Berita perceraian antara Michel dan Vanessa tersebar dengan begitu cepat seperti hembusan angin. Belum lagi 5 menit tapi berita tentang Michel dan Vanessa serta isu yang melanda perceraian mereka menjadi viral.Banyak berita simpang siur yang beredar di media sosial dan juga masyarakat. Salah satunya adalah kehadiran orang ketiga. Entah dari mana, media mendapat foto saat Diana sedang bersama dengan Michel dan media menduga bahwa Diana adalah orang ketiga tersebut.Saat ini Michel masih sibuk dengan kondisi kesehatan Diana sedang Vanessa sibuk dengan vidio klarifikasi perceraiannya."Ini penjelasan terakhir saya dan setelah ini saya tidak akan menjawab pertanyaan dari media lagi dalam bentuk apapun. Alasan saya bercerai dengan Michel Rahardian adalah karena ketidak cocokan kami dan selama kami berumah tangga, kami masih tidak dapat menemukan kecocokan itu. Jadi kami pikir, akan lebih baik kalau kami segera berpisah dan hak asuh Nathan, saya ikhlas jika harus jatuh di tangan suami saya
Michel dan Vanessa resmi bercerai, Michel juga tampaknya meluangkan waktu kerja Jake agar Jake dapat mendekati Vanessa. Jake memanfaatkan kesempatan itu untuk menekan Vanessa padahal Michel tidak pernah menyuruh Vanessa tetap tinggal di rumah."Aku akan pergi, terima kasih semuanya dan maaf jika selama berada di sini dan tinggal di sini, aku banyak melakukan kesalahan besar," ujar Vanessa berpamitan dengan koper di tangannya.Namun tiba-tiba suara tegas nan lantang terdengar dan itu membuat semua orang langsung menatap ke arahnya. "Siapa yang menyuruhmu pergi? Apa kamu sudah mendapat ijin untuk itu?" Jake tiba-tiba muncul entah dari mana dan untuk apa.Vanessa dan Nyonya Kelly mengerutkan alisnya seraya bertanya-tanya dalam hati."Apa? Aku dan Michel sudah resmi bercerai. Kenapa aku tidak boleh pergi?" tanya Vanessa yang sudah kehilangan status sebagai 'Nona' dan berubah menjadi wanita biasa."Tidak boleh sampai Tuan pulang dan Mrs. Hana sembuh serta sebelum Tuan Muda dekat dengan Mrs
Harapan Michel, Doni dan Talia pupus saat ternyata Diana gagal membuka matanya. "Sekarang bagaimana? Apa yang harus aku lakukan? Kak, tolong cepat sadar. Lihatlah, Talia ada di sini. Dia sedih melihatmu seperti ini," ujar Doni pada Diana yang masih terbaring lemah dengan alat yang menempel di tubuhnya."Kau harus kembali bekerja agar setelah kakakmu sadar, dia bangga dengan melihatmu. Aku yang akan menjaganya. Anak ini juga boleh berada di sini. Mana tau jika ada anak ini, Diana akan berusaha agar cepat bangun." Michel menyuruh Doni pergi dan meninggalkannya."Bagaimana kamu tau, kakakku Diana?" Doni menatap Michel kaget setelah mendengar Michel mengatakan jika yang sedang koma saat ini adalah Diana."Karena aku adalah Michel. Pergilah, aku tidak akan melakukan hal buruk pada kakakmu dan juga anak kecil ini." "Tidak, kakakku butuh aku. Aku tidak akan pergi. Lagi pula di kantor sudah ada Kak Aldo."*****Di tempat lain.Jake dan Vanessa resmi menikah. Saat ini, Jake mengirimi Michel
Merasa ditolak dan diabaikan, Jake langsung berdiri dan menghampiri Vanessa dan menggendong paksa Vanessa ke atas ranjang."Jangan bergerak atau kamu akan membangunkan 'adikku'." Pinta Jake pada Vanessa yang ingin memberontak dengan menggoyang-goyangkan kakinya.Vanessa terdiam menurut setelah Jake mengancamnya sedang Jake yang kembali bergairah langsung mengukung Vanessa di bawahnya."Apa yang kamu lakukan? Pergi tidur, sebentar lagi pagi dan kita harus pergi." Vanessa mendorong dada Jake sekuat tenaga namun Jake malah menarik kedua tangan Vanessa ke atas kepalanya dan menahan kedua tangan Vanessa dengan satu tangan."Jangan lagi, aku lelah, cukup ya." Vanessa memohon namun sialnya permohonannya itu malah membuat Jake semakin bergairah."Sebentar saja, hanya 1 ronde. Aku janji," bisik Jake di telinga Vanessa yang tidak bisa berkutik walau Vanessa menolaknya.Vanessa merapatkan kakinya sekuat tenaga agar Jake tidak bisa menguasainya. Tapi percuma saja, tubuh Vanessa merespon gerakan t
"Haus," ujar Diana meminta air minum dan Doni segera mempersiapkan air minum untuk Diana dan memberi Diana sedotan agar Diana bisa minum dengan lebih mudah.Diana mulai meneguk air minumnya dengan perlahan.Setelah minum, Diana kembali menutup matanya dan tidur. Mungkin saat ini kepala Diana masih terasa sangat pusing hingga Diana tidak dapat membuka matanya terlalu lama.Beberapa saat setelahnya Diana kembali membuka matanya dan Doni menawarkan pada Diana apakah Diana mau makan atau tidak namun Diana menolak hingga Michel harus memaksanya."Harusnya kamu tidak bertanya, namun memberi perintah. Apa kamu bodoh? Bagaimana bisa kamu menawarkan makanan pada orang sakit yang sudah pasti akan ditolak," ujar Michel menegur Doni.Doni bukanlah Michel yang suka memaksa dan memberi perintah sesuai apa yang dia mau. Wajar jika Doni menawarkan lebih dulu dan menunggu jawaban yang bersangkutan."Minta suster bawakan bubur dan juga obat. Aku y
Setelah perdebatan panjang antara Michel dan Doni akhirnya mereka memutuskan untuk bertanya pada Diana dan menanti jawaban serta keputusan Diana karena tidak ada yang mau mengalah diantara Doni dan Michel.Tapi kalau dipikir-pikir, akan bagus jika Diana dirawat di rumah Michel karena di rumah Michel akan ada banyak pelayan yang bisa menjaga dan mengawasi Diana sedang apartemen Doni kosong, tidak ada yang bisa menjaga Diana."Kak, pilihlah kamu ingin tinggal di rumah siapa. Aku atau pria ini? Kak, aku adikmu sedang dia bukan siapa-siapa kita." Doni membujuk Diana."Diana, di rumahku kamu akan lebih aman dan nyaman. Akan ada banyak orang yang bisa merawatmu. Di rumah adikmu itu tidak ada orang. Mau kan tinggal denganku?" Michel menambahkan.Diana menatap bingung Doni dan Michel. Bukankah tadi Michel mengatakan jika dia adalah suami Diana? Lalu kenapa sekarang adiknya mengatakan jika Michel bukan siapa-siapa mereka?"Aku siapa? Kalian?" Diana bertanya dengan suara terbata-bata."Kak, kam
Nyonya Kelly dan Nathan berdiri di depan pintu kamar Michel yang terbuka sampai Tatang melihat mereka dan menjelaskan apa yang mereka lakukan agar Nyonya Kelly tidak salah paham."Tuan dan Nona akan pulang sebentar lagi. Dan kamar ini akan dipakai oleh Mrs. Hana, putrinya dan juga Tuan Muda. Tolong kedepannya Nyonya jangan membuat masalah baik pada Mrs. Hana atau pada putrinya. Keadaan Mrs. Hana saat ini sedang tidak baik, jadi mohon kerja samanya agar Nyonya Kelly bersedia untuk membantu Mrs. Hana agar cepat pulih," jelas Tatang yang kemudian menyuruh para pelayan keluar dari kamar Michel dan berlalu."Oma, daddy mau pulang?" Tanya Nathan bersemangat sedang Nyonya Kelly tidak tau harus senang atau sedih mendengar kabar ini karena jujur saja Nyonya Kelly masih sangat sedih karena perceraian Vanessa dan Michel."Iya, ayo kita ke bawah. Kita sambut daddy," jawab Nyonya Kelly menuntun Nathan melewati anak tangga hingga mereka sampai di ruang utama.Semua orang sudah berkumpul di ruang ut
Pranggg!Gelas Diana terjatuh ke atas lantai dan pecah hingga membuat suara yang membuat Michel dan kedua anak yang tidur bersama Diana terbangun kaget."Ada apa, Diana?" Michel segera bangkit dan menghampiri Diana yang masih merasa lemas."Aku haus," jawab lirih Diana yang membuat siapa saja orang yang mendengarnya merasa kasihan namun perasaan itu juga membuat Diana tidak nyaman."Kenapa tidak panggil aku saja? Aku akan ambilkan untukmu," jawab Michel dengan suara lembut."Kalian jangan ada yang turun, biar daddy panggil pelayan agar membersihkan pecahan ini." Pinta Michel pada Talia dan Nathan yang ikut terbangun namun tidak menangis."Maaf ya jadi merepotkan kalian," ujar Diana kemudian merasa bersalah karena telah mengganggu dan merepotkan orang di sekitarnya."Sssttt, hei, jangan bicara seperti itu. Katakan saja pada kami jika kamu butuh sesuatu," ujar Michel pada Diana seraya menunggu pelayan yang sudah ia telepon
"Mama akan coba wujudkan." ucap Diana setelah beberapa saat menimang jawaban yang paling benar. Sementara itu, Michel masuk ke dalam kamar dengan membawa banyak makanan. Terutama makanan-makanan yang Nathan, Oesama, dan Talia sukai. Tak lupa juga makanan kesukaan Diana. "Papa pulang." ucapnya. "Papa habis darimana?" tanya Oesama. "Papa habis dari pengadilan, papa habis menghadiri sidang. Kenapa, Oesama?" tanya Michel. "Gapapa sih, Pa, Oesama cuma nanya, soalnya tumben papa selarut ini baru kembali." ucap Oesama. Oesama, Nathan, Talia, Diana, dan Michel kembali mengobrol, hingga hari semakin larut malam. Kemudian saat Oesama tertangkap menguap beberapa kali, Diana menyuruh mereka kembali ke kamar masing-masing untuk segera beristirahat. Sementara itu, Diana memegang tangan Michel. Diana akan mengutarakan kembali keinginan Nathan pada suaminya itu, Michel. Sekaligus, Diana ingin melihat, apakah Michel mendukung keputusannya atau tidak. "Kenapa, Diana?" tanya Michel. "Sini, aku
Michel akan menghadiri persidangan untuk menjebloskan pelaku kejahatan kecelakaan yang direncanakan itu. Michel sudah bersiap dengan kemeja hitam polos yang ia kenakan. Michel pun tak mengajak Diana, sebab Diana masih harus banyak beristirahat. Michel pun berpamitan dan pergi menuju persidangan dengan menggunakan mobil. Diana pun melepas kepergian Michel begitu saja. Meskipun sih, Diana ingin tahu apa yang Michel lakukan di sana, siapa pelakunya, dan akhir dari persidangan. Namun, dengan kondisi yang tak memungkinkan, Diana pun tak mungkin memaksa. Namun, karena Diana pun tak ingin bosan, Diana meminta Nathan, Talia, dan Oesama pulang, karena kebetulan ini hari jumat, dsn sudah jam pulang sekolah, jadi sudah pasti diperbolehkan dari pihak asrama. "Oh iya, nanti kamu pulang jam berapa kira-kira Michel?" tanya Diana. "Seselesainya, mungkin sih malem ya, kenapa?" tanya Michel. "Kan nanti ada Nathan, Talia, dan Oesama, tolong kamu beliin makanan-makanan kesukaan mereka ya, biar merek
"Foto-foto apa ini?" Tanya Michel melihat sebuah lembaran foto.Sebab, apa yang Michel lihat sekarang adalah foto Andrian dan Talia yang sedang berpeluk mesra. Michel sangat ingin marah melihat hal ini, tetapi Michel tak bisa berbuat apapun lagi. Namun, Michel pun sudah mengetahui kebenaran mengenai anaknya itu. Michel tak ingin mengungkit-ungkit lagi yang malah membuat keluarganya berantakan. Michel menghembuskan napas sebanyak-banyaknya. Ia harus mengatur emosi dengan benar. Michel tak ingin emosi yang ia keluarkan malah membuat dirinya ceroboh. Michel harus pintar-pintar, ia tak boleh mengulangi kesalahan yang sama dalam kurun waktu yang berdekatan, bahkan berjauhan saja tak boleh.Muka Michel terlihat semakin kusut, terlebih dengan masalah-masalah yang dihadapinya akhir-akhir ini. Michel tak ingin, tapi ia harus melakukan. Michel tak mau, tapi ia harus mau. Michel pun kembali terngiang-ngiang dengan ucapan Aldo yang menyatakan ia tak memiliki hubungan apa-apa dengan Diana. Namu
"Kamu bisa bantu aku, kan?" tanya Michel lagi. "Bisa kok bisa. Kamu mau minta bantuan apalagi, Michel?" tanya Ferdi. Ya, setelah Michel pergi dari rumah sakit, Michel menuju kediaman Ferdi. Michel merasa membutuhkan Ferdi kembali untuk masalahnya kali ini. Karena diapun sedang banyak yang dipikirkan. "Mau minta tolong selidiki mengenai istriku, kamu bisa untuk selidiki ga? Atau kamu punya kenalan ga?" tanya Michel."Aku ada kenalan sih, nanti aku kontak ya. Kamu butuh apa?" tanya Ferdi. "Paling rekaman CCTV di kantor Diana aja, soalnya aku curiga mereka selingkuh, dan aku butuh pembuktian yang menjelaskan mereka ga selingkuh. Gimana, kamu bisa kan?" tanya Michel. "Bisa, kok. Nanti, ya. Aku susun jadi satu file dulu." ujar Ferdi. "Kamu bisa kirim kapan?" tanya Michel. "Sore ini, atau mungkin besok pagi." ujar Ferdi. Michel mengangguk-angguk mengerti, saat di waktu yang bersamaan ponselnya berdering. Michel pun izin mengangkat telepon tersebut. Dan ternyata telepon itu berasal da
Setelah suster tersebut pergi, wajah Michel tampak lebih ceria daripada sebelumnya. Michel tampak berbinar seri. Sementara Aldo murung. "Bahkan suster saja membelaku, harusnya kamu tahu mana yang salah mana yang benar. Selingkuhan aja kok belagu." ucap Michel. "Selingkuhan? Coba kamu ngomong sekali lagi? Berani nggak kamu?" tanya Aldo balik. "Berani. Aldo, si pebinor. Suka kok sama istri orang, ga laku ya?" tuding Michel menyebalkan. "Mohon maaf Pak, tapi saya masuk perusahaan saja, semuanya langsung menatap saya kagum. Bahkan para perempuan rela mengantre berjam-jam hanya demi ketemu saya. Bapak nggak tahu ya? Atau nggak pernah ngerasain?" ucap Aldo balik yang malah membuat Michel kesal. "Oh, gitu ya. Tapi kamu nggak mau sama mereka, pasti cabe-cabean ya?" ujar Michel lagi. "Iya lah, makanya aku gamau." sementara Michel hanya tertawa terbahak-bahak. "Maksudnya, nggak ada yang lebih baik daripada cabe-cabean untuk menyukaimu? Kok murahan banget sih." ucap Michel tergelak. "Bos
"Apa? Jadi anak saya melakukan hal seperti itu?" tanya salah seorang orang tua. "Iya, Pak, benar. Maka dari itu, kami pihak sekolah memilih untuk memulangkan siswa ini untuk introspeksi diri di rumah. Meskipun resikonya adalah jadi tertinggal pelajaran." ucap Bu Linda. Setelahnya mereka pun membawa anak mereka pulang ke rumahnya masing-masing. Dan Ibu Linda selaku Ibu Asrama ini merasa sangat bersyukur, karena Nathan dan Oesama benar-benar menyelesaikan masalahnya. Bukan hanya janji atau perkataan manis yang tak membuahkan hasil, tapi ternyata ada wujud nyata dari mereka, hal ini menambahkan penilaian Ibu Linda terhadap mereka. Selain baik hati, ternyata mereka juga tanggung jawab. "Terima kasih ya, Nathan, Oesama. Berkat kalian, ibu sudah tidak sepusing sebelumnya. Semoga kalian bisa bertanggung jawab atas diri kalian juga." ucap Ibu Linda. "Iya, Bu. Tapi inipun bukan sepenuhnya kita berdua, kita dibantu Talia untuk mencari buk
"Duh, jadi kalian maunya gimana?" tanya Talia. "Pengennya ya semua masalah kami selesai." ucap Nathan dan Oesama berbarengan. Jawaban yang sangat lucu, memangnya siapa, sih, yang ingin memiliki masalah. Aduh, ada-ada saja. Talia menarik napas sepanjang mungkin, untuk hari ini, dia sepertinya harus lebih sabar menghadapi kedua kakak adik tersebut. Sebab mereka terlihat sangat menyebalkan hari ini. Talia mencoba diam sejenak, dia mencoba merangkai semua cerita dan pecahan kejadian menjadi satu. Talia sejujurnya tak paham, sih. Tapi dilihat-lihat, dari semua yang terjadi, hal itu masih tersangkut paut satu sama lainnya, aduh, ya iyalah, kan masih satu permasalahan. "Tebakan aku sih, benar bahwa cowok di sebelah kamar asrama kalian. Tapi rasanya untuk menaruh itu saja, Talia rasa motifnya tak semudah itu. Mungkin dia ada dendam, apakah kalian ada melakukan sesuatu padanya dalam jangka waktu satu minggu terakhir?" tanya Talia. "Kami rasanya sih enggak. Kami nggak berbuat apa-apa. Itup
"Oh, pelakunya anak kamar sebelah." ucap Nathan berdecak. "Bukannya kamar sebelah kita itu cowok ya kak?" tanya Oesama mengingatkan kakaknya. "Iya, cowok, kenapa emangnya?" Awalnya Nathan tidak menyadarinya. "Oh, hah? Cowok?" tanya Nathan lagi setelah beberapa saat."Iya, kak, cowok, kakak ga curiga?" tanya Oesama. "Curiga sih. Masa dia yang pakai baju dalaman itu?" tanya Nathan kembali. "Bisa jadi itu punya cewek, tapi dia ga mau disalahkan?" tanya Nathan lagi, dia membuat spekulasi baru. "Tapi kak, bisa aja kalau itu dia emang punya hobi koleksi dalaman, gimana tuh, kak?" tanya Oesama menyanggah spekulasi Nathan."Bisa aja, tapi itu kecil kemungkinannya kecil, sih. Kamu nggak berpikir kalau orang di sebelah kita malah punya cewek?""Bisa aja iya." ucap Oesama. "Tapi ceweknya siapa?" tanya Nathan. Rasanya cowok di sebelah kamar asramanya, tak pernah membawa cewek ataupun seseorang yang terlihat dekat dengannya. "Ya nggak ada yang tau. Kamar di sebelah kita kan sering kosong,
Setelah mengetahui bahwa kondisi Diana saat ini dinyatakan koma, Talia, Nathan, dan Oesama pun kembali masuk sekolah, karena mereka sudah tertinggal banyak pelajaran, dan sebentar lagi akan melaksanakan ujian tengah semester. Meskipun Talia ingin sekali menemani Diana, berbagai pertimbangan dan izin dari Michel juga pihak sekolah, tidaklah Talia dapatkan. Maka dari itu, Talia mencoba untuk mengerti dan mengalah. Kemarin malam, Michel sudah mengantarkan Talia, Nathan, dan Oesama untuk kembali ke sekolah. Mereka pun sudah melakukan aktivitas seperti biasanya, hanya saja, Michel memilih mengambil cuti beberapa hari. Michel ingin menyelidiki terkait kecelakaan yang menimpa istrinya, dan Aldo, atau tepatnya, selingkuhan Diana? Michel pun meminta bantuan dari teman lamanya, Ferdi untuk menyabotase CCTV di area tersebut. Karena jika menunggu pihak supermarket terdekat untuk memberikannya, itu akan memakan waktu yang lebih lama lagi. Michel tau ini ilegal, tapi Michel pun tak tau, jika buka