Share

Boss Arogan itu Suamiku
Boss Arogan itu Suamiku
Penulis: Dafianii

1

Penulis: Dafianii
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Pak ada dokumen yang harus anda..."

Perkataan itu terputus kala Karin Namira membuka pintu ruangan bosnya yang sebelumnya sudah dia ketuk beberapa kali. Mata indahnya membulat dengan sempurna ketika melihat pemandangan tidak senonoh dihadapannya.

Bosnya itu tengah bercumbu mesra bersama seorang wanita yang kini berada dipangkuannya. Kedatangannya membuat kedua orang itu berhenti dan Karin sontak menunduk sambil meminta maaf.

"Maaf Pak.."

Kemudian Karin dengan buru-buru menutup pintu lalu kembali ke meja kerjanya sambil menggerutu.

"Kayak enggak ada tempat lain untuk ngelakuin hal kayak gitu aja," omelnya.

Hal seperti itu memang bukan hal yang mengejutkan untuk Karin yang merupakan sekretaris bosnya. Namun, dimata karyawan lain bosnya itu dikenal dengan sebutan bos tampan dan baik hati.

Iya hatinya mungkin baik, tapi kelakuannya sama sekali tidak patut untuk dicontoh.

Bagaimana bisa dia bercumbu di kantor?

"Ish mana ini dokumen harus cepat di tandatangani," keluh Karin sambil menghentakkan kakinya.

Dengan kesal Karin kembali duduk di tempatnya. Dia terus saja mengoceh hingga sekitar lima belas menit wanita yang tadi ada di dalam ruangan bosnya itu keluar.

Wanita dengan dress merah di atas lutut itu berjalan melewati mejanya dengan penampilan yang sudah kembali rapih.

Tak lama ponselnya berbunyi.

Pak Jordan :

[ Bawa dokumennya kesini. ]

Dengan penuh kekesalan Karin kembali masuk ke dalam ruang kerja bosnya.

Di atas meja tertera nama Jordan Pradipta. Pria itu memang masih sangat muda dan dia baru tiga bulan ini menggantikan Mario Pradipta memimpin perusahaan.

Saat masuk ke dalam ruangan Karin tersenyum tipis pada bosnya. Kemudian dia meletakkan beberapa dokumen yang harus ditandatangani ke meja.

"Ada jadwal apa saja hari ini?" tanya Jordan sambil membuka dan membaca satu per satu dokumen yang dibawa sekretarisnya.

"Makan siang bersama dengan Pak Fredi lalu jam dua siang bapak harus menghadiri launching brand terbaru milik Bu Hilda," kata Karin menyebutkan beberapa kegiatan yang harus bosnya lakukan hari ini.

"Lalu?"

"Ada meeting pukul empat sore dan nanti malam bapak mendapatkan undangan untuk menghadiri acara ulang tahun perusahaan Pak Brata." Karin menyebutkan dua kegiatan terakhir yang harus atasannya itu hadiri.

"Besok?"

"Besok jadwal anda lebih padat Pak hampir seharian kegiatan anda berada di luar kantor," jelas Karin.

Jordan mengangguk faham. Dia membubuhkan tanda tangannya setelah membaca semua isi dokumen itu.

"Nanti malam kau ikutlah bersamaku menghadiri acara ulang tahun perusahaan itu," kata Jordan sambil meletakkan pulpen yang ada di tangannya ke atas meja.

"Saya?"

"Iya, jadi bersiaplah nanti malam," ucap Jordan yang membuat Karin terdiam.

Dia ingin menolak, tapi mana berani dia melakukannya.

"Baik Pak." Karin hanya bisa menyetujuinya saja.

Kalau menolak nanti dia bisa di pecat. Baiklah itu bukan masalah besar. Menghadiri sebuah acara yang mungkin jam sepuluh atau sebelas malam telah selesai.

"Ini."

Jordan menyerahkan kembali dokumen yang telah dia tandatangani kepada sekretarisnya.

"Baik Pak terimakasih," kata Karin sambil menunduk dengan sopan.

Setelah mendapatkan tanda tangan itu Karin langsung keluar dari ruangan bosnya.

•••••

Karin tersenyum tipis kepada pria paruh baya di depannya. Saat ini dia bersama dengan bosnya pergi makan siang bersama Pak Fredi.

Fredi Gunawan namanya. Dia adalah salah satu klien penting perusahaan yang sudah menjalin kerja sama untuk waktu yang lama dan juga merupakan teman baik dari ayah Jordan.

Saat makan siang Fredi dan Jordan membicarakan beberapa hal tentang pekerjaan yang berusaha untuk Karin fahami.

"Saya juga akan datang ke acara Pak Brata malam ini," kata Fredi yang membuat Jordan mengangguk singkat.

"Anda datang sendirian atau bersama dengan Pak Mario juga?" tanya Fredi.

Jordan melirik ke arah Karin sebelum memberikan jawaban.

"Saya pergi bersama dengan sekretaris saya karena kebetulan Ayah saya ada acara lain yang harus dihadiri," jawab Jordan.

Karin yang mendengar namanya disebut langsung tersenyum dan menunduk dengan sopan.

"Mungkin ketika di sana nanti orang-orang akan mengira Nona Karin sebagai kekasih anda," ucap Fredi yang membuat Jordan tertawa pelan.

"Benarkah?" tanya Jordan.

"Sekarang saja dia tidak terlihat seperti sekretaris anda kalau boleh jujur kalian berdua terlihat serasi," kata Fredi lagi.

Jordan hanya tersenyum sebagai tanggapan. Kemudian dia melirik ke arah Karin yang hanya ikut tersenyum.

Wanita itu memang cantik, tapi dia terlalu sopan tidak masuk tipe Jordan sama sekali.

Dia suka wanita seksi dan menggoda.

••••

"Cepat masuk kita sudah terlambat."

Karin yang baru saja menutup pintu rumah sederhana miliknya langsung berlari ke mobil milik atasannya. Dia bergegas masuk dan duduk di dalam sana dengan sedikit perasaan canggung.

Memang ini bukan pertama kali dia menaiki mobil ini, tapi masalahnya ini pertama kali dia ikut ke acara penting seperti ini. Dia yakin pasti akan banyak orang penting di sana.

Malam ini Karin mengenakan dress berwarna hitam yang panjangnya sedikit di atas lutut dengan punggung yang sedikit terbuka. Rambut panjangnya dia ikat cukup tinggi dan Karin juga memakai sedikit make up di wajahnya.

Sedangkan atasannya itu seperti biasa di kantor saja. Dia memakai pakaian formal, kemeja dan juga jas yang memang sangat cocok untuknya.

"Acaranya mungkin akan sampai malam, tapi kita akan pulang lebih dulu nanti," kata Jordan tanpa menoleh sedikitpun.

Karin mengangguk singkat sebagai tanggapan. Selama perjalanan tidak ada percakapan lagi yang terjalin diantara keduanya.

Hingga mereka benar-benar sampai di hotel mewah tempat pesta itu dilangsungkan.

"Ayo."

Tanpa menunggu waktu lagi Karin bergegas keluar dari dalam mobil. Dia berjalan berdampingan memasuki area hotel yang membuatnya tidak bisa berhenti berdecak kagum.

Karin hanya seorang sekretaris yang berasal dari keluarga biasa. Bukan sekali dua kali dia dibuat kagum dengan hal yang baru kali pertama dilihatnya.

Sejak menjadi sekretaris Karin mengetahui banyak hal yang sebelumnya tidak pernah dia ketahui.

"Selamat malam Pak Jordan," sapa seorang pria paruh baya yang mereka temui ketika akan masuk ke dalam.

Jordan tersenyum ramah dan yang Karin ketahui itu adalah Gathan Narendra salah satu klien dari atasannya.

"Ah ada Nona Karin juga," katanya dengan ramah.

"Selamat malam juga Pak Gathan," sapa Karin sambil menunduk dengan sopan.

Setelah acara saling sapa itu selesai keduanya masuk ke tempat acara diselenggarakan. Satu per satu orang mulai menyapa dan sebagian besar dari mereka Karin mengetahuinya.

Wah disini benar-benar tempat orang penting berkumpul.

••••

Karin keluar dari ballroom hotel untuk mencari keberadaan bosnya yang sudah sekitar setengah jam menghilang. Kakinya menulusuri hotel mewah ini hingga dia melihat sesuatu di sudut ruangan.

Tempatnya sangat sepi dan nyaris tidak ada orang yang lewat. Di tempat itu Karin melihat bosnya yang tengah asik bercumbu dengan seorang wanita.

Hal itu membuat dia meringis pelan. Dia menggerutu dalam hati dan langsung berjalan menjauh.

Sambil terus mengomel Karin masuk kembali ke tempat di mana pesta itu di selenggarakan. Mau tidak mau dia harus menunggu bosnya itu kembali dan mengajaknya untuk pulang.

Sedangkan itu disisi lain Jordan yang telah selesai dengan kegiatannya kini saling bertatapan dengan wanita yang cantik dihadapannya ini.

"Besok malam datanglah ke tempatku."

Wanita itu berbicara sambil melingkarkan kedua tangannya di leher Jordan.

"Apa yang akan aku dapatkan di sana?" tanya Jordan dengan satu alis yang terangkat.

Luna Januar, wanita itu tersenyum sambil berjinjit dan membisikkan sesuatu di telinga mantan kekasihnya.

"Aku dan tubuhku."

Penawaran yang menarik untuk seorang Jordan Pradipta.

Bab terkait

  • Boss Arogan itu Suamiku   2

    Karin tersenyum sambil mengucapkan terimakasih kepada Jordan yang mengantarnya pulang ke rumah. "Terima kasih banyak Pak."Pria itu bergumam pelan. Dia menatap sekretarisnya yang sudah keluar dari dalam mobil dan berjalan memasuki rumahnya. Mata tajam Jordan terus memperhatikan langkah kaki Karin. Entah kenapa malam ini dia terlihat sangat cantik dan menggoda. Sayangnya Karin tidak bisa untuk diajak bersenang-senang. Wanita itu terlalu jual mahal dan lagi Ayahnya selalu menceritakan kebaikannya. Jordan terlalu malas berurusan dengan wanita seperti itu. Akan lebih baik jika berurusan dengan wanita yang dengan sukarela menyerahkan tubuh mereka padanya. Setelah memastikan Karin masuk ke dalam rumah Jordan langsung melajukan mobilnya menjauh dari rumah sederhana itu. •••••"Jordan, harus berapa kali lagi Papa menutupi kelakuanmu itu?!"Baru saja masuk ke dalam rumah Jordan langsung mendapat omelan dari orang tuanya.Dia tidak tau karena apa. "Kalau kau benar-benar tidak bisa menaha

  • Boss Arogan itu Suamiku   3

    "Saya tidak memaksa, jika kamu keberatan silahkan berikan surat pengunduran dirinya besok."Mata Karin terpejam selama beberapa saat. Apa yang baru saja atasannya katakan itu tidak bisa dia terima dengan mudah. "Datang ke alamat itu nanti malam, tapi kalau kamu keberatan saya tunggu surat pengunduran dirinya," kata Jordan. Karin masih belum memberikan tanggapan. Tubuhnya berkeringat dingin ketika mendengar penawaran yang atasannya itu tawarkan padanya. "Bersiaplah kita akan segera pergi melihat perkembangan pembangunan kantor cabang," kata Jordan sambil menutup laptop miliknya. Dia berjalan mendahului Karin yang masih berdiri diam dengan pikiran yang sudah melayang entah kemana. "Lakukan pekerjaanmu hari ini dengan baik sebelum surat pengunduran diri itu sampai di meja saya," ucap Jordan. Karin menghela nafasnya pelan. Dia berusaha keras untuk tetap tenang dan langsung menyusul atasannya. Dengan rasa takut yang menguasai dirinya Karin berjalan tepat di samping Jordan, tapi tiba

  • Boss Arogan itu Suamiku   4

    Shit!Jordan tidak bisa berhenti mengumpat di dalam hatinya ketika melihat wanita yang kini ada dihadapannya menanggalkan satu per satu pakaian di tubuhnya.Dia tidak pernah mengira jika dibalik pakaian kebesaran yang selalu Karin pakai itu tersembunyi lekukan tubuh yang luar biasa menggodanya. Mendadak kepala Jordan pening. Matanya menggelap dengan gairah yang mulai datang menguasainya. Posisi keduanya yang sudah berada di dalam kamar luas milik Jordan membuat suasana mendadak panas. AC yang menyala mendadak tidak berfungsi bagi Jordan yang kini menatap Karin dengan penuh nafsu. Saat hanya tersisa pakaian dalam yang melekat di tubuh wanita itu Jordan langsung mendekat. Tanpa aba-aba pria itu meraih tengkuk Karin dan menciumnya dengan tidak sabaran. Mendapat serangan seperti itu membuat jantung Karin berdegup semakin tidak karuan. Satu tangannya mencengkram kuat lengan kekar Jordan. Matanya yang masih terbuka melihat pria itu kini memejamkan matanya dan wajahnya mulai bergerak ber

  • Boss Arogan itu Suamiku   5

    Kedatangan Mario secara tiba-tiba ke rumah membuat Jordan panik bukan main. Pria paruh baya yang memergoki dirinya dengan Karin itu sekarang tengah menatapnya dengan tajam. Baik Jordan atau Karin tidak ada yang berani untuk mengeluarkan suara. Bahkan Karin hanya bisa menunduk sambil memainkan jari-jari tangannya karena merasa gugup dan takut. Mario tidak menyangka Jika dia akan melihat Jordan bersama Karin. Namun, Mario tidak berpikir bahwa Karin yang menggoda anaknya dia malah berpikir bahwa Ini semua adalah ulah anaknya sendiri. Selama ini Mario mengenal Karin sebagai wanita baik-baik. Oleh karena itu kejadian yang tidak sengaja dilihat ini menurutnya adalah kesalahan dari anaknya sendiri. Mario berpikir pasti ini semua adalah ulah Jordan yang memaksa Karin untuk mau melakukannya. "Apakah tidak ada yang mau bicara dan menjelaskan semuanya?" tanya Mario sambil menatap kedua orang itu secara bergantian. Karin langsung terdiam dengan jantung yang berdegup kencang. Dia bahkan tida

  • Boss Arogan itu Suamiku   6

    "Papa tidak bisa melakukan hal itu padaku!"Jordan membuntuti Mario yang kini masuk ke dalam ruang kerjanya. Dia masih terus memberikan penolakan atas keinginan sepihak yang Mario ambil untuknya. Menikah? Itu adalah salah satu hal yang tidak ingin Jordan lakukan, tapi Mario memaksanya untuk menikah dengan sekretarisnya sendiri? Agh sialan! "Papa! Aku tidak mau menikah!" seru Jordan. Kali ini Mario yang sudah dikuasi emosi. Dia berbalik dan menatap anak laki-lakinya itu dengan wajah memerah."Kalau kau tidak mau tinggalkan jabatan mu sekarang dan kembalikan semua fasilitas yang telah Papa berikan!" kata Mario dengan penuh penekanan. "Pa!""Berhenti protes Jordan! Kau tanggung sendiri akibat dari perbuatan mu." kata Mario. Jordan menghela nafasnya kasar. "Aku tidak mau..."Penolakan yang kembali Jordan katakan membuat Mario semakin dikuasai emosi, tapi berusaha keras Mario menahannya. "Papa sudah berkali-kali mentoleransi semua kesalahan yang kau buat Jordan, tapi untuk kali in

  • Boss Arogan itu Suamiku   7

    Jordan menyematkan cincin di jari manis Karin dan para tamu undangan bertepuk tangan dengan heboh. Setelah itu Karin melakukan hal yang sama, dia menyematkan cincin di jari manis Jordan yang kini telah resmi menjadi suaminya. Selesai prosesi tukar cincin itu Karin diminta untuk mencium punggung tangan Jordan yang langsung wanita lakukan hingga kini tepuk tangan para tamu undangan semakin terdengar. Kemudian giliran Jordan yang diminta untuk mencium kening Karin. Saat melakukannya mata Jordan terpejam selama beberapa detik, tapi dia tidak langsung menjauhkan wajahnya. Jordan malah menunduk dan mengatakan sesuatu di depan wajah Karin yang membuat wanita itu menahan sesak dalam dadanya. "Aku sama sekali tidak pernah mengharapkan pernikahan ini, jadi jangan berharap banyak padaku."Setelah itu Jordan menjauhkan wajahnya. Kini mereka berdua menghadap ke arah tamu undangan sambil menunjukkan seulas senyuman. Pernikahan ini bukan hanya Jordan yang tidak mengharapkannya, tapi Karin pun sa

  • Boss Arogan itu Suamiku   8

    "Kau tidur saja di kamar tamu!"Jordan berkata dengan ketus begitu mereka masuk ke dalam rumahnya. Sekitar pukul sembilan pagi tadi Jordan memang langsung pergi dari rumah orang tuanya bersama dengan Karin yang sudah berstatus menjadi istrinya. Saat sampai di rumahnya dia langsung meninggalkan Karin dan membiarkan wanita itu membawa barang-barangnya sendiri dengan kesusahan. Begitu baru saja masuk Jordan langsung mengatakan hal itu dengan ketus sambil menunjuk ke arah kamar yang berjarak dua pintu dari kamarnya. "Baik, terimakasih Pak," kata Karin pelan. "Pak? Kau memanggil suamimu dengan sebutan Pak?" tanya Jordan dengan sedikit kesal. "Maaf, maksudku terimakasih banyak Jordan," kata Karin yang mengulangi kembali perkataannya. Jordan bergumam pelan. Kemudian dia menatap wajah Karin yang selama beberapa detik. "Apa kau benar-benar memanfaatkan aku untuk membayar semua hutang keluargamu?" tanya Jordan sambil melipat kedua tangannya di dada. Pria itu menatap Karin dengan angkuh.

  • Boss Arogan itu Suamiku   9

    Karin gemetar karena ketakutan. Dia langsung berjalan menjauh dari ruangan yang berada di bawah tangga itu. Mata Jordan menatap nyalang ke arahnya. Pria itu melangkahkan kakinya dengan cepat dan langsung menutup kembali pintu itu dengan kuat. "Apa yang kau lakukan?!" bentak Jordan. Karin menggelengkan kepalanya dengan cepat. Tangannya bergetar hebat karena ketakutan. Di dalam sana dia melihat tumpukan senjata yang tertata rapih di dalam lemari juga ada beberapa yang tergantung di tembok. Jantung Karin berdegup dengan begitu kencang. Apalagi ketika melihat sebuah foto yang tertempel di tembok. "Jangan membuka ruangan ini sembarangan! Hanya aku yang boleh membukanya!" seru Jordan lagi. "Maaf.. maafkan aku Jordan aku tidak tau," kata Karin dengan cepat. Jordan berdecak kesal. Dia langsung mengusir Karin dari hadapannya yang membuat wanita itu langsung berlari menjauh. "Sialan!"Setelah Karin pergi Jordan langsung masuk ke dalam ruangan itu. Dia melihat berbagai macam pistol juga

Bab terbaru

  • Boss Arogan itu Suamiku   10

    Jordan pulang dengan raut wajah muram. Pria itu terlihat berkali-kali lipat lebih menyeramkan dari hari biasanya. Karin tidak tau apa alasannya. Dia ingin mengajukan pertanyaan, tapi tidak berani melakukannya. Sekarang Karin mengintip dari balik pintu kamarnya. Matanya menatap ke arah Jordan yang sedari tadi menghisap rokoknya.Wajah pria itu terlihat sangat tidak bersahabat. Terhitung sudah lima batang rokok yang pria itu habiskan sejak pulang. "Apa terjadi sesuatu ya? Aku jadi penasaran," ucap Karin sambil terus mengintip suaminya itu. Sedangkan di ruang tamu itu Jordan yang terus-terusan menghisap rokoknya berusaha menjernihkan pikirannya. Kabar yang dia terima tadi membuat kepalanya pening bukan main. Setelah menghabiskan rokok ke enam Jordan beralih pergi menuju dapur. Dia mengambil satu botol wine yang ada di dalam sana. Kemudian Jordan kembali dan duduk di sofa. Dia menenggak minuman itu perlahan. Kepalan tangan Jordan begitu terlihat. Urat-urat di lengan pria itu semaki

  • Boss Arogan itu Suamiku   9

    Karin gemetar karena ketakutan. Dia langsung berjalan menjauh dari ruangan yang berada di bawah tangga itu. Mata Jordan menatap nyalang ke arahnya. Pria itu melangkahkan kakinya dengan cepat dan langsung menutup kembali pintu itu dengan kuat. "Apa yang kau lakukan?!" bentak Jordan. Karin menggelengkan kepalanya dengan cepat. Tangannya bergetar hebat karena ketakutan. Di dalam sana dia melihat tumpukan senjata yang tertata rapih di dalam lemari juga ada beberapa yang tergantung di tembok. Jantung Karin berdegup dengan begitu kencang. Apalagi ketika melihat sebuah foto yang tertempel di tembok. "Jangan membuka ruangan ini sembarangan! Hanya aku yang boleh membukanya!" seru Jordan lagi. "Maaf.. maafkan aku Jordan aku tidak tau," kata Karin dengan cepat. Jordan berdecak kesal. Dia langsung mengusir Karin dari hadapannya yang membuat wanita itu langsung berlari menjauh. "Sialan!"Setelah Karin pergi Jordan langsung masuk ke dalam ruangan itu. Dia melihat berbagai macam pistol juga

  • Boss Arogan itu Suamiku   8

    "Kau tidur saja di kamar tamu!"Jordan berkata dengan ketus begitu mereka masuk ke dalam rumahnya. Sekitar pukul sembilan pagi tadi Jordan memang langsung pergi dari rumah orang tuanya bersama dengan Karin yang sudah berstatus menjadi istrinya. Saat sampai di rumahnya dia langsung meninggalkan Karin dan membiarkan wanita itu membawa barang-barangnya sendiri dengan kesusahan. Begitu baru saja masuk Jordan langsung mengatakan hal itu dengan ketus sambil menunjuk ke arah kamar yang berjarak dua pintu dari kamarnya. "Baik, terimakasih Pak," kata Karin pelan. "Pak? Kau memanggil suamimu dengan sebutan Pak?" tanya Jordan dengan sedikit kesal. "Maaf, maksudku terimakasih banyak Jordan," kata Karin yang mengulangi kembali perkataannya. Jordan bergumam pelan. Kemudian dia menatap wajah Karin yang selama beberapa detik. "Apa kau benar-benar memanfaatkan aku untuk membayar semua hutang keluargamu?" tanya Jordan sambil melipat kedua tangannya di dada. Pria itu menatap Karin dengan angkuh.

  • Boss Arogan itu Suamiku   7

    Jordan menyematkan cincin di jari manis Karin dan para tamu undangan bertepuk tangan dengan heboh. Setelah itu Karin melakukan hal yang sama, dia menyematkan cincin di jari manis Jordan yang kini telah resmi menjadi suaminya. Selesai prosesi tukar cincin itu Karin diminta untuk mencium punggung tangan Jordan yang langsung wanita lakukan hingga kini tepuk tangan para tamu undangan semakin terdengar. Kemudian giliran Jordan yang diminta untuk mencium kening Karin. Saat melakukannya mata Jordan terpejam selama beberapa detik, tapi dia tidak langsung menjauhkan wajahnya. Jordan malah menunduk dan mengatakan sesuatu di depan wajah Karin yang membuat wanita itu menahan sesak dalam dadanya. "Aku sama sekali tidak pernah mengharapkan pernikahan ini, jadi jangan berharap banyak padaku."Setelah itu Jordan menjauhkan wajahnya. Kini mereka berdua menghadap ke arah tamu undangan sambil menunjukkan seulas senyuman. Pernikahan ini bukan hanya Jordan yang tidak mengharapkannya, tapi Karin pun sa

  • Boss Arogan itu Suamiku   6

    "Papa tidak bisa melakukan hal itu padaku!"Jordan membuntuti Mario yang kini masuk ke dalam ruang kerjanya. Dia masih terus memberikan penolakan atas keinginan sepihak yang Mario ambil untuknya. Menikah? Itu adalah salah satu hal yang tidak ingin Jordan lakukan, tapi Mario memaksanya untuk menikah dengan sekretarisnya sendiri? Agh sialan! "Papa! Aku tidak mau menikah!" seru Jordan. Kali ini Mario yang sudah dikuasi emosi. Dia berbalik dan menatap anak laki-lakinya itu dengan wajah memerah."Kalau kau tidak mau tinggalkan jabatan mu sekarang dan kembalikan semua fasilitas yang telah Papa berikan!" kata Mario dengan penuh penekanan. "Pa!""Berhenti protes Jordan! Kau tanggung sendiri akibat dari perbuatan mu." kata Mario. Jordan menghela nafasnya kasar. "Aku tidak mau..."Penolakan yang kembali Jordan katakan membuat Mario semakin dikuasai emosi, tapi berusaha keras Mario menahannya. "Papa sudah berkali-kali mentoleransi semua kesalahan yang kau buat Jordan, tapi untuk kali in

  • Boss Arogan itu Suamiku   5

    Kedatangan Mario secara tiba-tiba ke rumah membuat Jordan panik bukan main. Pria paruh baya yang memergoki dirinya dengan Karin itu sekarang tengah menatapnya dengan tajam. Baik Jordan atau Karin tidak ada yang berani untuk mengeluarkan suara. Bahkan Karin hanya bisa menunduk sambil memainkan jari-jari tangannya karena merasa gugup dan takut. Mario tidak menyangka Jika dia akan melihat Jordan bersama Karin. Namun, Mario tidak berpikir bahwa Karin yang menggoda anaknya dia malah berpikir bahwa Ini semua adalah ulah anaknya sendiri. Selama ini Mario mengenal Karin sebagai wanita baik-baik. Oleh karena itu kejadian yang tidak sengaja dilihat ini menurutnya adalah kesalahan dari anaknya sendiri. Mario berpikir pasti ini semua adalah ulah Jordan yang memaksa Karin untuk mau melakukannya. "Apakah tidak ada yang mau bicara dan menjelaskan semuanya?" tanya Mario sambil menatap kedua orang itu secara bergantian. Karin langsung terdiam dengan jantung yang berdegup kencang. Dia bahkan tida

  • Boss Arogan itu Suamiku   4

    Shit!Jordan tidak bisa berhenti mengumpat di dalam hatinya ketika melihat wanita yang kini ada dihadapannya menanggalkan satu per satu pakaian di tubuhnya.Dia tidak pernah mengira jika dibalik pakaian kebesaran yang selalu Karin pakai itu tersembunyi lekukan tubuh yang luar biasa menggodanya. Mendadak kepala Jordan pening. Matanya menggelap dengan gairah yang mulai datang menguasainya. Posisi keduanya yang sudah berada di dalam kamar luas milik Jordan membuat suasana mendadak panas. AC yang menyala mendadak tidak berfungsi bagi Jordan yang kini menatap Karin dengan penuh nafsu. Saat hanya tersisa pakaian dalam yang melekat di tubuh wanita itu Jordan langsung mendekat. Tanpa aba-aba pria itu meraih tengkuk Karin dan menciumnya dengan tidak sabaran. Mendapat serangan seperti itu membuat jantung Karin berdegup semakin tidak karuan. Satu tangannya mencengkram kuat lengan kekar Jordan. Matanya yang masih terbuka melihat pria itu kini memejamkan matanya dan wajahnya mulai bergerak ber

  • Boss Arogan itu Suamiku   3

    "Saya tidak memaksa, jika kamu keberatan silahkan berikan surat pengunduran dirinya besok."Mata Karin terpejam selama beberapa saat. Apa yang baru saja atasannya katakan itu tidak bisa dia terima dengan mudah. "Datang ke alamat itu nanti malam, tapi kalau kamu keberatan saya tunggu surat pengunduran dirinya," kata Jordan. Karin masih belum memberikan tanggapan. Tubuhnya berkeringat dingin ketika mendengar penawaran yang atasannya itu tawarkan padanya. "Bersiaplah kita akan segera pergi melihat perkembangan pembangunan kantor cabang," kata Jordan sambil menutup laptop miliknya. Dia berjalan mendahului Karin yang masih berdiri diam dengan pikiran yang sudah melayang entah kemana. "Lakukan pekerjaanmu hari ini dengan baik sebelum surat pengunduran diri itu sampai di meja saya," ucap Jordan. Karin menghela nafasnya pelan. Dia berusaha keras untuk tetap tenang dan langsung menyusul atasannya. Dengan rasa takut yang menguasai dirinya Karin berjalan tepat di samping Jordan, tapi tiba

  • Boss Arogan itu Suamiku   2

    Karin tersenyum sambil mengucapkan terimakasih kepada Jordan yang mengantarnya pulang ke rumah. "Terima kasih banyak Pak."Pria itu bergumam pelan. Dia menatap sekretarisnya yang sudah keluar dari dalam mobil dan berjalan memasuki rumahnya. Mata tajam Jordan terus memperhatikan langkah kaki Karin. Entah kenapa malam ini dia terlihat sangat cantik dan menggoda. Sayangnya Karin tidak bisa untuk diajak bersenang-senang. Wanita itu terlalu jual mahal dan lagi Ayahnya selalu menceritakan kebaikannya. Jordan terlalu malas berurusan dengan wanita seperti itu. Akan lebih baik jika berurusan dengan wanita yang dengan sukarela menyerahkan tubuh mereka padanya. Setelah memastikan Karin masuk ke dalam rumah Jordan langsung melajukan mobilnya menjauh dari rumah sederhana itu. •••••"Jordan, harus berapa kali lagi Papa menutupi kelakuanmu itu?!"Baru saja masuk ke dalam rumah Jordan langsung mendapat omelan dari orang tuanya.Dia tidak tau karena apa. "Kalau kau benar-benar tidak bisa menaha

DMCA.com Protection Status