus kehilangan kedua kakiku dan menjadi cacat seumur hidup.Mertuaku menganggapku pembawa sial. Dia terus mengeluhkan kejadianku tertabrak dan mende

DMCA.com Protection Status