Beranda / Urban / Bos Besar Di Balik Meja Kuliah / 59. PERTARUNGAN SEMAKIN SENGIT

Share

59. PERTARUNGAN SEMAKIN SENGIT

Penulis: Allina
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-30 19:00:49

Poin diungguli oleh Black Code. Kompetisi menjadi semakin sengit. Hanya perlu menambahkan poin sempurna di tugas terakhir untuk Black Code, dia menjadi kandidat terkuat untuk menang saat ini. 

“Tidak masalah, SpectraVant. Sejauh ini Anda sudah melakukan yang terbaik. Selesaikan salah satu tugas untuk mendapatkan poin dan menyeimbangkan lawan!” Wanita hologram itu menyemangati Reagan yang masih berkutat dengan perintah di perangkat lunak. 

Saat ini kamera membidik Reagan. Menaruh fokus dunia padanya. Topeng anonim yang dia pakai semakin mempersulit massa untuk menduga, siapa sosok jenius di baliknya. 

Di tempat lain, di Universitas Georgia, para Mahasiswa membentuk beberapa kelompok. Mereka menatap layar laptop, sedang di kelas lain lebih kreatif me

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   60. PEMENANG TERKUAT

    “TRING”Tambahan angka seribu muncul di kredit salah satu finalis. Para penonton tercengang dengan hasil yang terpampang di layar besar.Terdengar wanita hologram bersuara lagi. “Selamat! Tambahan seribu poin untuk SpectraVant!”“SpectraVant, kamu telah memenangi kompetisi peretas internasional. Berikan ucapan selamat untuknya!”Kemenangan telak telah diumumkan. Suara pendukung Reagan mulai bergemuruh menyorakkan kemenangan. Sedang Reagan sendiri di balik topengnya tersenyum tipis.Dia tahu dia bisa mendapatkan nilai sempurna dalam lima tugas itu, tetapi dia tidak berniat untuk memamerkan kemampuan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-31
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    61. BILIK PENGGEMAR RAHASIA

    Bilik penggemar rahasia berisi dua pintu. Akan ada satu orang pria dan satu orang wanita yang dipilih secara acak dari nomor gelang yang mereka pasang dengan sistem. Saat ini, panitia sedang mempersiapkan dua orang yang akan masuk ke dalam bilik. Keduanya tidak akan mengetahui siapa yang akan keluar jadi pasangannya dari bilik itu. “Nomor gelang tiga belas!” Satu panitia laki-laki bertugas memanggil kandidat lelaki di barisan. Merasa nomornya dipanggil, Reagan mengangkat tangan. “Kamu nomor tiga belas? Kemarilah!” kata pria itu. Reagan menurut. Berjalan santai mendekatinya. Dia tahu ini terlalu beresiko. Apalagi dia membawa Claire bersamanya. Bagaimana jika nantinya bukan Claire yang ditemui di bilik itu? Dia cukup khawatir ketika memikirkannya, tetapi, di sinilah tantangannya. “Kamu siap untuk masuk ke bilik?” tanya sang panitia. Reagan mengangguk. “Semoga orang di balik bilik itu adalah orang yang memang kamu harapkan,” sambungnya lagi. Panitia menyuruh Reagan masuk ke dalam bi

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-31
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    62. MOMEN GENTING DAN JEBAKAN

    Tidak hanya penonton dan tamu yang datang ke acara itu yang terkejut. Reagan juga diam mematung di tempatnya. “Delia! Penggemar rahasia wanita terbaik malam ini!” Suara pembawa acara semakin membuat kesadaran Reagan hilang.“Delia?” Reagan bergumam lirih. Terlalu terkejut untuk menerima kenyataan. Di tempatnya berdiri Delia melempar senyum tipis nan malu-malu ke arahnya. Dia bahkan tidak segan menghampiri Reagan dan meraih tangan pria itu. “Hai, Reagan! Aku tidak menyangka kamu yang akan menjadi pasangan penggemar rahasiaku,” ujar Delia girang. “Dan aku akan menjaga rahasia tentang kita,” ucap Delia. Dia kini sudah mendekatkan wajahnya ketika mengatakan itu. Tubuh Reagan langsung menegang, tetapi dia juga tidak ingin terlihat lemah di hadapan Delia. Detik itu juga Reagan menyadari, dia telah salah langkah. “Ikut aku,” ucap Reagan tegas. Dia meraih tangan Delia kemudian memboyong gadis itu meninggalkan bilik. Semua orang melempar pandang ke arah mereka, penuh tanya. Bisik-bisik

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-01
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   63. TEROR MISTERIUS

    Saat ini Reagan mengusap wajahnya frustasi. Di depannya, Delia menatapnya dengan penuh harap. “Bagaimana? Kamu mau ‘kan, Reagan?” Delia bertanya lagi. Dia meluruskan pandangannya pada Delia. Benar-benar serius. “Kita akan bahas masalah ini lain kali,” ujar Reagan dengan nada dingin. “Aku harus mencari seseorang.” Reagan hendak pergi, tetapi Delia menahannya, “Kamu mau cari Claire?” Niat Reagan tertahan. Raut wajah Delia kini berubah murung. “Apakah kamu… ada hubungan dengannya?” Kali ini dia terdengar sangat kecewa.Reagan menghela napas berat. Dia tidak merasa harus mengklarifikasi apapun pada siapapun. Delia bisa merasakan dinginnya sikap Reagan. Sesuatu yang tidak pernah dia temukan sebelumnya. “Tolong berhenti mencari tahu,” ucap Reagan. Dia hanya melontarkan beberapa kata, tetapi ucapannya cukup menusuk dada. Setelah mengatakan itu dan menyisakan kebekuan di hati Delia, Reagan pergi dengan cepat. Siapapun yang berpapasan dengannya, lekas menyingkir karena aura kuat yang pe

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-01
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   1. HARI PERTAMA

    “Ahhh! Sungguh melelahkan!” Reagan turun dari kereta cepat yang dia tumpangi, meregangkan pinggangnya untuk memulai hari barunya di kota besar New York.Setelah mengatur perasaannya, Reagan bersiap untuk pergi meninggalkan stasiun. Namun, betapa kagetnya karena tiba-tiba pinggangnya dipeluk oleh seorang wanita.Yang pertama dia lihat adalah dada yang besar, pantat yang montok, wajah oval yang imut dan menarik, serta rambut pirang khas gadis Eropa.Prince Reagan Maverick, pria 20 tahun yang sudah menginjak dewasa, tentu saja merasa pemandangan di depannya cukup menarik.“Nona, apakah kamu ingin memelukku seperti ini terus?” tanya Reagan penuh seringai jahat.Claire Cecilia Delaney, memandang Reagan dengan tatapan menjijikkan. Selain tampan, bahkan tidak ada yang menarik dari penampilan pria itu.Eeemmm ... selain tampan, tubuhnya juga kekar dan berotot, itu bisa Claire rasakan saat memeluk tubuh Reagan tadi.Sayangnya, pakaian lusuh yang Reagan kenakan, menandakan dia tidak berasal dar

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   2. PRIA KURANG AJAR

    Suara tamparan dan teriakan wanita itu menimbulkan kegaduhan di sekitar lobi lantai 1, seorang pria bergegas menghampiri wanita itu dan bertanya, “Nay, apa yang terjadi?”“Orang ini, dia ingin bersikap kurang ajar padaku!” seru wanita itu sambil menunjuk ke arah Reagan.“Nona, sejak tadi aku hanya diam dan bertanya ruangan rektor padamu. Kamu bukannya memberitahuku tapi malah menuduhku yang tidak-tidak.” Reagan menaikkan kedua alisnya.Seorang wanita pun maju selangkah dan bertanya pada Reagan, “Tuan, kamu mahasiswa baru? Kebetulan Nayla juga mahasiswa baru di sini, jadi dia masih belum tahu ruang rektor.”Wanita itu berkata sambil tersenyum, dia hanya memakai riasan tipis. Dia cantik secara alami, senyumnya membuat orang merasa betah.“Aku akan mengantarmu ke sana,” tambah wanita itu lagi.Namun, detik berikutnya, Reagan berkata, “Tidak usah, aku akan menghubunginya untuk datang menjemputku.”“Apa menjemputmu?” Wanita itu terkejut ketika mendengar Reagan menyuruh rektor kampus ternam

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   3. TIDAK PUNYA BUKTI

    “Rektor?”“Rektor!”Beberapa mahasiswa menunduk hormat dengan berbagai ekspresi rumit di wajahnya, pun dengan Nayla dan Delia, kaki Nayla seperti sudah enggan untuk berpijak. Wajahnya pucat pasi, namun harga diri terakhirnya masih tidak bisa dibiarkan jatuh.“Rektor, ada keperluan apa Anda menghampiri kami?” tanya Delia penuh hormat.“Aku ingin menjemput mahasiswa baru, Reagan Prince Maverik,” jawab pria dengan rambut yang sudah memutih itu.“Saya, saya orangnya!” jawab Reagan sambil tersenyum menatap Nayla yang masih berdiri mematung.“Tidak mungkin, ini tidak mungkin, kan?” Nayla menggunjang tubuh Delia, “Delia, tolong katakan padaku bahwa ini tidak benar, tolong katakan bahwa aku sedang bermimpi!”Plaakkk!Sebuah tamparan mendarat di wajah Nayla. “Sekarang kamu merasa sakit, kan? Kamu percaya kan bahwa kamu tidak sedang bermimpi?” ujar gadis itu lagi.“Nona, urusan kita belum selesai. Aku akan menemuimu nanti siang.” Reagan berkata penuh seringai licik, sementara Nayla langsung mem

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   4. MENJEBAK REAGAN

    “Kalau begitu ambil buktinya!” Nayla berpikir jika Delia tidak mungkin akan mengkhianatinya.“Bukti apa lagi yang kamu punya, hah?” Nayla kembali menantang.“Aku dari awal sudah menebak bahwa kamu akan mengelak dan menjadikanku kambing hitam. Jadi ….” Reagan mengeluarkan benda usang yang luarnya sudah berkarat. Ternyata itu adalah alat perekam berbentuk bolpoin.Sungguh, tampilannya saja sudah menjijikkan. Namun, tak ada yang tahu bahwa benda itu mampu merekam percakapan dalam radius 500 meter. Reagan biasanya menggunakan alat itu untuk merekam percakapan lawan dari klien-kliennya.Reagan kemudian menyambungkan alat perekam itu pada ponselnya, dan apa yang terjadi? Suara Nayla jelas terdengar di sana, tidak hanya suara Nayla, bahkan suara Delia yang berusaha mencegah Nayla pun terdengar nyaring.Setelah rekaman suara selesai berputar, Reagan lantas maju selangkah dan kini dia berdiri tepat di depan wanita itu.“Nona manis, sudah waktunya kamu mengakuinya, kan?” Reagan berkata sambil t

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30

Bab terbaru

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   63. TEROR MISTERIUS

    Saat ini Reagan mengusap wajahnya frustasi. Di depannya, Delia menatapnya dengan penuh harap. “Bagaimana? Kamu mau ‘kan, Reagan?” Delia bertanya lagi. Dia meluruskan pandangannya pada Delia. Benar-benar serius. “Kita akan bahas masalah ini lain kali,” ujar Reagan dengan nada dingin. “Aku harus mencari seseorang.” Reagan hendak pergi, tetapi Delia menahannya, “Kamu mau cari Claire?” Niat Reagan tertahan. Raut wajah Delia kini berubah murung. “Apakah kamu… ada hubungan dengannya?” Kali ini dia terdengar sangat kecewa.Reagan menghela napas berat. Dia tidak merasa harus mengklarifikasi apapun pada siapapun. Delia bisa merasakan dinginnya sikap Reagan. Sesuatu yang tidak pernah dia temukan sebelumnya. “Tolong berhenti mencari tahu,” ucap Reagan. Dia hanya melontarkan beberapa kata, tetapi ucapannya cukup menusuk dada. Setelah mengatakan itu dan menyisakan kebekuan di hati Delia, Reagan pergi dengan cepat. Siapapun yang berpapasan dengannya, lekas menyingkir karena aura kuat yang pe

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    62. MOMEN GENTING DAN JEBAKAN

    Tidak hanya penonton dan tamu yang datang ke acara itu yang terkejut. Reagan juga diam mematung di tempatnya. “Delia! Penggemar rahasia wanita terbaik malam ini!” Suara pembawa acara semakin membuat kesadaran Reagan hilang.“Delia?” Reagan bergumam lirih. Terlalu terkejut untuk menerima kenyataan. Di tempatnya berdiri Delia melempar senyum tipis nan malu-malu ke arahnya. Dia bahkan tidak segan menghampiri Reagan dan meraih tangan pria itu. “Hai, Reagan! Aku tidak menyangka kamu yang akan menjadi pasangan penggemar rahasiaku,” ujar Delia girang. “Dan aku akan menjaga rahasia tentang kita,” ucap Delia. Dia kini sudah mendekatkan wajahnya ketika mengatakan itu. Tubuh Reagan langsung menegang, tetapi dia juga tidak ingin terlihat lemah di hadapan Delia. Detik itu juga Reagan menyadari, dia telah salah langkah. “Ikut aku,” ucap Reagan tegas. Dia meraih tangan Delia kemudian memboyong gadis itu meninggalkan bilik. Semua orang melempar pandang ke arah mereka, penuh tanya. Bisik-bisik

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    61. BILIK PENGGEMAR RAHASIA

    Bilik penggemar rahasia berisi dua pintu. Akan ada satu orang pria dan satu orang wanita yang dipilih secara acak dari nomor gelang yang mereka pasang dengan sistem. Saat ini, panitia sedang mempersiapkan dua orang yang akan masuk ke dalam bilik. Keduanya tidak akan mengetahui siapa yang akan keluar jadi pasangannya dari bilik itu. “Nomor gelang tiga belas!” Satu panitia laki-laki bertugas memanggil kandidat lelaki di barisan. Merasa nomornya dipanggil, Reagan mengangkat tangan. “Kamu nomor tiga belas? Kemarilah!” kata pria itu. Reagan menurut. Berjalan santai mendekatinya. Dia tahu ini terlalu beresiko. Apalagi dia membawa Claire bersamanya. Bagaimana jika nantinya bukan Claire yang ditemui di bilik itu? Dia cukup khawatir ketika memikirkannya, tetapi, di sinilah tantangannya. “Kamu siap untuk masuk ke bilik?” tanya sang panitia. Reagan mengangguk. “Semoga orang di balik bilik itu adalah orang yang memang kamu harapkan,” sambungnya lagi. Panitia menyuruh Reagan masuk ke dalam bi

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   60. PEMENANG TERKUAT

    “TRING”Tambahan angka seribu muncul di kredit salah satu finalis. Para penonton tercengang dengan hasil yang terpampang di layar besar.Terdengar wanita hologram bersuara lagi. “Selamat! Tambahan seribu poin untuk SpectraVant!”“SpectraVant, kamu telah memenangi kompetisi peretas internasional. Berikan ucapan selamat untuknya!”Kemenangan telak telah diumumkan. Suara pendukung Reagan mulai bergemuruh menyorakkan kemenangan. Sedang Reagan sendiri di balik topengnya tersenyum tipis.Dia tahu dia bisa mendapatkan nilai sempurna dalam lima tugas itu, tetapi dia tidak berniat untuk memamerkan kemampuan

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    59. PERTARUNGAN SEMAKIN SENGIT

    Poin diungguli oleh Black Code. Kompetisi menjadi semakin sengit. Hanya perlu menambahkan poin sempurna di tugas terakhir untuk Black Code, dia menjadi kandidat terkuat untuk menang saat ini.“Tidak masalah, SpectraVant. Sejauh ini Anda sudah melakukan yang terbaik. Selesaikan salah satu tugas untuk mendapatkan poin dan menyeimbangkan lawan!” Wanita hologram itu menyemangati Reagan yang masih berkutat dengan perintah di perangkat lunak.Saat ini kamera membidik Reagan. Menaruh fokus dunia padanya. Topeng anonim yang dia pakai semakin mempersulit massa untuk menduga, siapa sosok jenius di baliknya.Di tempat lain, di Universitas Georgia, para Mahasiswa membentuk beberapa kelompok. Mereka menatap layar laptop, sedang di kelas lain lebih kreatif me

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   58. KOMPETISI PERETASAN INTERNASIONAL

    “Permintaanmu tentang rekam jejak para pejabat? Tenang, aku sudah merangkumnya. Akan aku kirimkan padamu malam ini.”Erik terlihat bangga dengan usahanya. Semalaman suntuk dia habiskan untuk mengulik setiap profil pejabat dari berbagai situs media. Tetapi, pria di sampingnya malah menggeleng.“Bukan hanya itu,” kata Reagan sambil menggelengkan kepala. “Permintaanku tentang Claire.”Saat ini Erik menjelajah setiap sudut kepalanya. “Oh, permintaan itu.” Dia mengingat sesuatu. “Sudah aku siapkan. Kamu hanya perlu membuatnya merasa spesial di malam Valentine nanti.”Reagan mengangguk puas. Senyumnya mulai terbit membayangkan bagaimana ekspresi

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   57. UCAPAN TERIMA KASIH

    Di saat ini Reagan memasuki sebuah ruangan VIP yang berada tak jauh dari area lantai dansa. Dua orang penjaga yang sebelumnya mencegat Reagan di depan pintu ada di sana. Tambahan seorang pria mengenakan setelan jas rapi sedang menunduk malu di hadapan Erik. Dia juga memohon maaf pada wanita tadi. Berkali-kali seolah tahu jika tidak melakukan itu, dia akan kehilangan jabatan bahkan pekerjaannya.Ketika Reagan datang, semua orang menoleh padanya. Saat melewati dua pria bertubuh kekar, dia melengos tidak peduli. Kini Reagan menghampiri wanita itu, yang tertunduk lesu dengan pundak gemetar karena ketakutan.“Bagaimana keadaanmu?” tanyanya.Wanita itu mengangkat kepala. “Aku baik-baik saja. Terima kasih sudah menolongku.”

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah   56. ADU JOTOS DENGAN PRIA PONGAH

    Madison Bar mendadak berubah menjadi ring tinju dimana semua orang yang sebelumnya sibuk menghibur diri kini saling berteriak memberikan dukungan. Dibandingkan dengan pendukung pria pongah, beberapa orang yang mendukung niat baik Reagan tentu kalah jumlah. Di saat ini, pria pongah itu masih mencengkram batang leher wanita tadi hingga jejak jemarinya membekas di kulit mulus itu. Reagan melihat itu dengan sorot benci yang begitu dalam. “Pria miskin memang selalu besar kepala. Kamulah salah satunya,” ujar pria pongah mengejek. Kini dia menarik tubuh wanita itu dengan sekali hentakan. “Kalau kamu cukup percaya diri, lepaskan dia. Lawan aku satu lawan satu.” Reagan mengikis jarak dengan pria pongah dan wanita tadi. Aura mencekam dalam dirinya menguar bebas di udara. “Heh, kamu pikir siapa dirimu beraninya mengaturku?”“Kenapa? Kamu takut?” Reagan bertanya balik, itu berhasil membuat si pongah menelan ludah berat. “Kalau kamu menghindar dari tantangan yang aku berikan, harga dirimu se

  • Bos Besar Di Balik Meja Kuliah    55. JADIKAN AKU WANITAMU!

    Wanita itu terus menggoda Reagan. Tidak peduli kini para tamu yang baru masuk ke dalam Madison Bar menatap aneh pada mereka. “Bisakah kamu menjauhkan tubuhmu?” kata reagan. Dia cukup kesulitan melepas pelukan di tubuhnya. Wanita itu cemberut. Wajahnya hanya berjarak lima senti dari wajah Reagan. Siap mencumbunya dengan pagutan paling memabukkan. Namun sebelum itu terjadi, Reagan akan mengasingkan diri lebih dulu. “Maafkan aku,” katanya. “Ada urusan penting yang harus aku selesaikan. Jika kamu membutuhkan sesuatu, kamu bisa menghubungi nomor ini.” Reagan mengeluarkan sebuah kartu nama dari saku celananya. Kartu nama Erik yang baru jadi kemarin sore. Reagan tidak menunggu reaksi wanita penggoda ini. Dia lantas menjauhi dirinya, memberi jarak hingga bayangan tubuhnya tenggelam di balik riuh para tamu yang berjoget di lantai dansa. Sepeninggalan Reagan, wanita bertubuh molek itu tidak melepaskan pandangan dari titik terakhir kali Reagan terlihat. Hingga sebuah suara menginterupsi. “S

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status