Sejak pulang dari rumah sakit, Diana terlihat lebih banyak diam dan juga murung. Michel tahu, saat ini pasti Diana sedang merajuk padanya karena pertengkaran mereka siang tadi saat di rumah sakit.Michel sampai kini tidak mengerti kenapa Diana sangat membela Ayu yang bahkan tidak memiliki hubungan apapun pada mereka selain bos dan pengasuh. Michel terpaksa memberi Diana pilihan agar Diana bisa lebih fokus pada urusan keluarga mereka saja. Michel tidak ingin Diana jatuh sakit akibat kelelahan atau stres.Sebenarnya Michel juga tidak membenci Ayu, tapi Ayu membawa cukup banyak masalah ke rumah mereka yang membuat mereka menjadi repot. Setelah makan malam selesai, Diana mengatakan pada Michel dan Nyonya Kelly bahwa Aldo akan melamar Ayu dengan segera dan akan langsung menikahinya. Michel dan Nyonya Kelly tampak senang, namun tidak dengan Diana yang tahu jika Ayu terpaksa menerima lamaran Aldo karena ucapan Michel.Dan setelah selesai memberi kabar, Diana segera mengurus baby Oesama dan
Diana masih mengingat dan mengenal sosok Rianti sebagai orang yang pernah menolongnya dan Talia dulu saat Michel menculiknya. Tapi sepertinya Rianti tidak mengenali Diana yang saat ini menjadi Hana."Kamu tunggu aja sebentar, Yu. Saya mau ke sana dulu ya. Saya harus bicara dengan mamanya Aldo soal lamaran kalian." Diana berjalan ke arah Rianti dan duduk di sampingnya."Permisi, Bu. Perkenalkan, saya Hana. Wali Ayu," sapa Diana seraya memperkenalkan diri pada Rianti yang kemudian menatapnya fokus."Saya ibunya Aldo, salam kenal." Rianti membalas balik."Saya mau tanya soal lamaran Ayu dan Aldo pada Ibu. Lebih enak dan lebih baiknya kapan dan dimana ya? Mau buat konsep seperti apa?" Diana berterus terang."Rencananya saya mau lamar Ayu malam ini juga tapi kalau Ayu mau acara lamarannya sederhana dan seadanya saja. Setelah itu, saya juga besoknya mereka langsung akad agar Ayu bisa segera pindah ke rumah saya yang lebih aman dan nyaman untuk Ayu." Rianti menjawab dengan kalimat yang sedik
Waktu menunjukkan pukul 2 lebih 15 menit dan Ayu, Aldo dan Rianti baru saja selesai makan. Dengan keadaan yang masih kenyang, mereka terpaksa keluar dari warung bakso tersebut agar orang baru bisa makan di dalam.Rasanya Ayu sangat malas untuk pulang ke rumah Michel, tapi untung saja Ayu punya alasan lain agar pulang malam hari ke rumah Michel. Yaitu dengan berbelanja dengan Aldo dan Rianti.Tak menunggu waktu lama, Aldo segera melajukan mobilnya ke sebuah mall yang tak jauh dari tempat mereka makan tadi. Begitu mobil Aldo berhenti di area parkir, Aldo dan yang lain langsung saja keluar dari dalam mobil lalu masuk ke dalam mall.Di dalam mall, Ayu tanpa malu-malu memilih barang yang dia inginkan dan Aldo serta Rianti yang memang sudah nyaman dengan Ayu hanya menurutinya. Lagi pula barang-barang yang Ayu pilih akan menjadi miliknya besok malam.Di tempat lain.Diana kesal setiap kali membayangkan Ayu pergi berbelanja dengan Aldo dan Rianti tanpa dirinya. Harusnya Diana ikut, karena wal
Hai, semuanya.Maaf kalau belakangan ini author hanya update 1 bab perhari karena belakangan ini, author punya banyak pekerjaan di Real Life. Tapi author akan berusaha tetap update untuk readers terlove semuanya.Dan... Mulai bulan februari, author akan kembali update 2 bab perhari ya (inshaAllah).Jangan lupa dukung selalu karya retjeh author ini dengan cara rate, ulasan dan juga memberikan gem. Kritik dan saran silakan langsung di kolom komentar atau langsung DM I*******m author di_@puterirezky69Nantikan buku kedua author yang akan segera terbit berjudul, 'Sekretaris, Istri Rahasia CEO' dan mohon dukungan readers terlove semuanya. Semoga kalian suka....Terimakasih banyak dan selamat membaca!
Suara isakan tangis terdengar jelas di telinga Michel dan itu membuat dada Michel sakit dan sesak. Diana masih memakai bajunya yang basah dan rambut Diana juga terlihat sama."Sayang, jangan duduk di lantai, dingin. Kamu bisa masuk angin. Ayo ganti baju dulu," bujuk Michel berjongkok di samping Diana dan menyingkap rambut basah Diana."Gak usah pegang-pegang." Diana menepis tangan Michel lagi. "Menjauh dariku!" Balasnya lagi. "Sayang, jangan seperti ini ya. Maafkan aku, oke? Sayang, baby Oesama nangis, kasihan dia." Bujuk Michel dengan segala cara.Saat Michel tengah membujuk Diana, tiba-tiba saja pintu kamar Ayu terbuka dan orang yang membuka pintu tersebut adalah AyuDengan wajah kaget dan panik, Ayu segera berjalan keluar dari kamarnya, "Maaf, saya tidak lihat, Tuan, Nyonya." Ayu berlalu."Yu! Bentar, Yu!" Panggil Diana tiba-tiba dan bangkit. "Minggir!" Ketusnya lagi menggeser dan mendorong Michel."Kok lama pulangnya, Yu? Uda jadi belanja? Beli ap aja?" Entah kenapa Diana tiba-ti
Ayu dan Aldo terlihat saling pandang lalu tersenyum seraya menunduk malu. Malam ini Ayu terlihat sangat cantik dengan balutan long dres berwarna navy bertabur mutiara sebagai hiasan sedang Aldo juga terlihat tampan dengan kemeja batik dan celana hitamnya yang tidak terlalu formal."Yu, kamu cantik banget malam ini." Puji Aldo yang mampu membuat Ayu melayang tinggi."Terima masih, Mas. Kamu juga ganteng," balas Ayu merona."Uda? Saling rayunya nanti dilanjut di dalam kamar aja ya? ayo silakan duduk biar kita bisa segera mulai acaranya." Salah satu keluarga Aldo yang hadir sebagai saksi dan wali Aldo, berkomentar membuat semua orang yang berada di sana tersenyum.Acara dimulai dengan kata pengantar kedua belah keluarga dan berakhir dengan saling bertukar cincin seperti acara lamaran pada umumnya.Saat keluarga Aldo dan Ayu tengah sibuk mengurus masalah lamaran mereka, di luar gerbang, pengacara Rayhan dihadang oleh petugas keamanan Michel."Maaf, Pak. Tuan dan Nyonya sedang ada tamu dan
Waktu menunjukkan pukul 12 siang dan saat ini sudah waktunya makan siang. Semua pelayan menuju ruang utama membawa masing-masing 1 nampan berisi 2 jenis hidangan.Acara makan bersama dan acara foto selesai jam 2 siang. Di sana semua orang masih bersuka cita dan merayakan pernikahan Aldo dan Ayu. Kabar soal Rayhan, masih belum ada yang tau termasuk Michel karena sejak tadi Michel sibuk mengurusi ketiga anaknya tanpa henti.Saatnya lah kini Ayu berpamitan pada keluarga Michel dan Diana karena Ayu akan dibawa pulang oleh Aldo. Suara tangis dan isakan terdengar jelas di ruangan tersebut. Bahkan Nathan dan Talia juga ikut menangis karena melihat Ayu dan Diana menangis."Kak, terima kasih untuk semuanya dan maafin saya kalau selama saya berada di sini, saya banyak merepotkan kalian." Ayu memeluk Diana erat dan menangis."Yu, kamu gak salah apa-apa kok sama kami. Kami senang kamu ada di rumah dan tinggal di sini. Selamat ya, Yu atas pernikahan kalian. Saya mendoakan yang terbaik untuk kalian
Waktu menunjukkan pukul 3 dini hari, di waktu yang dingin ini, pelukan hangat Aldo membuat Ayu nyaman namun juga waspada. Perlahan Ayu membuka matanya dan terkejut ketika menyadari ada tangan seseorang yang memeluknya. Ayu terbangun terkejut dan rupanya gerakan Ayu itu juga mengagetkan Aldo hingga Aldo terbangun. "Sayang, ada apa?" Suara serak dan dalam Aldo semakin membuat Ayu kaget hingga terbelalak. Deghh!Sedetik itu juga Ayu sadar dan ingat jika beberapa jam lalu dirinya sudah sah menjadi istri Aldo."Gak apa-apa, Mas. Aku cuman haus, mau minum." Ayu melepas tangan Aldo dan Aldo ikut terbangun seraya menyalakan lampu kamarnya."Tunggu di sini, aku akan ambilkan." Aldo bangkit dan segera berjalan keluar dari kamarnya lalu kembali masuk ke dalam kamar dengan membawa air hangat. "Terima kasih, Mas." Ayu membenarkan rambutnya dan menunduk setelah mengambil gelas berisi air hangat dari Aldo."Kalau butuh apapun, bangunkan saja aku. Tidak apa-apa, oke?" Aldo menonton Ayu yang sedang
"Mama akan coba wujudkan." ucap Diana setelah beberapa saat menimang jawaban yang paling benar. Sementara itu, Michel masuk ke dalam kamar dengan membawa banyak makanan. Terutama makanan-makanan yang Nathan, Oesama, dan Talia sukai. Tak lupa juga makanan kesukaan Diana. "Papa pulang." ucapnya. "Papa habis darimana?" tanya Oesama. "Papa habis dari pengadilan, papa habis menghadiri sidang. Kenapa, Oesama?" tanya Michel. "Gapapa sih, Pa, Oesama cuma nanya, soalnya tumben papa selarut ini baru kembali." ucap Oesama. Oesama, Nathan, Talia, Diana, dan Michel kembali mengobrol, hingga hari semakin larut malam. Kemudian saat Oesama tertangkap menguap beberapa kali, Diana menyuruh mereka kembali ke kamar masing-masing untuk segera beristirahat. Sementara itu, Diana memegang tangan Michel. Diana akan mengutarakan kembali keinginan Nathan pada suaminya itu, Michel. Sekaligus, Diana ingin melihat, apakah Michel mendukung keputusannya atau tidak. "Kenapa, Diana?" tanya Michel. "Sini, aku
Michel akan menghadiri persidangan untuk menjebloskan pelaku kejahatan kecelakaan yang direncanakan itu. Michel sudah bersiap dengan kemeja hitam polos yang ia kenakan. Michel pun tak mengajak Diana, sebab Diana masih harus banyak beristirahat. Michel pun berpamitan dan pergi menuju persidangan dengan menggunakan mobil. Diana pun melepas kepergian Michel begitu saja. Meskipun sih, Diana ingin tahu apa yang Michel lakukan di sana, siapa pelakunya, dan akhir dari persidangan. Namun, dengan kondisi yang tak memungkinkan, Diana pun tak mungkin memaksa. Namun, karena Diana pun tak ingin bosan, Diana meminta Nathan, Talia, dan Oesama pulang, karena kebetulan ini hari jumat, dsn sudah jam pulang sekolah, jadi sudah pasti diperbolehkan dari pihak asrama. "Oh iya, nanti kamu pulang jam berapa kira-kira Michel?" tanya Diana. "Seselesainya, mungkin sih malem ya, kenapa?" tanya Michel. "Kan nanti ada Nathan, Talia, dan Oesama, tolong kamu beliin makanan-makanan kesukaan mereka ya, biar merek
"Foto-foto apa ini?" Tanya Michel melihat sebuah lembaran foto.Sebab, apa yang Michel lihat sekarang adalah foto Andrian dan Talia yang sedang berpeluk mesra. Michel sangat ingin marah melihat hal ini, tetapi Michel tak bisa berbuat apapun lagi. Namun, Michel pun sudah mengetahui kebenaran mengenai anaknya itu. Michel tak ingin mengungkit-ungkit lagi yang malah membuat keluarganya berantakan. Michel menghembuskan napas sebanyak-banyaknya. Ia harus mengatur emosi dengan benar. Michel tak ingin emosi yang ia keluarkan malah membuat dirinya ceroboh. Michel harus pintar-pintar, ia tak boleh mengulangi kesalahan yang sama dalam kurun waktu yang berdekatan, bahkan berjauhan saja tak boleh.Muka Michel terlihat semakin kusut, terlebih dengan masalah-masalah yang dihadapinya akhir-akhir ini. Michel tak ingin, tapi ia harus melakukan. Michel tak mau, tapi ia harus mau. Michel pun kembali terngiang-ngiang dengan ucapan Aldo yang menyatakan ia tak memiliki hubungan apa-apa dengan Diana. Namu
"Kamu bisa bantu aku, kan?" tanya Michel lagi. "Bisa kok bisa. Kamu mau minta bantuan apalagi, Michel?" tanya Ferdi. Ya, setelah Michel pergi dari rumah sakit, Michel menuju kediaman Ferdi. Michel merasa membutuhkan Ferdi kembali untuk masalahnya kali ini. Karena diapun sedang banyak yang dipikirkan. "Mau minta tolong selidiki mengenai istriku, kamu bisa untuk selidiki ga? Atau kamu punya kenalan ga?" tanya Michel."Aku ada kenalan sih, nanti aku kontak ya. Kamu butuh apa?" tanya Ferdi. "Paling rekaman CCTV di kantor Diana aja, soalnya aku curiga mereka selingkuh, dan aku butuh pembuktian yang menjelaskan mereka ga selingkuh. Gimana, kamu bisa kan?" tanya Michel. "Bisa, kok. Nanti, ya. Aku susun jadi satu file dulu." ujar Ferdi. "Kamu bisa kirim kapan?" tanya Michel. "Sore ini, atau mungkin besok pagi." ujar Ferdi. Michel mengangguk-angguk mengerti, saat di waktu yang bersamaan ponselnya berdering. Michel pun izin mengangkat telepon tersebut. Dan ternyata telepon itu berasal da
Setelah suster tersebut pergi, wajah Michel tampak lebih ceria daripada sebelumnya. Michel tampak berbinar seri. Sementara Aldo murung. "Bahkan suster saja membelaku, harusnya kamu tahu mana yang salah mana yang benar. Selingkuhan aja kok belagu." ucap Michel. "Selingkuhan? Coba kamu ngomong sekali lagi? Berani nggak kamu?" tanya Aldo balik. "Berani. Aldo, si pebinor. Suka kok sama istri orang, ga laku ya?" tuding Michel menyebalkan. "Mohon maaf Pak, tapi saya masuk perusahaan saja, semuanya langsung menatap saya kagum. Bahkan para perempuan rela mengantre berjam-jam hanya demi ketemu saya. Bapak nggak tahu ya? Atau nggak pernah ngerasain?" ucap Aldo balik yang malah membuat Michel kesal. "Oh, gitu ya. Tapi kamu nggak mau sama mereka, pasti cabe-cabean ya?" ujar Michel lagi. "Iya lah, makanya aku gamau." sementara Michel hanya tertawa terbahak-bahak. "Maksudnya, nggak ada yang lebih baik daripada cabe-cabean untuk menyukaimu? Kok murahan banget sih." ucap Michel tergelak. "Bos
"Apa? Jadi anak saya melakukan hal seperti itu?" tanya salah seorang orang tua. "Iya, Pak, benar. Maka dari itu, kami pihak sekolah memilih untuk memulangkan siswa ini untuk introspeksi diri di rumah. Meskipun resikonya adalah jadi tertinggal pelajaran." ucap Bu Linda. Setelahnya mereka pun membawa anak mereka pulang ke rumahnya masing-masing. Dan Ibu Linda selaku Ibu Asrama ini merasa sangat bersyukur, karena Nathan dan Oesama benar-benar menyelesaikan masalahnya. Bukan hanya janji atau perkataan manis yang tak membuahkan hasil, tapi ternyata ada wujud nyata dari mereka, hal ini menambahkan penilaian Ibu Linda terhadap mereka. Selain baik hati, ternyata mereka juga tanggung jawab. "Terima kasih ya, Nathan, Oesama. Berkat kalian, ibu sudah tidak sepusing sebelumnya. Semoga kalian bisa bertanggung jawab atas diri kalian juga." ucap Ibu Linda. "Iya, Bu. Tapi inipun bukan sepenuhnya kita berdua, kita dibantu Talia untuk mencari buk
"Duh, jadi kalian maunya gimana?" tanya Talia. "Pengennya ya semua masalah kami selesai." ucap Nathan dan Oesama berbarengan. Jawaban yang sangat lucu, memangnya siapa, sih, yang ingin memiliki masalah. Aduh, ada-ada saja. Talia menarik napas sepanjang mungkin, untuk hari ini, dia sepertinya harus lebih sabar menghadapi kedua kakak adik tersebut. Sebab mereka terlihat sangat menyebalkan hari ini. Talia mencoba diam sejenak, dia mencoba merangkai semua cerita dan pecahan kejadian menjadi satu. Talia sejujurnya tak paham, sih. Tapi dilihat-lihat, dari semua yang terjadi, hal itu masih tersangkut paut satu sama lainnya, aduh, ya iyalah, kan masih satu permasalahan. "Tebakan aku sih, benar bahwa cowok di sebelah kamar asrama kalian. Tapi rasanya untuk menaruh itu saja, Talia rasa motifnya tak semudah itu. Mungkin dia ada dendam, apakah kalian ada melakukan sesuatu padanya dalam jangka waktu satu minggu terakhir?" tanya Talia. "Kami rasanya sih enggak. Kami nggak berbuat apa-apa. Itup
"Oh, pelakunya anak kamar sebelah." ucap Nathan berdecak. "Bukannya kamar sebelah kita itu cowok ya kak?" tanya Oesama mengingatkan kakaknya. "Iya, cowok, kenapa emangnya?" Awalnya Nathan tidak menyadarinya. "Oh, hah? Cowok?" tanya Nathan lagi setelah beberapa saat."Iya, kak, cowok, kakak ga curiga?" tanya Oesama. "Curiga sih. Masa dia yang pakai baju dalaman itu?" tanya Nathan kembali. "Bisa jadi itu punya cewek, tapi dia ga mau disalahkan?" tanya Nathan lagi, dia membuat spekulasi baru. "Tapi kak, bisa aja kalau itu dia emang punya hobi koleksi dalaman, gimana tuh, kak?" tanya Oesama menyanggah spekulasi Nathan."Bisa aja, tapi itu kecil kemungkinannya kecil, sih. Kamu nggak berpikir kalau orang di sebelah kita malah punya cewek?""Bisa aja iya." ucap Oesama. "Tapi ceweknya siapa?" tanya Nathan. Rasanya cowok di sebelah kamar asramanya, tak pernah membawa cewek ataupun seseorang yang terlihat dekat dengannya. "Ya nggak ada yang tau. Kamar di sebelah kita kan sering kosong,
Setelah mengetahui bahwa kondisi Diana saat ini dinyatakan koma, Talia, Nathan, dan Oesama pun kembali masuk sekolah, karena mereka sudah tertinggal banyak pelajaran, dan sebentar lagi akan melaksanakan ujian tengah semester. Meskipun Talia ingin sekali menemani Diana, berbagai pertimbangan dan izin dari Michel juga pihak sekolah, tidaklah Talia dapatkan. Maka dari itu, Talia mencoba untuk mengerti dan mengalah. Kemarin malam, Michel sudah mengantarkan Talia, Nathan, dan Oesama untuk kembali ke sekolah. Mereka pun sudah melakukan aktivitas seperti biasanya, hanya saja, Michel memilih mengambil cuti beberapa hari. Michel ingin menyelidiki terkait kecelakaan yang menimpa istrinya, dan Aldo, atau tepatnya, selingkuhan Diana? Michel pun meminta bantuan dari teman lamanya, Ferdi untuk menyabotase CCTV di area tersebut. Karena jika menunggu pihak supermarket terdekat untuk memberikannya, itu akan memakan waktu yang lebih lama lagi. Michel tau ini ilegal, tapi Michel pun tak tau, jika buka