Home / Romansa / Bukan Cerita Cinta Biasa / Bab 31. Akhirnya Terkuak Walaupun Pura-pura

Share

Bab 31. Akhirnya Terkuak Walaupun Pura-pura

Author: EL Dziken
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Ayu telungkup di pembaringan, beberapa bekas pecahan kaca terlihat tertutup perban yang masih basah oleh obat.

Ayu memejamkan matanya, ada bulir air mata terus mengalir.

Desi merasa tak tega melihatnya, walaupun apa yang sudah terjadi, Ayu adalah sahabatnya.

Desi membelai rambut Ayu dan mengecupnya pelan.

"Maafkan aku Ayu, Maafkan aku." Desi sudah ikutan terisak.

"Kau tak bersalah, Bram yang kurang ajar."

"Aku ... akan penjarakan dia. tenang saja."

"Tegar ...." desis Ayu dan mulai menangis lagi.

"Aku akan menjaga Tegar."

Ayu menggeleng, "biar dia bersama Santi."

Desi merasa serba tak enak.

"Mungkin sayangku pada Tegar melebihi dari kamu Ayu, buktinya aku semakin ikhlas menyerahkan suamiku untukmu."

"Jangan bahas itu sekarang, kepalaku pusing sekali,' balas Ayu dan memalingkan wajahnya.

Desi terdiam, namun tangannya masih terus membelai rambut Ayu.

***

Santi sudah membersihkan semua pecahan kaca, dan menceritakan kronologinya pada salah satu petugas yang datang.

Tak lama datang Pras
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Bukan Cerita Cinta Biasa   Bab 32. Tersayang

    "Ibu, masak sayur lompong Bu," pinta Ayu pada malam itu."Apa! Mau nyari batang lompong di mana malam-malam begini," ujar ibu.Lompong adalah batang dari umbi talas.Ayu terdiam, "Tapi rasanya ingin sekali Bu, dulu ibu sering buat kan?""Itu dulu, Ayu , masa kecil kamu. Ah jangan yang aneh-aneh, ibu nggak bisa nemuin lompong itu."Kemudian Pras keluar dari kamarnya dan ikutan nimbrung."Besok aku carikan, sayang. Tapi nggak malam ini. Lihat sudah jam 11 malam, nggak mungkin ke pasar, lagian pasarnya tutup."Ayu sedikit cemberut dan langsung masuk kamar. Ibunya memandangnya sedih."Tak apa Bu, biarlah besok aku cari lompong tersebut, sekarang ibu istirahatlah."Ibu pun menurut perintah menantunya tersebut. Kebahagian saat ini karena pengorbanan dari Pras juga.Pagi menjelang, kesibukan di rumah Desi sungguh meriah, Tegar sudah berlarian mengejar kelinci di halaman. Pak bandar hanya tersenyum saja, semua taman sudah bersih hanya rumput luas terhampar jadi tak membahayakan Tegar yang ber

  • Bukan Cerita Cinta Biasa   Bab 33. Rencana Desi

    Di dalam rumah, Ayu nampak mengelus perutnya yang terlihat cepat sekali besar."Ibu, ibu! apa aku normal, usia kehamilan empat bulan tapi kaya lima bulan saja."Ayu masih melihatnya di cermin.Mendengar Ayu memanggilnya, ibunya pun mendekat, memang perut Ayu terlihat besar, dan tubuhnya cepat sekali gemuk."Kau sudah periksa bulan ini, Ayu?""Belum Bu.""Jangan-jangan anak kamu kembar, Ayu.' Perkiraan ibunya membuat Ayu langsung menatap ibunya dengan tak percaya."Mungkin, benar saja Bu, karena napsu makanku sungguh luar biasa. nggak pernah kenyang." "Ayok kita periksa sekarang, bila benar anakmu kembar kali ini, ibu bahagia sekali Ayu. Tegar akan punya adik baru.""Tegar Bu? bukankah sudah sebulan lebih Desi tak membawa tegar main ke sini. Santi juga tak beri kabar, ah aku terlalu asyik sampai lupa jadwal mereka berkunjung padaku Bu ."Ayu segera mengambil ponselnya dan menghubungi Santi.Tak juga aktif, Ayu menjadi tanda tanya ada apa sebenarnya? kini, berganti Ayu menghubungi Desi

  • Bukan Cerita Cinta Biasa   Bab 34. Rahasia terkuak

    Begitu asyiknya Pras menikmati kegiatannya, sambil duduk Tika bak menyusui seorang bayi. Kini berganti pada gundukan yang sebelahnya. Tak ayal benda kenyal dan menggemaskan itu sudah Pras Raup dalam genggaman tangannya. meremas dan memainkan benda kecil berwarna coklat muda tersebut. Desahan dari mulut Tika membuat Pras semakin intens bergerilya."Pak, kok enak ah ...."Pras masih terus mengenyot milik Tika, tak lama melepasnya dengan menariknya pelan. Kini bibir ranum Tika menjadi sasaran berikutnya.hmmm hmmm hmmmterdengar suara suara saking berdecap, tak lama terdengar ketukan di pintu.Tika segera berdiri dan membenahi pakaiannya yang sudah setengah terbuka, begitu juga Pras, segera membetulkan resletingnya yang baru saja dibuka Tika.Tika segera bersembunyi di bawah meja kerja Pras."Ya, Masuk."Bu Indira masuk, di tangannya ada setumpuk map yang kini diletakan di meja kerja Pras."Apa ini?""Tugas kemarin Pak, beberapa laporan yang perlu bapak tanda tangani.""Oh, iya. Nanti sa

  • Bukan Cerita Cinta Biasa   Bab 35. Pendam

    Ayu langsung membalikkan badannya dan tersenyum lebar, matanya berbinar bahagia melihat suaminya pulang kerja."Apa Mas? Martabak manis?"Suaminya mengangguk dan menarik tangan istrinya pelan, membantunya turun dari ranjang dengan hati-hati.Ayu masih dengan senyum manisnya, walaupun dalam hatinya sangat remuk redam.Ayu melahap martabak manis yang sudah terhidangkan di meja makan, ternyata ibunya telah memindahkan makanan tersebut ke sebuah piring besar. Ayu menikmati makanan tersebut tak sadar air matanya menitik, segera dihapusnya dengan lengan bajunya. Pras menatapnya tak curiga, "aku mandi dulu ya? Love you." Tangan Pras mengelus rambut Ayu perlahan, dan lelaki yang penuh drama itupun pergi meninggalkan Ayu dan ibunya. Ayu terdiam, segera meletakkan kembali makanannya, dadanya sesak, akhirnya Isak tangisnya pun pecah.Ibunya kaget melihat perubahan mendadak dari Ayu."Ada apa, Nak? Mengapa kau menangis? Ada apa?!"Ayu masih terus terisak, tak sanggup untuk menceritakan pada ibun

  • Bukan Cerita Cinta Biasa   Bab 36. Rasa Yang Terdalam

    Ayu sudah mendapatkan info wanita selingkuhan suaminya. Hari itu, sengaja dirinya tak menemui suaminya. Ayu langsung pulang setelah bertanya banyak info pada Bu Indira.Siang ini, sangat terik. Suasana warung yang cukup sepi, hanya ada dua orang yang sedang duduk saling berhadapan."Sudah sampai mana hubunganmu? nampaknya malah kau yang keblinger? enak mana aku apa dia?""Cih! ha ha cuma aku manfaatkan saja, masalah enak atau tidak tergantung cara aku menikmatinya." Dua orang itu adalah Bram dan Tika. Mengapa mereka bisa saling kenal. Tika adalah suruhan Bram untuk menggoda Pras, dan menjadikan pria haus sex itu agar hancur bisnisnya. Bram ingin Ayu betul-betul sengsara seumur hidup. Dendamnya sudah diluar batas."Ingat! kau masih dalam genggamanku! bila kau berulah jangan harap ibu dan anakmu selamat!"Tika menatap Bram tajam, lelaki inilah yang dulu membuatnya sempat mabuk kepayang saat dirinya berjas keren, duduk di kursi yang basah, bahkan uang begitu gampang Tika raih dari lelak

  • Bukan Cerita Cinta Biasa   Bab 37. Santi

    Santi duduk di dalam mobil dengan gelisah. Kilatan matanya tak tenang."Kau ini kenapa Santi?""Entahlah Bu, aku teringat sama Kak Ayu. apakah dia baik-baik saja.""Aku sengaja tak kasih tahu kedatangan kita, aku akan buat kejutan untuknya." Desi pun melirik pada Tegar yang masih tertidur dalam duduknya dekat Santi.Perasaan Santi memang tak salah, satu jam berlalu, terjadi percekcokan dalam rumah tangga Ayu.Pras dalam keadaan emosi, terlebih lagi Ayu. terlihat barang-baramg sudah berserakan di lantai."Dengar ya, Mas! kau tak ada hal di rumah ini! karena ini rumahku! perselingkuhan mu sungguh menjijikkan! aku tak menyangka kau begitu haus sex! apa lagi perbuatanmu yang terekam CCTV sangat tidak punya etika.""Kau! kau yang membuatku seperti ini!""Kau hanya bisa menyalahkan wanita. nggak Desi ataupun aku! lelaki tak tahu terima kasih! betul tindakan Desi, lebih baik membuang lelaki macam kau!"Tangan Pras hendak menampar pipi istrinya, tapi urung dilakukannya.Dilihatnya wanita yang

  • Bukan Cerita Cinta Biasa   Bab 38. Ayu Koma?

    Salah satu petugas yang ada di dalam kamar operasi pun keluar, dan memberitahukan keadaan Ayu pada Desi. wajahnya tampak serius, Ibu memandang Desi dengan cemas, ada apa?begitu juga Santi, erat dirinya memegang tangan ibu Ayu "Semoga Kak Ayu selamat ya Bu?""Iya, Dan. ibu takut kenapa-kenapa." Tak lama Desi mendekat pada dua wanita itu."Bagaimana Ayu , Nak Desi?!" tanya ibu cemas."Semua lancar Bu, bahkan dua bayi kembar dalam keadaan sehat tapi ....." Desi mengantung dan mencoba untuk tenang, karena hatinya yang gemuruh kencang."Ayu sedang dalam keadaan koma, dia mengalami pendarahan hebat, saat ini belum siuman dari obat biusnya.""Ya Allah, anakku, Ayu." ibu langsung terisak menangis, begitu juga Santi langsung memeluk sang ibu.Desi terdiam, dan duduk karena kakinya terasa lemas dan tak menyangka hal ini akan terjadi. ini karena beban pikiran akibat perbuatan Pras. brengsek juga lelaki itu. Desi menggerutu pada dirinya sendiri, juga pada mantan suaminya itu. "Aku akan menel

  • Bukan Cerita Cinta Biasa   Bab 39. Amarah Desi

    Wanita cantik yang berbola mata toska itu terus menatap lelaki jangkung yang kini bertubuh berisi. Parasnya tak berubah malah justru semakin tampan saja dengan porsi tubuh tinggi besarnya. Apalagi penampilan kemeja dan semua barang branded yang dia kenakan."Aku tak menyangka begini kelakuanmu Mas! nggak nyangka! kau semakin liar saja, aku pikir dalam hatimu hanya ada Ayu setelah aku!""Aku bisa jelaskan Des, aku –""Mau kau jelaskan pakai alasan apa lagi Mas! aku sangat kecewa, apa lagi tentang perusahaan, mengapa belum bayar pajak? mana pemasukan yang tinggi itu? mana royalti untuk karyawanmu?" Rentetan amarah Desi dilampiaskan saat itu juga.Pras terdiam, memang dirinya salah tak membayarkan kewajibannya. "Des akan aku jelaskan satu per satu.""Baik, pertama siapa wanita itu?!"Pras menarik napasnya dalam-dalam. Memandang mantan istrinya yang masih tetap cantik dan semakin tegas pada dirinya."Di-a .... apa ya?""Selingkuhan mu!?"Pras mengangguk pelan, matanya masih menatap Desi

Latest chapter

  • Bukan Cerita Cinta Biasa   Bab 76. Kemarahan Ayu

    "Ayu! Tunggu!" teriak Desi mengejar sosok yang yang tampak memperhatikan kerumunan di jalan utama.Ayu langsung berhenti melangkah dan mencari sumber suara yang memanggilnya. Dilihatnya Desi setengah tergesa mendekatinya.Plak! Sebuah tamparan tiba-tiba mendarat di pipi Ayu. Wanita itu kaget atas perlakuan kurang ajar dari Desi."Kembalikan Tegar padaku!" cecarnya dengan emosi. "Dia sudah menjadi anakku, ingat aku punya surat adopsinya!"Ayu memandang sengit pada Desi, ia masih memegang pipinya yang terasa perih akibat tamparan dari Desi.'Kau! Apa kau tak malu, bodoh kok ngga sembuh-sembuh! Semua surat yang Mamimu buat itu palsu, tersebut surat adopsi Tegar! Dan semua itu tak ada gunanya lagi! Paham! Tegar tetap anakku, kau tak berhak atas semua tentang Tegar!" Ayu lebih garang, ia tak pedulikan beberapa orang sudah mulai mengerubunginya.Adu mulut dengan Desi menjadi tontonan gratis. Desi semakin kalap mendengar penuturan Ayu. Ia merasa dijatuhkan harga dirinya. Apa lagi sudah terbo

  • Bukan Cerita Cinta Biasa   Bab 75. Mami Tertangkap

    Mami sudah mulai ketar ketir, karena pemberangkatannya sepertinya akan bermasalah. Ia sudah siapkan beberapa surat penting dan beberapa kartu yang akan diperlukan nanti, tapi tiba-tiba ... "Ibu Suharti betul ? ikutlah bersama kami," Sebuah suara wanita berpakaian preman segera merangkul pundak Mami dengan cepat memborgol tangan Mami. Mami sudah tidak bisa berkutik lagi, Mami ditangkap petugas imigrasi. Sementara itu, beberapa petugas sudah mengerumuni sebuah mobil yang sudah ringsek. Beberapa warga yang kaget dengan suara letusan mirip senapan itu pun mencari sumber letusan. karena mereka pikir ada sebuah insiden di area pembuangan sampah terakhir ini. Tubuh Pras ditemukan sudah kaku, ada benturan keras di dada dan kepalanya, tak ada tanda kekerasan , sepertinya petugas menganggap pengemudi sedang mabuk dan keluar jalur masuk dalam kubangan jurang pembuangan. Evakuasi mobil cukup sulit karena banyaknya sampah dan penonton yang heboh pada peristiwa tersebut. *** Desi me

  • Bukan Cerita Cinta Biasa   Bab 74. Perselisihan Pras Dan Budiman

    Mami pergi bersama Pras, kali ini benar-benar akan melakukan sesuatu yang semua orang tak menyangkalnya. Mami minta di antar ke beberapa perusahaan, Pras mengantar hingga usai. Kemudian mereka menuju sebuah kawasan elite, menuju sebuah rumah yang sudah mereka beri tanda.Sementara itu Budiman terus menguntit kemanapun mereka pergi, sasaran utama lelaki itu adalah koper yang ada di tangan Pras."Pras! Tunggu di sini, mami mau ambil sesuatu ingat! Jangan telat jemput mami lagi ke sini. Pergilah, jangan sampai mobil Desi diketahui seseorang."Pras mengangguk dan langsung meluncur lagi. Mami segera keluar mobil dan menggenakan masker dan sebuah rambut pasangan yang ia sediakan dalam tasnya. Lalu berjalan mengendap mendekati sebuah mobil mewah yang terparkir depan rumah bertingkat. Tak disangka Mami melakukan hal tersebut, yaitu memutus slang rem dari bawah mobil dan mengiris beberapa kabel otomatis! Pras kali ini pergi ke sebuah tempat yang cukup sepi ia akan menyimpan uang dalam koperny

  • Bukan Cerita Cinta Biasa   Bab 73. Sebuah Kabar Yang buruk

    Kasus ini semakin melebar, Singgih menjadi penasaran apa sebenarnya dibalik semua ini. Dengan cepat dirinya menelusuri keluarga Desi yang selama ini ia kenal sebatas kenal saja. Dari nama Ayahnya, ibunya hingga bisnis yang katanya berbasis utama ada di Swiss. Sempat kesulitan juga Singgih menemukan keterangan tentang mereka. "Rita, panggilkan Tommy ke sini, aku ada perlu dengannya." Singgih menyuruh Rita asistennya memanggil anak buahnya yang jago dalam mencari hal seperti ini.Tak lama terdengar pintu diketuk dari luar."Masuk!" Seru Singgih. Mereka pun kini terlibat dalam sebuah pembicaraan serius.***Tampak Santi terlihat melamun di atas balkon, dan didekati Ayu. Wanita itu menyentuh pundak Santi."Kenapa, San? Apa yang kau pikirkan?"Sedikit terkejut dan Santi berdiri dan langsung memeluk Ayu."Ada apa? " Ayu balas memeluk adik angkatnya ini."Aku tak tahu harus bagaimana kak, mau cerita tapi aku takut."Ayu tertegun dan langsung menyuruhnya duduk."Ada apa sebenarnya , Santi? A

  • Bukan Cerita Cinta Biasa   Bab 72. Penyusup

    Bab 72. Budiman menyalakan sebatang rokoknya di depan sebuah kios kecil di pinggir trotoar. Matanya terus saja mengawasi sebuah mobil mewah yang sudah melintas semenit yang lalu. Mengingat nomor plat tersebut dan langsung pergi dengan sepeda motornya.Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas siang. Kini saatnya ia harus laporan pada majikannya. Motor melaju ke arah jalan Halmahera, jalanan cukup ramai, tapi rumah megah di pinggir jalan raya itu mudah dicapainya dalam waktu dalam setengah jam saja."Bos, ada berita bagus nih, dan apa rencana sudah fiksi?" tanya Budiman di sebuah ponselnya.Tak lama dirinya turun dari sepeda motor dan membuka pagar yang masih terkunci dari dalam, dengan lihainya jarinya sudah bisa mencongkel grendel dari pagar besi itu. Memasukkan motornya dan menutup pintu pagar kembali.Lelaki itu sesaat mematikan rokok yang sudah tinggal beberapa centi saja, membuang sembarang pada taman yang sedikit tak terawat."Selamat pagi bos!" Suaranya lantang menyapa penghuni r

  • Bukan Cerita Cinta Biasa   Bab 71. Budiman Yang Licik

    Malam ini Ayu sedang duduk di beranda teras menatap malam yang penuh bintang, walaupun badannya penat seharian bertamasya tapi dirinya tak bisa memejamkan matanya. Pikirannya melambung entah kemana."Sayang, kenapa?" tanya Singgih seraya memeluk istrinya dari belakang. Tercium bau segar sabun mandi dari tubuh suaminya. Ayu tersenyum dan mengelus bagian belakang suaminya yang sudah mencium tengkuk leher wanita ayu itu."Apa yang kau pikirkan?" Pertanyaan ulang Singgih lontarkan lagi.Ayu menggelengkan kepalanya, "tidak ada apa-apa, aku cukup bahagia, aku sedang menikmati tenang dan nyamannya malam ini. Udara malam ini dingin tapi menyejukkan," jawab Ayu. Singgih pun duduk menjejeri istrinya."Kau betah bukan? Tinggal di kawasan ini?"Ayu mengangguk pelan dan menyandarkan kepalanya di lengan suaminya."Ini impianku selama ini, ingin punya rumah di kawasan elite ini, dengan keluarga yang aku sayangi."Ayu masih terus tersenyum saat Singgih terus bercerita tentang rencana-rencana masa dep

  • Bukan Cerita Cinta Biasa   Bab 70. Rencana Apa Lagi?

    Pras makan dengan tenang, tapi sekali suap bisa dua kepalan tangan masuk sekaligus ke dalam mulutnya. Tak perlu hitungan jam, dalam sepuluh menit, Lelaki itu sudah menghabiskan empat telor balado, lima perkedel kentang, lima potong ayam kremes dan satu bakul nasi, belum ditambah dua roti isi milik Desi yang belum sempat dimakannya.Mami cuma nyengir saja, melihat Desi menatap Pras dengan heran."Kau makan banyak sekali, jatahku pun kau makan!" tutur Desi sambil geleng-geleng kepala."Ya begitulah," jawab Mami."Mih, apa benar Pras sama sekali tak mengenalku?" Desi masih terus memandang mantan suaminya itu."Coba saja tanya padanya."Desi menyentuh pundak Pras pelan."Masih ingat denganku?" tanya Desi perlahan.Pras terdiam dan menatap Mami, "anaknya Nyonya kan?""Nyonya? Mih, dia panggil mami dengan sebutan Nyonya!" Desi kaget dan menutup mulutnya."Mih, ini benar-benar mencuci otak Pras seratus persen!" "Bila tak ada tindakan ini , ia akan kumat dan mengamuk, bahkan sering ia menya

  • Bukan Cerita Cinta Biasa   Bab 69. Prasetyo Kembali!

    Perjalanan dengan pesawat dari Swiss menuju Indonesia tak banyak kendala, bahkan paspor atas nama Prasetya pun tak bermasalah. "Kau jangan banyak cakap, diam saja, dan lakukan semua perintahku. Setelah sampai rumah, baru aku beri obat dari Dokter, aku tak ingin kau kesakitan lagi, paham? Jadi jangan banyak berulah. Kita tak lama, bila urusan selesai kita pulang lagi ke Swiss, di sini tak aman buatmu," kata Mami panjang lebar pada lelaki berkacamata minus di sampingnya. Tubuh kekarnya bak seorang bodyguard. Wajah melankolisnya tak pernah hilang, yang berbeda dari Pras, ia cenderung diam dan hanya mengangguk setiap perintah Mami. Matanya terus menatap ke depan. Roti isi yang disediakan oleh maskapai penerbangan sudah habis ludes di makan, begitu juga jatah punya Mami.Pras yang dulu sering kesakitan di bagian kepalanya, yang bila datang rasa sakit itu ia bisa berteriak dan menyakiti dirinya sendiri. Kini terlihat lebih tenang. Beberapa terapi susah ia jalani. Mami begitu menjaga Pras,

  • Bukan Cerita Cinta Biasa   Bab 68. Rencana Licik Mami

    Ayu terdiam dan kaget melihat hancurnya pesta pernikahannya bersama Singgih. Lelaki itu masih terus memeluk pundaknya erat."Ini ada yang nggak suka dengan kita," desis Singgih geram. Ayu tahu siapa dalang semua ini, dan ia belum menceritakan pada Singgih."Aku harus membawa Santi pergi dari rumah itu." "Desi? Apa dia yang ...."Ayu menatap suaminya, "tapi ia tak tahu kita sudah resmi menikah, yang diinginkannya adalah menggagalkan semua ini."Suara Ayu sedikit bergetar, tahu sifat sahabatnya itu, apapun akan dia lakukan asal keinginannya tercapai, walaupun itu melukai orang lain."Masuklah, biar WO, yang membereskan semua ini. Mati kita rencanakan sesuatu yang lain."Ayu memandang singgih dengan tajam. Singgih tak pedulikan tatapan Ayu, dirinya segera mengalihkan pundak Ayu untuk segera mengikuti dirinya masuk ke kamar hotel.Dalam sebuah rumah yang mewah, Desi tertawa terbahak-bahak atas kemenangannya. Santi melihat Desi dengan marah."Aku tidak terima dengan tindakan ini, Bu. Wal

DMCA.com Protection Status