Karena kesal dengan Michel yang lebih mementingkan Diana, Nyonya Kelly mengajak Vanessa untuk pergi menyegarkan diri dan pikiran dengan cara berbelanja. Namun karena saat ini mall belum buka, akhirnya Nyonya Kelly dan Vanessa memilih untuk sarapan di sebuah mini cafe yang tak jauh dari mall yang akan mereka kunjungi.
Sedang di sisi lain, Michel terlihat sedang sibuk menghubungi Vanessa dan juga Nyonya Kelly yang dengan sengaja mematikan ponsel mereka membuat Michel kesal dan juga khawatir karena banyak bahaya yang bisa terjadi pada mereka karena status Michel."Jake, cepat cari mereka dan seret mereka pulang." pinta Michel dengan wajah kesal."Baik, Tuan." Sahut Jake seperti biasa.***Di dalam kamar Michel.Diana duduk termenung di atas ranjang yang masih berserakan."Ahh! Ssshhhttt... Sakit sekali," gumam Diana yang masih merasakan perih di bagian sensitifnya lalu menangis menyadari dirinya sudah tidak suci lagi."Apa setiap hari dan setiap malam aku harus hidup seperti ini? Hanya menjadi budak malam dari seorang yang membeliku. Dia punya istri, tapi kenapa harus aku yang ia sentuh? Ini gara-gara Broto! Pria tua itu, awas saja. Aku akan membuat kamu membayar semua yang aku alami!"Diana hanya duduk diam di dalam kamar dan tidak berani keluar karena Michel tidak mengatakan pada Diana jika Diana boleh keluar kamar namun harus dikawal karena takut ibu dan istrinya berbuat jahat pada Diana sampai Tatang mengetuk pintu kamar Michel dan masuk setelah mendapat ijin."Nona, saya boleh masuk?""Silakan," jawab Diana menarik selimut hingga ke atas pinggangnya."Nona, mari sarapan di bawah." Tatang mempersilakan dengan sopan dan hormat."Atau apakah Nona mau saya membawa makanan ke kamar Tuan?" Tatang menawarkan lagi."Saya boleh keluar, Pak?" Diana berbinar."Boleh, Nona. Hanya saja Nona tidak boleh keluar dari rumah.""Kalau gitu saya akan segera ke bawah setelah saya bereskan tempat ini," jawab Diana tersenyum ramah."Tidak perlu, Nona. Ada petugas yang akan bersihkan. Kita keluar aja sekarang, ya?"Diana malu karena sprei yang ia tutupi selimut itu ada noda darahnya. Namun karena Tatang menunggu dirinya, akhirnya..."Baik, ayo."Tatang tersenyum melihat wajah malu Diana dan segera membuka pintu kamar dan menunjukkan jalan pada Diana."Lewat sini, Nona. Hati-hati," ujar Tatang saat Diana berjalan menuruni anak tangga. Sembari berjalan, Diana memberanikan diri bertanya pada Tatang."Pak, maaf, kenapa Nona Vanessa tidak tidur di kamar Tuan, ya?""Itu karena Nona Vanessa hanyalah istri pura-pura, Tuan. Nona Vanessa hanya akan pergi dengan Tuan jika ada acara formal yang mengharuskan membawa pasangan." Tatang menjelaskan."Maaf, Nona. Nona hanya boleh tau itu saja. Saya tidak berani menjelaskan lebih. Atau kalau Nona penasaran, Nona bisa tanya sama Tuan," ujar Tatang pada Diana seraya memberi pelayan kode untuk melayani Diana."Tidak usah repot-repot, saya bisa. Biar saya saja," ujar Diana menolak dilayani namun pelayan memaksa.Di meja makan, terlihat Michel sedang menyuap makanannya ke dalam mulutnya sehingga Diana segan untuk makan di meja yang sama dengan Michel.Diana terlihat tidak nyaman, namun Michel malah terlihat acuh tak acuh pada Diana. Namun sesekali Michel tertangkap sedang memperhatikan Diana.Ketika Diana baru akan mulai menyantap makanannya, suara keributan mulai terdengar dari arah depan yang hal itu memancing Michel dan juga Diana untuk segera berdiri dan mencari tahu sumber keributan.Bedanya, Michel sudah tahu sebab masalah itu sedang Diana tidak tahu apapun. Diana hanya bisa diam dan melihat apa yang terjadi."Apa kalian sudah menganggap aku tidak ada di rumah ini? Kemana kalian pergi? Kenapa tanpa ijin dariku? Apa kalian sedang menantang ku?!" Bentak Michel ketika Nyonya Kelly dan Vanessa muncul yang hal itu tentu membuat Diana dan lainnya kaget."Jangan berlebihan Michel! Ingat, walau bagaimanapun, mama ini mama kamu. Mama yang lahirin kamu dan besarin kamu. Biar kamu tau, mama sengaja mengajak Vanessa pergi tadi karena mama kasihan dengan Vanessa. Kamu lebih mementingkan perempuan ini dari pada istri kamu sendiri. Lagian kami juga hanya pergi ke mall saja. Ntah apa yang salah di otak kamu," cerca Nyonya Kelly menunjuk kesal Diana yang berdiri lebih berjarak dari mereka.Diana yang ditunjuk merasa terkejut, sedih dan merasa bersalah. Namun Diana tidak bisa melakukan apapun selain menunduk sedih."Oke. Lalu, kenapa kalian pergi tanpa pengawal? Tidakkah kalian tau, apa saja bisa terjadi pada kalian? Kalian bahkan tidak meminta ijin dariku." Michel menatap tajam Nyonya Kelly dan Vanessa."Michel, sudahlah. Buktinya kami baik-baik aja kan sekarang? Aku tau, kamu mengkhawatirkan kami, dan kami berterimakasih untuk itu. Mama benar, tidak seharusnya kamu melakukan hal ini pada kami hanya karena wanita itu," sahut Vanessa menyela seraya menatap tak suka Diana yang hampir saja menangis.Michel melirik sekejap Diana lalu menarik nafas panjang."Tampaknya kalian melupakan peraturan di rumah ini dan karena kalian berani menantangku, mulai besok kalian tidak diperbolehkan pergi dari rumah ini. Dan fasilitas keuangan kalian juga, aku bekukan!" Ancam Michel yang kemudian menyuruh Jake untuk menarik akses.Diana tertegun tidak menyangka bahwa Michel juga bahkan berani dan tega menghukum ibu dan istrinya, apalagi dirinya yang bukan siapa-siapa.Diana menelan ludah kasar saat Michel menatapnya. Pikir Diana mulai kacau karena berpikir bahwa Michel juga akan memarahinya."Michel, kamu tidak bisa melakukan itu!" Vanessa tidak terima dan segera meraih lengan Michel."Jika kalian tidak bisa bersikap baik di rumah, hukuman kalian akan aku tambah. Berani membantah?"Kali ini semua orang terdiam dan tidak ada yang berani bersuara sedikitpun."Kau lihat Diana, bahkan mereka saja yang merupakan keluargaku, aku hukum jika berbuat salah. Kalau kamu pernah berpikir untuk membuat kesalahan, lebih baik menyerah. Kau akan selamat jika mengikuti perintahku." Michel memberi peringatan pada Diana sebelum akhirnya Michel pergi membawa kemarahan bersama Jake.Michel tidak langsung pergi ke kantor, Michel mengumpulkan semua anak buahnya di halaman depan rumah dan memarahi mereka karena mereka membiarkan Nyonya Kelly dan Vanessa pergi apalagi tanpa pengawalan.Dan semua itu, disaksikan oleh Diana dan hal itu semakin membuat Diana takut dan juga ragu untuk pergi meninggalkan tempat itu tanpa ijin dari Michel."Bagaimana caranya aku bisa pergi darj sini dengan selamat jika bahkan keluarganya saja tidak bisa? Pria ini benar-benar sangat menakutkan." Pikir Diana dalam lamunannya tanpa Diana sadari, Michel sudah berdiri tepat di hadapannya dan memperhatikannya."Apa yang kamu lakukan di sini?" Tanya Michel mengagetkan Diana sedang Diana yang terkejut, entah kenapa mendadak gugup seperti Diana ketahuan mencuri."Maaf, Tuan. Aku hanya....""Tuan, bolehkah saya meminjam telepon sebentar? Saya ingin menelpon adik saya. Pasti saat ini dia sedang mencari saya," pinta Diana setengah memohon pada Michel."Tidak. Itu urusan kamu. Kenapa saya harus perduli?" Tolak Michel berlalu masuk ke dalam rumah dan diikuti oleh Diana yang masih tetap berusaha untuk meminjam telepon karena ponselnya hilang ketika Diana masih berada di club malam waktu itu namun usaha Diana gagal.Sebenarnya ponsel Diana tidak hilang, tapi disimpan oleh Michel. Namun Michel memilih untuk merahasiakan hal itu dari Diana karena Michel tidak ingin Diana memegang ponsel."Tuan, sebentar saja ..." Tanpa sadar Diana mulai merengek menghentikan langkah Michel."5 menit," jawab singkat Michel seraya meminjamkan ponselnya pada Diana padahal sebelumnya ponsel Michel tidak pernah dipegang oleh orang lain kecuali Jake.Diana sedikit terkejut menerima ponsel Michel. Padahal tadinya Diana ingin memakai telepon rumah saja, tapi tanpa terduga, Michel malah memberikan ponsel
"Hentikan!" Bentak Michel menarik Diana yang terlihat sedang menyerang Nyonya Kelly ke sampingnya.Ternyata tadi Tatang adalah orang yang menelpon Jake untuk memberitahu bahwa pertengkaran terjadi diantara Nyonya Kelly dan Diana. Itulah yang menyebabkan ruang makan menjadi kacau dan Tatang harus segera melapor.Nafas Nyonya Kelly dan Diana masih terlihat terengah-engah. Entah bagaimana Diana bisa bertengkar dengan Nyonya Kelly dan berani menyerang Nyonya Kelly.Michel masih memegangi tangan Diana dan Diana berusaha untuk cepat tenang karena takut dimarahi Michel."Apa yang kalian lakukan? Apa kalian anak kecil? Mama, bicara duluan!" Michel memberi Nyonya Kelly kesempatan untuk bicara lebih dulu."Wanita ini berbicara kasar sama Mama, Michel," jawab Nyonya Kelly menyudutkan Diana.Michel menatap Diana dan Diana menggeleng sebagai respon penolakan."Tatang, jelaskan!""Jadi, Tuan. Awalnya semuanya baik-baik saja. Tapi Nyonya memulai lebih dulu dan menghina Nona. Jadi Nona membalas samp
Nyonya Kelly dan Vanessa saling menatap dan kembali ke tempat asal mereka duduk tadi sambil memikirkan ucapan Diana.Benar, seharusnya mereka bukan bicara dengan Diana jika ingin Diana pergi dari rumah Michel, tapi mereka harus bicara pada Michel. Michel yang membawa Diana masuk ke rumahnya.Tapi tetap saja, mereka masih membenci Diana karena mereka iri Michel lebih sering bersama Diana dan lebih perhatian pada Diana dari pada mereka.Padahal, Nyonya Kelly adalah ibunya dan Vanessa adalah istrinya. Michel memang tidak adil. Tapi mungkin Michel punya alasan lain.Di tempat lain.Michel menonton vidio yang Tatang kirimkan dengan amat serius. Vidio tersebut menampilkan perkelahian yang terjadi antara Diana, Vanessa dan Nyonya Kelly yang saling berdebat.Dari dalam vidio juga terlihat siapa yang memulai lebih dulu, tapi sekarang Michel malah marah pada Diana.Bukan tanpa sebab, Michel tadinya marah pada Vanessa yang memancing keributan tapi setelah mendengar ucapan Diana yang malah menyin
Michel dan Jake bergerak cepat menggendong Diana masuk ke dalam mobil dan membawa Diana menuju rumah sakit. Jalanan kota terlihat lebih sepi dari biasanya. Jadi Michel dan Jake akan lebih cepat menuju rumah sakit.Sesampainya di rumah sakit terdekat, petugas menyiapkan tandu darurat dan memindahkan tubuh Diana ke atasnya.Para petugas bergerak cepat membawa Diana ke ruang UGD dan memanggil dokter untuk segera memeriksa Diana.Dokter mengambil beberapa tindakan pemeriksaan dan memastikan jika Diana mengalami hipotermia dan suhu tubuh Diana hanya mencapai 31°C.Michel dan Jake masih menunggu Diana dari luar ruangan dengan perasaan khawatir. Michel tidak pernah bersikap begitu perhatian seperti ini sebelumnya kepada siapapun.Michel diam-diam merasa bersalah pada Diana karena hampir membunuh orang yang tidak bersalah. Dalam dunia gelap yang ia pimpin pun Michel tidak pernah membunuh orang yang tidak bersalah.Kalau Diana mati, ini kali pertama bagi Michel membunuh orang yang tidak bersa
Diana keluar dari kamar mandi ruangan Diana sudah dengan pakaian yang baru. Michel menatap kesal ke arah Jake dan Jake hanya diam saja."Jake, tanyakan pada dokter yang menangani wanita ini kapan wanita ini bisa pulang," pinta Michel yang tidak betah berada di rumah sakit."Baik, Tuan." Jake berlalu mencari kamar dokter yang menangani Diana.Hanya ada keheningan diantara Michel dan Diana yang hanya berdua saja di dalam ruangan sampai salah satu perawat masuk dan membawakan Diana bubur."Mohon dihabiskan makanannya ya, Kak. Setelah itu minum obat ini," ujar perawat wanita tersebut seraya memeriksa cairan infus Diana."Suster, apa makanan di rumah sakit ini semua hanya ada bubur?" tanya Diana tak berselera melihat makanannya."Rumah sakit hanya menyediakan bubur ya, Kak. Tapi kalau kakak mau makan yang lain boleh, tapi harus beli di kantin." Perawat tersebut menjelaskan lagi dengan sabar dan ramah."Oh gitu. Yaudah deh. Terima kasih, Sus. Terus kalau infus, uda bisa dibuka kan ya?" Dian
Pagi hari.Semua orang berkumpul di meja makan tanpa terkecuali. Ada sesuatu yang aneh karena Diana memakai setelan jas wanita dan sedikit berdandan.Nyonya Kelly dan Vanessa juga menatap aneh ke arah Diana."Michel, kartu Mama sama Vanessa gimana? Ini uda 2 hari loh." Nyonya Kelly memulai obrolan lebih dulu."Kalau Mama dan Vanessa tau apa kesalahan kalian dan kalau kalian mengakuinya, aku akan mengembalikan akses kalian," jawab Michel dingin dan membuat Diana sedikit terkejut menyadari bahkan Michel bersikap arogan pada keluarganya.Nyonya Kelly dan Vanessa kali ini saling menatap seperti mereka bisa bicara dari tatapan mata mereka."Michel, Mama gak salah. Kenapa kamu menyalahkan Mama? Kalau kamu gak kembalikan uang Mama, Mama gak mau makan. Biar aja Mama mati biar kamu senang," ujar Nyonya Kelly mengancam."Mama!" Michel memarahi Nyonya Kelly.Rasanya Michel sangat benci dengan kata-kata seperti itu. Michel tidak ingin orang-orang yang ia sayang mati sebelum dirinya."Apa uang leb
Diana baru kembali ke dalam ruangan setelah berdiam diri di toilet dalam waktu yang cukup lama berharap Dave dan Evellyn sudah pergi, ternyata pikiran Diana salah. Dave masih tinggal sedang Evellyn sudah pergi.Evellyn mendukung Dave yang ingin mengejar Diana agar Michel tidak sampai menyukai Diana. Jadi dirinya punya kesempatan untuk mengejar Michel, bosnya."Kenapa ke toilet lama sekali, Diana? Apa kau tertidur di sana?" Michel yang kesal dengan Dave melampiaskannya pada Diana."Maaf, Tuan. Saya tadi sedikit nyasar," jawab Diana gugup saat tidak sengaja bertatapan dengan Dave."Minggir, Dave. Biarkan asistenku bekerja. Kau juga pergilah. Seperti tidak ada pekerjaan lain saja," ujar Michel menggerutu."Aku akan pergi sebentar lagi tapi kalau aku sudah mendapat nomor ponsel asistenmu," jawab Dave yang terus terpanah pada Dianq."Dia tidak punya ponsel," tolak Michel."Tidak mungkin. Kau kenapa? Apa kau cemburu?" Dave membungkam Michel."Tidak. Dengan siapa aku cemburu? Kenapa aku haru
Tidak senang dengan respon Diana dan Doni yang menganggapnya hanya angin lalu yang melewati tempat sampah yang bau, Mika dan Riana mulai mendengus kesal.Mika hendak menyiram air pada Diana namun Doni dengan cepat menyiram Mika lebih dulu dengan air minumnya yang dingin."Kau, dasar anak kurang ajar! Beraninya kau!" Riana yang tidak terima dengan perlakuan Doni yang menyiram Mika dengan air dingin langsung menampar Doni di depan umum sampai semua orang yang berada di sana melihat mereka.Plakkk!Doni mengalah karena tidak tega untuk membalas ibu tirinya itu. Sekarang mereka sudah terlanjur menjadi tontonan publik."Bu, kenapa kamu menampar adikku? Apakah kami salah jika kami ingin makan di sini? Kami sudah lebih dulu duduk di sini. Semua yang ada di sini juga tau itu," ujar Diana dengan cerdik memainkan drama sehingga para pengunjung akan menyalahkan ibu dan adik tirinya itu."Apa yang kamu katakan? Jangan asal bicara ya, Diana!" Riana kembali memaki Diana berniat membela diri. Semua
"Mama akan coba wujudkan." ucap Diana setelah beberapa saat menimang jawaban yang paling benar. Sementara itu, Michel masuk ke dalam kamar dengan membawa banyak makanan. Terutama makanan-makanan yang Nathan, Oesama, dan Talia sukai. Tak lupa juga makanan kesukaan Diana. "Papa pulang." ucapnya. "Papa habis darimana?" tanya Oesama. "Papa habis dari pengadilan, papa habis menghadiri sidang. Kenapa, Oesama?" tanya Michel. "Gapapa sih, Pa, Oesama cuma nanya, soalnya tumben papa selarut ini baru kembali." ucap Oesama. Oesama, Nathan, Talia, Diana, dan Michel kembali mengobrol, hingga hari semakin larut malam. Kemudian saat Oesama tertangkap menguap beberapa kali, Diana menyuruh mereka kembali ke kamar masing-masing untuk segera beristirahat. Sementara itu, Diana memegang tangan Michel. Diana akan mengutarakan kembali keinginan Nathan pada suaminya itu, Michel. Sekaligus, Diana ingin melihat, apakah Michel mendukung keputusannya atau tidak. "Kenapa, Diana?" tanya Michel. "Sini, aku
Michel akan menghadiri persidangan untuk menjebloskan pelaku kejahatan kecelakaan yang direncanakan itu. Michel sudah bersiap dengan kemeja hitam polos yang ia kenakan. Michel pun tak mengajak Diana, sebab Diana masih harus banyak beristirahat. Michel pun berpamitan dan pergi menuju persidangan dengan menggunakan mobil. Diana pun melepas kepergian Michel begitu saja. Meskipun sih, Diana ingin tahu apa yang Michel lakukan di sana, siapa pelakunya, dan akhir dari persidangan. Namun, dengan kondisi yang tak memungkinkan, Diana pun tak mungkin memaksa. Namun, karena Diana pun tak ingin bosan, Diana meminta Nathan, Talia, dan Oesama pulang, karena kebetulan ini hari jumat, dsn sudah jam pulang sekolah, jadi sudah pasti diperbolehkan dari pihak asrama. "Oh iya, nanti kamu pulang jam berapa kira-kira Michel?" tanya Diana. "Seselesainya, mungkin sih malem ya, kenapa?" tanya Michel. "Kan nanti ada Nathan, Talia, dan Oesama, tolong kamu beliin makanan-makanan kesukaan mereka ya, biar merek
"Foto-foto apa ini?" Tanya Michel melihat sebuah lembaran foto.Sebab, apa yang Michel lihat sekarang adalah foto Andrian dan Talia yang sedang berpeluk mesra. Michel sangat ingin marah melihat hal ini, tetapi Michel tak bisa berbuat apapun lagi. Namun, Michel pun sudah mengetahui kebenaran mengenai anaknya itu. Michel tak ingin mengungkit-ungkit lagi yang malah membuat keluarganya berantakan. Michel menghembuskan napas sebanyak-banyaknya. Ia harus mengatur emosi dengan benar. Michel tak ingin emosi yang ia keluarkan malah membuat dirinya ceroboh. Michel harus pintar-pintar, ia tak boleh mengulangi kesalahan yang sama dalam kurun waktu yang berdekatan, bahkan berjauhan saja tak boleh.Muka Michel terlihat semakin kusut, terlebih dengan masalah-masalah yang dihadapinya akhir-akhir ini. Michel tak ingin, tapi ia harus melakukan. Michel tak mau, tapi ia harus mau. Michel pun kembali terngiang-ngiang dengan ucapan Aldo yang menyatakan ia tak memiliki hubungan apa-apa dengan Diana. Namu
"Kamu bisa bantu aku, kan?" tanya Michel lagi. "Bisa kok bisa. Kamu mau minta bantuan apalagi, Michel?" tanya Ferdi. Ya, setelah Michel pergi dari rumah sakit, Michel menuju kediaman Ferdi. Michel merasa membutuhkan Ferdi kembali untuk masalahnya kali ini. Karena diapun sedang banyak yang dipikirkan. "Mau minta tolong selidiki mengenai istriku, kamu bisa untuk selidiki ga? Atau kamu punya kenalan ga?" tanya Michel."Aku ada kenalan sih, nanti aku kontak ya. Kamu butuh apa?" tanya Ferdi. "Paling rekaman CCTV di kantor Diana aja, soalnya aku curiga mereka selingkuh, dan aku butuh pembuktian yang menjelaskan mereka ga selingkuh. Gimana, kamu bisa kan?" tanya Michel. "Bisa, kok. Nanti, ya. Aku susun jadi satu file dulu." ujar Ferdi. "Kamu bisa kirim kapan?" tanya Michel. "Sore ini, atau mungkin besok pagi." ujar Ferdi. Michel mengangguk-angguk mengerti, saat di waktu yang bersamaan ponselnya berdering. Michel pun izin mengangkat telepon tersebut. Dan ternyata telepon itu berasal da
Setelah suster tersebut pergi, wajah Michel tampak lebih ceria daripada sebelumnya. Michel tampak berbinar seri. Sementara Aldo murung. "Bahkan suster saja membelaku, harusnya kamu tahu mana yang salah mana yang benar. Selingkuhan aja kok belagu." ucap Michel. "Selingkuhan? Coba kamu ngomong sekali lagi? Berani nggak kamu?" tanya Aldo balik. "Berani. Aldo, si pebinor. Suka kok sama istri orang, ga laku ya?" tuding Michel menyebalkan. "Mohon maaf Pak, tapi saya masuk perusahaan saja, semuanya langsung menatap saya kagum. Bahkan para perempuan rela mengantre berjam-jam hanya demi ketemu saya. Bapak nggak tahu ya? Atau nggak pernah ngerasain?" ucap Aldo balik yang malah membuat Michel kesal. "Oh, gitu ya. Tapi kamu nggak mau sama mereka, pasti cabe-cabean ya?" ujar Michel lagi. "Iya lah, makanya aku gamau." sementara Michel hanya tertawa terbahak-bahak. "Maksudnya, nggak ada yang lebih baik daripada cabe-cabean untuk menyukaimu? Kok murahan banget sih." ucap Michel tergelak. "Bos
"Apa? Jadi anak saya melakukan hal seperti itu?" tanya salah seorang orang tua. "Iya, Pak, benar. Maka dari itu, kami pihak sekolah memilih untuk memulangkan siswa ini untuk introspeksi diri di rumah. Meskipun resikonya adalah jadi tertinggal pelajaran." ucap Bu Linda. Setelahnya mereka pun membawa anak mereka pulang ke rumahnya masing-masing. Dan Ibu Linda selaku Ibu Asrama ini merasa sangat bersyukur, karena Nathan dan Oesama benar-benar menyelesaikan masalahnya. Bukan hanya janji atau perkataan manis yang tak membuahkan hasil, tapi ternyata ada wujud nyata dari mereka, hal ini menambahkan penilaian Ibu Linda terhadap mereka. Selain baik hati, ternyata mereka juga tanggung jawab. "Terima kasih ya, Nathan, Oesama. Berkat kalian, ibu sudah tidak sepusing sebelumnya. Semoga kalian bisa bertanggung jawab atas diri kalian juga." ucap Ibu Linda. "Iya, Bu. Tapi inipun bukan sepenuhnya kita berdua, kita dibantu Talia untuk mencari buk
"Duh, jadi kalian maunya gimana?" tanya Talia. "Pengennya ya semua masalah kami selesai." ucap Nathan dan Oesama berbarengan. Jawaban yang sangat lucu, memangnya siapa, sih, yang ingin memiliki masalah. Aduh, ada-ada saja. Talia menarik napas sepanjang mungkin, untuk hari ini, dia sepertinya harus lebih sabar menghadapi kedua kakak adik tersebut. Sebab mereka terlihat sangat menyebalkan hari ini. Talia mencoba diam sejenak, dia mencoba merangkai semua cerita dan pecahan kejadian menjadi satu. Talia sejujurnya tak paham, sih. Tapi dilihat-lihat, dari semua yang terjadi, hal itu masih tersangkut paut satu sama lainnya, aduh, ya iyalah, kan masih satu permasalahan. "Tebakan aku sih, benar bahwa cowok di sebelah kamar asrama kalian. Tapi rasanya untuk menaruh itu saja, Talia rasa motifnya tak semudah itu. Mungkin dia ada dendam, apakah kalian ada melakukan sesuatu padanya dalam jangka waktu satu minggu terakhir?" tanya Talia. "Kami rasanya sih enggak. Kami nggak berbuat apa-apa. Itup
"Oh, pelakunya anak kamar sebelah." ucap Nathan berdecak. "Bukannya kamar sebelah kita itu cowok ya kak?" tanya Oesama mengingatkan kakaknya. "Iya, cowok, kenapa emangnya?" Awalnya Nathan tidak menyadarinya. "Oh, hah? Cowok?" tanya Nathan lagi setelah beberapa saat."Iya, kak, cowok, kakak ga curiga?" tanya Oesama. "Curiga sih. Masa dia yang pakai baju dalaman itu?" tanya Nathan kembali. "Bisa jadi itu punya cewek, tapi dia ga mau disalahkan?" tanya Nathan lagi, dia membuat spekulasi baru. "Tapi kak, bisa aja kalau itu dia emang punya hobi koleksi dalaman, gimana tuh, kak?" tanya Oesama menyanggah spekulasi Nathan."Bisa aja, tapi itu kecil kemungkinannya kecil, sih. Kamu nggak berpikir kalau orang di sebelah kita malah punya cewek?""Bisa aja iya." ucap Oesama. "Tapi ceweknya siapa?" tanya Nathan. Rasanya cowok di sebelah kamar asramanya, tak pernah membawa cewek ataupun seseorang yang terlihat dekat dengannya. "Ya nggak ada yang tau. Kamar di sebelah kita kan sering kosong,
Setelah mengetahui bahwa kondisi Diana saat ini dinyatakan koma, Talia, Nathan, dan Oesama pun kembali masuk sekolah, karena mereka sudah tertinggal banyak pelajaran, dan sebentar lagi akan melaksanakan ujian tengah semester. Meskipun Talia ingin sekali menemani Diana, berbagai pertimbangan dan izin dari Michel juga pihak sekolah, tidaklah Talia dapatkan. Maka dari itu, Talia mencoba untuk mengerti dan mengalah. Kemarin malam, Michel sudah mengantarkan Talia, Nathan, dan Oesama untuk kembali ke sekolah. Mereka pun sudah melakukan aktivitas seperti biasanya, hanya saja, Michel memilih mengambil cuti beberapa hari. Michel ingin menyelidiki terkait kecelakaan yang menimpa istrinya, dan Aldo, atau tepatnya, selingkuhan Diana? Michel pun meminta bantuan dari teman lamanya, Ferdi untuk menyabotase CCTV di area tersebut. Karena jika menunggu pihak supermarket terdekat untuk memberikannya, itu akan memakan waktu yang lebih lama lagi. Michel tau ini ilegal, tapi Michel pun tak tau, jika buka