Share

2 Kindness

last update Last Updated: 2022-11-16 22:49:54

Chapter 2

Kindness

Nathalia menatap layar ponselnya, menatap Grace yang mewarisi kecantikannya. "Kau bisa berada di posisi itu karena aku," ucapnya dengan nada getir, tetapi terselip amarah.

Sepuluh tahu di dalam penjara, lalu saat ia keluar dari dalam penjara, semuanya berubah. Ia menjadi sebatang kara tanpa ibunya, satu-satunya keluarga yang ia miliki di dunia ini.

Namun, karena ia memiliki seorang putri, itu berarti ia masih memiliki keluarga.

Nathalia Allen, wanita berambut merah kecoklatan dan memiliki paras yang sangat cantik itu tidak pernah menyangka jika ia akan berakhir di dalam penjara. Ia tidak pernah mengalahkan siapa pun kecuali, Jack Grantham. Pria bangsawan yang menggodanya hingga ia bertekuk lutut dan menyerahkan kesuciannya di usia enam belas tahun.

Nathalia, ia hanyalah seorang gadis remaja biasa yang dibesarkan dengan hidup seadanya oleh ibunya yang bekerja sebagai salah satu pelayan di kediaman keluarga bangsawan di Sevenoaks, London Timur, Inggris.

Ia sering datang ke kediaman keluarga Grantham, terutama saat akhir pekan. Ia menggantikan ibunya untuk membersihkan taman bunga di rumah besar itu karena murni keinginannya, ia ingin ibunya bersantai di rumah menikmati teh seperti orang lain pada umumnya yang memiliki waktu istirahat setiap akhir pekan.

Nathalia mengakui, jika Jack sangat tampan, manik matanya berwarna biru seindah lautan. Rambutnya yang sedikit ikal selalu di sisir rapi mengarah ke belakang, rambut berwarna merah kecokelatan itu tampak serasi dengan kulitnya yang putih. Rahangnya yang tegas ditumbuhi bulu-bulu halus di kulitnya, menambah pesona Jack seolah mempertegas bahwa pria itu memang pantas menjadi seorang bangsawan.

Keluarga Jack memiliki beberapa puluh hektar perkebunan dan peternakan di Inggris, mereka memiliki puluhan pegawai yang mengurus perkebunan gandum yang biasanya ditanam di awal musim panas juga puluhan pegawai yang mengurus sapi perah di peternakan mereka.

Biasanya, setiap kali Nathalia datang menggantikan ibunya untuk membersihkan rumput dan merawat tanaman di halaman belakang keluarga Grantham, ia bukan tidak menyadari jika Jack menatapnya dengan tatapan lembut yang mendamba. Tetapi, ia menepis pikirannya, ia meyakinkan jika ia hanya terlalu merasa besar kepala. Tidak mungkin Jack meliriknya, apa lagi istri Jack yang merupakan wanita bangsawan memiliki wajah yang teramat cantik dan sedang berbadan dua. Keluarga Jack juga tampak bahagia, harmonis, dan saling menyayangi.

Jack mendekatinya dengan cara yang paling alami, mulai dari selalu tersenyum saat mereka berpapasan, mulai menyapanya, dan mengajaknya berbincang beberapa kata setiap kali ada kesempatan mereka bertatap muka dari jarak yang cukup dekat.

Hingga suatu hari, secara tidak diduga ibu Nathalia divonis mengidap gagal ginjal. Nathalia saat itu hanya seorang gadis lugu dan tentu saja ibunya tidak memiliki apa-apa selain rumah tempat tinggal mereka yang tidak seberapa.

Saat itu Jack datang laksana seorang pahlawan untuk menyelamatkan nyawa ibunya, pria itu mengulurkan tangannya seolah tanpa pamrih. Membayar seluruh biaya rumah sakit, juga biaya hidup Nathalia dan ibunya.

Dikarenakan ibunya tidak bisa lagi bekerja, Nathalia menggantikan pekerjaan ibunya meski ia hanya datang ke kediaman keluarga Grantham pada akhir pekan karena ia tidak ingin menerima uang yang diberikan oleh Jack secara cuma-cuma.

Sore itu, Nathalia dipanggil ke ruang kerja Jack. Pria itu duduk di kursi kerjanya bak seorang raja yang berkuasa, matanya yang berwarna biru menatap Nathalia yang duduk di seberang mejanya dengan tatapan lembut.

"Ibumu bisa sembuh jika melakukan transplantasi ginjal," ucap Jack.

Nathalia menelan ludah, transplantasi ginjal bukan hal yang sepele. Di samping harus mencari ginjal yang cocok juga biayanya tidak sedikit, mungkin jika ia menjual rumah yang mereka tempati, ia bisa membayarnya. Tetapi, setelah itu, mereka akan terlunta-lunta di jalanan menjadi tunawisma.

Sedikit terbersit di pikiran Nathalia membiarkan ibunya menjalani pengobatan saja dibandingkan mengorbankan tempat tinggal mereka. "Kami tidak memiliki uang untuk membayar transplantasi ginjal," ucapnya terdengar serak. Suara yang nyaris tidak mampu keluar melalui tenggorokannya karena terimpit kepedihan.

Jack menyilangkan kedua lengannya di atas meja kerjanya, ia mengamati baik-baik wajah Nathalia. "Aku bisa menolong kalian."

Nathalia menggelengkan kepalanya, sudah cukup banyak Jack menolongnya. Ia tidak ingin berutang terlalu banyak. "Sir, Anda telah terlalu banyak menolong kami."

"Ibumu telah bekerja bertahun-tahun di sini, tidak perlu merasa sungkan."

"Kami telah terlalu banyak berutang padamu, Sir." Nathalia memaksakan senyumnya.

Jack menyangga dagunya menggunakan satu tangan. "Kalau begitu, bagaimana caranya agar kau tidak berutang padaku?"

Seringai licik di sudut bibir Jack tentu saja tidak disadari oleh Natalia yang masih terlalu muda kala itu.

"Apa Anda akan memberikan pinjaman tanpa bunga yang bisa saya cicil seumur hidup?"

Jack justru memberinya cicilan dengan bunga yang sangat besar seumur hidupnya hingga ia harus membayarnya di dalam penjara selama sepuluh tahun, juga kehilangan ibunya saat ia di dalam penjara.

***

Sean duduk di meja kerjanya sambil membolak-balik sebuah album foto yang berisi foto koleksi gaun pengantin rancangannya, gaun pengantin yang sebagian besar dikenakan oleh Grace Johanson. Pria tampan dengan manik mata berwarna Hazel itu tampak mengagumi setiap foto Grace yang mengenakan gaun pengantin hasil rancangannya, meski di setiap foto hanya tampak bagian tubuh Grace, nyatanya kekagumannya pada kecantikan Grace sama sekali tidak berkurang.

Sudut bibirnya mengulas senyum. "Hanya kau yang pantas mengenakan gaun rancanganku," gumamnya dengan suara sangat rendah yang hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri.

Sejak awal, sejak Grace mengenakan nama Alicia, saat gadis itu dibawa oleh Ford, sahabatnya untuk menjadi salah satu model gaun pengantin rancangannya, Sean langsung menyetujuinya.

Di matanya Grace adalah sosok sempurna untuk mengenakan gaun rancangannya. Gadis cantik yang tidak banyak bicara itu, seolah diciptakan oleh Tuhan sesuai dengan keinginannya. Lekuk tubuh indahnya, selalu sesuai dengan ukuran dan model gaun yang ia desain.

"Jadi, kapan jadwal pemotretannya?"

"Sesuai jadwal yang Ford berikan, pemotretan akan dilakukan dua Minggu yang akan datang," sahut Deliah, asisten pribadi Sean yang sedang sibuk dengan pekerjaannya di depan layar laptopnya. Wanita berkacamata dengan rambut berwarna hitam yang diikat dengan gaya ekor kuda itu menjawab pertanyaan Sean tanpa menoleh ke arah bosnya.

Sean mengelus dagunya beberapa kali menggunakan ujung jemarinya. "Jika Alicia...." Ia berdehem. "Maksudku jika Grace tidak bisa datang ke Moscow, kurasa kita bisa melakukan pemotretan di London."

Deliah menatap bosnya dengan tatapan tidak percaya. "Itu akan memakan biaya yang sangat banyak."

"Aku sedang berpikir untuk mengembangkan bisnisku di sana, aku bahkan berencana menyewa sebuah studio kecil untuk membuka cabang butik di sana."

Bersambung....

Comments (1)
goodnovel comment avatar
MG Diana Kurniawan
Masih bingung, byk kali nama2nya...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Bound by Desire   3. Who is She?

    Chapter 3Who is She?"Willy," sapa Meghan yang hari ini akan menjadi pengantin. Ia mengenakan gaun pengantin berwarna putih tanpa lengan, bagian bawah gaun yang ia kenakan terbuat dari kain sepanjang delapan meter hingga membuatnya mekar dengan sempurna. Gaun pengantin yang sempurna itu dipadukan dengan veil dan crown, membuat penampilan Meghan tampak sempurna seperti seorang ratu."Selamat, akhirnya kau menikahi Calvin." William menempelkan pipinya ke pipi sahabatnya, bergantian kanan dan kiri.Meghan menyeringai lebar. "Aku sangat bahagia, ya Tuhan.""Aku turut bahagia," ujar William. Meghan mengerutkan hidungnya, ia memiringkan kepalanya, matanya melirik ke arah Grace yang berdiri di samping William. "Grace? Lama tidak berjumpa." Grace tersenyum ramah. "Selamat atas pernikahanmu."Terima kasih." Meghan menatap Grace dan William bergantian. "Kalian pasangan serasi," bisiknya pelan.William merengkuh pundak Grace. "Dia pernah cemburu padamu." Grace membeliak ke arah William. "Ak

    Last Updated : 2022-11-16
  • Bound by Desire   4. My Cousin

    Chapter 4My Cousin"Sekarang beri tahu aku," ucap Grace setelah mereka bercinta di dalam mobil."Kau yakin ingin mendengarnya?" tanya William dan Grace mengangguk. "Kau akan cemburu jika mendengarnya." "Kau mau mempermainkan aku lagi?" sungut Grace."Cium aku lagi, Sayang." William berbisik tersenyum dengan nakal."Tidak!" "Kalau begitu, aku tidak akan memberikanmu." "Kau mengatakan akan memberi tahu asal kita bercinta di sini." Grace menuruti keinginan William untuk meninggalkan kapel tanpa menunggu acara pengambilan sumpah pernikahan Calvin dan Meghan selesai dan ia juga sudah mematuhi seluruh keinginan suaminya itu, tetapi dirinya belum juga mendapatkan jawaban atas pertanyaannya. William tersenyum dan mengelus sudut bibir Grace dengan lembut. "Beri aku satu ciuman, Sayang.""Jangan bermain trik." Grace menyipitkan matanya menatap suaminya karena sepertinya mulai menyadari jika William sedang memainkan trik licik. "Aku tidak suka bermain trik dengan istriku, percayalah." Wil

    Last Updated : 2022-11-16
  • Bound by Desire   5. The Traitors

    Chapter 5 The Traitors"Aku tidak menyukai pria tadi," ucap William yang mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju tempat tinggal mereka. Di sampingnya, Grace terkikik mendengar pernyataan William. "Kau tidak menyukai semua pria yang ada di sekitarku." "Aku tidak suka istriku ditatap pria lain." Grace memutar bola matanya. "Bagaimana mungkin kau berbicara seperti itu, sedangkan istrimu berprofesi sebagai model." Sudut bibir William terangkat mengingat bagaimana cara Sean menatap Grace, pria itu seolah menginginkan istrinya. "Batalkan saja kontrak konyolmu dengan desainer gaun pengantin itu." Grace menatap William dengan tatapan memperingatkan, ia menyipitkan sebelah mata sambil menghela napasnya. "Kau mulai bertingkah pencemburu dan tidak masuk akal lagi." "Kau akrab dengannya." Itu adalah sebuah tuduhan, sama sekali bukan pertanyaan maupun pernyataan.Grace mencoba mengingat-ingat pertemuan terakhirnya bersama Sean di Moscow, juga percakapannya tadinyang sama sekali

    Last Updated : 2022-11-16
  • Bound by Desire   6. My Wife

    Chapter 6My WifeMeghan dan Calvin menikmati kopi di restoran hotel tempat mereka mengadakan pesta pernikahan kemarin."Sean," seru Meghan saat Sean, sepupunya terlihat memegangi piring berisi makanan dan segelas jus jeruk di restoran. Ia melambaikan satu tangannya."Sepertinya kau ingin memamerkan kemesraan pengantin baru padaku," seloroh Sean seraya menarik salah satu kursi.Calvin menaikkan kedua alisnya. "Tidak, kami tidak sekejam itu." "Ya, kami tidak seperti itu." Meghan meletakkan dagunya di pundak Calvin. "Aku mencintaimu."Calvin meraih telapak tangan Meghan lalu mengecupnya. "Dan aku mencintaimu." Sean mengernyit. "Aku tidak mengerti, kalian seharusnya sarapan di kamar, untuk apa kalian sarapan di sini?"Seharusnya begitu, Meghan dan Calvin menggunakan layanan yang bisa dinikmati dari kamar seperti biasanya pengantin batu, bukan malah menikmati sarapan pagi di restoran hotel. Meghan memutar bola matanya. "Kami ingin menikmati kopi di sini. Lagi pula kami hari ini akan p

    Last Updated : 2022-11-16
  • Bound by Desire   7. Stalker

    Chapter 7StalkerMeski Grace menyangkal pengakuan William dengan mengatakan jika William hanya bercanda, tetapi penyangkalannya hanya berujung sia-sia karena sebelum William meninggalkan ruangan, Grace ditarik ke dalam pelukannya dan William menciumi bibir Grace dengan paksa. Tetapi, Grace tidak menolak. Tidak mamou menolak William tepatnya."Kau menikahi kakakmu sendiri?" tanya Nina yang masih tampak kebingungan. Kulit wajah Grace masih memerah, ia menyeringai. Nina menggelengkan kepalanya. "Itu hal tergila yang pernah kusaksikan. Tapi, cinta memang buta. Mau bagaimana lagi?" "Kuharap kau tidak membocorkannya kepada siapa pun," ujar Grace. "Pernikahan kalian dan cinta kalian pasti luar biasa, itu bukanlah hal yang memalukan. Kenapa mesti disembunyikan?" Grace duduk di kursinya. "Kurasa, ada yang harus kuluruskan," ucapnya disertai dengusan pelan. "Duduklah." Nina menarik kursi yang tadinya diduduki William. "Apa ini cerita cinta kalian?" tanyanya sambil duduk. "Ya, katakan sa

    Last Updated : 2022-12-09
  • Bound by Desire   8. We are Family

    Chapter 8We are FamilyNatalia tersenyum. "Aku ingin melihatmu dari dekat." Jantung Grace terasa membengkak, ia sama sekali tidak ingin bertemu wanita yang tega menjual darah dagingnya sendiri. Ia merasakan amarah dan kekecewaan yang datang bersamaan, tetapi tidak dipungkiri jika ia merasakan sedikit rasa haru yang ia coba tepis jauh-jauh, ia tidak ingin mengakui jika ia bahagian bisa melihat wanita yang mengandung dan melahirkannya, sedikit pun tidak."Kau menjualku, di antara kita tidak ada hubungan apa pun. Jadi, kau tidak perlu ingin melihatku lagi." "Aku tahu kau pasti langsung mengenaliku," ucap Nathalia diiringi senyum di bibirnya. Bibir Grace mengulas senyum sinis. Ia bisa mengenali Nathalia sejak pertama kali melihat ibu kandungnya, tentu saja. Istri ayah kandungnya beberapa kali menunjukkan foto Natalia muda yang merupakan perwujudan dirinya, bukan karena itu saja, tetapi Natalia memiliki tanda tahi lalat di bawah kelopak matanya sebelah kiri. "Kuperingatkan kau, jangan

    Last Updated : 2022-12-10
  • Bound by Desire   9. Low Profile

    Chapter 9Low ProfileGrace memutuskan mengganti pakaian setelah Sidney meninggalkan kamarnya lalu mengambil ponsel untuk memberi tahu William jika ia berada di kediaman orang tua mereka. Ia juga memberi tahu Nina untuk membereskan ruang kerjanya sekaligus mengunci pintunya. Ia duduk di tepi tempat tidur, matanya tertuju ke arah foto yang dibingkai dengan pigura kecil yang ada di atas nakas. Foto dirinya bersama Leonel dan William, saat foto itu diambil Alexa belum lahir. Mungkin saat itu usianya empat tahun, di dalam foto itu ia menyeringai lebar ke arah kamera, sama seperti Leonel. Sedangkan William, senyumnya tidak terlalu lebar. Grace tidak menyangka jika ia bukanlah anak kandung di keluarga Johanson, bahkan seluruh keluarga Johanson pun tidak. Mata Grace berwarna biru, sama seperti Leonel, mungkin karena hal itu yang membuat tidak seorang pun menyadari jika putri asli di keluarga Johanson telah ditukar hingga saat Grace berusia lima tahun, kebenaran terkuak. Nathalia menjual ba

    Last Updated : 2022-12-11
  • Bound by Desire   10. Share the Bodyguard

    Chapter 10Share the BodyguardAlexander duduk di kursi ruang belajar sambil mengetukkan jari tengah dan telunjuknya ke meja, kerutan di dahinya cukup dalam. Tetapi, sorot matanya masih tampak tenang. "Seharusnya Wilona menjalani hukuman seumur hidup, yang berarti ia harus mendekam di dalam penjara selama dua puluh delapan tahun," ujar Alexander. "Siapa kira-kira yang membantunya keluar?" William menatap ayahnya lekat-lekat."Aku tidak tahu," ujar Alexander setelah berpikir keras. "Apa mungkin Nathalia?" Seperti Alexander, William juga berpikir sangat keras. Alexander menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi. "Nathalia sangat membenci Wilona, mustahil ia membantu. Lagi pula, Nathalia menikah dengan orang biasa. Hanya kepala sipir, ia tidak mungkin sanggup menyuap untuk mengeluarkan Wilona dan mereka tidak ada di London."Nathalia menjalani hukuman sepuluh tahun, setelah keluar, ia dinikahi oleh kepala sipir. Alexander memantaunya, menggunakan koneksinya, ia meminta pejabat kepoli

    Last Updated : 2022-12-12

Latest chapter

  • Bound by Desire   Epilogue

    EpilogueTidak ada pernikahan yang terburu-buru, Grace yang rencananya ingin membatalkan kontrak dengan brand yang mengontraknya akhirnya menemukan jalan lain yang dirasa lebih baik dan William juga menyetujui dengan syarat semua kegiatan Grace berada di bawah kendalinya. Dimiliki pria yang posesif ternyata tidak buruk. Apa lagi William tahu betul cara memanjakan Grace hingga Grace merasakan jika dirinya merupakan wanita paling beruntung di muka bumi ini. Mereka menyiapkan pernikahan mewah di London tahun ini dan persiapan itu memakan waktu cukup lama hingga kontrak kerja Grace berakhir. William berulang kali menatap wajah cantik Grace di tengah pesta pernikahan mereka. Seluruh anggota keluarga Johanson berkumpul, juga keluarga besar ayah kandung Grace. Nathalia dan Theresia juga ada di sana. Tidak ketinggalan teman-teman Grace & William, mereka semua berkumpul dalam suasana hangat untuk memberikan selamat dan bersuka cita. Semua larut dalam kebahagiaan, Ford datang bersama kekasi

  • Bound by Desire   30. End

    30. EndMeghan tersenyum penuh kemenangan. "Dia menunggumu." "Menunggu?" Sean masih tidak mengerti dengan maksud Meghan."Grace menunggumu di mobil, sopirku tahu ke mana dia harus mengantarkan kalian." Mengumpat, Sean meninggalkan Meghan. Setengah berlari ia menuju mobil yang dimaksud Meghan. Ia membuka pintu belakang dan mendapati Grace meringkuk di sana sambil memeluk lututnya seraya mengerang memanggil William. Ia menutup pintu mobil dengan perasaan frustrasi lalu membuka pintu bagian depan. Kali ini lebih mengejutkan lagi adalah mendapati orang yang duduk di belakang kemudi."Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Sean gusar."Aku melakukan tugasku." Sean menutup pintu mobil. "Kau asistennya!" Halifa tertawa pelan. "Bayaran yang Meghan tawarkan seratus kali lipat dari gajiku bekerja menjadi asistennya." "Brengsek!" Sean mengumpat. "Jalankan mobilnya." Sean mendengar dari Meghan jika sepupunya itu akan membantunya untuk mendapatkan Grace. Tetapi, ia belum menyetujui gagasan Meg

  • Bound by Desire   29. Cheating

    Chapter 29CheatingGrace membuka matanya, yang terakhir ia ingat adalah ia meminta bantuan Meghan untuk menemukan William. Kejadian beberapa bulan yang lalu akhirnya kembali terulang di mana ia berakhir di atas ranjang William. Tetapi, kali ini ceritanya berbeda. Entah berada di hotel mana. Tanpa mengenakan apa pun selain selimut yang masih menutupi tubuhnya. Ia juga merasakan jika seluruh tubuhnya terasa sakit dan bagian pribadinya terasa tidak nyaman. Terasa perih. Sebuah konspirasi pasti telah terjadi dan ia tidak tahu siapa dalang dibalik konspirasi itu, ia hanya mampu menduga jika Meghan adalah otak dibalik semuanya. Tetapi, ia sama sekali tidak memiliki bukti jika menuduh Meghan dan sekarang siapa yang akan percaya padanya jika mengatakan telah dijebak?Ia dilemparkan ke atas ranjang dalam keadaan tidak sadarkan diri. Grace sangat yakin jika orang itu mengingatkan kehancurannya. Kehancuran hidup dan kariernya. Sangat tragis, semua yang ia bangun benar-benar hancur.Dulu ia be

  • Bound by Desire   28. Your Brother

    Chapter 28Your BrotherCalvin duduk di ruang keluarga. Matanya mengamati keliling ruangan dengan perasaan masam. Rumah itu ia beli dua bulan sebelum pernikahannya dan Meghan berlangsung. Ah, ia memang hanya pria biasa, manusia biasa yang lemah. Semua orang bisa merencanakan dengan siapa akan menikah, tetapi pada akhirnya tidak ada yang bisa merencanakan kepada siapa akan jatuh cinta. Dulu, ia mengejar Megan seperti hanya ada Meghan seakan hanya ada Meghan gadis di dunia ini. Ia menjadikan Meghan nomor satu, di atas segalanya. Tetapi, seiring berjalannya waktu, bertambahnya usia, dan juga hal-hal yang dilewati, hati dan perasaan ternyata bisa berubah. Calvin berlama-lama menatap lukisan dirinya dan Meghan yang terpajang di dinding. Mata Meghan menatapnya, penuh cinta. Ia tahu jelas perasaan istrinya. Dirinyalah yang merusak rumah tangga. Benar kata Meghan, ia menyimpan wanita lain dalam rumah tangga mereka. Calvin sepenuhnya menyadari kesalahannya. Ia bertemu Aida, awalnya hanya k

  • Bound by Desire   27. Real Boobs

    Chapter 27The Real BoobsUntuk ke sekian kalinya William menoleh ke arah Grace yang kembali mengecek jam di ponselnya. Ia memutuskan meninggalkan kursi kerjanya dan menghampiri Grace yang merebahkan tubuhnya di sofa. "Operasi transplantasi ginjal memerlukan waktu setidaknya tiga sampai empat jam, kau tidak perlu terus mengecek jam," ucap William dengan nada sabar. Ia duduk di pinggir sofa tempat Grace merebahkan tubuhnya. "Aku tidak sabar menunggu hasilnya," gumam Grace, ia mengulurkan tangannya untuk menyentuh ujung rambut di belakang kepala William. "Nathalia akan memberikan kabar padaku secepatnya." William mengusap-usap pundak Grace.Grace menatap William dengan sorot mata iri. "Kalian terlihat akrab." Ya, ia iri karena Theresia juga terlihat sangat akrab dengan William, ditambah Nathalia yang juga ramah setiap kali berbicara dengan William."Bagaimana jika Kau istirahat di dalam kamar?" William mengusulkan agar Grace mengistirahatkan tubuhnya di ruang khusus yang ada di balik

  • Bound by Desire   26. My Daughter

    Chapter 26My DaughterMeghan berjalan mondar-mandir karena keresahan melingkupi seluruh raganya. Sudah beberapa hari jasad Calvin belum juga ditemukan, dari informasi yang ia dapatkan hanya bangkai mobil yang ditemukan dan anehnya pintu mobilnya masih tertutup. Ketika ponselnya berdering, ia mendengus dengan kasar lalu menjawab, "Kau memang tidak becus!" ucapnya ketus. "Aku melakukan semua yang kau perintahkan," sahut Wilona. Meghan mengumpat. "Kalau kau becus, seharusnya dia telah menjadi bangkai!" Wilona tertawa. "Tugasku adalah mengondisikan semua di lapangan. Dan lagi pula, ini bukan kesepakatan awal kita." Wilona dikeluarkan untuk mempermalukan Grace, untuk menghancurkan Grace dengan menjual cerita anak haram yang diadopsi kemudian merayu kakak angkatnya. Jika Grace hancur, otomatis William akan goyah, Meghan akan memanfaatkan Calvin untuk memasuki celah bisnis keluarga Johanson. Namun, semua berubah haluan dengan cepat saat ia mengetahui Calvin jatuh hati pada Aida, sahaba

  • Bound by Desire   25. Rich Widow

    Chapter 25Rich WidowSean mengusap wajahnya dengan gerakan kasar karena merasa frustrasi. Di matanya, William benar-benar kakak yang menyebalkan bagi Grace dan tentunya kuno. Batinnya terus saja menggerutu karena menurutnya ini bukan lagi tahun 1700, di mana seorang gadis keluar bersama pria dianggap tabu. Sepanjang hidupnya sebagai pria dewasa, ia baru menemui pria seperti William."Wajahmu itu, aku yakin kau dalam suasana hati yang buruk." Meghan meletakkan gelas berisi wine ke atas meja. Sean melirik ke arah Meghan. "Tidak juga." Meghan mengedikkan kedua bahunya, seraya melemparkan senyuman. "Di mana suamimu?" tanya Sean kepada Meghan. Sean memanggil Meghan melalui telephone setelah berbincang-bincang dengan Grace dan Meghan meminta Sean datang ke tempat tinggalnya. Bukan tanpa alasan ia memanggil sepupunya, ia teringat jika Meghan pernah menawarinya untuk membantu mendapatkan Grace. "Aku kembali beberapa hari yang lalu, Calvin... kami bertengkar." Kilatan di mata Meghan men

  • Bound by Desire   24. Geting a Trap

    Chapter 24Getting a TrapGrace berdiri di dekat fotografer yang sedang mengamati foto-foto hasil jepretannya, sama seperti fotografer itu, Grace juga mengamati foto-foto dirinya di layar laptop. Mereka berbincang-bincang mengenai hasil pekerjaan yang baru saja mereka lakoni, sesekali fotografer itu melayangkan pujian kepada Grace. Pujian itu terdengar tulus tidak dibuat-buat. Cara pria itu berbicara juga dan bersahabat tidak ada canggung menandakan jika itu memang pandai bergaul dan pastinya sangat profesional.Sama halnya dengan fotografer yang tidak segan-segan memberikan pujian kepadanya, Grace juga membalas pujian pria itu karena memang pada faktanya fotografer itu sangat piawai dalam mengarahkan kamera dan rasanya menyenangkan bekerja dengan fotografer yang terlatih dalam mengarahkan gaya hingga membuatnya merasa sangat cepat menyelesaikan pemotretan, ia hingga ia tidak perlu mengulang-ulang gaya yang diminta sang fotografer karena instruksinya sangat jelas.Suara deheman pria m

  • Bound by Desire   23. Good News

    Chapter 23Good NewsGrace melongok ke arah tangga karena mendengar suara di lantai dua seraya berteriak, "Nina, kau datang?" "Ya." Suara Nina terdengar tidak kalah nyaring dari suara Grace. William yang sedang menyiapkan sarapan mengerutkan keningnya lalu bertanya, "Sepagi ini?" "Jangan-jangan ada sesuatu." Grace berjalan menuruni tangga dan mendapati Nina sedang melepaskan mantelnya. "Kenapa sepagi ini kau ke sini?" Nina mengedikkan bahunya. "Kau pasti tahu alasanku." Grace menyeringai. "Maafkan aku." "Lupakan." Nina mendengus. "Dan yang pasti, aku tidak ingin membuatkan sarapan untuknya." Ia tertawa. Grace juga tertawa. "Aku tidak yakin dia bisa menggoreng telur." "Kukunya akan patah jika ia menyentuh alat dapur," ujar Nina setelah menggantung mantelnya lalu ia menyisir rambutnya menggunakan jari-jarinya. "Omong-omong, terima kasih, setelan ini sangat bagus." Setelan yang dikenakan oleh Nina adalah pakaian yang ada di kamar Grace, setelan berwarna merah ruby itu tampak pa

DMCA.com Protection Status