Sudah satu minggu berlalu, dan Orin masih belum bisa mengingat kepingan-kepingan ingatannya tentang Naka. Tetapi Naka bersyukur, akhirnya Orin mau menyentuh Kin, bahkan mau menggendongnya."Daddynya ngalah dulu ya," bisik Anindito"Aku selalu sabar, Pi," balas Naka, "Yang penting Orin sudah mau dengan Kin, aku sudah bahagia.""Cepat atau lambat pasti Orin akan mengingat kembali kalau kamu suaminya," kata Anindito"Pi, aku mau bicara sesuatu yang penting sama Papi," kata Naka"Ayo kita bicarakan di ruang kerja Papi saja," balas AninditoDua pria beda generasi itu kemudian melangkah memasuki salah satu ruangan di rumah itu, merupakan ruang kerja Anindito."Apa yang ingin kamu bicarakan?" tanya Anindito"Pi, aku tidak bisa membiarkan keluarga Asoka terus-terusan meneror keluargaku seperti ini, hampir saja kami bertiga kehilangan nyawa, itu sudah cukup," jawab Naka"Lalu, apa yang akan kamu lakukan?" tanya Anindito"Kali ini aku sudah ambil keputusan, Pi. Aku akan habisi mereka semua, kar
Malam begitu pekat, udara yang dingin menusuk tulang seolah sudah menjadi teman baik malam, setiap orang tengah terlelap dengan mimpi indah masing-masing, namun tidak untuk Asoka dan seluruh anak buahnya.Mereka masih berpesta minum dengan dalih merayakan kemenangan sementara mereka karena menganggap Naka dan keluarga kecilnya sudah merasakan ancaman dari mereka, tinggal melakukan eksekusi terakhir, yaitu menekan Fujitora supaya memberikan seluruh kekayaan keluarga Saito.Tetapi ternyata semua diluar dugaan, diluar markas mereka beberapa pasang mata telah melakukan pengintaian, dengan mata elang mereka masing-masing. Naka sudah maju terlebih dahulu bersama Reiji untuk membaca situasi. Asoka ke Indonesia ternyata memang benar tidak dengan banyak anak buah, terlihat Asoka dan kedua putranya tengah berpesta bersama."Tuan Muda, anda kanan saya kiri," kata Reiji"Oke!" balas Naka, "Michi! Marco! Kalian siap dari atas!?"Naka menggunakan alat komunikasinya untuk berbicara dengan yang lain.
20 tahun kemudian ..."Ach... Kamu memang benar-benar suka sekali menggangguku, Kin!" teriak seorang wanita, dengan hanya berbalut selimut saja, tubuh telanjangnya madih dalam dekapan seorang pria."Karena aku suka mengganggumu," bisik pria yang memeluknya, sambil tangannya mengusap-usap bagian inti milik wanita itu, "Kamu suka, sayang?""Semalam sudah 3 ronde, Kin! Tubuhku remuk," rengek wanita itu lagi, "Kamu benar-benar kuat, Sayang.""Tapi kamu suka dengan morning sex, sayang. Buktinya kamu mendesah juga, artinya menikmati setiap sentuhanku," Pria itu tidak menghentikan aktivitasnya justru semakin ganas saja permainan jemarinya dibawah sana, membuat wanita cantik disebelahnya itu mendesah-desah liar.Dialah Orinaka Kin, atau orang biasa menyebutnya Kin Orinaka, putra pertama dari pasangan Orin dan Naka, sudah berusia 20 tahun, dan diusia 20 tahunnya, dia telah mencapai kesuksesan tertingginya, sebagai CEO disalah satu perusahaan milik Daddynya. Kesuksesan yang jarang terjadi tentu
"Selamat datang di rumah kami para Tuan Muda," sapa istri dari Reiji dengan ramah. Silvia menyambut kedatangan para tuan muda keluarga Saito, wanita itu masih terlihat cantik diusianya 48 tahun."Aunty Silvia kenapa masih saja tetap cantik, apa rahasianya?" tanya Kin sambil tersenyum"Rahasianya, tanyakan saja pada pamanmu itu Tuan Muda," jawab Silvia sambil memandang suaminya"Kalau anda sudah menikah, nanti juga akan tahu bagaimana caranya menjadikan istri tetap awet muda," kata Reiji"Pantas anaknya cantik, emaknya aja cantik banget gini," kata Kin.dalam hati, sambil sesekali menatap Kiyo dengan tatapan kagum.Kiyo memang terlihat cantik natural, bahkan Kin tahu jika Kiyo tidak memoleskan apapun diwajahnya, hanya mungkin sedikit lipstik warna nude untuk memperindah bibirnya yang tipis itu. Berbeda dengan Lona, wanita itu jika tidak berdandan, pasti terlihat biasa saja wajahnya."Paman, hati-hati, anakmu perempuan sudah mulai ada yang lirik-lirik," sindir Gara"Tenang saja, Kiyo itu
Malam hari, Reiji bersama Kin dan Gara menuju markas para mafia, tapi kali ini ada satu lagi orang yang ikut. Gadis cantik dengan balutan setelan kulit hitam, juga sepatu boat kulit hitam, membuat gadis itu terlihat cantik dan seksi. Kiyo duduk disebelah Kin di jok bagian belakang, sementara Gara didepan menemani Reiji yang menyetir mobil.Kurang dari 1 jam mereka sampai di markas, sebuah tempat tersembunyi disebuah pantai, jauh dari keramaian kota tentunya. Ternyata sudah banyak yang datang, dan mereka semua menyambut kedatangan Reiji sebagai orang yang ditunjuk memimpin kelompok mafia tersebut."Paman, apa tidak apa-apa membawa Kiyo kemari?" tanya Gara yang melihat banyak pria menatap Kiyo dengan tatapan lapar, lapar ingin melahapnya."Tidak apa-apa, mereka tahu anak saya, mana berani mereka sembarangan kurang ajar pada Kiyo," jawab Reiji"Lihat saja ada yang berani kurang ajar, akan aku habisi," bisik Kin, "Apa gunanya kita disini kalau tidak menjaga Kiyo juga, heh!"Pertemuan berj
Menjodohkan Kin dengan seorang wanita? Dapat ide gila dari mana Naka hendak melakukan itu?! Gara tentu tidak percaya jika Naka akan melakukan itu. Selama ini Naka tidak pernah peduli dengan urusan asmara anaknya. Paling-paling hanya bertanya Kin sedang pacaran dengan siapa."Daddy mau jodohkan Kin dengan siapa?" tanya Gara"Kiyo," jawab NakaTambah melototlah Gara mendengar pria yang sebenarnya adalah kakak tirinya tapi sudah biasa dipanggil Daddy itu menyebut nama Kiyo. Gadis cantik itu yang ternyata akan dijodohkan dengan Kin."Nggak salah, Dad?" tanya Gara"Nggak. Bahkan Paman Reiji juga sudah setuju, tapi tidak memaksa, terserah Kin dan Kiyo yang mau menjalaninya bagaimana," jawab Naka, "Alasan mendasar kenapa Daddy dan Paman menjodohkan mereka supaya hubungan keluarga semakin erat."Gara hanya manggut-manggut saja, sejujurnya pria itu tidak rela jika Kin dijodohkan dengan Kiyo. Terlalu sayang Kiyo untuk Kin yang doyan main wanita itu.Setelah tidur semalaman, Kin terbangun dengan
Pertanyaan Kin tentu membuat Kiyo sedikit kaget. Bisa-bisanya pria itu menanyakan hal yang pribadi."Kalau aku masih virgin, lalu kenapa?" tanya Kiyo sambil melotot jengkel pada Kin.Kim hanya terkekeh saja mendengar pertanyaan Kiyo, Padahal dia hanya bertanya saja. Mereka akhirnya tiba di kampus dan suasana kampus terlihat sangat ramai karena memang sedang ada acara daftar ulang mahasiswa baru."Jangan jauh-jauh dari aku aku takut kamu tersesat," kata Kin.Tidak ada orang yang tidak kenal dengan Kin, karena pria itu memang pengusaha muda yang saat ini tengah banyak disukai oleh banyak wanita. Adanya Kiyo yang tengah bersama Kin membuat orang-orang bertanya Siapakah wanita yang tengah bersama dengan Kin."Kenapa semua orang memperhatikan kita?" tanya Kiyo, "Aku jadi malu, Kak."" karena akulah yang sebenarnya menjadi pusat perhatian mereka, jadi mungkin mereka Tengah bertanya-tanya Siapa wanita cantik yang sedang bersamaku ini," jawab Kin.Kiyo tersenyum sambil menggigit bibirnya. Dia
Menghadapi Kin sama saja menghadapi Iblis. Itulah yang sekrang tengah dirasakan Willy. Willy bukannya tidak tahu siapa Kin, sebagai salah satu mantan karyawannya, tentu dia tahu bagaimana sepak terjang Kin selama ini. Masih untung saja kemarin Kin hanya memecat dirinya, tapi uang memang telah membutakan mata seorang Wiily, dia tetap menginginkan menguasai perusahaan yang tengah dipegang Kin. Sungguh mimpi yang sangat diluar jangkauan sebenarnya, karena Kin bukanlah orang yang mudah untuk di takhlukkan. Niatnya menggunakan Lona sebagai alatnya selama ini dengan cara mengancam Lona, nyatanya juga tidak membuahkan hasil. "Jadi selama ini Lona menikmati setiap malam bersamamu ketika tidak aku, karena ancamanmu," kata Kin."Lona saja yang murahan," balas Willy"Wanita manapun akan mendesah dan menjerit ketika dibuai dengan lidah dan jemari kita, Wil!" sentak Kin, "Hanya saja dia mendesah dalam keadaan menangis atau bahagia, dia sendiri yang tahu.""Kin! Nggak usah cerewet terus kenapa?"