Share

Melepas rindu

Penulis: Laradin
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-29 18:39:32

Sampai nya di rumah, kepulangan mereka disambut hangat oleh semua pegawai keluarga Praja. Meja makan sudah penuh dengan berbagai makanan. Ya, tentu saja ini rencana dari Hari yang menelepon kepala art di rumah keluarga Praja untuk menyiapkan ini semua.

"Geino udah nyampe?" tanya Heri pada salah satu pria berjas hitam yang ikut berderet, menyambut.

"Sudah, Pak. Tuan Geino sedang di kamarnya. Terakhir pelayan lihat sedang mandi," pria itu menjawab. Heri merespon dengan anggukan kepala.

Setelahnya Heri menggiring Syaila dan Yunita kemeja makan. "Makan dulu sebelum istirahat, setelah itu bapak mau bicara sama kamu," kata Heri pada Syaila.

Lantas Syaila hanya menurut, dan satu pelayan perempuan mengambil alih kursi roda yang di duduki Yunita, lalu membantu wanita itu untuk duduk di meja makan.

Tidak sembarangan, makanan untuk Yunita di pisahkan dengan makanan yang lain. Sebab mereka tahu, tuannya itu baru saja menyelesaikan operasi usus buntu.

Hening, semuanya nampak menikmati sajian untuk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bucin berujung Sengsara   Si Alpa female

    Selesai dengan makan malamnya, Syaila sekarang sudah duduk di kursi yang selama ini menjadi tempat favorit menyendiri atau hanya sekedar melepas penat setelah seharian beraktifitas. Kursi dekat jendela di ruang kerja Heri. Kamar yang hanya diterangi dengan lampu kemuning, dibantu dari cahaya bulan yang menyorot."Bapak bukannya buru-buru. Tapi kamu tahu, dan enggak dapat dipungkiri walaupun ayah kamu nanti bangun dan pulih, dia tidak mungkin ambil alih perusahaan. Tubuhnya udah lemah, bahkan bapak tahu, untuk napas aja dia kesusahan."Syaila menoleh hanya untuk melihat Heri tengah menatapnya serius. Ia menghela napas. Sebenarnya Syaila belum ingin membicarakan perihal perusahaan yang katanya atau secara otomatis akan menjadi miliknya kelak. Ia sudah terlalu lelah jika harus berurusan dengan orang-orang yang membuatnya tidak nyaman nanti. Tapi melihat betapa khawatir nya Heri, ia akhirnya mengangguk."Jadi aku harus gimana, Pak?""Kamu ambil alih lagi perusahaan. Kamu yang pegang tangg

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-30
  • Bucin berujung Sengsara   Niat awal

    "Gila! Syaila? Ini beneran lo?" Mata Nadira terbelalak. Saking terkejutnya, ia sampai mengabaikan map yang ia bawa, yang awalnya menjadi tujuan perempuan itu untuk masuk ke ruangan iniSyaila tersenyum simpul. Berdiri dari duduknya, menghampiri sang sahabat. " Kangen gak sama gue?" tanyanya."Sumpah! Gue kangen banget, Sya. Biasanya kemana-mana sama lo. Enggak ada yang mau temenan sama gue kecuali lo. Sedih banget jujur, sampe kepikiran nyari pacar tapi gue takut kaya lo," papar Nadira. Ia kemudian memeluk Syaila dengan gemas. Hampir menangis karena tidak menyangka Syaila kembali."Makanya jadi orang tuh jangan terlalu tertutup. Ada orang senyum dikit, bukan masang muka kaya macan terus," seloroh Syaila."Udah stelan pabriknya begini. Tapi gue seneng banget gila!!"Lagi-lagi, Syaila hanya mengulas senyum. Ia berjalan, duduk di sofa. Pun dengan Nadira yang turut mengambil duduk di sampingnya."Katanya gak mau kerja lagi di sini? Kok bisa kerja di sini lagi?" tanya Syaila. Ia pikir Nadi

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-31
  • Bucin berujung Sengsara   prosopagnosia

    Kembalinya Syaila menyita banyak perhatian media. Pemberitaan tentangnya diputar hampir diseluruh stasiun televisi. "Udah kaya artis aja gue, ya?" Perempuan itu menutup berkas yang sejak tadi ia telisik. Bola matanya beralih menatap televisi yang Nadira nyalakan."Jurnalis sekarang tuh emang cuma mendingin trending aja ya? Sampah banget isi beritanya." Seperti biasa, Nadira akan menjadi orang yang paling tersulut emosi jika mengenai Syaila."Cuma gitu doang. Tidak tahu malu, Syaila, mantan istri dari anak pengusaha keluarga Prabakesa kembali setelah hilang berbulan-bulan," baca Syaila. "Gue udah enggak mau jadi manusia yang mikirin pendapat orang lain—kecuali buat kebaikan gue. Gue udah capek jadi orang yang takut dibenci sama orang lain. Gue juga manusia yang pasti ada celahnya, gue enggak bisa bikin semua orang suka sama gue. Dan gue enggak bisa larang orang lain buat enggak ngejelekkan gue. Yang terpenting, gue baik buat orang-orang yang gue sayang."Syaila kemudian menyalakan ko

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-01
  • Bucin berujung Sengsara   Kontrak Perusahaan

    "Apa? Saya banyak urusan! Masa kamu enggak becus cuma urusin masalah perusahan Praja itu! Kita udah punya kontraknya. Kamu cuma hanya temuin mereka dan deal, selesai." Azka berjalan lebih cepat dari sebelumnya. Ia benar-benar sedang sibuk hari ini. Ia tidak punya waktu hanya untuk sekedar datang ke perusahaan Praja. "Tapi, Pak, pemimpin baru mereka tidak mau menandatangani buat suplai ke perusahaan kita kalau bapak enggak datang ke sana. Dia bahkan tidak takut untuk ganti rugi karena ganti rugi tanda tangan kontrak." Sekretaris Azka berusaha membujuk. Langkah Azka berhenti. "Memang siapa pemimpin barunya? Bukannya Praja sedang sakit, sehingga kita lebih mudah untuk mendapatkan barang mereka?"Sekretaris Azka menggeleng. "Saya juga belum tahu, tapi beliau membuat janji untuk ketemu bapak nanti sore. Juga untuk membicarakan kontrak kerja sama perusahaan."Azka memijat pelipisnya. Kepalanya benar-benar terasa ingin pecah. Semenjak saham papanya dibeli oleh Praja, ia jadi merasa kesuli

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-02
  • Bucin berujung Sengsara   Rayuan si mantan suami

    Ada banyak kejutan yang tidak terduga dalam kehidupan. Entah setelahnya akan lebih baik atau sebaliknya. Tapi menurut kebanyakan orang, tidak ada kejadian tanpa memberi pelajaran, tidak ada juga hal yang cuma kebetulan karena semuanya sudah Tuhan rencanakan.Syaila berpikir keras tentang ajakan Azka tadi pagi. Ini sudah hampir malam, tapi memutuskan hal yang sangat mudah saja rasanya otak wanita itu tidak sanggup."Azka itu licik, dia pasti mau racuni pikiran lo supaya dia dapet keuntungan lebih besar." Jelas hal yang pertama ia akan dengarkan adalah pendapat Nadira. Syaila mengadu pada sahabatnya itu jika mantan suami tidak tahu malunya itu malah bernegosiasi.Mata Syaila bergulir, jujur saja ia sudah menebak akan hal itu. Ia sudah sangat mengenal Azka—bahkan lebih tahu busuk Azka dibanding Nadira, sebab dirinya sudah hidup belasan tahun dengan pria itu. Tapi untuk beberapa alasan mungkin ini adalah kesempatan Syaila untuk memulai rencananya."Tapi kalau gue enggak temuin dia malam i

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-04
  • Bucin berujung Sengsara   Kembali jatuh hati?

    Dan mengapa otaknya baru bekerja setelah ia berhadapan dengan Azka Prabakesa? Pria berotak picik dan segala tingkah kotornya.Syaila merasakan bahunya disentuh dengan penuh ke hati-hatian. Bagaimana jika Azka memasang cctv dan menjebaknya untuk mendapatkan penggalan vidio yang dapat orang-orang berpikir keruh?Bagaimana jika Azka akan memanfaatkan keahliannya dalam meracuni pikiran orang lain lain, sehingga tujuan Syaila tidak dapat terealisasikan?Kepala Syaila terus berpikir keras. "Saya datang ke sini untuk membicarakan perihal kontrak yang harus segera diluruskan. Bukan memenuhi undangan untuk minum bersama anda. Bapak Azka yang terhormat bisa duduk dan segera lakukan sesuai apa yang saya bicarakan tadi pagi," tekan Syaila.Tangan kekar dengan urat-urat yang menonjol dihampir semua permukaan punggung tangan itu turun meruntuh. Niat hati untuk meluluhkan sang mantan istri, si pemenang hati—dulu—malah terkesan jadi tidak berarti. Lantas ia duduk dengan sudut bibir yang tertarik ke

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-05
  • Bucin berujung Sengsara   hmm

    "Capek-capek mulut gue berbusa, omongan gue enggak didengerin! Masih untung lo enggak diapa-apain sama ntu duda otak udang!" Nadira mencak-mencak setelah mengetahui bahwa semalam Syaila dengan beraninya menemui Azka seorang diri. Maksudnya, minimal Nadira diajak jikalau ilmu tinju dibutuhkan untuk menghajar Azka Nadira akan dengan senang hati memberi pelajaran kepada pria itu."Duda? Emang dia belum nikah sama Maya?" Ruangan ber-AC itu seolah-olah membuat otak encer Syaila membeku. Nadira, entah untuk keberapa kalinya berdecak. "Ya belum lah! Lo tahu Azka itu menjunjung tinggi pandangan publik. Bisa enggak dikasih warisan sama bapaknya kalau berani-berani nyeleneh. Lagian publik pasti akan curiga kalau tiba-tiba nikah apalagi sama gadis yang baru kemaren lulus kuliah.""Oh belum nikah." Reaksi Syaila yang teramat santai membuat Nadira gemas sendiri. Tatapan selidik Nadira mengalihkan pikiran kosongnya, bertanya," Kenapa? Bedak gue cemong?""Jangan bilang lo masih cinta sama dia?" N

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-06
  • Bucin berujung Sengsara   Perasaan yang bimbang luar biasa

    Tidak ada diantara manusia lain yang bisa mengetahui perasaan sesamanya. Bahkan, termasuk dirinya sendiri. Bilang saja Syaila memang wanita paling bodoh di muka bumi ini. Tapi ia tidak bisa membohongi dirinya sendiri dengan perasaan yang ia miliki terhadap Azka. Ia tidak suka jika ada Azka di dekatnya. Namun ada sisi lain dalam dirinya yang menerima kehadiran Azka dengan baik. Seperti hal nya pagi ini, pria itu datang ke kantor membawa sebungkus bubur. Jujur saja itu membuat gundukan es dalam dirinya sedikit mencair.Syaila tahu betul jauh nya perjalanan yang harus pria itu tempuh untuk sampai di kantor nya."Enggak pake kacang, kecapnya dikit. Kerupuknya pisah, sendok nya jangan pake yang plastik," dikte pria itu. "Ngapain?" Meski merasa sedikit tersentuh. Syaila tidak boleh seolah mewajarkan perilaku Azka yang berlebihan. Apalagi mereka sudah lama selesai. Bukan hanya sekedar selesai tapi sudah hancur, melebur tidak ada sisa yang utuh."Ada meeting di kafe dekat sini. Jadi sekalia

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-03

Bab terbaru

  • Bucin berujung Sengsara   Selesai

    "Akhirnya sahabat jomblo gue dari lahir nikah juga hahaha."Nadira melengos sembari berdecak sebal. Ucapan itu sudah puluhan kali Syaila lontarkan bahkan ketika ia bercerita dirinya menerima lamaran Ferdi. Wanita yang kini tengah hamil tua itu tidak berhenti meledek Nadira. "Lu diem deh kalo gak mau anak lo nanti mirip gue," ujar Nadira yang langsung direspon gelak tawa Ferdi. "Jangan dong sayang, biar anak kita aja nanti yang mirip mamanya."Benar, memang hanya Ferdi yang dapat menaklukkan ke bar-bar-an mulut Nadira, hanya dengan ucapan sederhana barusan perempuan itu sudah tersipu malu. "Najis banget mukanya merah. Dahlah gue mau makan dulu. Selamat ya, gue doain Ferdi diberi kesabaran punya istri kaya lo." Syaila memeluk sahabatnya itu meski sedikit kesusahan karena perutnya yang besar. "Makasih ya, Sya. Lu jaga kesehatan juga. Jagain keponakan gue awas aja kalo kenapa-napa gue geplak pala lo." Nadira memberi peringatan. Keduanya kemudian terkekeh, Ferdi dan Batara yang menya

  • Bucin berujung Sengsara   Karma tidak akan salah berlabuh

    Suara tangis bayi cantik berpipi gembul berhasil membuat panik sang ibu. Bayi berusia lima bulan itu nampaknya kepanasan terus berada di dalam mobil selama perjalanan yang lumayan jauh. Maka, sang ibu dengan sigap mengambil botol susu di dalam kantong stok asi. Mobil berhenti bersamaan dengan tangis bayi perempuan itu yang juga mereda. Terlelap di gendongan sang ibu dengan nyaman. "Kamu mau ikut masuk?" Terlihat pria jangkung yang sedari tadi mengemudikan mobil melongok ke jok belakang, untuk menjawab pertanyaan sang istri, "Kamu duluan aja, aku cari parkir dulu. Di sini panas kasian Kanaya," tuturnya yang diangguki istrinya. Wanita itu kemudian keluar dari mobil, menatap bagunan yang mungkin lebih cocok disebut neraka dunia bagi sebagian orang. Ia menatap putri kecil di dalam gendongannya sebelum ia melangkah masuk ke dalam bangunan itu. Tatapan sendu seperti seorang ibu yang akan meninggalkan putrinya untuk waktu yang sangat lama. Lantas ia masuk tanpa ragu lagi. Seolah, putri k

  • Bucin berujung Sengsara   Berita Gembira

    Setelah siang itu Batara bercerita tentang keinginannya yang aneh-aneh, satu jam setelahnya Batara mengajak Syaila makan pecel lele di pinggir jalan. Namun sialnya sore itu hujan deras dan mereka berdua berakhir basah kuyup saat mencari makanan itu, niatnya mereka ingin menghabiskan waktu bersama. Syaila berakhir sakit dan itu yang membuat Batara sekarang sangat merasa bersalah. "Maaf ya gara-gara kamu nemenin aku cari pecel lele kamu jadi sakit kaya gini." Batara benar-benar merasa bersalah. Sampai tidak mau menatap istrinya. "Aku cuma masuk angin sayang. Minum obat juga bakal sembuh." Syaila mengusak rambut Batara. "Kamu muntah-muntah tadi. Kita ke rumah sakit aja ya sekarang? Aku takut kamu kenapa-napa." "Aku gak apa-apa," sanggah Syaila. Ia akui perutnya sekarang memang terasa dikocok. Ia juga tidak nafsu makan sama sekali. Lidahnya terasa pahit dan makanan apapun yang berusaha ia masukkan ke dalam mulutnya selalu mendapat kan penolakan. Ia berkahir muntahan-muntah. Tubuhnya t

  • Bucin berujung Sengsara   Tiba-tiba Kangen

    Tiga bulan sudah berlalu Syaila dan Batara mengarungi bahtera rumah tangga. Seperti kata orang-orang pernikahan tidak ada yang mulus tanpa dibumbui pertengkaran. Syaila sering mengomel seperti istri-istri pada umumnya mana kala Batara lupa menaruh handuk di atas ranjang. Atau perdebatan yang mungkin nampak sepele jika dipikirkan. Tapi beruntung nya Batara adalah orang yang sabar dan lapang mengakui kesalahanannya. Selama tiga bulan hidup dalam atap yang sama Syaila menemukan banyak kejutan dari Batara. Batara yang ternyata begitu manja melebihi anak-anak. Dia bahkan tidak malu menangis jika dirinya tidak sengaja membentak Syaila. Meski begitu, Batara adalah sosok ayah sambung yang baik untuk Geino dan menantu yang berbakti untuk mamanya. Syaila tidak henti-hentinya bersyukur telah dipertemukan dengan pria seperti Batara. "Sayang Geino katanya dikasih tugas buat hewan dari tanah liat. Besok dikumpulnya."Syaila menoleh ke sumber suara, serum wajah yang hendak ia oleskan di wajahnya

  • Bucin berujung Sengsara   Hadeuhhh

    "Tumben kamu jam segini udah bisa diajak jalan? Kerjaan kamu udah selesai?""Udah, aku mau quality time sama suami aku yang ganteng ini."Satu bulan sudah berlalu. Mereka hidup bahagia sebagai sepasang suami istri. Siang disibukkan dengan pekerjaan, dan jika sudah di rumah keduanya sebisa mungkin tidak membawa atau mengerjakan pekerjaan kantor di rumah. Itu sudah menjadi kesepakatan mereka. Sore ini Batara mendapat kabar jika istrinya bisa pulang lebih cepat dan mengajaknya untuk jalan-jalan. Hitung-hitung mengenang masa pendekatan mereka dulu. Batara sih setiap hari memang sibuk, tapi ia lebih santai dari Syaila. Pria itu bisa dengan mudah mengatur jadwalnya berbeda dengan Syaila. Keduanya sudah sampai di sebuah mall ternama di ibu kota. Bergandengan tangan, melihat-lihat store pakaian branded, memilah restoran yang keduanya inginkan. "Mau beli baju?" tawar Batara. Syaila menggeleng. "Baju aku masih banyak yang belum dipake." Baik, Syaila memang berbeda dari kebanyakan perempuan

  • Bucin berujung Sengsara   Pasutri Baru

    Waktu berjalan lebih cepat jika kita berada di antara orang-orang yang kita sayangi. Begitu pun sebaliknya. Tapi Syaila tidak pernah menyangka akan secepat ini. Entah ada kata apalagi yang bisa ia ucapkan selain bahagia. Ratusan orang yang datang ke acara resepsi pernikahan nampak ikut bahagia. Pun dengan mamanya dan Geino yang tersenyum mana kala ia dan Batara akhirnya sah menjadi sepasang suami istri.Dekorasi megah yang ternyata sudah Batara siapkan begitu memesona ditambah undangan tamu yang tidak ada henti-hentinya."Udah aku bilang jangan banyak-banyak ngundang tamu. Ini tangan aku udah mau putus rasanya," bisik Syaila di tengah sibuknya menyambut para tamu yang datang. "Aku cuma undang temen-temen kantor. Itu kolega keluarga-keluargaku. Mana bisa aku batalin." Batara meringis.Keduanya menghela napas panjang. Tidak ada yang bisa mereka lakukan selain terus tersenyum dan menyambut tamu dengan senyum hangat. Meski rasanya pasangan pengantin baru itu sudah ingin cepat-cepat mere

  • Bucin berujung Sengsara   Cerita kepada bulan yang malu-malu

    Ibu kota malam ini terasa lebih tenang. Cahaya lampu yang terpantul sinar rembulan membiaskan cahaya warna-warni memanjakan mata. Entah, sudah berapa lama Syaila tidak datang ke tempat ini. Semasa kuliah semester awal ia sering datang kemari. Hanya menyaksikan gemelapnya ibu kota atau hanya sekedar menikmati segelas kopi panas.Dulu ia manusia paling naif perihal hubungan timbal-balik antar manusia. Percaya bahwa kebaikan akan dibalas kebaikan, pun sebaliknya. Tapi Tuhan sepertinya ingin menunjukan hal lain kepadanya, bahwa jangan berharap selain pada-NYA. Tidak butuh bertemu ribuan orang untuk ia membuktikannya. Orang yang ia amat percaya akhirnya mengkhianati kepercayaannya dengan hal yang bahkan tidak pernah ia duga-duga. Pengorbanan yang selama ini ia lakukan terasa sia-sia hanya karena kekurangan yang mungkin dia harapkan ada pada Syaila.Namun beruntung sejak ia akhirnya memutuskan untuk mengambil cuti kuliah karena hamil hingga ia berpisah dengan Azka ia tidak lagi kemari, jik

  • Bucin berujung Sengsara   Menyambutmu kembali

    Seperti halnya hujan, kita tidak bisa mencegah air yang turun itu untuk tidak membuat kita kedinginan. Kita tidak bisa bernegosiasi agar hujan jangan dulu turun sebelum payung kita siap. Begitu pula yang terjadi dengan Syaila dan Batara. Hampir pukul satu malam keduanya sibuk mengasihani dirinya sendiri. Memandang isi gedung yang seharusnya menjadi saksi bisu kisah cinta mereka bersatu. Kini, dekorasi yang sudah dirangkai sedemikian rupa harus terpaksa dilucuti sebab pasangan lain akan menggunakan gedung ini. Seharusnya pagi tadi adalah acara pernikahan keduanya, dan malam ini seharusnya mereka sudah menjadi pasangan suami istri. Tapi sekali lagi, manusia hanya bisa berencana. "Kamu udah ngantuk belum? Udah malem, kita pulang aja ya?" Tidak bisa dibohongi, jelas Batara juga merasa sedih atas gagalnya pernikahan mereka. Tapi mau dikata apa? Semuanya telah terjadi. Syaila menghela napas panjang. "Rasanya kalau aku bilang ini tidak adil, aku akan dicap sebagai manusia yang gak bersyuku

  • Bucin berujung Sengsara   Boleh ikut menjaga kalian?

    Persidangan pertama dibuka dengan hakim yang menanyakan alasan mengapa Azka tiba-tiba menggugat hak asuh anak padahal sebelumnya mereka sudah sepakat bahwa hak asuh anak diberikan kepada Syaila. Pengacara Azka menjelaskan alasannya. Seperti yang Azka sebelumnya bilang, perihal Syaila yang memiliki kekasih yang trampemental. Ia juga bilang bahwa ia memiliki buktinya. Sebab itu Azka khawatir jika anaknya yang diasuh Syaila akan mendapatkan dampaknya juga. Tidak hanya pihak Azka yang dimintai penjelasan. Syaila juga diberi kesempatan untuk menyanggah. Sama seperti Azka, Syaila menyerahkan semuanya kepada kuasa hukumnya. Kuasa hukum Syaila menceritakan semuanya. Dan perihal apa yang dikatakan Azka hanya sebuah kesalahpahaman. Juga Syaila yang sudah tidak menjalin hubungan lagi dengan Batara. Sidang berjalan lancar. Azka nampak tidak memiliki argumen lagi setelah kuasa hukum Syaila membeberkan semuanya. Dan tanpa sepengetahuan semua orang yang ada dipersidangan, pria yang memakai topi

DMCA.com Protection Status