Share

Bab 43. Panik

Author: Bulandari f
last update Last Updated: 2025-02-02 21:35:48

Bab 43 .

Anya tengah sibuk dengan tumpukan dokumen di hadapannya. Hari ini, Evan menugaskannya untuk menyelesaikan laporan yang cukup penting. Meski sedikit lelah, Anya tetap berusaha fokus. Namun, konsentrasinya buyar ketika ponselnya tiba-tiba bergetar. Ia melirik layar dan melihat nama ibunya, Sarah, terpampang di sana.

Dengan cepat, Anya mengangkat panggilan itu.

"Anya... seseorang membawa Kenzo bersamanya! Mama sudah berusaha mencegahnya, tapi Mama tidak berhasil. Bagaimana ini, Anya?" suara ibunya terdengar panik, membuat jantung Anya langsung berdegup kencang.

"Apa?! Kenzo dibawa siapa, Ma?" tanya Anya, suaranya bergetar.

"Ma... Mama tidak tahu. Orang itu terlihat terburu-buru. Mama sudah mencoba menahan Kenzo, tapi dia tetap membawanya!"

Tubuh Anya langsung gemetar. Ia merasakan ketakutan luar biasa. Kenzo, putranya, hilang dibawa seseorang, dan ia tidak tahu siapa orang itu. Pikirannya langsung dipenuhi berbagai kemungkinan buruk.

Tanpa berpikir panjang, Anya se
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 44. Anakmu itu anakku?

    Bab 44Evan belum begitu percaya dengan apa yang barusan ia dengar dari mulut Anya. sebuah pengakuan yang begitu mengejutkan. "Aku sedang tidak bercanda, Evan. Tolong bawa aku ke mamamu. Dia harus segera mengembalikan anakku. Aku tidak sudi kalau anakku ia bawa," kata Anya yang membuat Evan semakin bingung. Evan juga jadi mengingat kejadian lima tahun yang lalu, ketika Anya dan Evan akhirnya berpisah tanpa sebab dan akibat yang jelaskan. Yang Evan tahu, dia tidak lagi bisa menemui Anya. Karena Anya pergi tanpa kabar. "Anya, jawab aku yang jujur. Kamu jangan bohong. Apa kamu serius kalau itu anakku? Itu bukan anak dari pria itu kan, Anya?""Apa maksud kamu Evan? Apa kamu menuduhku selingkuh waktu itu?"Evan dengan cepat mengelak, dia tidak mau kalau Anya semakin marah padanya. "Aku pikir, kamu meninggalkan aku demi pria lain, Anya.""Evan!" suara Anya meninggi, penuh dengan kekecewaan, karena apa yang terjadi lima tahun yang lalu sesuatu yang sangat menyedihkan. Yang sulit untuk ia l

    Last Updated : 2025-02-03
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 45. kejadian aneh

    .Bab 45Nathan mengemudikan mobil dengan tenang, tetapi dalam hatinya ia masih memikirkan kejadian yang baru saja terjadi. Ia menoleh sekilas ke arah Anya yang duduk di sampingnya, terlihat masih tegang meskipun Kenzo telah kembali. Wajah wanita itu dipenuhi kekhawatiran yang sulit disembunyikan. "Kamu masih kepikiran, ya?" tanya Nathan pelan, mencoba mencairkan suasana. Anya menghela napas panjang. "Aku lega karena Kenzo sudah kembali. Tapi aku masih penasaran... Kenapa mereka membawanya? Apa tujuan mereka?" Nathan mengangguk, memahami perasaan Anya. "Kita akan segera tahu. Yang terpenting, sekarang kita pastikan dulu Kenzo baik-baik saja." Begitu mobil berhenti di depan rumah, Anya langsung membuka pintu dan turun dengan cepat. Ia berjalan tergesa-gesa ke dalam rumah, dan saat pintu terbuka, matanya langsung menangkap sosok kecil yang sedang duduk di sofa, sibuk memainkan mobil-mobilan baru. "Kenzo!" panggil Anya dengan penuh emosi. Anak kecil itu menoleh dan langsung te

    Last Updated : 2025-02-04
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 46. Aku lebih baik daripada mantan mu

    Bab 46Evan melangkah dengan cepat ke dalam rumah mewahnya, wajahnya penuh emosi yang sulit dikendalikan. Begitu pintu terbuka, ia langsung berteriak, "Mama! Di mana Mama?" Seorang pelayan yang kebingungan segera menundukkan kepala dan menjawab dengan suara gemetar, "Nyonya Saraswati ada di ruang keluarga, Tuan." Tanpa menunggu lebih lama, Evan melangkah ke sana. Begitu melihat ibunya yang duduk santai di sofa, menyesap teh dengan anggun, amarahnya semakin membuncah. "Ma, jawab dengan jujur. Apa yang Mama lakukan pada Anya lima tahun yang lalu?" Saraswati mengangkat wajahnya dengan ekspresi tenang, seolah-olah pertanyaan itu tidak memiliki arti penting baginya. Ia bahkan tersenyum tipis sebelum menjawab dengan nada santai, "Apa maksudmu sih, Evan? Mama nggak paham." Evan mengepalkan tangannya. Ia tidak akan membiarkan ibunya menghindar kali ini. "Sudahlah, Ma. Aku sudah tahu semuanya! Mama nggak bisa lagi bohong padaku. Jadi, aku tanya sekali lagi... Apa yang Mama lakukan li

    Last Updated : 2025-02-05
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 47. Aku Ayah nya

    Bab 47Evan melangkah melewati Chintya tanpa menoleh lagi. Rasa muaknya sudah mencapai puncak, dan ia tidak ingin membuang waktunya untuk berdebat dengan seseorang yang tidak mau menerima kenyataan. Hanya satu hal yang ada dalam pikirannya saat ini—Anya dan putranya, Kenzo. Saat Evan mencapai pintu, suara Saraswati kembali menggema di belakangnya, kali ini penuh dengan ancaman. "Kamu pikir kamu bisa begitu saja mengambil anak itu dari Anya? Kamu pikir dia akan memberikannya padamu begitu saja?" Evan berhenti sejenak, tapi tidak menoleh. "Aku tidak akan mengambil Kenzo darinya. Aku hanya ingin ada di sisinya. Aku ayahnya, dan aku akan menebus waktu yang hilang." Saraswati mendengus sinis. "Kalau begitu, bersiaplah. Aku tidak akan diam saja, Evan. Aku akan memastikan anak itu tidak pernah menjadi bagian dari hidupmu!" Evan mengepalkan tangannya, menahan amarahnya agar tidak meledak. Tanpa mengatakan apa pun lagi, ia membuka pintu dan melangkah keluar. *** Di sisi lain, Any

    Last Updated : 2025-02-08
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 48.

    Bab 48Evan berjalan menjauh dari rumah Anya dengan langkah berat. Hatinya berdebar kencang, bukan karena amarah, tetapi karena rasa frustrasi yang semakin menyesakkan dadanya. Tatapan dingin Anya dan kata-katanya yang tegas masih terngiang di kepalanya. "Terlambat, Evan."Dua kata itu terus bergema, membuatnya merasa seperti pria yang tidak pernah memiliki kesempatan sejak awal. Tetapi apakah benar terlambat? Tidak. Ia menolak percaya bahwa tidak ada jalan kembali. Evan masuk ke dalam mobilnya, tetapi tidak langsung menyalakan mesin. Kedua tangannya mencengkeram setir erat, menahan diri agar tidak melampiaskan emosinya dengan cara yang salah. Ia menghela napas panjang, mencoba berpikir jernih. Jika ia ingin mendapatkan Kenzo, ia harus memiliki strategi yang tepat. Anya bukan tipe wanita yang bisa diancam atau dipaksa. Ia sudah cukup mengenalnya untuk tahu bahwa semakin ia menekan, semakin keras Anya akan menolak. Tapi jika ia bisa membuatnya percaya bahwa kehadirannya dalam hid

    Last Updated : 2025-02-09
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 49. Jejak Luka di Balik Bayang-Bayang

    Bab 49.Jejak Luka di Balik Bayang-Bayang Evan berjalan dengan langkah berat menyusuri lorong yang remang, meninggalkan rumah Anya dengan perasaan campur aduk antara penyesalan dan tekad yang semakin membara. Setiap langkahnya diiringi oleh gema kata-kata Anya yang masih terngiang di telinganya, "Terlambat, Evan." Kata-kata itu menghantamnya bak peluru, bukan karena amarah semata, melainkan karena rasa frustrasi yang membuat dadanya sesak. Di dalam mobil mewah yang kini menjadi pelarian sementara, Evan duduk terpaku di kursi pengemudi. Kedua tangannya menggenggam setir dengan erat, seakan berusaha menahan riak emosi yang hendak meluap. Ia menatap kosong ke arah lampu jalan yang bergantian menerangi wajahnya, mencoba menyusun strategi agar tidak semakin tenggelam dalam kegelapan masa lalunya. "Apakah benar aku terlambat? Ataukah masih ada harapan untuk kembali?” gumamnya dalam hati, menolak menerima kenyataan bahwa ia telah kehilangan segalanya sejak dulu. Ia mengambil ponselnya

    Last Updated : 2025-02-12
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 50. Gosip di ruang kerja

    Bab 50: Titik Balik yang Pahit "Ini Pak, semua data yang Bapak minta sudah aku masukkan di sini, Pak," kata Tika salah satu karyawati Evan. "Baiklah, letakkan situ nanti aku periksa!" Evan tetap terfokus pada pekerjaannya saat ini. "Oh iya, Pak. Aku sekalian mau memberikan laporan dari Bu Anya, tapi Bu Anya berpesan ke aku untuk memberikannya ke Bapak."Seketika Evan mengangkat kepala dan menatap tajam ke Tika. "Kenapa kamu yang mengantarnya?"Tika langsung gugup dan dengan terbata-bata ia berkata, "Bu Anya minta tolong ke- a-aku, Pak.""Berikan ini lagi padanya dan suruh dia untuk menemui ku langsung.""Tapi, Pak," kata Tika yang masih gugup, apalagi saat melihat tatapan tajam mata Evan. "Aku rasa aku sudah berkata cukup jelas, aku ingin kamu sekarang keluar dan suruh Anya mengantar ini langsung ke aku!" "Ba-baik Pak."Saat itu juga, Tika langsung menghampiri Anya di ruang kerjanya. "Tidak apa, Bu. Aku sudah diberi pesan oleh Pak Evan. Dia meminta agar laporan ini langsung kau

    Last Updated : 2025-02-12
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   bab 51. Fitnah di ruang kerja

    Bab 51. Fitnah di ruang kerja Setelah pertemuan yang memanas dengan Evan, Anya mencoba melanjutkan pekerjaannya seperti biasa. Namun, hatinya terus gelisah. Setiap kali ia melangkah ke kantor, ia merasa seperti ribuan pasang mata mengawasinya. Bisikan-bisikan di sudut ruangan mulai terdengar jelas, dan setiap kalimat seakan ditujukan untuk menghancurkan semangatnya. Di ruang kerja, Anya duduk sambil mengetik laporan. Namun, pikirannya melayang saat mendengar dua rekan kerja berbicara pelan di dekat pintu. “Kamu tahu nggak, katanya Anya itu ada hubungan sama Pak Evan,” bisik seorang karyawan. “Iya, aku juga dengar dari Bu Chintya. Katanya, Anya itu mau merebut suaminya sendiri. Berani sekali dia!” sahut yang lain. “Pantesan dia selalu dipanggil langsung ke ruang Pak Evan. Mungkin aja ada apa-apa di antara mereka,” karyawan itu menambahkan, lalu keduanya tertawa pelan. Anya mengepalkan tangannya di bawah meja. Dadanya terasa sesak mendengar fitnah yang dilemparkan begitu saja.

    Last Updated : 2025-02-14

Latest chapter

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   bab

    Bab 25"Aku tidak akan membiarkan pria itu mengambil Nadira diriku. Apalagi kalau keduanya sampai tidur bareng," ujar Roy yang bermonolog sendiri.Roy sampai tidak bisa tidur, padahal jam sudah menunjukkan pukul 1 pagi, tapi rasa takutnya membuatnya memutuskan untuk menghubungi Nadira, tidak peduli sekalipun Nadira sudah tidur.Dia tetap melakukan panggilan telepon secara berulang dan berlangsung sekitar 1 jam, itupun yang menjawab panggilan itu bukan Nadira, melainkan Damar yang terbangun karena dering ponselnya Nadira.Awalnya Damar membangunkan Nadira dan berkata kalau ada panggilan masuk dari Roy, tapi Nadira justru tidak mau bangun karena kelelahan.Hingga akhirnya Damar memutuskan untuk menjawab panggilan masuk dari Roy. "Iya halo."Mendengar suara pria yang mengangkat panggilannya, membuat Roy langsung emosi. "Kenapa ponselnya Nadira ada dengan Lo, ha? Di mana Nadira?""Kebetulan Nadira sudah tidur, ada apa yah? Besok biar aku sampaikan ke Nadira."Pikiran Roy langsung kemana-m

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   bab

    Bab 24. Mimpi buruk Roy melihat Nadira berhubungan dengan pria lain. Hari ini, Roy mendapatkan surat teguran dari atasan atas sikap Roy yang tidak serius dalam bekerja. Bahkan Roy banyak melakukan kesalahan membuat beberapa pelanggan mengeluh. Dan karena itu, sang bos memarahi Roy sembari menyerahkan surat teguran. "Ini peringatan pertama Roy, kalau kamu tetap melakukan kesalahan. Maka bersiaplah angkat kaki dari perusahaan ini!" tegas sang bos. Roy hanya bisa mengangguk, memang semua ini karena kesalahannya. Ia terlalu kepikiran ke Nadira, sampai-sampai suasana hatinya terbawa saat ia kerja. "Maafkan saya, Pak. Saya janji tidak akan mengulanginya lagi.""Baiklah, sekarang kamu boleh keluar.""Iya Pak."Roy melangkah keluar dari ruangan pak Joko, ia hendak kembali menuju arah ruangannya. Namun ... "Bagaimana Roy? Pak Joko tidak memecatmu, kan?" tanya Ray. "Enggak kok, cuman dikasih peringatan saja." Roy terlihat lesu, ia tidak bergairah menjalani hidup. Langkah kakinya saja terlih

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 106. Nathan yang cemburu

    Bab 106Di ruang tamu yang sepi, Roy duduk berhadapan dengan Evan. Keduanya sama-sama tegang, menyimpan beban masing-masing.“Bos,” ucap Roy pelan. “Gue tahu situasinya kacau… tapi gue punya saran.”Evan menoleh, matanya sayu tapi penuh waspada. “Apa?”Roy menarik napas. “Kirim Mama lo ke luar negeri, Van. Jauh, sementara waktu. Biar aman. Daripada dia ditahan di sini atau diserang orang. Lagian… lo juga gak bakal tega liat dia di balik jeruji, kan?”Evan terdiam. Wajahnya keras, tapi hatinya runtuh. Roy benar. Walau bagaimanapun, Saraswati tetap ibunya.“Tapi Anya… dia udah terlalu terluka, Roy. Gue gak mau Anya tahu… kalau gue malah lindungi Mama.”Roy mengangguk. “Justru itu. Lo harus pinter jaga sikap depan Anya. Biar seolah-olah Mama lo pergi karena lo usir… padahal lo selamatin dia.”Evan menghela napas berat. “Susah, Roy… tapi kayaknya itu satu-satunya jalan.”Belum sempat Evan mengambil keputusan, suara mobil berhenti di depan rumah Anya. Nathan keluar dengan langkah cepat d

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 105 — Bara Dendam dan Air Mata

    Bab 105 — Bara Dendam dan Air Mata.Malam mulai larut ketika Evan tiba di rumahnya. Wajahnya masih muram, kepalanya penuh amarah yang belum sempat dia lampiaskan. Di tangannya, Evan menggendong Kenzo yang mulai mengantuk. Bocah itu memeluk leher ayahnya erat-erat, seolah ikut merasakan guncangan hati sang ayah.Evan baru saja meletakkan Kenzo di kamar ketika ponselnya bergetar. Sebuah pesan dari Roy, asistennya yang paling dia percaya. "Bos, saya harus bicara. Ini penting, soal kebakaran rumah Anya.”Evan langsung menekan tombol telepon. “Roy, apa maksudnya? Katakan sekarang.”Di seberang, suara Roy terdengar hati-hati. “Maaf, Bos… saya baru dapat informasi dari orang dalam. Kebakaran di rumah Anya… itu bukan kecelakaan.”Evan mengernyit, jantungnya berdetak lebih cepat. “Apa maksudmu?”Roy menarik napas. “Itu… ulah Ibu Saraswati, Bos. Saya dapat rekaman suara orang suruhannya… dia diperintah buat bakar rumah itu. Supaya Anya kapok… supaya Anya pergi dari hidup Bos.”Evan te

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   bab.104 — Bara yang Menghanguskan Segalanya.

    Bab 104 — Bara yang Menghanguskan Segalanya. Malam itu, suasana di rumah Dewi masih tegang. Anya duduk di sofa dengan mata sayu, masih belum bisa sepenuhnya menghapus suara bentakan Chintya yang menggema di telinganya. Evan memilih pulang lebih awal karena emosinya tak terkendali setelah bertengkar dengan Chintya. Tapi ketenangan itu hanya sesaat. Ponsel Anya tiba-tiba berdering keras. Nathan. Dengan perasaan tak enak, Anya mengangkat. “Halo, Nathan…” Di seberang, suara Nathan terdengar panik, terbata, bercampur isak marah. “Anya… rumah kamu… rumah Mama kamu… habis kebakar, Nya!” Anya terhenyak, tubuhnya langsung lemas. “Apa…? Nathan… kamu ngomong apa…?” “Api, Nya! Rumah kamu… udah rata sama tanah! Dan… Mama kamu… Tante Sarah… dia… dia nggak sempat keluar, Nya! Dia meninggal!” Dunia Anya seakan runtuh saat itu juga. Jantungnya berdetak tak karuan. Tubuhnya gemetar hebat. “Jangan… Nathan… jangan bohong… Mama… Mama aku…” air matanya mengalir deras. Tangis pecah tanpa bisa i

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   bab. 103 — Api di Tengah Bara.

    Bab 103 — Api di Tengah Bara. Di kediaman mewah keluarga Sanjaya, Saraswati berjalan mondar-mandir di ruang tamu dengan wajah merah padam. Tangan kanannya mengepal, sementara tangan kirinya mencengkeram ponsel erat-erat. Beberapa asisten rumah tangga hanya bisa menunduk, takut tersulut amarah majikannya. “Kurang ajar anak itu!” bentak Saraswati sambil membanting ponsel ke meja kaca hingga retak. “Berani-beraninya dia berpihak ke perempuan jalang itu! Evan! Dasar anak durhaka!” Rina yang sejak tadi berdiri di pojok ruangan memberanikan diri bicara, meskipun suaranya bergetar. “Bu… mungkin kita bisa—” “Diam kamu!” potong Saraswati tajam. “Aku gak butuh saran dari pengecut sepertimu!” Saraswati menarik napas kasar, lalu duduk di sofa dengan wajah masih menyala-nyala. “Aku sudah habis kesabaran… kalau Evan memilih jadi musuh… aku tidak akan anggap dia anak lagi.” "Mama yang sabar, tenangkan diri Mama dulu. Aku akan membicarakan ini dengan Evan, Ma,' ujar Chintya yang mengambil muka

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 102 — Luka yang Dipertontonkan

    Bab 102 — Luka yang DipertontonkanAnya tak bisa tidur semalaman. Matanya sembab, kepalanya berat, dan dadanya sesak. Setiap kali ia memejamkan mata, video itu terus terbayang. Wajahnya yang tampak kacau, tubuhnya yang sempoyongan, tawa orang-orang di sekelilingnya — semuanya jadi luka baru yang dipertontonkan ke seluruh dunia.Di ruang tamu rumah Dewi, televisi terus menayangkan berita tentang video viral itu. Presenter membacakan berita dengan nada serius. _"Sebuah video memperlihatkan seorang wanita yang diduga Anya Wibisono, mantan karyawan Sanjaya Grup, dalam kondisi mabuk berat di sebuah klub malam. Video ini memicu perdebatan di masyarakat, terlebih setelah diketahui bahwa wanita tersebut sedang dalam proses perebutan hak asuh anak dengan Evan Sanjaya."_ Anya menutup wajahnya dengan kedua tangan. "Tuhan… aku benar-benar habis," gumamnya.Dewi duduk di sebelahnya, menggenggam tangan Anya erat-erat. "Nya, kamu nggak boleh nyerah. Aku tahu siapa kamu. Semua orang yang sayang s

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 101

    Bab 101Langkah kaki Anya terasa berat saat turun dari mobil Pak Rahmat. Dunia seakan berputar lebih cepat dari biasanya, dan bukan karena ia lelah, tetapi karena jiwanya seperti baru saja dibanting dari tempat tertinggi harapan, lalu jatuh ke jurang yang paling gelap.Anya berdiri di trotoar, menatap gedung tempat ia baru saja kehilangan pekerjaan. Angin sore membelai wajahnya yang terasa panas menahan tangis. Kali ini, ia tidak bisa lagi menahannya. Air mata itu luruh, jatuh satu per satu, menandai luka yang semakin dalam di dalam hatinya.Ia membalikkan badan, menatap langit yang mulai memerah, lalu melangkah pelan. Pikirannya kacau. Dulu ia punya impian untuk kembali berdiri di atas kakinya sendiri, tapi sepertinya Evan tak pernah benar-benar mengizinkan itu terjadi. "Aku benci kamu, Evan. Dan jangan harap aku akan datang ke kamu, Evan. Tidak akan,' lirihnya Anya yang sedang bersedih. Sementara itu, di ruang kerjanya, Evan menatap keluar jendela. Ada rasa puas di wajahnya karena

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 100. Sikap posesif Evan

    Bab 100 Beberapa pemimpin perusahaan yang datang di pertemuan itu satu persatu mulai pulang, tapi Evan tetap saja duduk di kursinya. Matanya menatap kosong ke arah Anya yang sedang bersiap untuk pulang. Bahkan Anya sedang menyusun berkas-berkas yang ia bawa dari perusahaan, sementara pak Rahmat pimpinan baru Anya sudah bersiap melangkah ke arah pintu. "Ayo buruan, Anya. Kita masih harus melakukan satu pertemuan lagi," ujar pak Rahmat. Anya menganggukkan kepalanya, dan bersiap ke arah pintu. Tapi Evan langsung menghalangi Anya yang hendak berjalan menyusul pak Rahmat. Hebatnya, Evan langsung memberikan isyarat ke Roy agar pak mengalihkan pandangan pak Rahmat, dengan cara Roy yang mengajak pak Rahmat mengobrol di tempat yang sedikit jauh dari Anya dan Evan. "Awas, Evan," ujar Anya dengan nada lembut, tapi Evan tidak menggubris. Dia bahkan tidak membiarkan Anya keluar dari dalam ruangan itu. Anya jadi kesal, sehingga dengan lantangnya Anya berkata, "Mau kamu apa sih, Evan? Tida

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status