Hati David jadi berdebar melihat senyum Kania yang sangat manis itu. Apalagi saat tertawa, Kania jadi terlihat seperti dewi yang turun dari kayangan.
"Apapun itu ceritakan lah.Tentang usiamu, tempat tinggalmu sebelumnya atau apapun itu tidak apa apa," ucap david dengan penasaran.
"Usia saya 23 tahun," jawab Kania.
David terdiam sebentar mendengar jawaban dari Kania, mendengar Kania yang tidak menjawab pertanyaan nya seluruhnya. David merasa ada sesuatu yang ingin Kania tutupi dengan sangat rapat. Karna David berfikir mungkin itu hal yang sensitif baginya, David tidak meneruskan pertanyaannya itu.
"Oh,ternyata masih sangat muda ya," ujar David sambil tersenyum.
"Haha, memangnya wajah saya terlihat lebih tua dari umur saya ya?" tanya Kania dengan nada bercanda.
"Bukan tua, lebih tepatnya dewasa" ucap David sambil tersenyum tipis.
Saat hendak meneruskan obrolan, tiba tiba saja handphone David berdering dan ternyata rey yang meneleponnya. David segera membereskan kotak makannya yang belum habis itu dan pamit dengan Kania.
"Maaf, tapi sepertinya aku sudah harus kembali bekerja. Kita lanjutkan obrolan lain waktu oke," Kata david yang bergegas berdiri.
Setelah itu David berjalan agak jauh dari kantin dengan cepat lalu mengangkat panggilan yang dari tadi terus berdering dari bos nya itu.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Halo, ada apa tuan?" tanya david.
"Tidak ada," jawab Rey singkat.
"Akhh.....padahal saya belum selesai makan, dan ini juga masih 15 menit sebelum waktu makan siang habis. Anda ini benar benar mengganggu waktu saya!" kata David memaki maki Rey.
"Sepertinya kamu sangat menikmati waktumu dengan wanita itu ya," ujar Rey kesal.
"Wanita? maksud anda orang yang akan menjadi sekretaris pribadi anda?" tanya David.
Setelah mendengar ucapan David barusan, Rey terdiam sebentar. Rey tidak menyangka orang yang akan menjadi sekretaris pribadinya itu adalah orang yang beberapa kalo bertabrakan dengan nya.
"Ini sangat menarik, tapi ada hubungan apa wanita itu dengan David?. Sepertinya mereka sedang dekat" ucap Rey dalam hati.
"Tuan! kenapa malah diam saja?" kata David dengan nada tinggi.
Tanpa menjawab apapun, tiba tiba panggilan telpon nya di putuskan oleh Rey. David pun tertawa karna tingkah bosnya hari ini yang begitu aneh sekaligus kesal karna bos nya telah menganggu nya.
Tiba tiba David teringat akan sesuatu.
"Apa jangan jangan benar tuan tertarik dengan Kania? tapi kapan dan dimana mereka bertemu? lebih baik nanti aku tanyakan saja langsung pada Kania," batin David.
David berniat untuk kembali ke kantin menghampiri Kania dan menghabiskan makanannya dengan waktu istirahat yang tersisa. David jadi terus kepikiran tentang wanita yang ingin dicari oleh bosnya itu apakah benar Kania?.
Jika David bertanya pada bos nya itu tentu saja sia sia karna bos nya tidak akan pernah menjawabnya. David juga menyayangkan karna ia bahkan belum dapat nomor telefon Kania.
Saat David sudah mencapai setengah perjalanan menuju kantin, tiba tiba Rey mengirim pesan agar David segera kembali ke ruangan nya. David yang di penuhi rasa kesal itu pun langsung berlari begitu dapat pesan dari bos nya.
****
"Aku lupa bertanya siapa nama wanita itu. Sudahlah, toh besok dia juga akan bekerja denganku" kata Rey pada dirinya sendiri sambil mondar mandir di depan jendela ruangan nya.
Tak lama kemudian, David dengan nafas nya yang terengah engah karna habis berlari itu pun tiba di depan ruangan Rey. David mengetuk pintu lalu rey menyuruhnya untuk masuk.
"Pak CEO..hosh hosh, ada apa?" tanya David dengan nafas tidak teratur dengan tangan nya yang masih memegang gagang pintu ruangan yang barusan ia buka.
"Atur dulu nafasmu dengan baik," kata Rey sambil melirik David yang terus terengah engah memegangi lututnya sambil membungkuk itu.
"Ada apa anda menyuruh saya buru buru kemari? bahkan saya tidak bisa makan dengan tenang," ucap David setelah beberapa kali menghela nafas untuk mengatur pernapasannya.
"Soal wanita yang kemarin aku minta informasinya itu lupakan saja, aku sendiri yang akan mencari tau soalnya" kata Rey sambil berdiri di depan jendela.
"Maaf, tapi apa wanita yang anda maksud itu Kania?" tanya David sambil menegakkan tubuhnya.
"Oh..jadi nama wanita itu Kania ya?" gumam Rey.
"Apa? saya tidak dengar" ujar David.
Rey hanya diam saja dan tidak menjawab.
"Oh iya, perkataan anda tadi di telfon yang bilang sepertinya saya menikmati waktu bersama wanita itu apa maksudnya?" tanya David sambil menatap Rey.
"Jadi wanita yang bersama David tadi adalah wanita yang akan mejadi sekretaris pribadi ku ke depannya. Tak sia sia juga aku mengikuti David diam diam," batin Rey.
David mendekatkan wajahnya ke depan Rey dan menatap mata Rey yang terlihat kosong seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Tuan, kenapa anda diam saja dan senyum senyum begitu? apa anda membuntuti saya?" tanya David curiga.
"Untuk apa aku membuntuti mu? aku orang yang sibuk. Aku tidak punya waktu sebanyak itu untuk melakukan hal yang tidak berguna," kata Rey sambil melirik David dengan tajam.
"Baiklah, anggap saja saya percaya" jawab David jengkel.
"Katanya kamu sendiri yang memilih sekretaris pribadi untukku? orang yang seperti apa dia?" tanya Rey tiba tiba mengalihkan topik pembicaraan.
"Orang yang saya pilihkan tentu saja yang paling sempurna diantara yang sempurna. Selain cerdas, wanita itu juga sa~~~ngat cantik" ujar David dengan mata berbinar binar.
"Sangat cantik ya? apa ayah juga tau soal ini?" tanya Rey.
"Pak presdir masih sibuk dan sulit untuk di hubungi karna kunjungannya ke luar negri. Mungkin ia akan di beritahu soal ini saat sampai di sini," jawab David.
"Yasudah, pergilah" ucap Rey sambil mengibas ngibaskan tangan nya.
David pergi meninggalkan ruangan rey sesuai perintahnya. David berniat pergi ke ruangan Ellena dan mencari Kania untuk bertanya tentang bagimana ia bisa bertemu dengan Rey.
****
Setelah tiba di ruangan Ellena, tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu David membuka pintu ruangan nya dan langsung masuk ke dalam. David menemukan Kania yang tengah duduk sendirian di sofa.
"Kamu sedang apa di sini? mana Ellena?" tanya David penasaran.
"Ellena pergi karna ada urusan, aku sedang menunggu nya di sini" kata Kania.
David duduk di sebelah Kania. "Apa kamu tau soal pak rey?" tanya David.
"Pak rey? siapa itu?. Aku tidak tau" kata Kania terlihat bingung.
"Kania kelihatannya memang benar benar tidak tau. Berarti mereka berdua belum bertemu tapi kenapa pak rey kelihatannya seperti sudah kenal ya?" ucap David dalam hati.
*Dukung author dengan cara subscribe dan riview novel ini.
"Dia orang yang akan jadi bosmu mulai besok" ujar David. "Oh begitu, tapi aku belum pernah bertemu dengan nya. Memangnya ada apa?" tanya Kania. "Tidak ada. Oh iya, hari ini tidak ada lembur jadi nanti aku tunggu kamu jam 5 di depan kantor ya" kata David sambil tersenyum. Kania mengangguk sambil tersenyum. "Ngomong ngomong aku belum punya nomor telfonmu loh" ucap David sambil menyerahkan handphone nya pada Kania. "Aku juga lupa" kata Kania sambil meraih handphone yang ada di tangan David itu. "Padahal di kartu namaku juga ada nomorku. Tapi sepertinya harga dirimu itu tinggi sekali sampai sampai tidak mau meneleponku duluan" kata David mengejek. "Bukan seperti itu kok, aku hanya belum sempat saja" ujar Kania menyangkal. Kania menulis nomor telponnya di hanpdhone David lalu menyerahkan kembali Handphone nya itu. "Kalau ada apa apa jangan segan untuk telfon aku duluan" tutur David sambil mengedipkan sebelah matanya
Saat keduanya hanyut dalam situasi dan saling menatap satu sama lain, akhirnya suara pintu yang tertutup menandakan orang yang tadi masuk kini sudah keluar terdengar. Kania pun bisa segera pergi dari toilet. Kania langsung melepaskan genggaman tangan Nick dan mengucapkan terimakasih lalu langsung pergi dari toilet secepat mungkin. "Bukan begitu cara berterimakasih yang benar" kata Nick sambil menyengir. Tanpa menghiraukan perkataan Nick, Kania pun tetap berjalan ke depan. Kania khawatir jika nanti Ellena mencemaskan dirinya karna tak kunjung kembali setelah lama pergi. Kania pun segera pergi kembali ke ruangan Ellena, saat Kania membuka pintu ruangan nya. ternyata Ellena sudah kembali dan sedang duduk. "Kania, kamu dari mana? kenapa lama sekali?" tanya Ellena khawatir. "Aku salah masuk toilet tadi, maaf karna sudah membuatmu lama menunggu" jawab Kania tidak enak. "Salah toilet? bagaimana bisa?" kata Ellena dengan heran.
Baru saja Kania hendak duduk, tiba tiba saja ada mobil bewarna merah yang mengklakson dari luar gerbang. Riko pun langsung berdiri dan membuka kan gerbang agar mobil itu bisa masuk. Setelah itu, ternyata orang yang keluar dari mobil merah tersebut adalah David. Kania tak dapat mengenalinya karna mobil kali ini berbeda dengan yang David gunakan tadi pagi.Ini hanyalah mobil sederhana bewarna merah, berbeda dengan mobil mewah yang David gunakan untuk ke kantor dari pagi. David kali ini hanya memakai pakaian yang santai, cocok untuk tidur. Kaos polos berlengan pendek yang di balut dengan jaket, di padukan dengan celana kotak kotak yang terlihat simple. Meskipun tidak setampan Rey, tapi David memiliki daya tariknya sendiri yang tidak kalah jauh dari Rey. David memiliki kumis tipis di bawah hidung nya dan tahi lalat kecil di bawah bibirnya. "Apa yang kalian lakukan malam malam begini?" tanya David sembari berjalan menghampiri Kania dan Riko yang tengah dudu
Berbeda dengan Kania yang terlihat ketakutan seperti sedang bertemu hantu, Rey justru menampilkan dirinya yang tenang dan berwibawa. Rey tidak menunjukkan reaksi apapun termasuk kaget. Rey terlihat biasa saja seolah tidak pernah bertemu dengan Kania sebelumnya, Rey pun tidak kaget dengan ekspresi yang di tunjukkan Kania karna sudah menduga akan jadi seperti ini sebelumnya. Setelah melihat ekspresi Rey yang terkesan biasa saja, Kania pun jadi tenang karna berfikir seperti nya Rey tidak ingat apapun tentang nya dan kejadian beberapa waktu lalu. "Apa aku salah ruangan?" tanya Kania sambil berbisik bisik. "Apa maksudmu? ini benar ruangan nya kok," kata Ellena berbisik. "Coba cek sekali lagi," bisik Kania lagi. "Kamu tidak salah ruangan," saut Rey dengan tegas. Setelah mendengar suara Rey itu, Kania langsung menciut. Ia menatap sebuah tulisan yang berada diatas meja di depannya itu. Ternyata benar, pria itu adalah orang yang akan me
"Siapa aku? nanti kamu juga akan tau sendiri kok, lagi pula kita akan sering bertemu untuk seterusnya" ujar Nick. David yang tidak sengaja lewat dan melihat Nick dan Kania yang tengah berdua di depan keran air itu pun langsung menghampiri Kania. "Apa yang terjadi? kenapa tanganmu bisa jadi seperti ini?" tanya David dengan khawatir setelah melihat tangan Kania yang terluka. David segera mengajak Kania untuk pergi dari dapur dan meninggalkan Nick seorang diri di sana. "Aku hanya mau membuat teh, tapi orang itu malah membuat teh nya tumpah" kata Kania sambil menahan perih yang ia rasakan. "Ku sarankan lebih baik jangan dekat dekat dengan orang itu, malah lebih baik jika kamu tidak bertemu dengannya" ucap David dengan serius. "Memangnya siapa dia?" tanya Kania denga penasaran. "Dia Zerronick knight, sepupu tuan Rey sekaligus direktur di perusahaan ini. Sekarang ini mereka berdua sedang berseteru untuk menjadi penerus presdir" ujar
Bulu mata Kania yang ternyata sangat panjang dan tebal setelah di lihat dari dekat, mata nya yang terlihat indah saat sedang tidur. Kania yang terlihat indah saat tidur itu pun membuat Rey jadi terpikirkan sebuah ide.Rey mengambil handphone miliknya dari sakunya dan menyalakan kamera untuk mengambil foto Kania saat sedang te tertidur diam diam, tapi sayangnya Rey lupa mematikan Flash kamera nya.Kania yang semula tertidur sangat pulas itu sekarang jadi mulai terbangun setelah menyadari Flash kamera barusan. Rey tadinya berjongkok di depan Kania itupun sekarang langsung duduk dan menyembunyikan kembali handphone miliknya."Tu.. tuan kenapa bisa ada di depan saya?" tanya Kania yang kebingungan setelah bangun."Kenapa lagi? tentu saja aku mau membangunkanmu, berani beraninya kamu tertidur saat sedang bekerja!" ujar rey dengan tatapan tajam."Tapi kenapa wajah anda merah begitu?" tanya Kania."A..aku habis makan pedas. Ini sudah mau masuk
Dulu saat Kania masih kecil, ibunya sengaja menyewa seluruh lantai 2 untuk acara ulang tahunnya yang ke 10. Saat saat indah bersama ibunya yang sangat berharga.Tanpa sadar, Kania meneteskan air mata dan Rey pun jadi heran kenapa Kania tiba tiba menangis. Rey pun jadi salah tingkah karna takut Kania akan menangis lebih parah lagi.Bola matanya yang bewarna coklat itu terlihat cerah sekali saat sedang terkena cahaya matahari, tapi pada saat bola mata itu menahan air mata jadi terlihat berkilauan dan jernih.Bola matanya yang berkaca kaca itu sekarang meneteskan satu tetes air mata, air mata yang menurut Rey sangat berharga dan sayang jika terjatuh ke pipi Kania yang tembam itu.Rey memang tidak suka dengan tangisan orang, apalagi jika itu adalah perempuan. Tapi tidak dengan Kania, bukannya merasa marah maupun kesal tapi perasaan yang Rey rasakan saat ini adalah ikut bersedih saat melihat wajah yang biasanya penuh semangat itu kini kebanjian air mata.
David melihat kamar Kania yang masih terkunci, David yang tidak tega membangunkan Kania itu pun akhirnya memutuskan untuk membiarkan Kania tidur tanpa menganggu nya.Akhirnya David pun membatalkan niatnya untuk berpamitan dengan Kania, David menuruni anak tangga dengan perasaan kecewa karna ia pikir Kania akan benar benar ikut mengantarnya ke bandara."Apa wanita itu tidak jadi ikut? katanya dia mau mengantarmu?" tanya Rey setelah melihat ekspresi wajah David yang lesu setelah dari atas."Sepertinya Kania sedang tidur, lebih baik jangan membangunkannya. Toh nanti aku juga bisa mengabarinya setelah sampai" kata David."Ya sudah, ayo kita berangkat sekarang" ajak Rey sambil membantu David membawakan salah satu kopernya.Mereka bertiga melangkah keluar dari rumah, sesekali David menengok ke belakang karna masih berharap bahwa Kania mau ikut mengantarnya.Saat hendak menutup pintu, David mendengar suara langkah kaki dari atas dan berhenti sejena
Rey pun tersenyum, merasa penasaran dengan bukti apa yang Arden telah siapkan untuk hari ini, karna melihat wajahnya yang kini tampak penuh percaya diri. "Melihatmu yang begitu percaya diri seperti ini, tampaknya bukti yang kamu bawa cukup untuk membebaskanmu dari tuduhan tersangka, ya." Ucap Rey yang terus membuat suasana semakin panas. "Tentu saja. Karna hanya dengan bukti yang ku bawa ini, aku merasa yakin bahwa aku akan terlepas dari tuduhan pelaku." Kata Arden yang menanggapi ucapan Rey padanya barusan dengan penuh percaya diri. Kini, mereka berempat tengah berada di kantor polisi, untuk membuktikan, siapakah pihak yang salah dan siapakah pihak yang hanya di manfaatkan di peristiwa buruk yang sempat terjadi pada Kania kemarin. Rey datang dengan para anak buahnya, yaitu David, Ellena dan juga Jeffrey yang merupakan tangan kanannya selama ini. Sementara Arden hanya datang seorang diri, tanpa membawa pengacara di sisinya karna ia sudah
Rey pun tersenyum, merasa penasaran dengan bukti apa yang Arden telah siapkan untuk hari ini, karna melihat wajahnya yang kini tampak penuh percaya diri. "Melihatmu yang begitu percaya diri seperti ini, tampaknya bukti yang kamu bawa cukup untuk membebaskanmu dari tuduhan tersangka, ya." Ucap Rey yang terus membuat suasana semakin panas. "Tentu saja. Karna hanya dengan bukti yang ku bawa ini, aku merasa yakin bahwa aku akan terlepas dari tuduhan pelaku." Kata Arden yang menanggapi ucapan Rey padanya barusan dengan penuh percaya diri. Kini, mereka berempat tengah berada di kantor polisi, untuk membuktikan, siapakah pihak yang salah dan siapakah pihak yang hanya di manfaatkan di peristiwa buruk yang sempat terjadi pada Kania kemarin. Rey datang dengan para anak buahnya, yaitu David, Ellena dan juga Jeffrey yang merupakan tangan kanannya selama ini. Sementara Arden hanya datang seorang diri, tanpa membawa pengacara di sisinya karna ia sudah
Menurut Kania, ucapan Nick ada benarnya juga. Karna dengan menjadi sekretaris Nick , tentunya tidak akan ada yang berani mempertanyakan dirinya yang masih tetap pergi ke kantor. Hanya inilah satu satunya cara yang tersisa, agar ia masih bisa melihat Rey dari dekat. “Apa yang anda inginkan jika membantu saya?” Tanya Kania. Nick pun dengan jujur menjawabnya. “Aku ingin kamu menyelamatkanku.” Ucap Nick dengan terang terangan menunjukkan niatnya yang dari tadi ia sembunyikan. Kania pun sedikit terkejut di buatnya. Tentunya Kania langsung mengerti, jika apa yang barusan Nick katakan adalah mengenai niat Rey yang ingin menjebloskannya ke penjara. Yang membuat Kania merasa kaget adalah, bagaimana Nick bisa mengetahui nya.Dengan terbata bata, Kania pun bertanya. “A, apa yang anda maksud?” Tanyanya. “Kamu pikir aku tidak tau jika kamu dan bosmu itu berniat memasukkan ku ke dalam penjara? Tidak penting aku m
“Iya, apa yang kamu dengar itu benar.” Ucap Nick dengan nada bicaranya yang meremehkan, seperti dirinya yang biasanya. Kania merasa curiga, dengan Nick yang tiba-tiba menelfonnya. “Ada apa anda menelfon saya?” Tanya Kania penasaran dengan motif dari Nick yang secara mendadak menelfonnya. Meskipun Kania jadi semakin membenci Nick setelah melakukan hal buruk padanya, Kania tetap mendengarkan Nick sampai akhir untuk mengetahui tujuannya. Nick pun langsung bersikap seperti dirinya yang biasanya. Ia tidak langsung menjawab pertanyaan yang Kania berikan untuknya dan malah bergurau. “Duh, padahal sudah lama sekali sejak terakhir kali kita berkomunikasi lewat ponsel, tapi sepertinya kamu tidak terdengar rindu padaku, ya?” Tutur Nick tanpa tau malu. Padahal Nick sudah melakukan hal yang buruk pada Kania, namun ia dengan tidak tau malunya tetap berani untuk menghubungi Kania duluan. Rasa tidak tau malu yang di miliki Nick inilah yang membuat Kania merasa geram
"Ba.. baik, tuan" kata Paul setelah menelan ludah.Paul pun segera pergi dan menjalankan perintah Nick untuk mencarikan nomor Kania sekaligus ponsel yang ada pulsanya dalam waktu 2 menit.Setelah Paul pergi, Nick pun langsung merebahkan dirinya dikasur untuk menenangkan dirinya."Sial, kenapa aku selalu dikelilingi orang orang lamban. Tidak seperti Rey, dia punya orang orang berkompeten seperti Ellena dan David di sisinya. Apalagi jika ditambah Jeffrey, Rey pasti akan jadi lawanku yang tak mudah kukalahkan. Untung saja Jeffrey sedang tidak ada di sini, dengan begitu akan lebih mudah bagiku untuk melawan Rey" batin Nick."Pokoknya aku harus lebih dulu menghubungi Kania sebelum Arden mengrim bukti tadi pada Rey. Ini gara gara si tua bangka itu, kenapa dia lama sekali sih" gumam Nick kesal."Tok tok tok" suara ketukan pintu dari luar."Saya sudah kembali, tuan" kata Paul dari balik pintu."Apa yang kamu lakukan? dasar tua bangka, i
"Yah, aku tidak peduli dengan apa dan bagaimana kamu mencarinya, yang terpenting saat ini adalah kamu berhasil mendapatkannya" kata Arden sambil menatap laptop dengan puas."Dengan ini, aku bisa bebas dari tuduhan dan posisiku sebagai pewaris juga aman. Lihat saja Nick, akan kubuat kamu menyesal karna telah membuatku jadi kambing hitam" ujar Arden yang tidak sabar."Coba kita lihat, hm.. bagaimana reaksinya ya saat tau dirinya dalam bahaya" ucap Arden sambil bermain dengan ponselnya.****"Tring" suara pesan masuk dari ponsel milik Nick."Siapa yang mengirim pesan malam malam begini sih?" kata Nick dengan heran sambil meraih ponselnya."Akh, rupanya pesan dari si bodoh itu. Coba kulihat, kali ini dia mau mengeluh apalagi padaku, apa mungkin Rey sudah mematahkan kedua tangannya atau apa ya?" kata Nick sambil merebahkan d
"Rey, lebih baik sekarang ceritakan semua hal yang belum ku ketahui agar aku bisa membantumu" ujar Jeffrey yang mulai paham.Akhirnya selama hampir 2 jam Rey menceritakan semua hal yang tidak di ketahui oleh Jeffrey."Sebentar, jadi maksudmu si sinting itu juga menyukai Kania?" tanya Jeffrey."Begitu lah," jawab Rey."Ya, aku juga tidak kaget sih. Wanita cantik itu memang wajar saja jika ada banyak pria yang menyukainya" kata Jeffrey."Kamu juga tau bukan? jika punya hubungan dengan bawahan itu merupakan hal yang di larang keras oleh perusahaan? apalagi jika sampai presdir tau aku menyukai Kania, dia malah nantinya akan terus mencelakai Kania" ujar Rey."Huh, aku jadi terharu deh sama kisah cinta kalian. Jadi kamu melakukan ini semua demi melindungi Kania agar tidak jadi target Nick dan presdir seterusnya?" tanya Jeffrey."Tentu saja, apalagi Nick yang terobsesi dengan Kania sampai nekat seperti kemarin membuatku khawatir" kata Rey.
"Nah, sudah deh. Nih, ku kembalikan ponselmu" kata Jeffrey langsung mengembalikan ponsel milik Ellena setelah selesai menyalin nomor telfon Kania.Ellena pun langsung panik dan menangkap ponsel milik nya itu begitu di lempar oleh Jeffrey. Rey pun hanya terdiam menyimak apa yang akan di lakukan oleh sahabat nya kali ini.Meskipun terlihat seperti orang bodoh dengan sikap nya yang tidak tau malu, Sebenarnya Jeffrey ini adalah orang yang cerdas juga licik. Ia selalu mengagetkan semua orang dengan langkah langkah nya yang tidak terduga.Jeffrey bisa berhasil dan menjadi sukses seperti sekarang ini bukan karna keberuntungan atau pun karna bantuan dari Rey. Semua ini murni hasil usaha dan kerja keras dari Jeffrey sendiri dengan Rey yang membantu nya dari belakang.Itulah alasan mengapa dulu Rey memilih untuk menolong Jeffrey saat ia berada dalam penjara. Rey melihat kemampuan dan potensi yang di miliki oleh Jeffrey dan percaya bahwa suatu saat nanti dia akan su
Setelah melihat dan menatap Nick sebentar karna penasaran, David segera bergegas pergi diam diam agar tidak ketahuan oleh Nick. Tapi saat David hendak berbalik badan, tiba tiba Nick sudah ada di belakang nya dan memegang tangan nya.Nick menyengir,"Hei, mau kemana kamu? kok sama bos gak sopan banget sih?masa setelah lihat ada aku di sini bukannya ngucapin salam tapi malah pura pura gak lihat?"David memalingkan wajahnya,"Anda bukan bos saya, saya tidak punya kewajiban untuk memberi salam pada anda""Cih,bawahan aja belagu. Mau kemana kamu? nyamperin bos mu?" tanya Nick."Bukan urusan anda," jawab David dengan cepat sambil melepaskan genggaman tangan Nick darinya."Ada apa nih kok kelihatan nya benci begitu? padahal aku gak ngapa ngapain loh?" kata Nick.David yang sudah tidak tahan melihat sikap Nick yang dari tadi terus bersikap seperti tidak tau apa apa itu pun langsung memaki maki Nick."Gak ngapa ngapain anda bilang? anda pikir sa