Yi Jinli memikirkan bahwa Ling Yiran telah dianiaya dan diintimidasi di lokasi syuting hari ini, suasana hati Yi Jinli menjadi buruk dan sangat tidak sabar ingin bertemu dengan Ling Yiran.Sekarang setelah Yi Jinli melihatnya, suasana hatinya bahkan bertambah lebih buruk!Yi Jinli mengangkat tangannya dan menjentikkan jarinya di memar yang ada di dahi Ling Yiran."Aduh!" Ling Yiran menahan napas karena rasa sakit.Yi Jinli mencibir. "Apakah itu terasa sakit?"Tentu saja! Ling Yiran tidak terbuat dari batu. Tentu saja, terasa sakit saat Yi Jinli menjentikkan jarinya! Apalagi saat dia sengaja mengenai luka di dahinya.Ling Yiran memelototinya.Yi Jinli tertawa dan juga marah. "Hebat. Kerja bagus, Ling Yiran. Aku ingin kau tinggal bersamaku, tapi kau dengan cepat menolak. Kupikir kau punya mempunyai gengsi yang tinggi, tapi lihat sekarang? Apakah menyenangkan menjadi seorang figuran dan diintimidasi hingga berlutut dan direndahkan oleh adikmu tanpa henti? "Ling Yiran mengg
"Apakah aku membuatmu takut?" Yi Jinli bertanya pada Ling Yiran.Ling Yiran berkata dengan ragu-ragu. "Aku tahu kau hanya memperlakukanku seperti sebuah permainan. Sekarang kau tertarik padaku karena menurutmu itu sangatlah menyenangkan. Begitu rasa ketertarikanmu berkurang, maka aku akan menjadi tidak berharga. Jika aku menyinggungmu secara tidak sengaja, keadaan mungkin menjadi lebih buruk seperti saat di penjara. "Ling Yiran tidak lagi menginginkan hari-hari yang gelap dan menyedihkan itu!"Apa kau tidak takut akan menyinggung perasaanku sekarang karena mengatakan hal itu?" Yi Jinli bertanya.Tubuh Ling Yiran tiba-tiba menegang. Ya, tentu saja, dia takut, tetapi dia tetap memilih untuk diam.Ekspresi Ling Yiran mengatakan itu semua.Ada keheningan yang mengerikan di sekitar mereka.Ling Yiran menundukkan kepalanya, dan dia hanya bisa mendengarkan napas dan detak jantungnya sendiri. Yi Jinli tidak mengatakan apa-apa, tetapi Ling Yiran bisa merasakan bahwa mata Yi Jinli
Ling Yiran menggigit bibirnya dan duduk. Tangan kanannya yang tidak terluka sedang memegang sumpit untuk mengambil makanan. Dia memakannya sedikit demi sedikit.Yi Jinli duduk diam di samping Ling Yiran, memegang dagunya di satu tangan sambil menatap Ling Yiran dengan tenang.Di bawah cahaya lampu, bulu mata Ling Yiran sangat lentik, dan itu terlihat lebih jelas saat dia menurunkan kelopak matanya. Tangannya sepertinya bisa menutupi wajah seukuran telapak tangannya sepenuhnya.Hidung Ling Yiran yang mancung dan pipinya yang terus bergerak saat mengunyah makanan membuatnya tampak seperti hewan kecil yang sedang makan. Ada kelucuan yang tak terlukiskan.Yi Jinli tidak pernah tahu sebelumnya bahwa menonton seorang wanita yang sedang makan bisa sangat menarik.Semakin Yi Jinli menatap Ling Yiran, Yi Jinli semakin ingin ingin menyembunyikan Ling Yiran. Dia ingin menyembunyikannya di tempat yang tidak ada yang bisa melihat Ling Yiran, di mana hanya Yi Jinli lah yang bisa melihatny
Saat Yi Jinli menyelesaikan kalimatnya, bibir Yi Jinli mendekat ke bibir Ling Yiran, hampir bibir Yi Jinli hampir menyentuh bibir Ling Yiran.Wajah Ling Yiran berubah menjadi merah. "Jangan ..." ucap Ling Yiran, bingung.Yi Jinli berhenti sejenak saat matanya tertuju pada Ling Yiran. "Kalau begitu kakak harus memberitahuku bagaimana kau mengenal Gu Lichen.""Itu karena seseorang pernah mencuri gelangnya. Pencuri itu menabrakku, dan gelang itu jatuh ke saku bajuku. Gu Lichen ingin mengambilnya kembali, dan begitulah aku mengenalnya," ucap Ling Yiran buru-buru."Apakah benar begitu?" Yi Jinli bergumam. “Sudah berapa kali kalian berdua bertemu sejak itu?"Ling Yiran tidak pernah menghitung berapa kali dia bertemu Gu Lichen! Namun, melihat wajah Yi Jinli yang mendekat, Ling Yiran dengan cepat menghitungnya di kepalanya dan berkata, "Empat ... Empat kali. Salah satunya adalah ketika Gu Lichen berkata dia ingin berterima kasih karena sudah menemukan gelangnya dengan mengundangku unt
"Hmm ..." Ling Yiran tanpa sadar mengangkat tangan kanannya, mencoba mendorong Yi Jinli menjauh. Setelah Yi Jinli menangkap tangan kanannya, tanpa berpikir panjang, dia mengangkat tangan kirinya lagi.Saat jari-jari Yi Jinli menekan tangan kiri Ling Yiran, Ling Yiran tiba-tiba mengerang dan tanpa sadar dia membuka mulutnya dan berteriak, "Sakit!" Teriakan itu membuat Yi Jinli memperdalam ciumannya.Ling Yiran hampir tak bisa bernafas karena ciuman itu.Yi Jinli melepaskan kedua tangan Ling Yiran, sebelum ciuman itu berakhir.Ling Yiran merasa kakinya lemas, dan dia hampir tergelincir dari kursi.Yi Jinli memegang pinggang Ling Yiran di satu tangan dan mengangkat tangan kirinya dengan lembut dengan tangannya yang lain. "Apa aku menyakitimu, kak?"Ling Yiran menggigit bibirnya dan menatap ke arah Yi Jinli. "Kenapa kau melakukan itu?""Karena aku tidak suka mendengar kakak mengatakan hal-hal yang tidak ingin aku dengar." Yi Jinli tersenyum lembut. "Aku tidak keberatan menciu
Ling Yiran mengemasi barang bawaannya, yang hanya berupa pakaian ganti. Sedangkan untuk perlengkapan mandi lainnya, Yi Jinli berkata bahwa semuanya sudah tersedia di Kediaman Yi, jadi dia tidak perlu membawanya.Awalnya Yi Jinli tidak ingin Ling Yiran membawa pakaiannya juga, tapi Ling Yiran berkata, "Aku terbiasa memakai pakaian ini. Pakaian ini nyaman."Yi Jinli tidak bisa berkata apa-apa lagi dan mengizinkannya untuk membawa pakaiannya.Setelah selesai berkemas, Ling Yiran hendak membawa tas ranselnya, tetapi Yi Jinli mengambilnya terlebih dahulu dan berkata, "Biar aku yang membawanya."Mereka berjalan keluar dari apartemen sewaan, Ling Yiran mengikuti Yi Jinli dari belakang.Terkadang, Ling Yiran merasa bahwa Yi Jinli tidak bisa diprediksi. Satu saat dia bisa menjadi lembut, tetapi di saat berikutnya, dia seolah-olah bisa menjatuhkanmu ke dalam neraka kapan saja dia mau.Sekarang Ling Yiran akan kembali ke Kediaman Yi bersama Yi Jinli, tampaknya hubungan diantara mereka
Paman Kwan menatap serius ke Ling Yiran. Ada sedikit keterkejutan dalam tatapannya.Ling Yiran berinisiatif untuk menyapanya terlebih dahulu. "Halo, Paman Kwan.""Nona Ling, jika Anda butuh sesuatu, beri tahu saya." Paman Kwan tersenyum."Panggil saja aku Yiran," ucap Ling Yiran, dia merasa tidak nyaman mendengar panggilan itu."Anda adalah tamu Tuan Muda, tentu saja, aku harus memanggilmu Nona Ling," kata Paman Kwan, tampak sopan.Ling Yiran tidak memaksanya karena dia tidak akan lama tinggal di sini."Paman Kwan, tolong tunjukkan kamar Ling Yiran dan biarkan dia memilih satu kamar yang dia inginkan," Yi Jinli menginstruksikan paman Kwan."Kau bisa memberiku kamar yang mana saja," ucap Ling Yiran segera."Perihal ini ..." Paman Kwan memandang Yi Jinli."Antarkan Ling Yiran ke paviliun di lantai tiga," ucap Yi Jinli ringan."Baik Tuan," jawab Paman Kwan.Ling Yiran sedikit bingung. Apa itu paviliun? Namun, Paman Kwan segera membawanya ke lantai tiga, dan dia tidak
Ling Yiran sedang berpikir sambil berjalan ke meja di samping tempat tidur, Dia sangat terkejut ketika matanya tertuju pada bingkai foto di atas meja. Dia menatap foto ini dan terbelalak tak percaya.Itu adalah foto dirinya!Masalahnya adalah dia tidak ingat kapan pernah berfoto seperti ini, dan jika dia melihat matanya di foto ini, matanya tidak menghadap kamera.Siapa yang mengambil foto ini? Kenapa disini? Kamar siapa ini ...Klik.Seseorang membuka pintu kamar dan Ling Yiran mendongak. Itu adalah Yi Jinli."Yah, sepertinya kakak sudah tahu kalau kedua kamar ini saling berhubungan tanpa harus aku beritahu." Yi Jinli berjalan sambil tersenyum. Matanya tertuju pada bingkai foto yang dipegang Ling Yiran di tangannya. "Apa pendapatmu tentang foto ini?""Kenapa ada fotoku disini?" Ling Yiran bertanya."Tentu saja, akulah yang mengambil foto itu," ucap Yi Jinli, dia mengambil bingkai itu dari tangan Ling Yiran dan meletakkannya kembali di meja samping tempat tidur. "Aku s