Home / Romansa / Broken Flower / 80. Sin and redemption

Share

80. Sin and redemption

Author: Ikabelatrix
last update Last Updated: 2024-10-29 14:41:41
James berdiri di tepi ranjang, menatap Grassiela yang tertidur dengan damai. Untuk sesaat, wajahnya yang selalu tegas melunak. Di balik kekerasan dan egoisnya pria itu, perasaan lembut yang ia coba hindari begitu lama mulai menyeruak, merayapi relung hatinya.

Ingatan tentang percakapan mereka sebelumnya muncul dalam ingatan. Dengan penuh ketulusan, Grassiela meminta cinta sebagai balasan atas permintaan James untuk seorang pewaris.

Cinta… satu kata yang selama ini selalu terasa asing dan berbahaya baginya. Bagaimana mungkin seseorang seperti dirinya, yang telah begitu dalam terjebak dalam dunia kegelapan dan kekerasan, bisa memberikan sesuatu yang sesuci itu? Omong kosong.

Seketika ucapan Violeta melintas dalam benaknya.

"Kau tak memiliki hati. Kau tak mengenal cinta. Dan hal itu tidak akan pernah berubah."

James menggertakkan rahangnya, berusaha mengusir ingatan itu, meski kata-kata Violeta menghantuinya.

Tanpa melepaskan tatapannya dari Grassiela yang terlelap, perasaan yang t
Ikabelatrix

Udah lah, James jgn nambah2 masalah.. Kemudikan saja bahtera rumah tanggamu.. haha.. Dukung terus cerita ini, yaaaa.. share sm tmn kalian yg suka cerita cowo redflag 😆

| 4
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Ikabelatrix
makasih yaaa ...
goodnovel comment avatar
Sinta Fitriani
semangat trus buat apdet nya kakk...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Broken Flower   82. Change

    Tatapan penuh ketakutan dan amarah yang diterima Grassiela dari Iliya serta Ivan, menciptakan perasaan bersalah yang mengiris hatinya. Grassiela mengingat saat kobaran api melahap sebuah pindok kayu di hadapannya dan ia tak mampu melakukan apa pun atas keputusan James yang kejam.Tapi kali ini, tidak. Grassiela mengeratkan rahangnya, seolah menguatkan dirinya. Ia tahu apa artinya hidup di bawah bayangan James dan kekuasaannya. Namun, ia tak ingin lagi membiarkan orang lain menderita karenanya. Sekali ini, ia akan bertindak.Saat James datang, suasana semakin menegang. Semua orang membeku di tempatnya berdiri dengan kewaspadaan. Sementara Grassiela, mencoba menyembunyikan kegelisahan yang muncul saat suaminya tiba dengan langkah tegap dan tatapan dingin. Kali ini, ia memutuskan untuk menghadapi James dengan cara yang berbeda. Sebuah senyum mendadak terbit di wajah jelita itu. Grassiela berjalan menyambut James dengan gembira, seolah-olah itu adalah ke

    Last Updated : 2024-11-02
  • Broken Flower   82. I want to live

    Apa moment terburuk yang pernah kau hadapi? Menyaksikan saudaramu tewas tertembak tepat di depan matamu? Diusir dari rumah dan diasingkan ke sebuah sekolah asrama? Atau, apa kau pernah menyaksikan sebuah ledakan hebat yang menjatuhkan banyak korban dan itu semua adalah karena kesalahanmu? Tidak, itu baru sebagian kecil. Masih banyak hal buruk yang Grassiela lewati selama hidupnya. Terlebih lagi, setelah dia dinikahi oleh seorang bos mafia yang tak kenal ampun. Semua itu jelas mengerikan. Sikap angkuh kedua orangtuanya juga suaminya membuat Grassiela tertekan dan frustasi. Jika begitu, lantas kapan moment terbaik yang pernah ia rasakan dalam hidupnya? Kini, sebuah senyuman merekah di wajah jelita itu. Matahari mulai merangkak naik hingga pagi menjadi terang. Mereka tiba di kawasan perkotaan Krasnodar. Suasana yang ramai dengan deretan bangunan klasik dan modern bercampur dalam musim semi yang memancarkan kehangatan. Keduanya turun dari mobil, berjalan sambil saling berpegangan tan

    Last Updated : 2024-12-10
  • Broken Flower   83. Illusion or belief

    Malam menjalar perlahan di balik tirai kamar itu, memberikan kehangatan yang berbeda setelah dinginnya udara di tebing tadi. Lampu di kamar menyala redup, menciptakan suasana intim. Grassiela berdiri di tengah ruangan, sibuk merapikan pakaian-pakaian baru yang ia beli di butik.Namun, matanya kemudian tertuju pada sebuah tas kecil di sudut ranjang. Tas itu berisi pilihan lingerie yang ia pilih dengan ragu-ragu tadi siang. Sesaat, pikiran nakalnya menerawang memikirkan James. Bibir Grassiela melengkung dalam senyum kecil yang hanya ia sadari saat memikirkan pria itu.Dia memutar-mutar jemari pada salah satu tali lingerie di dalam tas. Mengeluarkan dua potong lingerie, berwarna merah tua dengan renda halus dan satu lagi berwarna hitam dengan potongan berani yang memperlihatkan lekuk tubuh dengan indah. Grassiela membawa keduanya ke depan cermin besar di sudut kamar. Bayangannya menatap balik dengan rasa percaya diri yang baru ia temukan belakangan ini.

    Last Updated : 2024-12-22
  • Broken Flower   84. Passion in intrigue

    Ruang duduk utama kastil Cestershire yang megah dengan dinding batu kuno dan perabotan antik, dipenuhi keheningan yang mencekam. Veronica duduk di kursi merahnya dengan postur tegas, meskipun guratan keriput di wajahnya menunjukkan kekhawatiran yang mendalam. Di depannya, Helena berdiri dengan tangan gemetar, meski sorot matanya menunjukkan keteguhan. “Apa yang kau katakan barusan?” suara Veronica terdengar rendah namun dingin, seolah-olah tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Helena menelan ludah, mencoba mengendalikan dirinya. “Pria yang menikahi Grassiela… dia adalah seorang pemilik kartel narkoba. Aku tidak bisa membiarkan putriku terus hidup dalam bayang-bayang marabahaya.” Veronica terdiam, matanya menatap tajam ke arah jendela besar yang memandang ke halaman luas kastil. Pikirannya berputar. “Dan bagaimana kau baru mengetahuinya?” “Penyelidikan pribadi,” jawab Helena dengan nada tegas. “Grassiela sudah pernah men

    Last Updated : 2024-12-25
  • Broken Flower   85. Silent steps

    Ruang rapat itu diterangi cahaya matahari yang masuk melalui jendela-jendela berbingkai kayu ek, memantulkan kilau pada meja panjang yang mengisi ruangan. Jam menunjukkan pukul dua siang. James duduk di ujung meja dengan tubuh tegap, mengenakan setelan jas abu-abu tua yang sempurna. Di depannya tergeletak dokumen dan grafik yang menunjukkan data perdagangan dan rute penyelundupan. Alexsei, Benicio, Fausto, dan Sergei masing-masing mendengarkan dengan serius. James memulai pembicaraan, suaranya rendah namun sarat dengan ketegasan. “Kita sudah berhasil mendominasi jalur di Eropa utara. Tapi untuk memperbesar keuntungan, kita harus melangkah ke titik yang lebih strategis. Pasar di sana sangat menguntungkan, terutama di negara-negara seperti Jerman, Prancis, dan Inggris. Kita butuh rencana yang tak hanya licik, tapi juga sulit dilacak." James menunjuk layar presentasi di belakangnya, yang menunjukkan peta jalur perdagangan narkoba. “Gunakan Balkan sebagai pintu masuk utama. Barang ak

    Last Updated : 2024-12-28
  • Broken Flower   86. Burning rose

    Dua minggu yang lalu. Keramaian pesta malam itu terasa megah namun penuh dengan ketegangan bagi Grassiela dan James. Musik klasik mengalun lembut, gelas-gelas anggur beradu dalam percakapan santai para tamu. Grassiela, dalam balutan gaun hitam elegan yang mencerminkan keanggunannya, menyusup tanpa menarik perhatian, mengiringi Valentina keluar dari ruang utama. Dia menyentuh lengan Valentina dengan lembut, menenangkan wanita itu dari kecemasannya. "Percayalah padaku, kita akan keluar dari sini dengan selamat," bisiknya sambil tetap melangkah dengan percaya diri. Mereka menyusuri lorong panjang yang redup, menjauh dari keramaian pesta. Grassiela mengarahkan Valentina ke sebuah ruangan terpencil, dimana terdapat jalan rahasia yang akan membawa mereka keluar dari vila tanpa terlihat.Ketika mereka hampir mencapai ruangan itu, langkah keduanya terhenti. Seorang pria muncul dari belokan, mengenakan jas biru tua yang rapi. Dia berhenti sejenak, matanya terbelalak seolah tak percaya pad

    Last Updated : 2025-01-12
  • Broken Flower   87. Confession

    Apakah sebuah pernikahan yang didasari oleh kepentingan akan berjalan sebagaimana hubungan pernikahan pada umumnya? Apakah cinta akan tumbuh di antara dua insan dengan ikatan semacam ini?Mungkin ya, mungkin juga tidak. Grassiela tidak bisa memastikannya. Helena dan Alfonso, kedua orangtuanya juga menjalani pernikahan tanpa cinta. Entah perjanjian macam apa yang mendasari perjodohan itu, namun pada akhirnya pernikahan mereka tetap berjalan sampai puluhan tahun hingga menghadirkan seorang anak yang tumbuh tanpa cinta. Ya, begitulah kira-kira. Dan Grassiela akan memastikan bahwa pernikahannya tidak akan sama seperti pernikahan kedua orangtuanya.Ketika sampai di depan pintu kamar James, dia berhenti sejenak. Memandang gagang pintu itu, seolah menimbang-nimbang keputusannya. Lalu akhirnya dia memutuskan membuka pintu dan melangkah masuk. Kamar itu gelap, hanya diterangi sedikit cahaya dari lampu taman yang menyusup melalui tirai. Udara di dal

    Last Updated : 2025-01-15
  • Broken Flower   88. Real diamonds and fake sayings

    Kabut tipis masih menyelimuti taman luas di belakang mansion. Matahari pagi mulai mengintip di antara pepohonan, memberikan kehangatan samar yang terasa ironis di tengah suasana mencekam. Di tengah taman, tiga pria berlutut di atas tanah lembap. Wajah mereka pucat, napas tersengal, dan tangan gemetar. Di atas kepala mereka masing-masing bertengger sebuah apel merah yang tampak kontras dengan ekspresi ketakutan di wajah mereka. James berdiri beberapa meter jauhnya, memegang senapan laras panjang dengan sikap santai namun mematikan. Matanya tajam, penuh konsentrasi, sementara senyum tipis menghiasi wajahnya. Di sampingnya, Alexsei, Benicio, dan Fausto duduk di kursi taman sambil menyeruput kopi dan menikmati croissant, seolah tontonan pagi itu adalah hiburan biasa. “Siapa yang mau taruhan? Apakah aku bisa mengenai apel itu atau tidak?” tanya James dengan nada bercanda.Fausto tertawa kecil. “Aku bertaruh kau bahkan tidak akan meleset satu kali pun

    Last Updated : 2025-01-18

Latest chapter

  • Broken Flower   98. The Game of Trust

    Suasana ruang kerja Benicio masih dipenuhi aroma tembakau dan kayu mahoni setelah rapat panjang yang dihadiri para petinggi kelompok bisnis. Lampu gantung berwarna keemasan menerangi meja panjang yang penuh dengan dokumen, gelas-gelas wiski kosong, dan asbak berisi puntung cerutu. Sore itu, semua orang telah meninggalkan ruangan kecuali empat orang—Benicio, sang tuan rumah, Fausto yang duduk dengan ekspresi malas, Sergei yang masih memeriksa sesuatu di ponselnya, dan Alexsei yang tampak tenang sambil menyandarkan punggungnya ke kursi. Benicio menuangkan wiski ke dalam gelasnya dengan gerakan santai, lalu menatap mereka. "Kalian pikir, seberapa buruk dampaknya jika James tidak bisa kembali memimpin dalam waktu dekat?" Sergei mendengus sambil mengangkat satu alisnya. "Bukan masalah jika hanya beberapa minggu. Tapi kalau lebih lama? Musuh akan mulai mencium kelemahan. Dan orang-orang kita… mereka mulai bertanya-tanya." Fausto akhi

  • Broken Flower   97. An Unbroken Vow

    Di dalam ruang rawat yang sunyi, hanya suara alat medis yang berbunyi pelan dan sesekali suara dentingan saat Grassiela menggerakkan sendok di piringnya. Mrs. Runova duduk di seberangnya, tersenyum senang melihat bagaimana wanita muda itu menyantap makanan yang ia bawakan dengan lahap."Apa anda benar-benar menyukai masakan saya?" Runova terkekeh, matanya berbinar penuh kasih.Grassiela mengangguk sambil mengunyah. "Masakan Anda memang yang terbaik, Mrs. Runova. Aku tak bisa menolaknya."Wanita paruh baya itu tertawa kecil dan menuangkan segelas jus jeruk segar. "Saya juga membuatkan jus jeruk yang banyak untuk anda, seperti pesanan anda biasanya."Grassiela menerima gelas itu dengan senang hati, menyesapnya perlahan. Rasa segar dan asam manis menyebar di lidahnya, membuatnya sedikit lebih rileks setelah semua ketegangan yang ia lalui. Ia melirik ke tempat tidur di mana James masih terbaring tak sadarkan diri, napasnya stabil namun tetap tak ada t

  • Broken Flower   96. Blood on Grassiela’s Hands

    Di dalam ruang rawat eksklusif itu, suara detak monitor jantung James bergema samar, berpadu dengan dengung halus dari alat bantu pernapasan yang melekat di tubuhnya. Grassiela tetap duduk di tepi ranjang, jemarinya menggenggam erat tangan suaminya yang dingin dan tak bergerak. Matanya terus menatap wajah pria itu, memperhatikan setiap helaan napas yang naik turun dengan ritme lambat. Luka tembak di pinggang kirinya masih dibebat perban, selang infus serta alat medis lain tertempel di tubuhnya, membuatnya tampak begitu rapuh—sesuatu yang tak pernah ia bayangkan akan terjadi pada pria sekuat James. Suara langkah-langkah berat terdengar mendekat dari luar. Grassiela mengangkat kepalanya tepat saat pintu terbuka, dan di ambang pintu berdiri empat orang dengan aura yang begitu kuat hingga memenuhi ruangan. Fyodor Draxler.Pria itu adalah cerminan otoritas dan kebijaksanaan. Meski usianya sudah lebih dari enam puluh, dia masih berdiri tegak, penuh kh

  • Broken Flower   95. A Debt to Be Repaid

    Cahaya putih dari lampu di langit-langit terasa menyilaukan ketika Grassiela membuka kedua matanya. Pandangannya buram, kesadarannya masih setengah tersangkut di ambang mimpi. Udara di ruangan itu terasa steril, dengan aroma khas antiseptik yang memenuhi paru-parunya. Dia mengerjap beberapa kali, mencoba memahami di mana dia berada. Perlahan, ingatan-ingatan berserakan memenuhi benaknya. Bayangan panggung teater, suara dentingan piano yang dimainkan Valerina, kilauan kalung berlian di lehernya, tatapan James yang tajam, lalu... suara tembakan. Seketika, napasnya tercekat. James!Dengan panik, Grassiela mencoba bangkit, tetapi sesuatu menarik pergelangan tangannya. Dia menoleh dan melihat infus terpasang di sana. Tubuhnya masih lemah, namun dorongan untuk mencari James lebih kuat dari rasa sakit yang menjalari sekujur tubuhnya. Saat itu, pintu terbuka. Seorang wanita berambut pirang dengan sorot mata yang lembut masuk ke dalam ruangan. Jas pu

  • Broken Flower   94. Piano, diamonds and bullets

    Ruangan menjadi sunyi saat panggung diterangi cahaya keemasan. Tirai beludru merah terbuka, menampilkan seorang wanita duduk di depan grand piano hitam yang megah—Valerina. Jari-jarinya menyentuh tuts dengan penuh kelembutan, memainkan intro pertama dari The Phantom of the Opera. Nada-nada awal yang misterius dan megah memenuhi ruangan, membawa suasana ke dalam dunia kisah cinta tragis yang telah melegenda.  Di atas panggung, seorang penyanyi soprano muncul dalam gaun putih, membawakan "Think of Me" dengan suara yang jernih dan penuh emosi.  Grassiela menyandarkan punggungnya, membiarkan suara dan musik menyelimutinya. Namun, ketika pertunjukan berlanjut ke "The Music of the Night", dengan Phantom bernyanyi penuh hasrat dan kesedihan, sesuatu di dalam dirinya mulai bergetar.  Ketika adegan berpindah ke "The point of no return", di mana Christine dan Phanton menyanyi bersama, Grassiela merasa dadanya sesak.  "Now I am here with y

  • Broken Flower   93. Burning jealousy

    Langkah Grassiela bergema di lantai marmer saat ia memasuki gedung teater yang megah. Gaun malamnya yang elegan berkilau di bawah cahaya lampu gantung, namun bukan itu yang menarik perhatian orang-orang di sekitarnya. Bisikan-bisikan terdengar di udara, memenuhi ruangan dengan rumor yang selama ini beredar tentangnya—tentang pernikahannya dengan seorang mafia Rusia, tentang kutukan yang melekat padanya, tentang dosa-dosa yang bahkan tak pernah ia lakukan. Grassiela tetap berjalan dengan kepala tegak. Ia tidak peduli. Di salah satu sudut, seorang wanita paruh baya dengan gaun hijau gelap menatapnya dengan senyum sinis. Irina Dzanayev, bibi dari James. "Kau cukup berani muncul di sini," sindir Irina, suaranya tajam. "Setelah semua yang terjadi, aku pikir kau akan lebih suka bersembunyi dalam bayang-bayang keponakanku." Grassiela menatapnya sejenak sebelum memberi jawaban tenang. "Aku tidak punya alasan untuk bersembunyi, Tatya. Apalagi

  • Broken Flower   92. Speculation

    Grassiela berdiri di depan cermin, memastikan gaunnya jatuh dengan sempurna. Gaun indah berwarna hitam itu membalut tubuhnya dengan anggun, memancarkan pesona klasik yang sesuai untuk malam di teater. Rambut caramelnya telah disanggul rapi, menyisakan beberapa helai yang membingkai wajahnya dengan indah. Setelah merasa puas dengan penampilannya, ia duduk di depan meja rias. Di atas meja, ada sebuah kotak beludru hitam. Grassiela menatapnya sejenak, sebelum akhirnya tangannya yang ramping mengangkatnya dengan hati-hati. Ia membuka kotak itu perlahan, dan di dalamnya, berkilauan seuntai kalung berlian. Berlian hadiah dari James. Seharusnya, James yang akan memakaikan kalung ini untuknya. Seharusnya, dia ada di sini, berdiri di belakangnya, menyentuh kulitnya dengan jemarinya yang kasar namun hangat, lalu membisikkan sesuatu di telinganya sebelum mereka pergi ke teater bersama. Seharusnya. Tapi James masih belum pulang. Hati Gr

  • Broken Flower   91. Plan

    Grassiela duduk di ruang kerjanya, jemarinya mengetuk-ngetuk amplop undangan berwarna krem yang baru saja ia buka. Di dalamnya, tertulis undangan untuk menghadiri sebuah pertunjukan amal di Teater Stainslavsky yang dikirimkan oleh Valerina. "Rupanya dia belum menyerah," gumam Grassiela sebelum menghela napas pelan. Tepat saat dia hendak meletakkan undangan itu di meja, pintu terbuka, dan Runova masuk dengan nampan berisi segelas jus jeruk segar. "Selamat pagi, Nyonya," kata Runova sambil meletakkan gelas di depan Grassiela. Grassiela tersenyum dan mengambil gelasnya. "Terima kasih, Mrs. Runova. Bisa kau bawakan juga untuk James dan yang lainnya? Mereka sedang bermain golf di halaman, bukan?" Runova membungkuk sedikit sebagai tanda hormat. "Tentu, Nyonya. Akan segera saya siapkan." Setelah Runova pergi, Grassiela bangkit dari kursinya dan berjalan ke halaman belakang. Ia bisa melihat James dan orang-orangnya sedang

  • Broken Flower   90. Dilemma of a Mrs. Draxler

    Ruang makan dipenuhi aroma kopi hitam yang baru saja dituangkan ke cangkir-cangkir porselen. Piring-piring berisi roti panggang, telur orak-arik, dan daging asap tersaji rapi di atas meja panjang dari kayu ek yang kokoh. James duduk di kursi ujung meja, mengenakan kemeja hitam dengan lengan yang sedikit tergulung, memperlihatkan lengan berototnya yang kuat. Di sekelilingnya, para pria kepercayaannya telah duduk: Fausto, Benicio, Sergei, dan Alexsei. Sementara Grassiela duduk di sisi kanan James, mencoba menikmati sarapannya, meski pikirannya mulai terganggu oleh pembicaraan para pria itu. Percakapan mereka dengan cepat bergeser dari topik ringan menjadi diskusi bisnis yang serius. "Ada laporan terbaru dari pelabuhan di Odessa," kata Sergei sambil menuangkan susu ke dalam kopinya. "Pengiriman dari Kolombia mengalami keterlambatan, dan menurut informan kita, kartel Mendez sedang bermain di belakang kita." James mengaduk kopinya tanpa banyak ekspresi. "Aku sudah menduga mereka akan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status