Share

71. RAPAT TERTUTUP

Author: Allina
last update Huling Na-update: 2025-04-06 12:00:04

Sebuah Ferrari model F8 sudah terparkir di lobi apartemen ketika Reagan keluar dari lift. Wajahnya mengeras. Suasana hatinya mendadak buruk setelah mendapatkan telepon dari Erik.

Malam ini dia harus meninggalkan Claire seorang diri. Meski Reagan sudah memberikan berbagai alasan untuk tetap tinggal dan menemani wanita itu, Claire tetap memaksanya pergi.

Reagan memasuki mobil Erik, dengan sedikit debuman saat menutup pintu. Erik yang duduk di sampingnya, bergerak gelisah di balik kemudi.

“Maafkan aku, aku tidak berniat mengganggu momen intimmu itu,” ucap Erik. Saat ini dia diselimuti oleh rasa bersalah. Dia hanya berniat menelepon Reagan untuk sekedar mengingatkan janji temu mereka dengan Pricilla. Tetapi naas, momen yang Erik pilih kurang tepat.

Reagan menghela napas berat, “Bagaimanapun sudah terjadi,” katanya datar. “Claire langsung memintaku pergi setelah mendapat telepon darimu.”

Erik menelan ludah berat. Andai dia tahu Reagan baru saja mendapat lampu hijau dari Claire untuk m
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   72. DUA PERUSAHAAN BERADU

    Kenyataan mereka menemukan nama perusahaan yang tak asing, membuat Reagan dan Erik menepikan mobil di sebuah restoran cepat saji. Satu potong paha ayam baru saja Erik habiskan. Bahkan kunyahan terakhirnya masih bekerja. “Ini diluar prediksi kita. Bagaimana mungkin Jordan Consisto dan Croma Tech saling tempur?” ucap Erik tidak percaya. Dia tidak bisa berhenti menggelengkan kepala seperti maskot restoran. Sedang Reagan, dia fokus pada berkas yang diberikan Pricilla tadi. Membaca detail perusahaan Croma Tech di sana. “Dari lini bisnis, mereka berpijak di dua segmen berbeda. Jordan dengan batu baranya, dan Croma dengan perusahaan teknologinya. Kira-kira apa korelasinya?” “Berbagai kemungkinan bisa terjadi,” sahut Reagan. “Kita perlu melacak rekam jejak kedua perusahaan itu sebelum menjalani proyek yang mereka berikan.” Erik mengangguk paham. “Keduanya adalah klien kita. Jika mereka saling bertolak belakang, bagaimana kita bisa menjalankan proyek mereka?” Reagan tahu maksud Erik. Dia

    Huling Na-update : 2025-04-06
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   73. NAYLA BERTARUH

    Di kelas yang riuh dengan celotehan para mahasiswa itu, Nayla menyibukkan diri dengan berselancar di media sosial. Semenjak Universitas Georgia dinobatkan sebagai pemenang kompetisi peretasan internasional minggu lalu, nama kampusnya menjadi cibiran warganet. Nayla duduk di satu kursi paling pojok dekat jendela. Bersama laptop yang menampilkan laman artikel tentang kompetisi itu. Foto sosok peretas handal sekaligus perwakilan kampusnya, SpectraVant, disorot sebagai gambar pratinjau artikel yang sudah dibaca lebih dari satu juta kali itu. “Dia pasti orang yang hebat.” Nayla bergumam. “Andai dia tidak memakai topeng. Kalau dilihat dari proporsi tubuhnya, sepertinya dia pria tampan.” Di saat pikiran Nayla merenungkan sosok SpectraVant. Seseorang mengisi bangku di samping Nayla. Dia melirik sekilas pada layar laptop Nayla yang menyala kemudian mencibir. “Di malam Valentine minggu lalu, aku rasa tidak ada yang bisa membuat Reagan tunduk di ranjang. Termasuk kamu, Nayla,” ucap Belva. W

    Huling Na-update : 2025-04-06
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    74. PERTEMANAN DENGAN JONAS

    Antrian pesan mengular di depan meja kasir restoran cepat saji ini. Dua pria tampan menarik perhatian banyak mata ketika mereka masuk ke dalam sana.“Biar aku yang mengantri. Kamu bisa pergi mencari meja, Reagan,” ucap Jonas. Reagan hanya mengangguk setuju. Kemudian tanpa menunggu persetujuan Reagan, Jonas ikut masuk ke dalam barisan.Ketika Reagan belum terlalu jauh melangkah, Jonas baru teringat sesuatu. “Apa kamu punya permintaan khusus untuk pesanannya?”Reagan berbalik dan menggeleng pelan. “Tidak ada. Aku bisa makan apapun yang kamu pesan.”Reagan membiarkan Jonas memilih makanan apapun. Selain dia tidak memiliki pantangan, saat ini Reagan cukup lapar dan i

    Huling Na-update : 2025-04-06
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    75. SERANGAN DADAKAN

    “Apa dugaanku benar, Reagan?”“Sudahlah, kamu pergi sana. Aku bisa memastikan kecurigaanmu tidak benar.”“T-tapi, Reagan. Kamu terlalu mirip.”“Mana mungkin aku SpectraVant. Dari segi kemampuan dia jauh lebih unggul. Seperti katamu tadi.”Dahi Jonas berkerut, garisnya hampir keriting karena terlalu keras berpikir. Asumsi itu tiba-tiba muncul di kepalanya sedangkan Reagan sibuk memberikan pembelaan.“Kamu juga tidak bisa menuduhku sembarangan hanya dari seuntai kalimat yang sama persis dengan SpectraVant,” ujar Reagan lagi.

    Huling Na-update : 2025-04-06
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    76. NEGOSIASI RAHASIA

    Sesuai janji yang telah disepakati, kedatangan seorang wanita cantik mengenakan wrap dress formal dari bahan Suiting Crepe polos warna biru dongker itu disambut oleh beberapa pengawal. Di sebuah resto dengan pencahayaan remang-remang, dia mengedar pandang ke sekitarnya. Tidak ada pelanggan lain selain dirinya yang akan mengisi salah satu kursi di ruang VVIP.“Silahkan, lewat sini, Nona.”Satu orang pengawal melangkah lebih dulu di depannya. Membukakan pintu, kemudian menarik satu kursi mempersilahkan wanita itu untuk duduk. “Tuan akan sampai dalam lima menit. Mohon kesediaan Nona untuk menunggu.”

    Huling Na-update : 2025-04-06
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    77. HADIAH YANG TIDAK BIASA

    [Kamu sudah menerima bingkisannya, Claire?]Suara berat nan jauh di sana menyapa pendengaran Claire ketika dia mulai memberanikan diri untuk merespon telepon tadi. Dia menatap bingkisan itu, masih dalam keadaan utuh. Bahkan ujung pita hiasannya pun tidak Claire sentuh.“Sudah,” jawab Claire pelan. “Kenapa repot-repot mengirimkan bingkisan seperti ini? Lebih baik Papa kirimkan hadiah ini untuk Elenio sebagai permohonan maaf Papa karena gagal membawa aku ke rumahnya.”Dalam kondisi hati yang masih kecewa, lidah Claire menjadi lebih tajam. Dia melirik Reagan yang duduk di sampingnya sambil mengawasi. Kalau bukan karena bujukan Reagan, hubungan ayah dan anak itu masih tegang.Te

    Huling Na-update : 2025-04-06
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   78. MELACAK AKAR MASALAH

    Reagan harus rela melepaskan Claire untuk beberapa saat. Karena hari ini jadwal kuliahnya padat.Wanita itu masih berdiri di samping mobil, menunggu Reagan menyamakan langkah sebelum masuk ke kampus.Reagan melihat kekhawatiran di mata istrinya. Ketika dia sudah berdiri di samping Claire, wanita itu langsung meraih tangannya.Tiga hari sudah insiden teror itu berlalu, tetapi kecemasan yang dialami Claire semakin menjadi. Bahkan, wanita itu kini bergantung pada Reagan.Saat ini Reagan meraih tangan Claire, menggenggamnya erat berusaha meyakinkan, “Tenang, Claire. Aku pasti akan menjagamu. Aku pastikan teror itu tidak akan terjadi lagi,” ucap Reagan yakin.

    Huling Na-update : 2025-04-06
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    78. MELACAK AKAR MASALAH

    Reagan harus rela melepaskan Claire untuk beberapa saat. Karena hari ini jadwal kuliahnya padat. Wanita itu masih berdiri di samping mobil, menunggu Reagan menyamakan langkah sebelum masuk ke kampus. Reagan melihat kekhawatiran di mata istrinya. Ketika dia sudah berdiri di samping Claire, wanita itu langsung meraih tangannya. Tiga hari sudah insiden teror itu berlalu, tetapi kecemasan yang dialami Claire semakin menjadi. Bahkan, wanita itu kini bergantung pada Reagan. Saat ini Reagan meraih tangan Claire, menggenggamnya erat berusaha meyakinkan, “Tenang, Claire. Aku pasti akan menjagamu. Aku pastikan teror itu tidak akan terjadi lagi,” ucap Reagan yakin.Claire, matanya melirik ke kanan dan ke kiri terlihat gelisah. Dia jadi lebih banyak diam semenjak insiden itu. “A-aku masuk kelas dulu,” ucapnya gugup. Dia berjalan meninggalkan Reagan. Langkahnya hari ini terlihat tidak percaya diri. Melihat perubahan istrinya, Reagan bertekad untuk mencari tahu siapa orang di balik ini semua

    Huling Na-update : 2025-04-07

Pinakabagong kabanata

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    78. MELACAK AKAR MASALAH

    Reagan harus rela melepaskan Claire untuk beberapa saat. Karena hari ini jadwal kuliahnya padat. Wanita itu masih berdiri di samping mobil, menunggu Reagan menyamakan langkah sebelum masuk ke kampus. Reagan melihat kekhawatiran di mata istrinya. Ketika dia sudah berdiri di samping Claire, wanita itu langsung meraih tangannya. Tiga hari sudah insiden teror itu berlalu, tetapi kecemasan yang dialami Claire semakin menjadi. Bahkan, wanita itu kini bergantung pada Reagan. Saat ini Reagan meraih tangan Claire, menggenggamnya erat berusaha meyakinkan, “Tenang, Claire. Aku pasti akan menjagamu. Aku pastikan teror itu tidak akan terjadi lagi,” ucap Reagan yakin.Claire, matanya melirik ke kanan dan ke kiri terlihat gelisah. Dia jadi lebih banyak diam semenjak insiden itu. “A-aku masuk kelas dulu,” ucapnya gugup. Dia berjalan meninggalkan Reagan. Langkahnya hari ini terlihat tidak percaya diri. Melihat perubahan istrinya, Reagan bertekad untuk mencari tahu siapa orang di balik ini semua

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   78. MELACAK AKAR MASALAH

    Reagan harus rela melepaskan Claire untuk beberapa saat. Karena hari ini jadwal kuliahnya padat.Wanita itu masih berdiri di samping mobil, menunggu Reagan menyamakan langkah sebelum masuk ke kampus.Reagan melihat kekhawatiran di mata istrinya. Ketika dia sudah berdiri di samping Claire, wanita itu langsung meraih tangannya.Tiga hari sudah insiden teror itu berlalu, tetapi kecemasan yang dialami Claire semakin menjadi. Bahkan, wanita itu kini bergantung pada Reagan.Saat ini Reagan meraih tangan Claire, menggenggamnya erat berusaha meyakinkan, “Tenang, Claire. Aku pasti akan menjagamu. Aku pastikan teror itu tidak akan terjadi lagi,” ucap Reagan yakin.

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    77. HADIAH YANG TIDAK BIASA

    [Kamu sudah menerima bingkisannya, Claire?]Suara berat nan jauh di sana menyapa pendengaran Claire ketika dia mulai memberanikan diri untuk merespon telepon tadi. Dia menatap bingkisan itu, masih dalam keadaan utuh. Bahkan ujung pita hiasannya pun tidak Claire sentuh.“Sudah,” jawab Claire pelan. “Kenapa repot-repot mengirimkan bingkisan seperti ini? Lebih baik Papa kirimkan hadiah ini untuk Elenio sebagai permohonan maaf Papa karena gagal membawa aku ke rumahnya.”Dalam kondisi hati yang masih kecewa, lidah Claire menjadi lebih tajam. Dia melirik Reagan yang duduk di sampingnya sambil mengawasi. Kalau bukan karena bujukan Reagan, hubungan ayah dan anak itu masih tegang.Te

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    76. NEGOSIASI RAHASIA

    Sesuai janji yang telah disepakati, kedatangan seorang wanita cantik mengenakan wrap dress formal dari bahan Suiting Crepe polos warna biru dongker itu disambut oleh beberapa pengawal. Di sebuah resto dengan pencahayaan remang-remang, dia mengedar pandang ke sekitarnya. Tidak ada pelanggan lain selain dirinya yang akan mengisi salah satu kursi di ruang VVIP.“Silahkan, lewat sini, Nona.”Satu orang pengawal melangkah lebih dulu di depannya. Membukakan pintu, kemudian menarik satu kursi mempersilahkan wanita itu untuk duduk. “Tuan akan sampai dalam lima menit. Mohon kesediaan Nona untuk menunggu.”

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    75. SERANGAN DADAKAN

    “Apa dugaanku benar, Reagan?”“Sudahlah, kamu pergi sana. Aku bisa memastikan kecurigaanmu tidak benar.”“T-tapi, Reagan. Kamu terlalu mirip.”“Mana mungkin aku SpectraVant. Dari segi kemampuan dia jauh lebih unggul. Seperti katamu tadi.”Dahi Jonas berkerut, garisnya hampir keriting karena terlalu keras berpikir. Asumsi itu tiba-tiba muncul di kepalanya sedangkan Reagan sibuk memberikan pembelaan.“Kamu juga tidak bisa menuduhku sembarangan hanya dari seuntai kalimat yang sama persis dengan SpectraVant,” ujar Reagan lagi.

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    74. PERTEMANAN DENGAN JONAS

    Antrian pesan mengular di depan meja kasir restoran cepat saji ini. Dua pria tampan menarik perhatian banyak mata ketika mereka masuk ke dalam sana.“Biar aku yang mengantri. Kamu bisa pergi mencari meja, Reagan,” ucap Jonas. Reagan hanya mengangguk setuju. Kemudian tanpa menunggu persetujuan Reagan, Jonas ikut masuk ke dalam barisan.Ketika Reagan belum terlalu jauh melangkah, Jonas baru teringat sesuatu. “Apa kamu punya permintaan khusus untuk pesanannya?”Reagan berbalik dan menggeleng pelan. “Tidak ada. Aku bisa makan apapun yang kamu pesan.”Reagan membiarkan Jonas memilih makanan apapun. Selain dia tidak memiliki pantangan, saat ini Reagan cukup lapar dan i

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   73. NAYLA BERTARUH

    Di kelas yang riuh dengan celotehan para mahasiswa itu, Nayla menyibukkan diri dengan berselancar di media sosial. Semenjak Universitas Georgia dinobatkan sebagai pemenang kompetisi peretasan internasional minggu lalu, nama kampusnya menjadi cibiran warganet. Nayla duduk di satu kursi paling pojok dekat jendela. Bersama laptop yang menampilkan laman artikel tentang kompetisi itu. Foto sosok peretas handal sekaligus perwakilan kampusnya, SpectraVant, disorot sebagai gambar pratinjau artikel yang sudah dibaca lebih dari satu juta kali itu. “Dia pasti orang yang hebat.” Nayla bergumam. “Andai dia tidak memakai topeng. Kalau dilihat dari proporsi tubuhnya, sepertinya dia pria tampan.” Di saat pikiran Nayla merenungkan sosok SpectraVant. Seseorang mengisi bangku di samping Nayla. Dia melirik sekilas pada layar laptop Nayla yang menyala kemudian mencibir. “Di malam Valentine minggu lalu, aku rasa tidak ada yang bisa membuat Reagan tunduk di ranjang. Termasuk kamu, Nayla,” ucap Belva. W

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   72. DUA PERUSAHAAN BERADU

    Kenyataan mereka menemukan nama perusahaan yang tak asing, membuat Reagan dan Erik menepikan mobil di sebuah restoran cepat saji. Satu potong paha ayam baru saja Erik habiskan. Bahkan kunyahan terakhirnya masih bekerja. “Ini diluar prediksi kita. Bagaimana mungkin Jordan Consisto dan Croma Tech saling tempur?” ucap Erik tidak percaya. Dia tidak bisa berhenti menggelengkan kepala seperti maskot restoran. Sedang Reagan, dia fokus pada berkas yang diberikan Pricilla tadi. Membaca detail perusahaan Croma Tech di sana. “Dari lini bisnis, mereka berpijak di dua segmen berbeda. Jordan dengan batu baranya, dan Croma dengan perusahaan teknologinya. Kira-kira apa korelasinya?” “Berbagai kemungkinan bisa terjadi,” sahut Reagan. “Kita perlu melacak rekam jejak kedua perusahaan itu sebelum menjalani proyek yang mereka berikan.” Erik mengangguk paham. “Keduanya adalah klien kita. Jika mereka saling bertolak belakang, bagaimana kita bisa menjalankan proyek mereka?” Reagan tahu maksud Erik. Dia

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    71. RAPAT TERTUTUP

    Sebuah Ferrari model F8 sudah terparkir di lobi apartemen ketika Reagan keluar dari lift. Wajahnya mengeras. Suasana hatinya mendadak buruk setelah mendapatkan telepon dari Erik. Malam ini dia harus meninggalkan Claire seorang diri. Meski Reagan sudah memberikan berbagai alasan untuk tetap tinggal dan menemani wanita itu, Claire tetap memaksanya pergi. Reagan memasuki mobil Erik, dengan sedikit debuman saat menutup pintu. Erik yang duduk di sampingnya, bergerak gelisah di balik kemudi. “Maafkan aku, aku tidak berniat mengganggu momen intimmu itu,” ucap Erik. Saat ini dia diselimuti oleh rasa bersalah. Dia hanya berniat menelepon Reagan untuk sekedar mengingatkan janji temu mereka dengan Pricilla. Tetapi naas, momen yang Erik pilih kurang tepat. Reagan menghela napas berat, “Bagaimanapun sudah terjadi,” katanya datar. “Claire langsung memintaku pergi setelah mendapat telepon darimu.” Erik menelan ludah berat. Andai dia tahu Reagan baru saja mendapat lampu hijau dari Claire untuk m

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status