Ternyata selain cantik dan sopan, Kania juga sangat cerdas. Semenjak sekolah, Kania sering mengikuti perlombaan dan memenangkannya. David tersenyum puas karna sudah menemukan sekretaris pribadi untuk bos nya.
David tertawa kecil. "Ternyata anda sangat pintar ya" gurau David untuk menggoda Kania.
"Anda berlebihan tuan" kata Kania yang malu karna di puji.
David menyerahkan kembali ijasah ijasah Kania padanya."Saya sendiri yang akan merekrut anda,besok anda bisa pergi bersama saya ke kantor untuk menjalani interview" kata David.
Kania terbelalak kaget sekaligus senang."Terimakasih, sekali lagi terimakasih" ujar Kania saking senang nya.
"Iya sama sama. Oh iya, kita belum memperkenalkan diri secara resmi ya kan? nama saya David Velrod, panggil saja David" tutur David sambil menjulurkan tangan kanan nya untuk berjabatan.
Kania membalas jabatan tangan David." saya Kanoa Geralyn, panggil saja Kania"
"Sepertinya sudah sangat malam, saya harus kembali" pamit David.
"Mari saya antar sampai depan" kata Kania.
Kedua nya berdiri dan menuju keluar pintu.Kania pun mengantar David sampai depan pintu. David berjalan menghampiri mobilnya yang terparkir di halaman depan rumah yang sangat luas.
Saat hendak masuk ke dalam mobil, David teringat akan sesuatu. David melambai lambaikan tangan nya dari depan pintu mobil."Selamat istirahat, oh ya jangan lupa. Besok ku jemput jam 8 ya" teriak David dari kejauhan.
Kania yang berdiri di depan pintu rumah itu tersenyum sambil ikut melambaikan tangan nya. "Iya, hati hati!"
Setelah itu David segera masuk ke dalam mobilnya dan perlahan pergi melewati gerbang dan meninggalkan Kania. Riko menutup gerbang, dan Kania pun mengunci pintu juga segera kembali ke atas untuk istirahat.
Kania menutup pintu kamarnya dan berbaring di kasur. Betapa senang nya dan tidak sabarnya Kania mendengar dirinya akan pergi ke kantor mulai besok.Kania segera berdiri untuk mencari baju yang akan dipakai nya untuk besok di dalam kopernya.
"Apa besok ku buatkan sarapan sekalian ya? itung itung sebagai tanda terimakasih" ujar Kania yang berencana membuatkan bekal untuk David.
Walaupun dulunya Kania memang berasal dari orang yang kaya, tapi Kania justru sangat suka memasak. Kania bukan tipe anak manja yang tidak bisa apa apa.
"Aku kan masih punya 40ribu, cukuplah untuk beli bahan makanan aja" tutur Kania sambil memegangi sisa uang nya di dompet.
Kania sangat bersyukur hari ini dirinya bertemu dengan David. kalau saja tidak bertemu dengan David,Kania tidak tau lagi akan tidur dimana malam ini.
Kania segera mempersiapkan baju yang akan dipakai nya besok juga berkas berkas yang diperlukan untuk interview. Walaupun Kania adalah orang yang secara langsung di rekrut oleh David, sudah jelas kemungkinan Kania akan di terima juga sangat besar.
Tapi Kania merasa harus membawa persiapan yang matang untuk jaga jaga. Kania tidak bisa jika hanya mengandalkan David dalam berbagai hal.Setelah selesai mengemas barang barang, Kania segera tidur agar besok tidak terlambat di hari pertamanya bekerja.
***
Tepat pukul 08.00 pagi, David sudah sampai di depan rumah yang di tinggali Kania. Dengan memakai kemeja biru polos dengan jas berwarna nude seperti biasanya, David mengetuk pintu rumah Kania dan memanggilnya dengan keras.
Kania yang sedari pagi sudah bersiap itu langsung membuka kan pintu dan menyambut David dengan penuh semangat. Saat membuka pintu, David terkagum kagum melihat penampilan Kania yang sangat cantik.
Meskipun sederhana, Kania tetap cantik dengan memakai kemeja hitam polos yang dipadukan dengan Blazer bergaris putih. Rambut nya yang di ikat itu membuat daerah pipi dan leher Kania terlihat jelas.
Tanpa sadar, David menatap Kania dengan begitu lama sampai tidak sadar jika Kania dari tadi terus memanggilnya.
Kania melambai lambaikan tangan nya di depan wajah David."Em.. David, kenapa bengong?"tanya Kania.
David yang baru sadar itu mengalihkan pandangan nya."Eh.. iya, apa?" ujar David dengan terbata bata.
"Anu..ini, tadi saya sengaja buat sarapan lebih untuk anda. Nanti di makan ya" pinta Kania dengan lembut.
David menerima kotak bekal yang diberikan Kania."Terimakasih, tentu saja nanti pasti ku makan"
Kania senang mendengar ucapan David, sebelumnya Kania sempat khawatir karna takutnya David tidak akan menerima niat baiknya.
Kania mengunci pintu rumah.David mengajak kania untuk segera masuk ke dalam mobil dan berangkat. David membuka kan pintu mobil bagian depan untuk Kania. Kania pun masuk dan disusul David. David membunyikan klakson mobil agar Riko segera membuka gerbang nya.
Selama perjalanan, David terus saja memikirkan tentang Kania yang duduk di sebelahnya. Entah perasaan apa itu, tapi akhir akhir ini wajah Kania terus saja terlintas dalam pikirannya.
"Apa boleh saya bertanya sesuatu?" tanya Kania membuka obrolan.
"Tanya apa?" kata David.
"Orang yang nanti akan menjadi bos saya itu seperti apa?" tanya kania dengan canggung.
David menengok ke arah Kania."Kupikir mau tanya apa. Tentu saja bos di perusahaan kami adalah orang cerdas yang berkompeten" jawab David membanggakan bosnya.
"Bukan tentang prestasinya, maksud ku sifatnya" hardik Kania tidak puas dengan jawaban yang ia dengar dari David.
David tersenyum."Oh kalau itu nanti lebih baik kamu yang nilai sendiri"
Kania merasa tidak puas dengan jawaban dari David, Kania memutuskan untuk tidak bertanya apapun lagi selama perjalanan.
Setelah beberapa lama, akhirnya Kania dan David tiba di kantor. Kania melihat pemandangan kantor itu dari balik jendela mobil. Anehnya, Kania merasa familiar dengan kantor itu. Kania seperti mengingat dulu pernah datang ke kantor ini sewaktu kecil.
Gedung perusahaan yang memiliki 7 lantai hingga menjulang tinggi. Banyaknya kendaraan yang keluar masuk, juga kerumunan orang yang sedang berangkat bekerja.
"Aku antar sampai depan ya, akan lama jika nanti kamu berjalan dari parkiran belakang jadi lebih baik aku turunkan di depan saja" hardik David.
"Apa tidak apa apa jika aku jadi pusat perhatian?" tanya Kania.
Kania menyadari jika dirinya adalah karyawan baru, Kania tidak enak apabila dilihat oleh karyawan yang lain jika dirinya berangkat kerja bersama dengan sekretaris CEO apalagi sampai satu mobil dengannya.
"Tidak apa apa, toh nanti kamu juga akan terbiasa" jawab David sambil memberhentikan mobil tepat di depan perusahaan.
Kania membuka mobil dan segera turun. David pergi ke belakang kantor untuk memarkirkan mobilnya. Kania berjalan masuk sambil melihat lihat isi kantor. Semakin dilihat, Kania malah semakin tidak asing lagi dengannya. Kania sangat yakin jika dulu pernah kemari.
Saat Kania tengah asik melihat lihat, tiba tiba ada seorang wanita berambut ikal memakai kacamata yang menghampiri dan memanggilnya.
*Dukung author dengan cara subscribe dan riview novel ini.
Seorang wanita berambut sedikit ikal di bagian bawah dengan memakai kacamata berjalan ke arah Kania. Wanita itu memakai pakaian formal dengan kemeja polos dan jas yang ia gunakan, ia menghampiri Kania sambil membawa beberapa kertas di tangan nya.Kania hanya melihat ke arah wanita itu sebentar lalu berfikir tidak mungkin jika dirinya lah yang ingin di temui wanita itu, mungkin saja wanita itu sedang menghampiri orang yang berada di belakangnya.Tapi tiba tiba wanita itu datang dan tepat berhenti di depan Kania."Anda nona Kania Geralyn?" tanya wanita itu pada Kania."Iya, saya Kania. Ada apa ya?" tanya Kania bingung."Saya asisten pak CEO, saya di minta untuk mengantar anda ke ruangan David. Mari ikuti saya" ucap wanita itu sambil memanduku berjalan ke depan.Kania mengikuti wanita berambut ikal dengan kacamata itu. Kania di bawa berjalan menaiki lift hingga lantai 2, kemudian mereka berhenti di depan ruangan yang bertuliskan nama David tepat di pin
Hati David jadi berdebar melihat senyum Kania yang sangat manis itu. Apalagi saat tertawa, Kania jadi terlihat seperti dewi yang turun dari kayangan."Apapun itu ceritakan lah.Tentang usiamu, tempat tinggalmu sebelumnya atau apapun itu tidak apa apa," ucap david dengan penasaran."Usia saya 23 tahun," jawab Kania.David terdiam sebentar mendengar jawaban dari Kania, mendengar Kania yang tidak menjawab pertanyaan nya seluruhnya. David merasa ada sesuatu yang ingin Kania tutupi dengan sangat rapat. Karna David berfikir mungkin itu hal yang sensitif baginya, David tidak meneruskan pertanyaannya itu."Oh,ternyata masih sangat muda ya," ujar David sambil tersenyum."Haha, memangnya wajah saya terlihat lebih tua dari umur saya ya?" tanya Kania dengan nada bercanda."Bukan tua, lebih tepatnya dewasa" ucap David sambil tersenyum tipis.Saat hendak meneruskan obrolan, tiba tiba saja handphone David berdering dan ternyata rey yang meneleponnya.
"Dia orang yang akan jadi bosmu mulai besok" ujar David. "Oh begitu, tapi aku belum pernah bertemu dengan nya. Memangnya ada apa?" tanya Kania. "Tidak ada. Oh iya, hari ini tidak ada lembur jadi nanti aku tunggu kamu jam 5 di depan kantor ya" kata David sambil tersenyum. Kania mengangguk sambil tersenyum. "Ngomong ngomong aku belum punya nomor telfonmu loh" ucap David sambil menyerahkan handphone nya pada Kania. "Aku juga lupa" kata Kania sambil meraih handphone yang ada di tangan David itu. "Padahal di kartu namaku juga ada nomorku. Tapi sepertinya harga dirimu itu tinggi sekali sampai sampai tidak mau meneleponku duluan" kata David mengejek. "Bukan seperti itu kok, aku hanya belum sempat saja" ujar Kania menyangkal. Kania menulis nomor telponnya di hanpdhone David lalu menyerahkan kembali Handphone nya itu. "Kalau ada apa apa jangan segan untuk telfon aku duluan" tutur David sambil mengedipkan sebelah matanya
Saat keduanya hanyut dalam situasi dan saling menatap satu sama lain, akhirnya suara pintu yang tertutup menandakan orang yang tadi masuk kini sudah keluar terdengar. Kania pun bisa segera pergi dari toilet. Kania langsung melepaskan genggaman tangan Nick dan mengucapkan terimakasih lalu langsung pergi dari toilet secepat mungkin. "Bukan begitu cara berterimakasih yang benar" kata Nick sambil menyengir. Tanpa menghiraukan perkataan Nick, Kania pun tetap berjalan ke depan. Kania khawatir jika nanti Ellena mencemaskan dirinya karna tak kunjung kembali setelah lama pergi. Kania pun segera pergi kembali ke ruangan Ellena, saat Kania membuka pintu ruangan nya. ternyata Ellena sudah kembali dan sedang duduk. "Kania, kamu dari mana? kenapa lama sekali?" tanya Ellena khawatir. "Aku salah masuk toilet tadi, maaf karna sudah membuatmu lama menunggu" jawab Kania tidak enak. "Salah toilet? bagaimana bisa?" kata Ellena dengan heran.
Baru saja Kania hendak duduk, tiba tiba saja ada mobil bewarna merah yang mengklakson dari luar gerbang. Riko pun langsung berdiri dan membuka kan gerbang agar mobil itu bisa masuk. Setelah itu, ternyata orang yang keluar dari mobil merah tersebut adalah David. Kania tak dapat mengenalinya karna mobil kali ini berbeda dengan yang David gunakan tadi pagi.Ini hanyalah mobil sederhana bewarna merah, berbeda dengan mobil mewah yang David gunakan untuk ke kantor dari pagi. David kali ini hanya memakai pakaian yang santai, cocok untuk tidur. Kaos polos berlengan pendek yang di balut dengan jaket, di padukan dengan celana kotak kotak yang terlihat simple. Meskipun tidak setampan Rey, tapi David memiliki daya tariknya sendiri yang tidak kalah jauh dari Rey. David memiliki kumis tipis di bawah hidung nya dan tahi lalat kecil di bawah bibirnya. "Apa yang kalian lakukan malam malam begini?" tanya David sembari berjalan menghampiri Kania dan Riko yang tengah dudu
Berbeda dengan Kania yang terlihat ketakutan seperti sedang bertemu hantu, Rey justru menampilkan dirinya yang tenang dan berwibawa. Rey tidak menunjukkan reaksi apapun termasuk kaget. Rey terlihat biasa saja seolah tidak pernah bertemu dengan Kania sebelumnya, Rey pun tidak kaget dengan ekspresi yang di tunjukkan Kania karna sudah menduga akan jadi seperti ini sebelumnya. Setelah melihat ekspresi Rey yang terkesan biasa saja, Kania pun jadi tenang karna berfikir seperti nya Rey tidak ingat apapun tentang nya dan kejadian beberapa waktu lalu. "Apa aku salah ruangan?" tanya Kania sambil berbisik bisik. "Apa maksudmu? ini benar ruangan nya kok," kata Ellena berbisik. "Coba cek sekali lagi," bisik Kania lagi. "Kamu tidak salah ruangan," saut Rey dengan tegas. Setelah mendengar suara Rey itu, Kania langsung menciut. Ia menatap sebuah tulisan yang berada diatas meja di depannya itu. Ternyata benar, pria itu adalah orang yang akan me
"Siapa aku? nanti kamu juga akan tau sendiri kok, lagi pula kita akan sering bertemu untuk seterusnya" ujar Nick. David yang tidak sengaja lewat dan melihat Nick dan Kania yang tengah berdua di depan keran air itu pun langsung menghampiri Kania. "Apa yang terjadi? kenapa tanganmu bisa jadi seperti ini?" tanya David dengan khawatir setelah melihat tangan Kania yang terluka. David segera mengajak Kania untuk pergi dari dapur dan meninggalkan Nick seorang diri di sana. "Aku hanya mau membuat teh, tapi orang itu malah membuat teh nya tumpah" kata Kania sambil menahan perih yang ia rasakan. "Ku sarankan lebih baik jangan dekat dekat dengan orang itu, malah lebih baik jika kamu tidak bertemu dengannya" ucap David dengan serius. "Memangnya siapa dia?" tanya Kania denga penasaran. "Dia Zerronick knight, sepupu tuan Rey sekaligus direktur di perusahaan ini. Sekarang ini mereka berdua sedang berseteru untuk menjadi penerus presdir" ujar
Bulu mata Kania yang ternyata sangat panjang dan tebal setelah di lihat dari dekat, mata nya yang terlihat indah saat sedang tidur. Kania yang terlihat indah saat tidur itu pun membuat Rey jadi terpikirkan sebuah ide.Rey mengambil handphone miliknya dari sakunya dan menyalakan kamera untuk mengambil foto Kania saat sedang te tertidur diam diam, tapi sayangnya Rey lupa mematikan Flash kamera nya.Kania yang semula tertidur sangat pulas itu sekarang jadi mulai terbangun setelah menyadari Flash kamera barusan. Rey tadinya berjongkok di depan Kania itupun sekarang langsung duduk dan menyembunyikan kembali handphone miliknya."Tu.. tuan kenapa bisa ada di depan saya?" tanya Kania yang kebingungan setelah bangun."Kenapa lagi? tentu saja aku mau membangunkanmu, berani beraninya kamu tertidur saat sedang bekerja!" ujar rey dengan tatapan tajam."Tapi kenapa wajah anda merah begitu?" tanya Kania."A..aku habis makan pedas. Ini sudah mau masuk
Rey pun tersenyum, merasa penasaran dengan bukti apa yang Arden telah siapkan untuk hari ini, karna melihat wajahnya yang kini tampak penuh percaya diri. "Melihatmu yang begitu percaya diri seperti ini, tampaknya bukti yang kamu bawa cukup untuk membebaskanmu dari tuduhan tersangka, ya." Ucap Rey yang terus membuat suasana semakin panas. "Tentu saja. Karna hanya dengan bukti yang ku bawa ini, aku merasa yakin bahwa aku akan terlepas dari tuduhan pelaku." Kata Arden yang menanggapi ucapan Rey padanya barusan dengan penuh percaya diri. Kini, mereka berempat tengah berada di kantor polisi, untuk membuktikan, siapakah pihak yang salah dan siapakah pihak yang hanya di manfaatkan di peristiwa buruk yang sempat terjadi pada Kania kemarin. Rey datang dengan para anak buahnya, yaitu David, Ellena dan juga Jeffrey yang merupakan tangan kanannya selama ini. Sementara Arden hanya datang seorang diri, tanpa membawa pengacara di sisinya karna ia sudah
Rey pun tersenyum, merasa penasaran dengan bukti apa yang Arden telah siapkan untuk hari ini, karna melihat wajahnya yang kini tampak penuh percaya diri. "Melihatmu yang begitu percaya diri seperti ini, tampaknya bukti yang kamu bawa cukup untuk membebaskanmu dari tuduhan tersangka, ya." Ucap Rey yang terus membuat suasana semakin panas. "Tentu saja. Karna hanya dengan bukti yang ku bawa ini, aku merasa yakin bahwa aku akan terlepas dari tuduhan pelaku." Kata Arden yang menanggapi ucapan Rey padanya barusan dengan penuh percaya diri. Kini, mereka berempat tengah berada di kantor polisi, untuk membuktikan, siapakah pihak yang salah dan siapakah pihak yang hanya di manfaatkan di peristiwa buruk yang sempat terjadi pada Kania kemarin. Rey datang dengan para anak buahnya, yaitu David, Ellena dan juga Jeffrey yang merupakan tangan kanannya selama ini. Sementara Arden hanya datang seorang diri, tanpa membawa pengacara di sisinya karna ia sudah
Menurut Kania, ucapan Nick ada benarnya juga. Karna dengan menjadi sekretaris Nick , tentunya tidak akan ada yang berani mempertanyakan dirinya yang masih tetap pergi ke kantor. Hanya inilah satu satunya cara yang tersisa, agar ia masih bisa melihat Rey dari dekat. “Apa yang anda inginkan jika membantu saya?” Tanya Kania. Nick pun dengan jujur menjawabnya. “Aku ingin kamu menyelamatkanku.” Ucap Nick dengan terang terangan menunjukkan niatnya yang dari tadi ia sembunyikan. Kania pun sedikit terkejut di buatnya. Tentunya Kania langsung mengerti, jika apa yang barusan Nick katakan adalah mengenai niat Rey yang ingin menjebloskannya ke penjara. Yang membuat Kania merasa kaget adalah, bagaimana Nick bisa mengetahui nya.Dengan terbata bata, Kania pun bertanya. “A, apa yang anda maksud?” Tanyanya. “Kamu pikir aku tidak tau jika kamu dan bosmu itu berniat memasukkan ku ke dalam penjara? Tidak penting aku m
“Iya, apa yang kamu dengar itu benar.” Ucap Nick dengan nada bicaranya yang meremehkan, seperti dirinya yang biasanya. Kania merasa curiga, dengan Nick yang tiba-tiba menelfonnya. “Ada apa anda menelfon saya?” Tanya Kania penasaran dengan motif dari Nick yang secara mendadak menelfonnya. Meskipun Kania jadi semakin membenci Nick setelah melakukan hal buruk padanya, Kania tetap mendengarkan Nick sampai akhir untuk mengetahui tujuannya. Nick pun langsung bersikap seperti dirinya yang biasanya. Ia tidak langsung menjawab pertanyaan yang Kania berikan untuknya dan malah bergurau. “Duh, padahal sudah lama sekali sejak terakhir kali kita berkomunikasi lewat ponsel, tapi sepertinya kamu tidak terdengar rindu padaku, ya?” Tutur Nick tanpa tau malu. Padahal Nick sudah melakukan hal yang buruk pada Kania, namun ia dengan tidak tau malunya tetap berani untuk menghubungi Kania duluan. Rasa tidak tau malu yang di miliki Nick inilah yang membuat Kania merasa geram
"Ba.. baik, tuan" kata Paul setelah menelan ludah.Paul pun segera pergi dan menjalankan perintah Nick untuk mencarikan nomor Kania sekaligus ponsel yang ada pulsanya dalam waktu 2 menit.Setelah Paul pergi, Nick pun langsung merebahkan dirinya dikasur untuk menenangkan dirinya."Sial, kenapa aku selalu dikelilingi orang orang lamban. Tidak seperti Rey, dia punya orang orang berkompeten seperti Ellena dan David di sisinya. Apalagi jika ditambah Jeffrey, Rey pasti akan jadi lawanku yang tak mudah kukalahkan. Untung saja Jeffrey sedang tidak ada di sini, dengan begitu akan lebih mudah bagiku untuk melawan Rey" batin Nick."Pokoknya aku harus lebih dulu menghubungi Kania sebelum Arden mengrim bukti tadi pada Rey. Ini gara gara si tua bangka itu, kenapa dia lama sekali sih" gumam Nick kesal."Tok tok tok" suara ketukan pintu dari luar."Saya sudah kembali, tuan" kata Paul dari balik pintu."Apa yang kamu lakukan? dasar tua bangka, i
"Yah, aku tidak peduli dengan apa dan bagaimana kamu mencarinya, yang terpenting saat ini adalah kamu berhasil mendapatkannya" kata Arden sambil menatap laptop dengan puas."Dengan ini, aku bisa bebas dari tuduhan dan posisiku sebagai pewaris juga aman. Lihat saja Nick, akan kubuat kamu menyesal karna telah membuatku jadi kambing hitam" ujar Arden yang tidak sabar."Coba kita lihat, hm.. bagaimana reaksinya ya saat tau dirinya dalam bahaya" ucap Arden sambil bermain dengan ponselnya.****"Tring" suara pesan masuk dari ponsel milik Nick."Siapa yang mengirim pesan malam malam begini sih?" kata Nick dengan heran sambil meraih ponselnya."Akh, rupanya pesan dari si bodoh itu. Coba kulihat, kali ini dia mau mengeluh apalagi padaku, apa mungkin Rey sudah mematahkan kedua tangannya atau apa ya?" kata Nick sambil merebahkan d
"Rey, lebih baik sekarang ceritakan semua hal yang belum ku ketahui agar aku bisa membantumu" ujar Jeffrey yang mulai paham.Akhirnya selama hampir 2 jam Rey menceritakan semua hal yang tidak di ketahui oleh Jeffrey."Sebentar, jadi maksudmu si sinting itu juga menyukai Kania?" tanya Jeffrey."Begitu lah," jawab Rey."Ya, aku juga tidak kaget sih. Wanita cantik itu memang wajar saja jika ada banyak pria yang menyukainya" kata Jeffrey."Kamu juga tau bukan? jika punya hubungan dengan bawahan itu merupakan hal yang di larang keras oleh perusahaan? apalagi jika sampai presdir tau aku menyukai Kania, dia malah nantinya akan terus mencelakai Kania" ujar Rey."Huh, aku jadi terharu deh sama kisah cinta kalian. Jadi kamu melakukan ini semua demi melindungi Kania agar tidak jadi target Nick dan presdir seterusnya?" tanya Jeffrey."Tentu saja, apalagi Nick yang terobsesi dengan Kania sampai nekat seperti kemarin membuatku khawatir" kata Rey.
"Nah, sudah deh. Nih, ku kembalikan ponselmu" kata Jeffrey langsung mengembalikan ponsel milik Ellena setelah selesai menyalin nomor telfon Kania.Ellena pun langsung panik dan menangkap ponsel milik nya itu begitu di lempar oleh Jeffrey. Rey pun hanya terdiam menyimak apa yang akan di lakukan oleh sahabat nya kali ini.Meskipun terlihat seperti orang bodoh dengan sikap nya yang tidak tau malu, Sebenarnya Jeffrey ini adalah orang yang cerdas juga licik. Ia selalu mengagetkan semua orang dengan langkah langkah nya yang tidak terduga.Jeffrey bisa berhasil dan menjadi sukses seperti sekarang ini bukan karna keberuntungan atau pun karna bantuan dari Rey. Semua ini murni hasil usaha dan kerja keras dari Jeffrey sendiri dengan Rey yang membantu nya dari belakang.Itulah alasan mengapa dulu Rey memilih untuk menolong Jeffrey saat ia berada dalam penjara. Rey melihat kemampuan dan potensi yang di miliki oleh Jeffrey dan percaya bahwa suatu saat nanti dia akan su
Setelah melihat dan menatap Nick sebentar karna penasaran, David segera bergegas pergi diam diam agar tidak ketahuan oleh Nick. Tapi saat David hendak berbalik badan, tiba tiba Nick sudah ada di belakang nya dan memegang tangan nya.Nick menyengir,"Hei, mau kemana kamu? kok sama bos gak sopan banget sih?masa setelah lihat ada aku di sini bukannya ngucapin salam tapi malah pura pura gak lihat?"David memalingkan wajahnya,"Anda bukan bos saya, saya tidak punya kewajiban untuk memberi salam pada anda""Cih,bawahan aja belagu. Mau kemana kamu? nyamperin bos mu?" tanya Nick."Bukan urusan anda," jawab David dengan cepat sambil melepaskan genggaman tangan Nick darinya."Ada apa nih kok kelihatan nya benci begitu? padahal aku gak ngapa ngapain loh?" kata Nick.David yang sudah tidak tahan melihat sikap Nick yang dari tadi terus bersikap seperti tidak tau apa apa itu pun langsung memaki maki Nick."Gak ngapa ngapain anda bilang? anda pikir sa