PRANG!"Aduh! Panas! Kau ini buta atau tidak becus kerja, hah!"Suara teriakan melengking yang sangat terdengar tidak sopan memenuhi telinga Alan begitu ia keluar dari lift. Dengan tenang, ia melangkah menuju ke sumber keributan yang memecah kedamaian perusahaannya di waktu menjelang makan siang.Dua sekuriti langsung datang mendekati seorang wanita yang kini menunduk ketakutan di hadapan seorang wanita lain yang memaki-makinya dengan sangat kasar.Ia melirik dua resepsionis yang mengarahkan ponsel mereka ke arah keributan di lobi perusahaan. Tentu saja ada logo Greenlake sebagai latar belakang.Senyum miring sedikit terukir di bibirnya. Ia memuji kepiawaian Elena dalam memilih karyawan yang berkualitas dan berdedikasi tinggi pada perusahaan. Para penyusup yang dulu menyebar di beberapa titik vital perusahaan, ternyata dibawa oleh Bella dan direktur keuangan. Lucunya, Elena sebenarnya sudah tahu. Tapi adiknya yang pintar itu membiarkannya.Bukan untuk memberi mereka jalan, melainkan
"Kau mengancamku?" tanya Jennifer dengan dada bergemuruh.Baru kali ini ada perusahaan yang menganggapnya remeh. Biasanya, mereka akan memohon-mohon agar ia bisa menjadi bintang iklan untuk produk mereka atau buru-buru minta maaf jika ia merasa tidak suka dengan perlakuan mereka.Rasa bencinya terhadap Elena dan segala hal yang berhubungan dengan keluarga Pierce semakin memuncak."Tidak jika kau tidak memulainya terlebih dahulu," jawab CEO yang ia tahu adalah sepupu Elena itu dengan santai.Senyum miringnya membuat darah Jennifer mendidih. Ia bahkan heran kenapa ibunya dan Bella bisa tahan menghadapi laki-laki angkuh ini dan sepupunya yang bodoh.Buru-buru ia mengeluarkan ponselnya dan menyalakan kamera untuk merekam Alan."Jadi kau tetap ingin kontrak kerja kita berakhir? Kau benar-benar tidak profesional! Aku bahkan tidak melakukan kesalahan apapun, tapi perusahaan ini melanggar perjanjian," ucapnya dengan suara keras.Alan menaikkan sebelah alisnya, masih terlihat santai. Bahkan pr
"Wanita ini benar-benar gila! Kenapa dia mempermalukan dirinya sendiri?" pekik Freya sambil menonton video yang diunggah oleh Jennifer Dunn."Astaga, dia ini bodoh atau apa? Dari video ini saja sudah ketahuan bahwa dia yang salah. Dimana-mana, kalau sudah tanda tangan kontrak, berarti dia sudah setuju dengan syarat dan ketentuan yang berlaku."Elena menikmati rebahan santainya di atas ranjang dengan tenang. Sama sekali tidak terusik. Dua hari yang lalu, Jack harus ke Norwegia karena ada sedikit masalah di sana. Sebagai gantinya, suaminya meminta Freya untuk menemaninya di sini. Keuntungan mendapatkan suami yang kaya raya, jadi Elena tentu saja tidak keberatan sama sekali."Menurutmu, apakah berita ini akan berdampak pada perusahaan kalian?" tanya Freya penasaran."Jauh lebih banyak orang yang tidak peduli dengan gosip artis ketimbang yang benar-benar memperhatikan. Mereka suka drama. Penjualan produk Greenlake akan tetap seperti biasa," jawab Elena sambil memejamkan mata."Kenapa kau
Acara hari ini berjalan dengan lancar. Penyelenggara event berterima kasih pada Jack karena telah menyediakan jasa pengamanan tingkat tinggi.Terjadinya teror di salah satu sekolah dan pusat perbelanjaan membuat pihak penyelenggara event fashion show musim semi tentu waspada. Mereka tidak hanya membutuhkan bodyguard biasa, tetapi juga yang memiliki basis militer.Tentu saja Security Black unggul dalam bidang ini, karena semua karyawan mereka adalah tentara bayaran swasta yang bisa menjadi apa saja, termasuk menjadi bodyguard yang bisa merangkap sebagai penjinak bom dan menghadapi teroris."Kami benar-benar berterima kasih pada Anda. Acara ini berjalan dengan lancar dan aman. Senang sekali bisa bekerjasama dengan Security Black," ucap pria berambut pirang yang menjadi ketua penyelenggara."Tidak masalah. Anda bisa menghubungi kepala cabang Security Black di negara ini jika sewaktu-waktu ingin menggunakan jasa kami," jawab Jack sambil menepuk bahu kepala cabang Security Black di Peranci
Jack berbalik hanya untuk mendapati sosok Bradley Smith dengan penampilan baru dan terlihat lebih tampan. Sebelah alisnya terangkat. Kedua matanya menelusuri penampilan pria itu dari ujung kepala sampai ujung kaki."Aku tidak pernah menyangka kau akan menyamar sebagai seorang pria yang stylish," ucapnya sambil menahan tawa, diikuti oleh Pierre.Mereka akhirnya tertawa terbahak-bahak melihat bagaimana penampilan Brad lebih mirip seperti seorang aktor Hollywood daripada seorang agen."Diamlah, sialan! Aku harus memakai pakaian menjijikkan ini, agar perempuan ular itu percaya bahwa aku adalah seorang manajer artis yang sudah ahli di bidangnya," umpat Brad sambil menyugar rambutnya dengan kasar."Tapi tidak perlu setrendi ini. Kenapa kau harus memakai syal?" Jack menatap pria itu dengan wajah jijik."Sialan! Syal ini pemberian dari penyelenggara event fashion show ini. Bro, aku benci membahasnya. Aku harus segera menyusul si ular itu agar dia tidak curiga.""Kenapa dia bisa ada di sini?"
Seorang wanita berusia setengah abad memasuki gedung agensi yang menaungi banyak artis terkenal. Agensi yang merupakan salah satu dari tiga agensi terbesar di Amerika itu memiliki gedung tinggi dan mewah di Los Angeles, California.Langkah kakinya yang anggun menapaki lantai marmer dari gedung mewah yang sebagian sahamnya ia miliki. Ia berhenti di depan seorang resepsionis berambut pirang dengan pakaian yang stylish dan sesuai dengan mode terkini."Di mana Shawn White?"Perempuan yang awalnya sedikit santai itu mendadak tegang dan langsung memperbaiki sikap. Apalagi ketika melihat dua orang bodyguard berbadan besar dan kekar di belakang wanita itu."Ada di ruangannya, Nyonya Reeves. Saya akan menghubungi sekretarisnya," jawab perempuan itu sambil meraih gagang telepon dengan tangan gemetar.Siapapun di gedung ini tahu wanita bernama Julia Reeves. Meskipun ia bukanlah anggota kelompok elite global, namun kekuasaan yang dimilikinya dan nama Reeves di belakang namanya membuat siapapun ti
[Berita Besar! Nama belakang Jennifer Dunn adalah Freeman? Samakah dengan Alex Harris Freeman yang menjadi buronan karena diduga sebagai teroris dan otak di balik pengeboman di banyak tempat di Amerika?]Shawn melempar surat kabar ke arah Jennifer hingga mengenai kepala wanita itu."Baca! Baca berita itu, jalang murahan!" teriak Shawn dengan wajah memerah.Brad pura-pura panik dengan merebut surat kabar itu dan membaca berita di halaman utama dengan wajah Jennifer dan Alex Harris, ayah kandung Jennifer, terpampang di sana dalam ukuran besar."Alex Harris adalah seorang satpam di sebuah supermarket. Pria ini ternyata adalah seorang teroris yang menjadi buronan FBI. Sekarang pria itu sedang melarikan diri ke Florida setelah ketahuan hendak mengebom sebuah masjid. Pria ini diduga adalah ayah kandung dari artis pendatang baru Jennifer Dunn yang sedang naik daun."Ia menoleh ke arah Jennifer dengan mata melotot dan mulut menganga. "Apa ini? Ayahmu adalah seorang teroris? Jadi dia yang sela
"Tangkap teroris itu! Dia tadi mengancamku!" teriak Shawn sambil menunjuk ke arah Jennifer.Brad dengan sigap menarik tangan Jennifer dan mendorongnya masuk ke dalam mobil, sementara Nathan masuk ke sisi pengemudi dan bergegas menjalankan mobil Jennifer menjauhi gedung agensi.Beberapa orang mengejar mereka, namun dengan lihai Nathan menyalip mobil-mobil yang ada di depannya dan bersembunyi di balik deretan kendaraan lain."Sudah bersih?" tanya Nathan sambil melihat ke spion atas."Sudah," jawab Brad, lalu menoleh ke arah Jennifer yang ketakutan. "Kau tidak apa-apa?""Ini benar-benar mimpi buruk," racau Jennifer. "Kenapa semuanya menjadi kacau begini?"Wanita itu membersihkan wajahnya dengan tisu meskipun tidak begitu membantu. Bau amis dari telur benar-benar membuat perut mual.Tiba-tiba ponsel Jennifer berbunyi. Mata perempuan itu membelalak. Jari telunjuknya buru-buru menggeser layar dan meletakkan ponsel itu ke telinganya."Ayah, kau ada dimana? Kudengar kau kabur ke Florida? Baga