Saat itu, suara Kakek Lu terdengar di ujung telepon dan mendesak sang nenek untuk membujuk Ling Yiran. "Kenapa kau tidak meminta Yiran untuk bergegas ke kantor polisi dan mencabut kasus ini agar anak tertua kita dan yang lainnya bisa dibebaskan !?""Dibebaskan? Mengapa mereka harus dibebaskan? Mereka telah melakukan tindakan jahat kepadanya, mereka harus dihukum selama-lamanya!""Mereka adalah anak-anakmu sendiri! Apakah kau harus melakukan ini untuk orang yang tidak memiliki nama keluarga kita?""Apa yang kau bicarakan? Dia putri dari putriku! Ibunya tidak ada di sini jadi wanita tua ini harus membantunya!""Apakah kau melakukan ini karena kau pikir bahwa mereka tidak akan berniat merawatmu ketika kau jompo nanti? Atau apakah kau akan bergantung pada cucu perempuanmu yang telah dipenjara untuk menafkahimu dan menghadiri pemakamanmu?"Kedua orang tua itu melanjutkan argumen mereka seolah-olah mereka lupa bahwa panggilan itu masih terhubung. Waktu berlalu sebelum akhirnya neneknya
"Air mata Ling Yiran selalu membuatku merasak tidak berdaya. Seolah-olah aku rela melakukan apa saja untuk membuatnya berhenti menangis."Ling Yiran menangis dengan keras dan tiba-tiba melompat kedalam pelukan Yi Jinli, sambil menangis kencang.Ling Yiran tidak bisa menjelaskan mengapa dia melakukan hal seperti itu. Namun, ketika dia memeluk Yi Jinli dengan wajahnya menempel ke dada Yi Jinli, dia merasa jika dia tidak perlu menekan dirinya sendiri dan dia bisa melepaskan semua luka didalam hatinya tanpa rasa takut sedikitpun.Yi Jinli menunduk dan mengamati wanita yang tengah terisak didalam pelukannya. Dia memeluknya dengan sangat lembut, membiarkan dirinya menangis.Ling Yiran tidak tahu sudah berapa lama dia menangis dan ketika tangisannya berhenti, seolah-olah air matanya mengering dan tidak bisa dikeluarkan.Yi Jinli menggunakan tisu untuk menyeka air mata dari wajah Ling Yiran dengan lembut. "Kakak, bisakah kau memberitahuku apa yang sebenarnya terjadi?"" Nenek," katanya s
Ling Yiran diam-diam memperhatikan tindakan dari sang perawat mulai dari awal hingga akhir. Ekspresinya tidak berubah bahkan ketika dia melihat luka parah di telapak tangannya.Hanya ketika perawat menepuk tangan kanan Ling Yiran dengan kain kasa, tanpa disadari dia mengerutkan keningnya karena rasa sakit, tetapi dia tidak menangis keras."Biarkan aku yang melakukannya. Keluarlah," Yi Jinli memerintahkan perawat itu.Perawat itu segera membungkuk keluar dari ruangan dengan gerakan membungkuk dan hormat kepadanya. Yi Jinli mengambil kain kasa dan membalut tangan kanan Ling Yiran dengan sangat terlatih. Gerakannya sangat lembut dan hati-hati sehingga Ling Yiran hampir tidak bisa merasakan sakit di tangannya.Setelah selesai membalut, Yi Jinli meletakkan kain kasa. "Coba gunakan tangan kananmu sesedikit mungkin untuk beberapa hari ke depan. Jangan mengepalkan tangan seperti yang sudah kau lakukan sekarang. Berapa banyak lagi darah yang ingin kau hilangkan?"Ling Yiran mempelajari bal
Tenggorokan Yi Jinli mulai terasa sesak, dan dia tidak bisa mengatakan kalau dirinya adalah Yi Jinli.Dia sudah berencana untuk memberitahukan tentang identitas aslinya kepada Ling Yiran.Rambut panjang Ling Yiran tergerai di bahunya, dan wajahnya terlihat sangat pucat di bawah sinar cahaya lampu. Ling Yiran menatap gugup ke arah Yi Jinli dengan mata almond nya yang bulat. Seolah-olah dia tengah mengkhawatirkan sesuatu.Hidup tampaknya sangat keras pada Ling Yiran dan dia telah pasrah menerima perlakuan yang tidak adil seperti ini.“Kak, beristirahatlah dengan baik di rumah sakit, dan jangan khawatir dengan apapun. Setelah kakak boleh pulang, aku akan memberitahumu siapa aku sebenarnya, ucap Yi Jinli.Ling Yiran menatapnya dengan ragu-ragu sebelum dia menganggukan kepalanya.Setelah Ling Yiran menghilangkan rasa kekhawatirannya, mulutnya menguap dia merasa sangat lelah.“Kak, kau bisa tidur sebentar jika kau merasa lelah. Tadi dokter telah berkata kepadaku, bahwa untuk beberapa
Setelah Yi Jinli mengeluarkan pasta gigi diatas sikat gigi, dia mengisi gelas dengan air hangat dan memberikannya kepada Ling Yiran.Wajah Ling Yiran tersipu malu, beberapa saat kemudian dia tidak tahu bagaimana dia bisa menyikat giginya. Kamar mandi ini telah di penuhi dengan aroma Yi Jinli.Yi Jinli mengambil sebuah handuk dan membasahinya di bawah aliran air hangat.“Aku bisa melakukannya sendiri …” ucap Ling Yiran sambil menggigit bibirnya.“Apakah lebih mudah jika aku yang melakukannya?” tanya Yi Jinli.Walaupun apa yang di katakan Yi Jinli memang benar adanya, mereka berdiri sangat dekat satu sama lain! Tangan Yi Jinli berada di samping Ling Yiran, dan ketika Yi Jinli membasahi handuk itu dan memerasnya …Ling Yiran mengangkat matanya dan melihat sosoknya di cermin.Selama ini, Ling Yiran tahu kalau Yi Jinli mempunyai wajah yang tampan. Tapi saat ini, wajahnya tidak tertutup dengan poninya yang panjang, dan dia memakai setelan jas, terlihat menawan. Dia terlihat sangat eks
Setelah Ling Yiran selesai membersihkan dirinya, Yi Jinli kembali mengangkat tubuhnya ke atas tempat tidur, dan dia melihat makanannya sudah dihidangkan disana.Walaupun itu adalah makanan yang sederhana terdiri dari bubur dan hidangan pelengkap lainnya, tapi makanan itu terlihat menggugah selera. Tiba-tiba perut Ling Yiran berbunyi dengan keras.“Dokter menganjurkan agar kakak makan makanan yang mudah dicerna,” ucap Yi Jinli.Yi Jinli kemudian meletakkan piring di meja makan di atas tempat tidurnya.Jika seseorang menyaksikan hal ini, mata mereka akan keluar dari dalam kepalanya. Tuan Muda Yi, pria yang di panggil ketua di kota Shen, sedang melayani seorang wanita.Ling Yiran mengambil peralatan makan dan mulai menyantap makanannya. Ketika dia menundukkan kepalanya saat hendak menyantap makanannya, rambut panjangnya sering kali jatuh menyapu wajahnya, dan hampir saja masuk ke dalam mangkuk bubur yang berada di hadapannya.Ketika Ling Yiran baru saja ingin mencari ikat rambut unt
"Wartawan ini sepertinya tidak tahu bahwa Nona Ling pernah dipenjara sebelumnya. Dia hanya tahu namanya dan menganggap bahwa dia dapat menulis artikel tabloid tentang dirimu," ucap Gao Congming.Yi Jinli berkata dengan dingin, "Selidiki orang itu lebih lanjut. Bebaskan dia setelah kau mendapat semua informasi yang kau butuhkan darinya. Dia menyebutkan bahwa dia melihat seseorang memposting tentang ini di media sosial. Pergi dan cari tahu siapa yang telah melihatnya dan siapa pula yang telah memposting berita Itu!""Mengerti," jawab Gao Congming.Ketika Yi Jinli membuka pintu kamar perawatan dan melihat Ling Yiran sedang menyantap buburnya, dia bertanya-tanya apakah wartawan itu kebetulan mendengar berita tentang mereka berdua."Apakah itu hanya sebuah kebetulan jika kami telah ditemukan pada malam sebelumnya, atau ... adakah yang lain?"Ling Yiran mengangkat kepalanya dan melihat wajah Yi Jinli yang berubah menjadi gelap. Dia tampaknya sedang tidak bahagia, Ling Yiran menatapnya d
Xiao Ziyi mengerutkan bibirnya dan tersenyum saat dia melihat seorang wanita yang berada di rombongan itu melalui sudut matanya. Xiao Ziyi ingat wanita itu adalah wanita yang pergi berbelanja dengan Ling Yiran, jadi dia pasti adalah teman Ling Yiran. Walaupun dia tidak bisa melampiaskan rasa frustasinya kepada Ling Yiran, tapi dia bisa melampiaskannya kepada temannya.Ketika mata Qin Lianyi bertemu dengan mata Xia Ziyi, dia mempunyai firasat yang buruk.Seperti yang diharapkan sebelumnya, tak lama setelah selesai makan malam, Xiao Ziyi bersulang dengan semua orang. Karena Xiao Ziyi merasa tidak nyaman dengan kondisi cedera kaki yang dialaminya, maka semua orang bergiliran untuk menghampiri dan bersulang dengannya.Ketika Qin Lianyi bersulang dengan Xiao Ziyi, dengan sengaja dia memegang tangan Qin Lianyi dan menjatuhkan gelas anggur ke atas lantai. Cipratan anggur mulai memercik ke atas sepatu yang tengah digunakan oleh Xiao Ziyi.Namun, Xiao Ziyi berkata kepadanya, “Kalau kau tida