Home / Romansa / Boneka CEO Mesum / Boneka Aufan.

Share

Boneka Aufan.

Author: Erlin Park
last update Last Updated: 2022-04-21 05:09:47

Lumayan lama Tata berdiam di dalam kamar mandi, hingga dirasa cukup tenang dengan beberapa kali membasuh wajah untuk menyamarkan air mata, akhirnya ia keluar dan mengernyit saat pria yang menggagahinya beberapa menit lalu sudah memakai kaus dan celana sebatas lutut.

Aufan dengan segelas wine di tangannya, menoleh pada wanita yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan selimut yang masih melilit tubuh. Ah, ingin sekali ia kembali memasukkan diri ke dalam wanita itu, tetapi hatinya menolak setelah mendengar percakapan yang tidak sengaja ia curi.

"Lama banget, sih, siapa yang telepon?" Aufan bertanya dengan sedikit kesal. Tiga puluh menit menunggu dan itu membuatnya jengkel.

Menunggu hal yang paling menyebalkan bukan?

Remasan pada selimut yang masih menutupi tubuh polosnya, semakin dipegang erat. Tata berdeham dengan mata yang terus bergerak ragu, mencoba mencari alasan yang tepat karena tak mungkin memberi tahu yang sebenarnya.

"Maaf, Mas. Tadi temen satu kamarku. Dia cuma nanya aku pulang enggak malam ini," jawab Tata sambil berjalan ke arah kasur sedangkan Aufan duduk santai di atas sofa.

Namun, sepertinya hal itu tak disetujui Aufan yang terus saja menatap dengan lekat pada wanita yang terlihat ketakutan seperti tertangkap habis mencuri sesuatu.

"Sini," perintah Aufan dan wanita itu tentu saja tak bisa menolak.

"Maaf, Mas."

Aufan benar-benar geram dengan ucapan maaf itu. Ia merasa menjadi orang jahat sekarang. Memangnya apa yang ia lakukan?

Tata langsung duduk di sisi kosong Aufan dan begitu terkejut saat pria itu menyibak selimutnya dengan kasar hingga menampilkan tubuh polosnya yang menyimpan begitu banyak tanda kissmark.

"Ah, sial!" cetus Aufan dan menarik diri sembari mengambil gelas wine yang baru beberapa detik lalu ia letakkan. "Kamu pulang aja, saya mau tidur sendiri. Mood saya  rusak buat ngelakuin seks lagi karena kamu kelamaan di dalem kamar mandi!" sambungnya setengah kesal.

Hal itu membuat mata Tata melebar. Namun, ia bukan terkejut dengan nada bicara Aufan yang sedikit membentak, hanya tak percaya kalau pria itu mengizinkannya pulang.

Ya, pulang!

Lalu, tanpa menyahut apa pun Tata bangun dan berjalan buru-buru, kembali memakai pakaiannya sambil terus ditatap pria yang saat ini mengadukan gigi grahamnya karena menahan horny yang datang kembali.

"Ah, sialan!" batin Aufan.

Tata bukan sengaja melakukan itu hanya sudah tak mau membuang waktu untuk langsung pulang. Takut-takut kalau pria itu berubah pikiran dan kembali menggagahinya.

Setelah selesai, Tata tak mengucap sepatah kata pun atau sekedar berpamitan karena ia langsung melesat pergi untuk keluar dari kamar yang ia harap tak lagi ia masuki.

Sepeninggalan Tata, Aufan meraih ponsel yang ada di atas meja sofa dan menghubungi salah satu pekerjanya yang sudah ia kabari saat wanita itu di dalam kamar mandi.

"Joni, ikutin cewek yang baru keluar dari kamar gue. Lo selidiki identitasnya." Aufan memerintah dengan tegas.

Tanpa menunggu jawaban, pria tampan itu mematikan sambungannya dan melempar ponsel ke arah meja sofa hingga benda canggih itu mungkin mengalami keretakan karena berbentur cukup keras dengan meja kaca.

"Siapa kamu sebenarnya?" monolog Aufan kembali menenggak minumannya.

***

Aufan Zaccth, pria tampan dengan segudang kesuksesannya. Meski latar belakang keluarga yang memang berdarah biru sejak dulu, tetapi kecerdikan pria itu dalam berbisnis tak bisa dipandang remeh.

Dalam kurun waktu sepuluh tahun, ia sudah berhasil membangun hotel bintang lima dan penginapan yang berada di Pantai Pangandaran. Memiliki wajah tampan dan otak cerdas membuat ia selalu menjadi bidikan para orang tua yang memiliki anak gadis. Siapa yang tak menginginkan menantu kaya raya dan tampan, tetapi Aufan--si brengsek yang mesum--selalu abai dengan tawaran perjodohan padahal adiknya sudah memiliki seorang putra.

Bukan tidak mau hanya saja Aufan pria yang benar-benar tak tertarik dengan hubungan yang melibatkan waktu jangka panjang. Jika butuh pelepasan ia hanya tinggal menelepon dan seseorang akan mengirimkannya wanita yang akan memeluknya sepanjang malam. Setelah itu acara selesai dan ia tak perlu repot-repot mengurusi seorang wanita, makhluk yang selalu ingin diperhatikan menurutnya.

Namun, sial! Kali ini Aufan terus membayangkan tubuh mungil dan polos wanita yang seminggu lalu ia tiduri. Windi, nama itu terus berputar di otaknya. Setiap jengkal tubuh telanjangnya direkam jelas oleh otak sialannya yang bahkan masih bisa mengingat tubuh menggeliat milik wanita itu saat ia mulai memasukinya. Dua gunung sekal dengan pinggang ramping membuat Windi seperti mahakarya yang begitu mahal di matanya, lebih tepatnya di otak mesumnya.

"Sial! Kenapa kepikiran terus, sih! Apa jangan-jangan gue kena jampi-jampi dia?" Aufan bermonolog sembari menyugarkan rambut hitamnya ke belakang.

Kembali memejamkan mata dengan punggung yang ia sandarkan ke kursi kebesarannya, Aufan memijat kening setelah menyelesaikan rapat mingguan dengan kepala CS dan beberapa investor asing yang ingin bekerja sama dengannya.

Suara ponsel berdering, membuat Aufan mengambil benda pipih dalam sakunya dan menjawab panggilan dari seseorang yang ia tunggu.

"Iya, Jon. Gimana, lo dapet infonya?"

Seminggu ini, Joni--pria berusia 25 tahun--menjadi mata-mata yang diperintahkan untuk mengawasi teman tidur bosnya seminggu yang lalu.

"Bos, gue udah pantau. Namanya Renata Windari biasa dipanggil Tata, janda anak satu. Bukan janda sih, soalnya dia belum nikah, hamil di luar nikah kayaknya," papar Joni, saat ini ia berada tepat di tepi jalan yang dekat dengan lokasi rumah Tata.

Aufan mulai fokus dengan membuka kancing kemeja bagian atas sembari mendengarkan hasil kerja Joni.

"Anaknya tiga hari lalu operasi mata, dia tinggal di daerah Pluit, di rumah bekas orang tuanya. Ibunya meninggal waktu dia masih SMA, bapaknya nikah lagi. Dia punya saudara cewek, gue belum selidiki saudaranya. Terus--"

"Dia pelacur?" sela Aufan.

"Gue kurang yakin, Bos. Soalnya seminggu ini gue cuma lihat dia kerja di kafe, pulang kerja langsung balik ke rumah," balas Joni.

Aufan tentu saja mengernyit dan bertanya-tanya bagaimana mungkin Tata, wanita yang ia kenal sebagai Windi bisa mendatanginya dalam waktu yang tepat saat ia membutuhkan pelepasan.

"Berapa tahun anaknya?" tanya Aufan, kini ia membuka laptop yang ada di hadapannya.

"Sekitaran tujuh sampai delapan tahun kayaknya." Joni menghisap sebatang rokok setelah menjawab pertanyaan bosnya yang terdengar aneh.

"Cewek atau cowok?" lanjut Aufan.

"Cewek, Bos," jawab Joni, kali ini mengernyit kebingungan dengan pertanyaan orang yang menggajinya setiap bulan.

"Kirim alamat rumahnya, nanti sore gue datengin," tukas Aufan.

Tanpa menunggu Joni menjawab, pria dengan kemeja abu itu sudah menutup sambungan teleponnya. Baru saja ingin memulai pekerjaan, Aufan melirik ponsel berbeda yang berada dalam laci meja kerjanya. Ia memang memegang tiga ponsel, satu ponsel ia gunakan hanya untuk menghubungi keluarganya dan satu untuk para pekerjanya, lalu satu lagi untuk para rekan kerja serta para pebisnis dan juga orang-orang yang mengenalnya. Seperti saat ini, ponsel yang masuk kategori ketiga itu dua kali berdering, membuat Aufan meraihnya dan menjawab panggilan itu.

"Halo, Bos. Sorry! Gue bener-bener minta maaf karena baru tahu. Cewek yang gue kirim ternyata enggak bisa dateng, dia enggak tahu kalau dapet orderan cowok ganteng kayak lo. Gue bener-bener minta maaf, Bos!" cerocos Mizi membuat Aufan mendesah kesal, ia pikir ada hal penting apa.

"Lupain! Lo enggak usah nawarin cewek lagi ke gue!" tandas Aufan.

Setelah itu sambungan terputus menyisakan Mizi yang meringis karena kehilangan pelanggan loyalnya. Dan kini Aufan kembali menerka-nerka, bagaimana bisa wanita yang ia kenal seminggu lalu, sampai ke dalam kamar hotelnya, sementara wanita yang diperintah Mizi saja tak tahu apa-apa.

Menyeringai sembari mengusap dagunya dengan jari telunjuk, Aufan kini memikirkan bagaimana kalau wanita itu ia jadikan boneka dengan ancaman penipuan. Ah, bukan hanya mesum ternyata otaknya juga licik.

"Hmmm, menarik," ujar Aufan percaya diri.

Related chapters

  • Boneka CEO Mesum   Tamu Tak Diundang

    089654×××××08:30[Papah denger kamu habis operasi anak kamu. Punya uang dari mana?][Akhirnya jual diri juga, kan?][Dapat harga berapa kamu?]Notifikasi pesan bermunculan setelah dering panggilan berakhir tanpa jawaban. Tata hanya memandang ponsel yang tergeletak di atas meja pantri dengan tatapan kosong, tetapi sarat akan kekecewaan.[Papah punya kolega kaya, Ta. Bisa bayar kamu mahal.][Ta, jawab telepon papah!][Kurang ajar kamu, ya! Cepet bales pesan papah, Tata!][Tata, papah butuh uang lima juta! Kirimi papah uang, nanti papah ganti.]Lantas, pesan terakhir membuat Tata merasa begitu sakit hingga manik karamelnya mulai memproduksi cairan bening. Ia tersenyum remeh dengan kepala yang sedikit merunduk. Menyembunyikan tangis yang mungkin saja sedang di tertawakan keadaannya saat ini.Rentetan pesan yang sama sekali tak berniat Tata balas, membuat kepalanya pening. Ia duduk di kursi dapur dengan tangan yang masih memegangi spatula. Lima menit lalu pria yang Tata harapkan tak perna

    Last Updated : 2022-04-21
  • Boneka CEO Mesum   Mulai Memikirkannya

    Aufan berjalan santai setelah memarkirkan mobilnya di halaman rumah mewah di bilangan Jakarta. Saat masuk ke dalam rumah besar itu, suara bocah laki-laki menyambutnya dengan antusias. "Halo jagoan!" sambut Aufan dan menggendong bocah yang memakai baju spiderman. "Daddy, Ray beli mainan baru," bisik bocah bernama Rayyan. Tangan Rayyan melingkar sempurna pada leher Aufan. Mulutnya yang sedikit berlumuran coklat mendekat ke arah telinga untuk membisikkan sesuatu kembali. "Keren banget, Dad." "Wah, Daddy boleh liat?" Rayyan mengangguk cepat saat Aufan menanggapinya sembari tertawa kecil dengan kaki yang terus berjalan ke arah ruang tamu. "Mas, kapan sampai?" Wanita dengan tubuh bak model keluar dari arah pantri, menyambut Aufan dengan apron yang baru saja dilepaskan. Aufan duduk di salah satu sofa dalam ruang tamu bersama Rayyan yang ikut duduk di atas pangkuannnya. "Baru aja, Zidan belum pulang?" Aura, adik perempuannya hanya menggeleng. Ikut mendaratkan bokong di atas sofa set

    Last Updated : 2022-05-12
  • Boneka CEO Mesum   Dia datang lagi

    Tata bekerja di salah satu kafe yang terletak tak jauh dari kediamannya. Hari ini ia menitipkan Azira pada Mela, sepupunya yang tinggal bersama orang tua angkat. Ia sebenarnya malu hanya saja tidak ada pilihan karena selepas operasi Azira benar-benar harus diperhatikan."Ta, biasa, nih." Danto-pria berusia berucap pada karyawannya.Mendengar itu membuat Tata menoleh, ia tahu apa yang maksud atasannya. Bukasn hanya menjadi pelayan saja, tetapi Tata juga kerap kali mengisi acara musik yang di adakan kafe setiap malam minggu meski sebenarnya ada uang tambahan dari menyumbangkan suara hanya saja mengingat anaknya yang baru selesai operasi membuat ia ingin cepat pulang."Iya, Bos. Tapi nggak sampe malem kan, gue nggak bisa kalau--""Tidak, paling jam sepuluh selesai. Sebelum lu tampil ada Band baru yang mau nyumbang, lumayan promo sambil hiburan."Tata mengangguk dan kembali fokus pada mesin kasir. Ya, mau bagaimana lagi nasib orang kecil sepertinya yang sangat butuh uang dan meminta izin

    Last Updated : 2022-05-12
  • Boneka CEO Mesum   Dia brengsek!

    "Ta, lo dipanggil Mr. Zaccth. Hari ini lo gue kasih jam istirahat tambahan. Cepet temuin dia, gih!"Tata bahkan belum sempat menjawab namun pria dengan kemeja abu itu sudah pergi meninggalkannya. Ia membuang tatapannya pada pria yang terus menatap dengan senyum yang menyeramkan, menurutnya. Tata tentu saja tak bodoh, mungkin pria itu tahu kalau ia bukan pelacur yang harusnya datang malam itu, lalu bagaimana jika ia suruh ganti rugi atau bahkan dilaporkan ke polisi karena tindakan penipuan. Oh, astaga bahkan Tata rasanya ingin bersembunyi di laci kasir agar tak terlihat pria tinggi besar itu lagi.Berjalan ragu akhirnya Tata sampai pada meja pojok yang terdapat pria dengan wajah angkuhnya, ia tak buru-buru duduk dan sesekali memilin tangannya yang terlihat basah karena keringat gugup."A-ada yang bisa saya bantu, Pak?" tanya Tata terbata-bata.Aufan tertawa kecil. Sekarang ia merasa seperti Serigala yang dipersembahkan kelinci kecil setelah dua minggu tak makan apa pun. Sungguh, bahka

    Last Updated : 2022-05-12
  • Boneka CEO Mesum   Memulainya

    Memakai kemeja putih dengan celana bahan hitam yang warnanya sedikit pudar. Tata menatap kagum pada gedung tinggi di hadapannya.Jantungnya berdegub kencang saat langkahnya perlahan memasuki area gedung itu dan kini bak bocah sekolah yang sedang tersesat, Tata melengok ke kiri dan kanan saat para karyawan perusahaan itu berlalu lalang memasuki gedung.Rasanya ia ingin kembali keluar jika saja tak terbebani oleh ancaman pria yang memiliki seringai mesum itu.'Kantor polisi atas tindakan penipuan atau kerja sama saya.'Aufan begitu yakin kalau ancamannya sangat ampuh pada wanita yang saat itu terlihat ketakutan dan ya, duga

    Last Updated : 2022-06-14
  • Boneka CEO Mesum   Kerjaan Baru

    Meski enggan, Tata tetap melangkah bersama pria tinggi itu. Memasuki gedung raksasa yang pasti menyimpan ratusan pekerja di dalamnya. Senyum sapa bahkan tundukan kepala orang-orang yang dilewati Aufan, membuat Tata begitu risih meski ia tahu kalau hal itu mungkin biasa bagi Aufan. Hanya saja, berjalan di belakang Aufan dengan ditatap para karyawana membuat Tata benar-benar tak nyaman. Apalagi tatapan para karyawan wanita yang seperti menelanjanginya.Sampai pada pintu lift, Aufan menoleh pada wanita yang terlihat begitu kecil di belakangnya. Ia tersenyum, kali ini bukan seringai mesum tapi senyum tipis yang jarang sekali ia tunjukan.Pintu besi itu terbuka, mereka bedua masuk karena lift yang digunakan

    Last Updated : 2022-06-15
  • Boneka CEO Mesum   Kurang Ajar

    Aufan berdiri gusar didekat jendela besar dalam kantornya. Ia merasa bodoh karena horny hanya dengan berdekatan dengan wanita mungil itu. Bagaimana mungkin efeknya bisa seperti ini."Pak?"Suara itu membuat Aufan kembali menarik nafas pelan dan menoleh pada Tata yang tampak kebingungan di atas sofanya.Tentu saja Tata sekarang memasang wajah bingung. Pasalnya, setelah ia meneriaki nama pria itu dan menepuk bahu tegapnya, Aufan malah terbengong cukup lama hingga membuat Tata harus lebih keras memukul lengan berotot itu.Tanpa menjawab panggilan Tata, Aufan kini menghubungi salah satu pekerjanya untuk mengantar Tat

    Last Updated : 2022-06-16
  • Boneka CEO Mesum   Berkenalan

    Bapak panggil saya?"Seorang wanita muncul dari balik pintu dan melirik sebentar ke arah Tata yang sedikit tertunduk.Abigele Rasimh, kepala divisi pemasaran yang bekerja bersama Aufan sejak Aura--sang adik-- masih memimpin. Wanita dengan paras cantik dan raut wajah dingin itu adalah anak dari bibinya Aufan.Setelah menormalkan detak jantung yang tak karuan karena aksi pria tinggi itu. Kini Tata mulai melihat wanita yang beberapa detik memasuki ruangan. Ia harus berterimakasih karena wanita itu menyelamatkannya dan kiniatanya menelisik penampilan formal yang begitu elegan membungkus tubuh ramping itu.Kemeja navy dengan r

    Last Updated : 2022-06-17

Latest chapter

  • Boneka CEO Mesum   Rindu Tak Berujung

    Seminggu berlalu dengan rutinitas baru bagi Tata yang saat ini berlari buru-buru setelah mengantarkan Zira ke rumah Mela.Tangannya merogoh dompet dalam tas dan melihat sisa uang yang bahkan ia rasa tak akan cukup jika memesan ojek online. Terpaksa, wanita dengan setelan formal itu berdiri di atas trotaor, menatap ujung jalan sebelah kiri, berharap semoga Tuhan memberi kemudahan untuknya dengan menghadirkan angkutan umum yang biasanya muncul di jam-jam saat ini.Sayangnya, lima belas menit berlalu ia masih berdiri dengan wajah yang harap-harap cemas. Keterlambatannya berawal dari Zira yang entah kenapa merengek memintanya untuk tak bekerja, jika sedang sakit mungkin Tata akan menyetujui permintaan gadis kecilnya. Hanya saja saat ditanya, Zira beralasan ingin ditemani makan siang oleh dirinya. Memang sudah satu minggu sejak ia bekerja di perusahaan raksasa itu, kegiatan makan siang bersama sudah tak bisa ia jalani.Sedangkan Tata yang berusaha selalu bertanggung jawab atas apa yang seda

  • Boneka CEO Mesum   Tawaran Si Brengsek

    Kembali menarik nafas dengan sedikit rasa tak nyaman karena pakaian yang semalam diberikan Mala untuknya, Tata menyapa dengan senyum pada pria paruh baya yang berjaga di pos masuk sedang dirinya terus berjalan ragu memasuki bangunan raksasa itu.Zaccth Company Group, perusahaan yang berdiri dari tahun 1960 adalah perusahaan besar yang berada di Jakarta. Bergerak di bidang properti, Adimara Nufandra Zaccth berhasil membawa nama perusahaannya terkenal ke mancanegara kini pria yang usianya sudah memasuki angka 65 itu tengah menikmati masa pensiunnya bersama sang istri dan memilih membeli hunian di pantai kuta, Bali.Memiliki dua anak yang terpaut usia 5 tahun, Adimara mewariskan semua aset perusahaannya untuk anak pertamanya, Aufan Nufandra Zaccth, atau lebih dikenal Aufan Zaccth. Sedang putri semata wayangnya tak kalah fantastis dalam menerima warisan, yaitu sebidang tanah yang hampir memiliki harga jual 200 Miliar.

  • Boneka CEO Mesum   Awal Mula

    Sumi, wanita belasteran Inggris dan Indonesia itu memang begitu lengket dengan Tata. Kebetulan saat hari terakhir Tata bekerja wanita itu sedang mengambil jatah liburnya."Maaf-maaf, gue belum pamit sama yang lain juga. Baru sama bos doang," jawab Tata sambil berjalan bersama Sumi dan Mala dengan Zira yang sudah diambil alih oleh wanita tinggi itu."Kok, dadakan banget sih. Perasaan lo nggak ada ngomong mau pindah kerja, deh?"Mereka duduk di meja pelanggan dekat dengan kasir dan Tata sedikit meringis atas pertanyaan itu. Jangankan rencana bahkan berpikir untuk pindah kerja pun tidak pernah. Pikir Tata."Iya, dadakan banget panggilan interviewnya," balas Tata. "Zira mau pesen apa, Sayang?" Kini matanya menatap bocah yang sedang anteng duduk dipangkuan sahabatnya."Apa aja, Nda," sahut si bocah."Kalian pesen aja, Mala pesen makan juga boleh gue y

  • Boneka CEO Mesum   Pekerjaan Baru

    Jadi Nda kerjanya jauh? Nggak bisa makan siang sama Zira lagi?"Bocah dalam pangkuan Tata terus saja berceloteh gemas saat sang ibu pulang. Sekarang mereka sedang berada di rumah Mala karena Azira terpaksa harus dititipkan di sana.Saat Tata bekerja di kafe, sebenarnya gadis kecil itu terbiasa sendiri. Jika sekolah pun Zira selalu pulang ke rumah dan setelah itu menunggu sang ibu untuk makan siang bersama atau terkadang menyusul sang ibu bekerja karena memang jarak antara kafe dan rumah hanya butuh lima menit jika berjalan kaki. Namun kali ini Tata tak bisa memantau anaknya dan memilih orang tua angkat Mala yang ia repotkan meski kedua orang tua itu selalu antusias jika Azira datang."Iya, nggak apa-apa

  • Boneka CEO Mesum   Lucu

    Iya Bos, tadi sebelum ke kafe gue sempet lewatin rumahnya. Tapi masih sepi jadi gue langsung otw ke kafe dan ternyata nggak ada orangnya," jelas Joni sambil menenggak minumannya. "Jadi sekarang dia kerja di perusahaan lu. Terus anaknya sama siapa? Soalnya kalau di kafe setiap jam makan siang dia pulang buat makan bareng sama anaknya," lanjutnya.Aufan semakin mengernyit saat Joni kembali berucap, "anaknya kemarin balik ke rumah sakit buat buka perban kayaknya. Tapi gue nggak selidikin keadaannya.""Oke, Jon, gue tutup dulu teleponnya," balas Aufan dan mematikan ponselnya lalu langsung menghubungi Giel.***Setelah selesai memberitahu Mala kalau ia mulai bekerja hari ini dan tak bisa makan siang bersama Zhira, Tata keluar dari pantri dan menghampiri Giel yang mengisyaratkannya untuk datang."Win, kamu pulang aja. Besok mulai kerjanya, hari ini cuma perkenalan," terang

  • Boneka CEO Mesum   Sedikit Bingung

    Hai, saya Renata Windari. Kalian bisa panggil Tata atau Windi," ujar Tata sedikit malu saat para pria di sana begitu terang-terangan menatapnya dengan lekat."Gue Kaino, panggil aja Mas Ino," timbrung Ino sambil tersenyum manis ke arah Tata yang hanya mengangguk ragu."Dah, kerja kerja! Matanya dijaga, jangan sampe gue kasih kacamata kuda!" balas Giel ketus sambil membawa Tata untuk duduk di tim Devano."Suseh yeh, betina. Dideketin ngamuk, lirik yang lain ngamuk juga," sindir Ino yang dihadiahi lemparan pulpen dari gadis yang baru saja ia sindir. Untung saja Ino sudah terbiasa menghadapi serangan dadakan itu hingga tak ada rasa kejut selain kekehan geli.

  • Boneka CEO Mesum   Berkenalan

    Bapak panggil saya?"Seorang wanita muncul dari balik pintu dan melirik sebentar ke arah Tata yang sedikit tertunduk.Abigele Rasimh, kepala divisi pemasaran yang bekerja bersama Aufan sejak Aura--sang adik-- masih memimpin. Wanita dengan paras cantik dan raut wajah dingin itu adalah anak dari bibinya Aufan.Setelah menormalkan detak jantung yang tak karuan karena aksi pria tinggi itu. Kini Tata mulai melihat wanita yang beberapa detik memasuki ruangan. Ia harus berterimakasih karena wanita itu menyelamatkannya dan kiniatanya menelisik penampilan formal yang begitu elegan membungkus tubuh ramping itu.Kemeja navy dengan r

  • Boneka CEO Mesum   Kurang Ajar

    Aufan berdiri gusar didekat jendela besar dalam kantornya. Ia merasa bodoh karena horny hanya dengan berdekatan dengan wanita mungil itu. Bagaimana mungkin efeknya bisa seperti ini."Pak?"Suara itu membuat Aufan kembali menarik nafas pelan dan menoleh pada Tata yang tampak kebingungan di atas sofanya.Tentu saja Tata sekarang memasang wajah bingung. Pasalnya, setelah ia meneriaki nama pria itu dan menepuk bahu tegapnya, Aufan malah terbengong cukup lama hingga membuat Tata harus lebih keras memukul lengan berotot itu.Tanpa menjawab panggilan Tata, Aufan kini menghubungi salah satu pekerjanya untuk mengantar Tat

  • Boneka CEO Mesum   Kerjaan Baru

    Meski enggan, Tata tetap melangkah bersama pria tinggi itu. Memasuki gedung raksasa yang pasti menyimpan ratusan pekerja di dalamnya. Senyum sapa bahkan tundukan kepala orang-orang yang dilewati Aufan, membuat Tata begitu risih meski ia tahu kalau hal itu mungkin biasa bagi Aufan. Hanya saja, berjalan di belakang Aufan dengan ditatap para karyawana membuat Tata benar-benar tak nyaman. Apalagi tatapan para karyawan wanita yang seperti menelanjanginya.Sampai pada pintu lift, Aufan menoleh pada wanita yang terlihat begitu kecil di belakangnya. Ia tersenyum, kali ini bukan seringai mesum tapi senyum tipis yang jarang sekali ia tunjukan.Pintu besi itu terbuka, mereka bedua masuk karena lift yang digunakan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status