Untuk para readers terlove yang akunnya berada di tangga 5 besar gem vote harap segera DM ke akun I* author di @puterirezky69 dengan menyertakan as akun asli dan akun yg menduduki tangga gem vote karena akan mendapatkan hadiah. Dan readers yang masih aktif membaca sampai bab terakhir dengan iklan atau vocher baca juga boleh DM I* author ya. Peraturannya adalah sertakan ss id akun baca kalian dan riwayat baca kalian terkhusus buku author receh ini ya. Paling lambat sampai tanggal 30 Desember.
Dan untuk yang bersedia mampir, author ucapan terimakasih banyak serta maaf jika buku author ini tidak begitu menarik untuk kalian. Jangan lupa kritik dan sarannya...Thanks a lot, Guys. And happy reading....Wajah Nathan dan Talia terlihat murung setelah mobil Michel putar balik."Anak-anak, zoo saat ini sedang sangat padat. Ayo kita cari tempat liburan lain. Bagaimana?" Michel menawarkan."Kolam renang saja, daddy." Nathan menjawab lebih dulu."Sepertinya tempat itu juga sangat ramai saat ini, Nathan. Kita pulang saja ya? Kita main ke kolam belakang. Nangkap ikan mau?" Michel terpaksa membiarkan Nathan dan Talia masuk ke kolam belakang rumah mereka yang banyak ditempati oleh ikan."Oke, daddy." Jawab Nathan lagi sedang Talia diam merajuk."Talia, kita buat kue yuk. Kak Ayu bisa buat cake loh." Ayu berinisiatif membujuk Talia.Talia menatap lama Ayu guna memastikan kebenaran yang Ayu katakan."Cake jenis apa yang Kak Ayu bisa buat?" "Brownis, kamu suka brownis?" "Oke, kita buat cake saja."Jadilah hari ini keluarga Michel dan Diana hanya berlibur di rumah. Sesampainya di rumah, Michel langsung membawa Nathan ke halaman belakang rumah yang mungkin Nathan belum pernah lihat sekali pun. Se
Sore hari.Sudah saatnya Nathan dan Talia kembali ke asrama. Sama seperti sebelumnya, Michel, Diana dan Ayu ikut serta mengantarkan Nathan dan Talia ke asrama.Jika sebelumnya mereka ke asrama membawa banyak barang, kali ini mereka tidak membawa apa-apa selain makanan ringan untuk Nathan dan Talia.Tidak ada raut wajah kesedihan yang tampak dari wajah kedua anak Diana tersebut.Sesampainya di depan asrama, Nathan dan Talia menyuruh orang tuanya untuk segera pulang dan menolak permintaan orang tua mereka yang ingin mengantarkan mereka ke kamar. Mungkin mereka akan menangis karena sedih harus berpisah lagi dengan orang tua mereka. Itu sebabnya mereka tidak ingin melihat orang tua mereka pergi.Lagi pula, mereka juga senang berada di sekolah dan bermain bersama teman dan guru mereka."Mommy dan daddy pulang saja. Kami akan masuk ke kamar kami sendiri." Talia berjalan masuk ke gerbang asrama dan melambaikan tangan ke arah orang tuanya diikuti oleh Nathan. Diana dan Michel juga melambaika
Langkah Ayu terhenti dan seketika itu juga tubuh Ayu membeku kaget. Ayu menoleh ke arah Aldo dengan tatapan yang tidak bisa dideskripsikan."Kak Aldo, kamu bercanda kan?" Ayu memaksa tertawa walau Ayu sedang tidak ingin tertawa karena tiba-tiba saja Ayu merasa gugup."Aku tidak bercanda, Yu." Aldo menatap dalam mata Ayu dan memegang satu tangan Ayu dan menaruhnya tepat di dada Aldo. Ayu dapat merasakan dari tangannya bahwa benar jantung Aldo berdetak sangat cepat. Ucapan Aldo yang biasa terdengar formal kali ini terdengar lebih akrab.Ayu lagi dan lagi membisu mengingat dirinya tidak pantas untuk Aldo dan Ayu takut merasakan cinta kembali. Ayu takut jika Aldo tau bagaimana kondisi Ayu, Aldo pasti akan jijik padanya."Kak, aku tidak tau harus menjawab apa. Aku tidak tau apa yang membuat kamu menyukai aku. Tapi aku ini kotor, Kak. Aku tidak pantas untuk kamu." Ayu memegang tangan Aldo dan berusaha melepaskan tangan Aldo dari tangannya."Yu, aku suka kamu bagaimana pun kamu. Bahkan jika
Aldo dan Doni menoleh ke arah Ayu yang tersenyum cerah. Doni yang melihat Ayu datang hanya diam dan memasang wajah datar sedang Aldo berdiri tersenyum dan berjalan ke arah Ayu hingga hal itu membuat Doni kaget."Pagi, Cantik." Balas Aldo mendekati Ayu yang semakin membuat Doni bingung dan tak percaya.Bagaimana bisa lelaki kaku, datar nan dingin seperti Aldo bisa bertingkah manis seperti ini? "Kalian pacaran?" Tanya Doni bingung ke arah Ayu dan Aldo.Aldo dan Ayu sama-sama menoleh ke arah Doni dan menjawab serentak, "Tidak!" "Lalu kenapa kalian hari ini terlihat sangat aneh? Biasanya kalian tidak seperti itu," ujar Doni lagi."Oh ya, Kak Doni. Aku ke sini mau ngasih surat pengunduran diriku secara resmi dan mulai besok aku uda gak kerja lagi di sini sabagai asisten Kak Doni. Semalam aku memang uda bilang melalui chat, tapi biar terlihat lebih profesional dan agar tidak ada gosip yang tersebar, aku membuat surat ini." Ayu mendekati meja Doni dan memberi Doni sebuah map yang isinya ba
Diana menyuruh Tatang mengeluarkan makanan yang tadi ia suruh simpan untuk Ayu. "Duduk aja, Yu. Saya bercanda tadi, makanannya sengaja saya simpan untuk kamu." Diana menyuruh Tatang mengambil makanan yang tadi ia suruh simpan dengan memberi Tatang kode melalui tangannya.Karena rasa lelah dan lapar, Ayu hanya diam dan menurut. Ayu mulai menikmati makanannya saat makanan dihidangkan."Terima kasih," ujar Ayu pada Tatang seraya mendekatkan piringnya. "Makan yang banyak, Yu. Besok kamu masih ospek kan. Jangan lupa pakai sunscreen," ujar Diana mengingatkan Ayu."Iya, Nyonya." Setelah makan, Ayu berlalu masuk ke dalam kamarnya dan tertidur. Biasanya Ayu tidak pernah tidur siang. Tapi mungkin karena Ayu lelah, jadi Ayu lebih mudah dan lebih cepat tidur. Saat Ayu tidur, Diana masuk ke dalam kamar Ayu dan melihat wajah polos Ayu yang lelah lalu tersenyum. Tidak tahu apa alasan Diana tersenyum melihat Ayu, tapi setelah itu Diana keluar dari ruangan Ayu.Mungkin Diana merasa senang bisa mer
Setelah mendapat penolakan dari Michel, Diana menjadi murung dan tampak mengabaikan serta menghindari Michel. Dan itu terlihat saat Michel mulai masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Dan saat makan malam pun, Diana tidak terlihat seperti biasa dan hanya makan tanpa bersuara.Bahkan malam ini Diana membawa baby Oesama tidur di kamar Ayu karena Michel tidak mungkin berani masuk kamar Ayu. Michel yang sedang menunggu Diana di dalam kamar untuk Michel ajak mengobrol mulai bosan saat Diana tak kunjung masuk ke dalam kamar setelah 30 menit. Michel yang mulai kesal mulai menebak-nebak kemana Diana dan apa yang sedang Diana lakukan saat ini. Padahal awalnya Michel ingin membicarakan soal keinginan Diana tersebut, tapi Diana malah tak kunjung datang. Michel berjalan keluar dari kamarnya dan menuruni anak tangga menuju ruang makan lalu melanjutkan langkahnya ke ruang utama setelah Michel tidak dapat menemukan Diana di ruang makan.Michel mendesah kesal saat Michel juga tidak da
"Aku, sebenarnya ingin kembali ke Singapura untuk pemotretan. Kalau aku bilang sama kamu, kamu pasti tidak akan ijinkan. Jadi aku bilang saja kalau aku ingin liburan dengan teman-temanku." Akhirnya Diana menjawab jujur pada Michel."Bagaimana? Boleh ya?" Diana melepas tangan Michel dari wajahnya."Kenapa sih, Diana? Tidak bisakah hanya aku yang melihat kamu? Apakah rasanya sebahagia itu mendapat pujian cantik dari banyak orang?" Michel yang frustasi hampir tak bisa berkata-kata dan hanya menjambak rambutnya gemas.Benar, pasti ada suatu hal yang membuat Diana ingin kembali ke dunia modeling. Apakah benar itu hanya semata-mata karena Diana ingin mendapat pujian dan pengakuan dari banyak orang soal kesempurnaan fisiknya? Atau karena Diana bosan dan jenuh dengan hidupnya?"Kenapa? Katakan padaku? Kenapa kamu ingin kembali menjadi model? Apa aku kurang banyak memberi kamu uang?" Michel penasaran alasan dibalik rencana Diana tersebut yang sedikit tiba-tiba.Sejujurnya Diana tidak ingin Mic
Ayu berjalan ke arah kamar Nyonya Kelly seraya menggendong baby Oesama yang syukurnya sedang tidak rewel. Perlahan Ayu mengetuk pintu kamar Nyonya Kelly dan memanggil-manggilnya.Tokk ... Tokk ...Karena sedang menggendong baby Oesama, Ayu menjadi kesulitan untuk mengetuk pintu jadilah Ayu menggunakan kaki dan lututnya untuk mengetuk pintu kamar walau terasa sakit. "Nyonya, tolong buka pintunya. Nyonya belum tidur kan?" Ayu sedikit mengeraskan suaranya tapi menahannya juga di waktu yang bersamaan karena takut mengagetkan baby Oesama dan membuatnya menangis. "Masuklah," jawab Nyonya Kelly membuka pintu kamarnya dan menyuruh Ayu masuk lalu Nyonya Kelly menutup kembali pintu kamarnya karena Ayu tidak bisa menutup pintu kamarnya sebab Ayu menggendong baby Oesama. Ayu meletakkan baby Oesama perlahan ke atas ranjang Nyonya Kelly dan kemudian mengibaskan tangannya yang terasa kebas dan keram."Nyonya, baby Oesama tidur sama Nyonya saja ya. Saya tidak bisa mengurus bayi. Bagaimana jika nan
"Mama akan coba wujudkan." ucap Diana setelah beberapa saat menimang jawaban yang paling benar. Sementara itu, Michel masuk ke dalam kamar dengan membawa banyak makanan. Terutama makanan-makanan yang Nathan, Oesama, dan Talia sukai. Tak lupa juga makanan kesukaan Diana. "Papa pulang." ucapnya. "Papa habis darimana?" tanya Oesama. "Papa habis dari pengadilan, papa habis menghadiri sidang. Kenapa, Oesama?" tanya Michel. "Gapapa sih, Pa, Oesama cuma nanya, soalnya tumben papa selarut ini baru kembali." ucap Oesama. Oesama, Nathan, Talia, Diana, dan Michel kembali mengobrol, hingga hari semakin larut malam. Kemudian saat Oesama tertangkap menguap beberapa kali, Diana menyuruh mereka kembali ke kamar masing-masing untuk segera beristirahat. Sementara itu, Diana memegang tangan Michel. Diana akan mengutarakan kembali keinginan Nathan pada suaminya itu, Michel. Sekaligus, Diana ingin melihat, apakah Michel mendukung keputusannya atau tidak. "Kenapa, Diana?" tanya Michel. "Sini, aku
Michel akan menghadiri persidangan untuk menjebloskan pelaku kejahatan kecelakaan yang direncanakan itu. Michel sudah bersiap dengan kemeja hitam polos yang ia kenakan. Michel pun tak mengajak Diana, sebab Diana masih harus banyak beristirahat. Michel pun berpamitan dan pergi menuju persidangan dengan menggunakan mobil. Diana pun melepas kepergian Michel begitu saja. Meskipun sih, Diana ingin tahu apa yang Michel lakukan di sana, siapa pelakunya, dan akhir dari persidangan. Namun, dengan kondisi yang tak memungkinkan, Diana pun tak mungkin memaksa. Namun, karena Diana pun tak ingin bosan, Diana meminta Nathan, Talia, dan Oesama pulang, karena kebetulan ini hari jumat, dsn sudah jam pulang sekolah, jadi sudah pasti diperbolehkan dari pihak asrama. "Oh iya, nanti kamu pulang jam berapa kira-kira Michel?" tanya Diana. "Seselesainya, mungkin sih malem ya, kenapa?" tanya Michel. "Kan nanti ada Nathan, Talia, dan Oesama, tolong kamu beliin makanan-makanan kesukaan mereka ya, biar merek
"Foto-foto apa ini?" Tanya Michel melihat sebuah lembaran foto.Sebab, apa yang Michel lihat sekarang adalah foto Andrian dan Talia yang sedang berpeluk mesra. Michel sangat ingin marah melihat hal ini, tetapi Michel tak bisa berbuat apapun lagi. Namun, Michel pun sudah mengetahui kebenaran mengenai anaknya itu. Michel tak ingin mengungkit-ungkit lagi yang malah membuat keluarganya berantakan. Michel menghembuskan napas sebanyak-banyaknya. Ia harus mengatur emosi dengan benar. Michel tak ingin emosi yang ia keluarkan malah membuat dirinya ceroboh. Michel harus pintar-pintar, ia tak boleh mengulangi kesalahan yang sama dalam kurun waktu yang berdekatan, bahkan berjauhan saja tak boleh.Muka Michel terlihat semakin kusut, terlebih dengan masalah-masalah yang dihadapinya akhir-akhir ini. Michel tak ingin, tapi ia harus melakukan. Michel tak mau, tapi ia harus mau. Michel pun kembali terngiang-ngiang dengan ucapan Aldo yang menyatakan ia tak memiliki hubungan apa-apa dengan Diana. Namu
"Kamu bisa bantu aku, kan?" tanya Michel lagi. "Bisa kok bisa. Kamu mau minta bantuan apalagi, Michel?" tanya Ferdi. Ya, setelah Michel pergi dari rumah sakit, Michel menuju kediaman Ferdi. Michel merasa membutuhkan Ferdi kembali untuk masalahnya kali ini. Karena diapun sedang banyak yang dipikirkan. "Mau minta tolong selidiki mengenai istriku, kamu bisa untuk selidiki ga? Atau kamu punya kenalan ga?" tanya Michel."Aku ada kenalan sih, nanti aku kontak ya. Kamu butuh apa?" tanya Ferdi. "Paling rekaman CCTV di kantor Diana aja, soalnya aku curiga mereka selingkuh, dan aku butuh pembuktian yang menjelaskan mereka ga selingkuh. Gimana, kamu bisa kan?" tanya Michel. "Bisa, kok. Nanti, ya. Aku susun jadi satu file dulu." ujar Ferdi. "Kamu bisa kirim kapan?" tanya Michel. "Sore ini, atau mungkin besok pagi." ujar Ferdi. Michel mengangguk-angguk mengerti, saat di waktu yang bersamaan ponselnya berdering. Michel pun izin mengangkat telepon tersebut. Dan ternyata telepon itu berasal da
Setelah suster tersebut pergi, wajah Michel tampak lebih ceria daripada sebelumnya. Michel tampak berbinar seri. Sementara Aldo murung. "Bahkan suster saja membelaku, harusnya kamu tahu mana yang salah mana yang benar. Selingkuhan aja kok belagu." ucap Michel. "Selingkuhan? Coba kamu ngomong sekali lagi? Berani nggak kamu?" tanya Aldo balik. "Berani. Aldo, si pebinor. Suka kok sama istri orang, ga laku ya?" tuding Michel menyebalkan. "Mohon maaf Pak, tapi saya masuk perusahaan saja, semuanya langsung menatap saya kagum. Bahkan para perempuan rela mengantre berjam-jam hanya demi ketemu saya. Bapak nggak tahu ya? Atau nggak pernah ngerasain?" ucap Aldo balik yang malah membuat Michel kesal. "Oh, gitu ya. Tapi kamu nggak mau sama mereka, pasti cabe-cabean ya?" ujar Michel lagi. "Iya lah, makanya aku gamau." sementara Michel hanya tertawa terbahak-bahak. "Maksudnya, nggak ada yang lebih baik daripada cabe-cabean untuk menyukaimu? Kok murahan banget sih." ucap Michel tergelak. "Bos
"Apa? Jadi anak saya melakukan hal seperti itu?" tanya salah seorang orang tua. "Iya, Pak, benar. Maka dari itu, kami pihak sekolah memilih untuk memulangkan siswa ini untuk introspeksi diri di rumah. Meskipun resikonya adalah jadi tertinggal pelajaran." ucap Bu Linda. Setelahnya mereka pun membawa anak mereka pulang ke rumahnya masing-masing. Dan Ibu Linda selaku Ibu Asrama ini merasa sangat bersyukur, karena Nathan dan Oesama benar-benar menyelesaikan masalahnya. Bukan hanya janji atau perkataan manis yang tak membuahkan hasil, tapi ternyata ada wujud nyata dari mereka, hal ini menambahkan penilaian Ibu Linda terhadap mereka. Selain baik hati, ternyata mereka juga tanggung jawab. "Terima kasih ya, Nathan, Oesama. Berkat kalian, ibu sudah tidak sepusing sebelumnya. Semoga kalian bisa bertanggung jawab atas diri kalian juga." ucap Ibu Linda. "Iya, Bu. Tapi inipun bukan sepenuhnya kita berdua, kita dibantu Talia untuk mencari buk
"Duh, jadi kalian maunya gimana?" tanya Talia. "Pengennya ya semua masalah kami selesai." ucap Nathan dan Oesama berbarengan. Jawaban yang sangat lucu, memangnya siapa, sih, yang ingin memiliki masalah. Aduh, ada-ada saja. Talia menarik napas sepanjang mungkin, untuk hari ini, dia sepertinya harus lebih sabar menghadapi kedua kakak adik tersebut. Sebab mereka terlihat sangat menyebalkan hari ini. Talia mencoba diam sejenak, dia mencoba merangkai semua cerita dan pecahan kejadian menjadi satu. Talia sejujurnya tak paham, sih. Tapi dilihat-lihat, dari semua yang terjadi, hal itu masih tersangkut paut satu sama lainnya, aduh, ya iyalah, kan masih satu permasalahan. "Tebakan aku sih, benar bahwa cowok di sebelah kamar asrama kalian. Tapi rasanya untuk menaruh itu saja, Talia rasa motifnya tak semudah itu. Mungkin dia ada dendam, apakah kalian ada melakukan sesuatu padanya dalam jangka waktu satu minggu terakhir?" tanya Talia. "Kami rasanya sih enggak. Kami nggak berbuat apa-apa. Itup
"Oh, pelakunya anak kamar sebelah." ucap Nathan berdecak. "Bukannya kamar sebelah kita itu cowok ya kak?" tanya Oesama mengingatkan kakaknya. "Iya, cowok, kenapa emangnya?" Awalnya Nathan tidak menyadarinya. "Oh, hah? Cowok?" tanya Nathan lagi setelah beberapa saat."Iya, kak, cowok, kakak ga curiga?" tanya Oesama. "Curiga sih. Masa dia yang pakai baju dalaman itu?" tanya Nathan kembali. "Bisa jadi itu punya cewek, tapi dia ga mau disalahkan?" tanya Nathan lagi, dia membuat spekulasi baru. "Tapi kak, bisa aja kalau itu dia emang punya hobi koleksi dalaman, gimana tuh, kak?" tanya Oesama menyanggah spekulasi Nathan."Bisa aja, tapi itu kecil kemungkinannya kecil, sih. Kamu nggak berpikir kalau orang di sebelah kita malah punya cewek?""Bisa aja iya." ucap Oesama. "Tapi ceweknya siapa?" tanya Nathan. Rasanya cowok di sebelah kamar asramanya, tak pernah membawa cewek ataupun seseorang yang terlihat dekat dengannya. "Ya nggak ada yang tau. Kamar di sebelah kita kan sering kosong,
Setelah mengetahui bahwa kondisi Diana saat ini dinyatakan koma, Talia, Nathan, dan Oesama pun kembali masuk sekolah, karena mereka sudah tertinggal banyak pelajaran, dan sebentar lagi akan melaksanakan ujian tengah semester. Meskipun Talia ingin sekali menemani Diana, berbagai pertimbangan dan izin dari Michel juga pihak sekolah, tidaklah Talia dapatkan. Maka dari itu, Talia mencoba untuk mengerti dan mengalah. Kemarin malam, Michel sudah mengantarkan Talia, Nathan, dan Oesama untuk kembali ke sekolah. Mereka pun sudah melakukan aktivitas seperti biasanya, hanya saja, Michel memilih mengambil cuti beberapa hari. Michel ingin menyelidiki terkait kecelakaan yang menimpa istrinya, dan Aldo, atau tepatnya, selingkuhan Diana? Michel pun meminta bantuan dari teman lamanya, Ferdi untuk menyabotase CCTV di area tersebut. Karena jika menunggu pihak supermarket terdekat untuk memberikannya, itu akan memakan waktu yang lebih lama lagi. Michel tau ini ilegal, tapi Michel pun tak tau, jika buka