"Hmm ..." Ling Yiran tanpa sadar mengangkat tangan kanannya, mencoba mendorong Yi Jinli menjauh. Setelah Yi Jinli menangkap tangan kanannya, tanpa berpikir panjang, dia mengangkat tangan kirinya lagi.Saat jari-jari Yi Jinli menekan tangan kiri Ling Yiran, Ling Yiran tiba-tiba mengerang dan tanpa sadar dia membuka mulutnya dan berteriak, "Sakit!" Teriakan itu membuat Yi Jinli memperdalam ciumannya.Ling Yiran hampir tak bisa bernafas karena ciuman itu.Yi Jinli melepaskan kedua tangan Ling Yiran, sebelum ciuman itu berakhir.Ling Yiran merasa kakinya lemas, dan dia hampir tergelincir dari kursi.Yi Jinli memegang pinggang Ling Yiran di satu tangan dan mengangkat tangan kirinya dengan lembut dengan tangannya yang lain. "Apa aku menyakitimu, kak?"Ling Yiran menggigit bibirnya dan menatap ke arah Yi Jinli. "Kenapa kau melakukan itu?""Karena aku tidak suka mendengar kakak mengatakan hal-hal yang tidak ingin aku dengar." Yi Jinli tersenyum lembut. "Aku tidak keberatan menciu
Ling Yiran mengemasi barang bawaannya, yang hanya berupa pakaian ganti. Sedangkan untuk perlengkapan mandi lainnya, Yi Jinli berkata bahwa semuanya sudah tersedia di Kediaman Yi, jadi dia tidak perlu membawanya.Awalnya Yi Jinli tidak ingin Ling Yiran membawa pakaiannya juga, tapi Ling Yiran berkata, "Aku terbiasa memakai pakaian ini. Pakaian ini nyaman."Yi Jinli tidak bisa berkata apa-apa lagi dan mengizinkannya untuk membawa pakaiannya.Setelah selesai berkemas, Ling Yiran hendak membawa tas ranselnya, tetapi Yi Jinli mengambilnya terlebih dahulu dan berkata, "Biar aku yang membawanya."Mereka berjalan keluar dari apartemen sewaan, Ling Yiran mengikuti Yi Jinli dari belakang.Terkadang, Ling Yiran merasa bahwa Yi Jinli tidak bisa diprediksi. Satu saat dia bisa menjadi lembut, tetapi di saat berikutnya, dia seolah-olah bisa menjatuhkanmu ke dalam neraka kapan saja dia mau.Sekarang Ling Yiran akan kembali ke Kediaman Yi bersama Yi Jinli, tampaknya hubungan diantara mereka
Paman Kwan menatap serius ke Ling Yiran. Ada sedikit keterkejutan dalam tatapannya.Ling Yiran berinisiatif untuk menyapanya terlebih dahulu. "Halo, Paman Kwan.""Nona Ling, jika Anda butuh sesuatu, beri tahu saya." Paman Kwan tersenyum."Panggil saja aku Yiran," ucap Ling Yiran, dia merasa tidak nyaman mendengar panggilan itu."Anda adalah tamu Tuan Muda, tentu saja, aku harus memanggilmu Nona Ling," kata Paman Kwan, tampak sopan.Ling Yiran tidak memaksanya karena dia tidak akan lama tinggal di sini."Paman Kwan, tolong tunjukkan kamar Ling Yiran dan biarkan dia memilih satu kamar yang dia inginkan," Yi Jinli menginstruksikan paman Kwan."Kau bisa memberiku kamar yang mana saja," ucap Ling Yiran segera."Perihal ini ..." Paman Kwan memandang Yi Jinli."Antarkan Ling Yiran ke paviliun di lantai tiga," ucap Yi Jinli ringan."Baik Tuan," jawab Paman Kwan.Ling Yiran sedikit bingung. Apa itu paviliun? Namun, Paman Kwan segera membawanya ke lantai tiga, dan dia tidak
Ling Yiran sedang berpikir sambil berjalan ke meja di samping tempat tidur, Dia sangat terkejut ketika matanya tertuju pada bingkai foto di atas meja. Dia menatap foto ini dan terbelalak tak percaya.Itu adalah foto dirinya!Masalahnya adalah dia tidak ingat kapan pernah berfoto seperti ini, dan jika dia melihat matanya di foto ini, matanya tidak menghadap kamera.Siapa yang mengambil foto ini? Kenapa disini? Kamar siapa ini ...Klik.Seseorang membuka pintu kamar dan Ling Yiran mendongak. Itu adalah Yi Jinli."Yah, sepertinya kakak sudah tahu kalau kedua kamar ini saling berhubungan tanpa harus aku beritahu." Yi Jinli berjalan sambil tersenyum. Matanya tertuju pada bingkai foto yang dipegang Ling Yiran di tangannya. "Apa pendapatmu tentang foto ini?""Kenapa ada fotoku disini?" Ling Yiran bertanya."Tentu saja, akulah yang mengambil foto itu," ucap Yi Jinli, dia mengambil bingkai itu dari tangan Ling Yiran dan meletakkannya kembali di meja samping tempat tidur. "Aku s
Seharusnya Ling Yiran takut pada Yi Jinli, bukan? Yi Jinli adalah pria yang bisa dengan mudah memahami rasa sakit yang dideritanya dan rasa malunya. Kata-kata yang diucapkan oleh Yi Jinli bisa dengan mudah menjatuhkannya ke dalam neraka.Namun, mengapa Ling Yiran merasa dia bisa kehilangan kendali saat Ling Yiran berada dekat dengan Yi Jinli dan saat Yi Jinli bernapas di telingannya?Pria ini terlalu berlebihan untuk Ling Yiran. Bahkan walaupun Yi Jinli memanggilnya 'kak', namun akhirnya, Ling Yiran hanya sebuah budak di tangan Yi Jinli. Ling Yiran adalah budak catur untuk menghiburnya di saat Yi Jinli mempunyai waktu luang!Waktu yang berbeda, Yi Jinli menunduk dan mengambil bingkai foto di meja samping tempat tidur. Dia melihat orang yang ada di dalam foto itu – matanya yang berbentuk oval itu melihat ke depan sementara sudut bibirnya melengkung ke atas, tersenyum ringan.Wajahnya yang cantik membuat orang yang melihatnya merasakan kedamaian, keanggunan dan kenyamananSeolah-ola
Saat itu baru jam lima pagi lebih sedikit. Tidak ada keluarga biasa yang akan membuat sarapan pagi-pagi sekali.“Mulai sekarang, sarapan akan disiapkan sesuai jam kerjamu. Kakak harus sarapan dulu sebelum berangkat kerja,” ucap Yi Jinli dan menggiring Ling Yiran ke meja makan sebelum dengan lembut menekan pundaknya untuk menyuruh Ling Yiran duduk.Ling Yiran dengan patuh duduk dan melihat sarapan di atas meja. Ada berbagai macam masakan Cina dan Barat. Akhirnya, dia hanya minum segelas susu, makan semangkuk bubur, serta beberapa kue kering.Sarapan ini jauh lebih mewah daripada roti kukus sederhana seharga dua Yuan yang biasa dia beli di pagi hari.Dan itu juga membuatnya sadar bahwa dia benar-benar tinggal di Kediaman Yi dan bukan di apartemen kecilnya."Nanti aku meminta sopirku mengantarkan kakak ke Pusat Layanan Kebersihan," ucap Yi Jinli."Tidak apa-apa. Aku akan naik bus saja," ucap Ling Yiran cepat."Daerah ini jauh dari Pusat Layanan Kebersihan. Jika kakak naik bus, kaka
"Tidak ada ada yang tahu keluaran merek apa syal dan sarung tangan itu berasal. Beberapa orang mengatakan itu adalah buatan tangan dari merek terkenal."Beberapa rekan Ling Yiran sedang membicarakannya, dan dia hanya bisa mendengarkan tanpa bisa berbuat apa-apa. Dia tidak tahu bagaimana perasaan rekan-rekannya jika mereka tahu bahwa dialah yang membuat syal dan sarung tangan itu.Namun, Ketika kakak Xu melihat syal dan sarung tangan yang dipakai oleh Yi Jinli, dia tidak bisa menahan diri dan bergumam, "Sarung tangan ini terlihat seperti yang sebelumnya dibuat oleh Yiran."Lagipula, Kakak Xu pernah melihat Ling Yiran sedang merajut sarung tangan. Ling Yiran bahkan meminta bantuan Kakak Xu ketika dia ada kesulitan. Kakak Xu pasti ingat kejadian itu.Namun, begitu Kakak Xu mengatakan hal tersebut, dia ditertawakan oleh rekan kerja yang lain."Kakak Xu, Ling Yiran mungkin tahu cara merajut sepasang sarung tangan, tapi apakah rajutan itu bisa dipakai oleh Yi Jinli?""Yi Jinli hanya me
"Ya aku tahu," ucap Ling Luoyin sambil menekan kegelisahannya. Saat ini, satu-satunya cara untuk mengatasinya adalah dengan bertanya pada Ling Yiran.Dia harus mencari tahu apa sebenarnya hubungan Ling Yiran dengan Lichen!…Ketika Ling Yiran selesai mandi malam, dia melihat cahaya terang melalui celah di pintu yang menghubungkan kedua kamar itu.Apakah Yi Jinli… sudah pulang?Ling Yiran berpikir sambil mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu. Dia ingin berbicara dengan Yi Jinli tentang masalah sopir.Namun, ketika dia mengetuk pintu, pintu itu tidak tertutup sepenuhnya. Ketukannya membuka pintu, dan dia melihat layar besar. Sedang ada konferensi video yang sedang berlangsung di layar besar itu. Dan ada banyak orang asing di dalamnya.Sekarang, orang-orang di konferensi video itu semuanya menatap Ling Yiran."Ada seorang wanita. Ya Tuhan, mengapa larut malam seperti ini ada seorang wanita di sana?" seseorang berkata dengan rasa heran."Jin, apakah itu kekasihmu?""Bagaimana
"Ini hanya luka ringan. Jangan khawatir," ucap Gu Lichen.Namun, kata-katanya tidak membuat Zhong Keke merasa nyaman. "Bagaimana dengan tubuhmu? Apakah ada luka lain?""Kurasa tidak," ucap Gu Lichen.Zhong Keke dengan cemas berkata, "Kau tidak berpikir begitu? Apakah kau tidak memeriksa dirimu sendiri ketika kau mandi? Tidak, mari kita periksa lagi kalau-kalau ada cedera yang terlewatkan.""Periksa? Bagaimana kau akan memeriksanya?" Gu Lichen bertanya."Tentu saja kau harus melepas jubah mandimu. Coba aku lihat apakah kau telah..." Zhong Keke terdiam di tengah kalimat, wajahnya sudah merah.'Apa yang aku bicarakan? Aku sebenarnya meminta Gu Lichen untuk melepas jubah mandinya. Aku tidak berpikir dia mengenakan apa pun di bawah jubah mandinya ... ' Mengingat hal itu, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak melirik dada Gu Lichen yang samar-samar tertutup oleh jubah mandinya."Apakah kau ingin aku melepas jubah mandiku?" Dibandingkan dengan Zhong Keke yang tersipu, Gu Liche
Gu Lichen basah kuyup, jadi dia menginap di kamar hotel dekat ngarai.Kamar yang diminta Gu Lichen adalah yang terbaik, tentu saja. Itu memiliki segalanya dan elegan namun mewah. Bahkan memiliki beberapa kamar dan dua kamar mandi."Jubah mandi ada di kamar mandi. Sepatu dan pakaianmu akan dicuci dan dikeringkan oleh staf hotel. Kita seharusnya bisa kembali ke kota pada malam hari," ucap Gu Lichen.Zhong Keke menjawab, "Oh, baiklah. Maaf kau menjadi basah kuyup saat menemaniku ke sini."Gu Lichen berkata, "Itu bukan salahmu. Kau sama sekali tidak perlu meminta maaf kepadaku. Baiklah, cepat mandi, atau kau akan mudah masuk angin."Zhong Keke lalu masuk ke salah satu kamar mandi.Rambut Gu Lichen basah, dan keraguan muncul di matanya yang dingin.'Apa yang salah denganku? Ketika Aku melihat Zhong Keke hampir jatuh ke sungai tadi, Aku langsung pergi ke air untuk menangkapnya tanpa berpikir.'Dia tahu bahwa sungai itu dangkal. Zhong Keke akan baik-baik saja bahkan jika dia j
Keluarga itu berjalan ke arah lain. Itu adalah pemandangan yang manis.Zhong Keke memperhatikan mereka dengan bingung. Ayahnya juga biasa memberinya tumpangan di pundaknya seperti itu ketika dia masih kecil. Dia merasa sangat tinggi setiap saat!Tiba-tiba, seekor ikan kecil berenang melewati kaki Zhong Keke. Zhong Keke tanpa sadar membungkuk untuk menangkapnya, tetapi dia tidak berharap dirinya kehilangan pijakan dan jatuh ke depan. Dia akan terjun ke air.Tiba-tiba, sebuah lengan yang kuat melingkari pinggangnya dan mengangkatnya.Kemudian, suara panik Gu Lichen terdengar di atas kepala Zhong Keke. "Apa yang sedang kau lakukan?"Zhong Keke membeku dan menoleh untuk melihat wajah pucat Gu Lichen. "Aku... aku hanya ingin... menangkap ikan.""Menangkap ikan?" Gu Lichen membeku sedikit sebelum melihat ke bawah untuk melihat beberapa ikan kecil berenang di sungai. Kemudian, dia melihat sekeliling untuk melihat orang lain mencondongkan tubuh ke depan untuk menangkap ikan kecil i
Gu Lichen mengambil tisu dan menyeka air mata di wajahnya. "Aku benar-benar tidak tahu Kau akan memiliki reaksi yang begitu besar. Sepertinya aku terlalu berpendirian dan menonjolkan diri. Biarkan aku membawamu kembali sekarang."Ucap Gu Lichen sambil menghapus air matanya. Dia kemudian menghidupkan kembali mobilnya untuk berbalik arah."Jangan." Zhong Keke menekankan tangannya di punggung tangan Gu Lichen pada tongkat persneling dan menarik napas dalam-dalam saat dia menatap lurus ke depan. "Aku... aku ingin pergi ke ngarai." Dia ingin menyelesaikan perjalanan yang belum selesai.Dia belum pernah ke sana, tapi... apakah itu juga berarti dia tidak pernah membiarkan dirinya berjalan ke depan?Dia tahu Gu Lichen ingin dia melanjutkan perjalanannya, dan dia juga ingin melakukannya.Orang tuanya juga akan lebih bahagia jika dia lebih bahagia.Gu Lichen menatap mata merah dan bengkak Zhong Keke. "Kau yakin mau pergi?"“Ya, Aku ingin melihat ngarai untuk diriku sendiri dan juga
"Jangan... Jangan... Jangan mati. Jangan mati..." Zhong Keke tergagap.Saat berikutnya, Zhong Keke ditarik ke pelukan hangat."Maaf, aku tidak tahu kau akan bereaksi sebesar itu. Maafkan aku!" Sebuah suara yang akrab terdengar di telinganya.'Lengan siapa ini? Mama?'"Keke, jangan takut. Jangan takut. Aku disini. Ini akan baik-baik saja, jadi jangan takut... Jangan takut..." Suara itu terus terdengar, dan seolah-olah darahnya yang sebelumnya dia rasakan membeku akhirnya mulai mengalir lagi.Zhong Keke mendongak dalam keadaan melamun, dan wajah tampan itu terlihat di pupil matanya yang gelap.Namun, wajah itu tidak lagi dipenuhi dengan ketidakpedulian yang biasa, melainkan kekhawatiran dan kecemasan.'Itu... Gu Lichen!'Dia menatap kosong padanya. 'Siapa yang dia khawatirkan? Siapa yang dia cemaskan?'"Keke? Keke!" Gu Lichen dengan cemas memanggil orang di depannya. Dia ingin membawanya ke ngarai dengan harapan dia bisa melanjutkan perjalanannya. Dia tidak berharap Zho
"Kau tidak perlu berterima kasih padaku sepanjang waktu," ucap Gu Lichen. Dia kemudian melihat ke arah Zhong Keke dan bertanya, "Apakah kau melakukan sesuatu nanti?"Zhong Keke menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku tidak punya rencana untuk hari ini.""Temani aku ke suatu tempat nanti," ucap Gu Lichen."Kemana kita akan pergi?" Zhong Keke bertanya."Kau akan lihat," ucap Gu Lichen dan memeriksa waktu. "Kita bisa makan siang di sana jika kita pergi sekarang."Keduanya kembali ke mobil, dan Gu Lichen melaju ke arah utara kota.Hanya setelah mengemudi selama lebih dari setengah jam, ekspresi Zhong Keke berubah. Jalan ini... Dia mengingatnya sebagai jalan menuju ngarai.Dia mengalami kecelakaan di jalan ini. Jalan ini telah muncul ratusan kali dalam mimpinya!"Kemana ... Kemana kau membawaku?" gumam Zhong Keke saat dia memucat."Ngarai," ucap Gu Lichen.Zhong Keke semakin pucat mendengar kata-kata itu. "Tidak, aku tidak ingin pergi ke sana!"Tempat itu adalah dosa bagi
Gu Lichen hanya berdiri di sana tetapi terlihat seperti selebritas atau supermodel dari sebuah poster.Jika orang tuanya masih hidup, mereka akan takjub bertemu seseorang seperti Gu Lichen.Apakah mereka sulit percaya bahwa Zhong Keke telah menemukan pacar yang begitu cerdas?'Alangkah baiknya jika mereka masih hidup ...' Hidung Zhong Keke menjadi sakit saat matanya memerah."Apakah kau akan menangis?" Gu Lichen memperhatikan sesuatu yang berbeda tentang dirinya.Zhong Keke mendengus dan tiba-tiba bergumam, "Apakah kau tahu aku menyebabkan kematian orang tuaku? Itu sebabnya bibiku menyebutku sebuah kutukan dan mengira aku seseorang yang membawa kesialan bagi orang lain."Zhong Keke telah menyimpan beberapa hal di hatinya selama bertahun-tahun. Dia tidak pernah memberi tahu siapa pun tentang mereka, tetapi dia tiba-tiba ingin curhat pada Gu Lichen."Kau tidak pernah menjadi pembawa sial, jadi jangan mengambil semuanya sendiri," ucap Gu Lichen."Tapi itu salahku. Hari itu
Mobil terasa sunyi sepanjang perjalanan.Zhong Keke menundukkan kepalanya. Tidak ada yang tahu apa yang dia pikirkan.Ketika Gu Lichen memarkir mobilnya di tempat parkir pemakaman dekat pintu masuk, Zhong Keke tiba-tiba berkata, "Aku... Aku hanya berpikir kemungkinan bagimu untuk jatuh cinta padaku sangat kecil. Bahkan jika kau berakhir jatuh cinta dengan wanita lain di masa depan, kemungkinan itu bukan aku. Jadi aku... aku..."Zhong Keke tidak bisa melanjutkan. Dia merasa rendah diri.Lagipula, Zhong Keke sangat berbeda dari Gu Lichen dalam hal latar belakang keluarga dan yang lainnya.Gu Lichen diam-diam menatap orang di depannya. Beberapa saat kemudian, dia melepaskan sabuk pengamannya, membungkuk sedikit, dan mengangkat rahang Zhong Keke dengan jari-jarinya yang ramping. "Apakah kau begitu tidak yakin pada dirimu sendiri?""Aku..."Bibir tipis Gu Lichen berkata dengan lembut, "Kalau begitu sebaiknya kau ingat apa yang kukatakan sekarang. Kau adalah orang pertama yang
'Apakah Zhuo Qianyun berpura-pura tidur untuk menghindari rasa malu? Atau apakah dia tidak ingin melihatku lagi?'Aroma tubuh Zhuo Qianyun sepertinya tercium di sekitar hidung Ye Wenming, membuat jantungnya terasa berat seolah-olah ada sesuatu yang menghalangi. Tubuhnya tampak kaku.Zhuo Qianyun tepat berada di sampingnya, tetapi dia menjadi bingung. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan wanita ini.'Apakah aku... masih mencintainya?'Apa yang akan aku lakukan jika aku tidak bisa jatuh cinta padanya atau aku bisa menolak ketertarikannya? Apakah kita ditakdirkan untuk bercerai dan berpisah? Atau apakah aku akan membuat pilihan yang berbeda?'Dalam kegelapan, Ye Wenming perlahan berbalik dan menatap wajah Zhuo Qianyun.Ye Wenming hanya bisa melihat garis wajahnya dalam cahaya redup, tapi... itu membuat matanya terbakar.Ternyata garis samar pun bisa menghantui pikirannya!...Pada hari Rabu, Zhong Keke menyiapkan barang-barang yang dia butuhkan untuk menghormat