"Loe ikut gue." Ucap Rayhan seraya menunjukkan jarinya kepada Anggun.
Anggun berjalan mengikuti langkah Rayhan.
Tok..tok ..tok..
"Masuk" terdengar suara dari dalam.
"Masuklah tuan Ardy ingin bicara." Ucap Rayhan lalu membuka pinta sebuah ruangan.
Aku masuk ke ruangan yang di depan sudah ada meja, kursi, sofa dan sekeliling ruangan itu ada rak yang penuh dengan buku.
Dia melirik dengan ekor matanya lalu kembali menatap laptop di depannya melanjutkan pekerjaan nya selama beberapa waktu.
"Duduklah. To the point' gue mau loe jadi pacar pura-pura gue. Dan ini perjanjiannya. Baca dulu lalu tandatangani." Ucap Ardy datar.
Deg....
"Maksud tuan bagaimana?"
" Loe ga usah terlalu banyak tanya. Cukup diam dan ikuti permainan ku. Gue kasih loe gaji tambahan buat sandiwara ini. Perjanjian dimulai dari hari ini. Kita harus mengahadapi para wartawan di depan gedung."
Anggun membaca perjanjian tersebut. Dalam perjanjian itu tertulis bahwa Anggun bekerja sebagai bodyguard dan pacar pura-pura tuan Ardy tanpa batas waktu serta berlaku mesra di depan umum. Anggun tidak boleh mengenakan seragam bodyguard. Bonus 2 kali dari gaji tiap bulan yang disepakati dan di transfer ke rekening yang akan dibuatkan dari Perusahaan Suhendra group. Serta mendapatkan beberapa fasilitas seperti baju, sepatu, tas, make up, ponsel dan beberapa hal yang menunjang penampilan.
Membaca penghasilan yang akan dia dapatkan membuat Anggun senang. Uang yang didapatkan bisa digunakan untuk kebutuhan Mbah Siti di desa. Anggun menandatangani perjanjian itu tanpa banyak bicara lalu keluar dari ruangan itu.
Sebelumnya Ardy telah menyuruh Rayhan untuk menyelidiki siapa Anggun, siapa orang yang dekat dengannya, bagaimana kehidupan di desa, dan lain-lain. Semua informasi sudah didapatkannya melalui penyelidikan Rayhan, lalu memberikan penawaran kerjasama untuk berpura-pura menjadi sepasang kekasih.
Ardy merasa kecewa dan dibohongi oleh tunangannya. Tunangannya hanya mau uangnya dan berselingkuh di belakangnya. Maka dari itu Ardy bekerja sama dengan Anggun untuk menjadi pacar pura-pura nya. Selama ini Ardy telah memutuskan tunangannya tapi mantan tunangannya tidak mau diputuskan, bahkan pihak keluarga mantan tunangannya juga ikut campur untuk memojokkannya.
Flash back on
Apartemen Nadine 1 tahun lalu
Malam ini Ardy pamit kepada tunangannya yang bernama Nadine untuk pergi ke luar kota mengurus masalah yang terjadi di cabang perusahaannya selama 1 minggu.
Nadine menjadi seorang model papan atas dukungan dari perusahaan Ardy. Wajah yang cantik, tinggi , kulit putih mulus menjadikannya seorang model dengan bayaran yang fantastis. Selain model, dia juga menjadi artis. Untuk melancarkan karirnya, dia harus rela menjual tubuhnya tanpa sepengetahuan Ardy.
Nadine yang mempunyai hasrat besar langsung mencium dan melum*t bibir Ardy. Ardy terbawa suasana membalas ciuman Nadine, mencium dan menghisap leher jenjang Nadine. Tangannya sudah berada di dalam baju Nadine dan merem*s salah satu bukit kembar Nadine secara bergantian hingga suara desahan terdengar di ruangan itu. Entah kapan Nadine sudah tidak mengenakan pakaian. Tubuh bagian atasnya polos dan bukit kembarny terlihat menantang.
"Aaahhh..ahhh.."desah Nadine kala Adry memainkan put**g nya.
Setelah puas dengan tubuh bagian atas Nadine, Ardy menghentikan kegiatannya dan memakaikan kembali pakaian Nadine.
Nadine merasa tanggung dan mencoba terus merayu Ardy untuk melanjutkan kegiatan panas mereka tapi Ardy tidak mau dan memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Nadine geram karena Ardy selalu menolaknya, membuat nya tidak bisa melancarkan rencananya.
Sesampainya di rumah, Ardy baru mengingat bahwa ada berkas yang tertinggal di apartemen Nadine. Karena hujan lebat kepergiannya di tunda esok pagi. Sebelum kepergiannya esok pagi keluar kota Ardy berencana untuk mampir ke apartemen Nadine mengambil berkas yang tertinggal.
Rayhan telah menunggu di depan rumah Ardy untuk berangkat keluar kota.
"Ray, kita ke apartemen Nadine dulu, saya mau ambil berkas yang ketinggalan."
" Baik tuan."
Sekitar 30 menit mereka sampai di parkiran apartemen Nadine, Ardy naik lift dan menekan angka 8 tempat Nadine tinggal.
Seperti biasa Ardy memencet password apartemen lalu masuk dan mengambil berkasnya yang ketinggalan di meja ruang tamu. Ketika akan berbalik, dia mendengar suara desahan seorang wanita. Suara itu sangat familiar di telinganya. Perlahan mendekat ke sumber suara yang ternyata berasal dari dalam kamar Nadine.
"Ahhh" Seru bersamaan kedua manusia yang baru saja selesai dengan kegiatan panas mereka.
"Nad, kamu harus secepatnya menguasai harta Ardy. Buat dia secepatnya menikahimu." Ucap seorang pria yang tengah bersama Nadine dengan hanya berbalut selimut.
"Aku akan berusaha yank. Dia ga mau melakukan hubungan intim denganku, memaksanya juga sudah kulakukan. Bahkan orang tuaku sudah mendesak Ardy untuk menikahiku. Tapi dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan mengacuhkan ku." Jawab Nadine bersandar manja pada lelaki itu.
Tanpa suara pintu dibuka sedikit untuk melihat siapa yang tengah memadu kasih dengan Nadine.
"Marko." Ardy terkejut karena Marko adalah sahabatnya sejak kuliah.
"Akan ku balas kalian. Dasar jalang, jalang dan penghianat memanglah cocok." gumam Ardy pelan dengan mengepalkan kedua tangannya.
Ardy pergi meninggalkan apartemen Nadine dengan menahan amarah. Lalu melanjutkan perjalanan keluar kota untuk mengurus masalah perusahaan.
Flash back off
Rayhan memanggil sekertarisnya untuk membawa Anggun ke ruang tamu. Dalam ruangan itu sudah ada make up artist dan beberapa dress yang di bawa dari butik-butik ternama di kota itu.
Rayhan menyiapkan ruangan untuk diadakannya konferensi pers dan memberikan klarifikasi atas masalah pertunangannya dengan Nadine.
Setelah di make over, penampilan Anggun menjadi lebih elegan, tampak sangat cantik dan dewasa. Ardy terbengong melihat penampilan Anggun.
Deg..
"Sangat cantik" gumam Ardy pelan yang tidak bisa di dengar oleh siapa pun.
"Hemmmh "Ardy berdeham untuk menetralkan jantungnya yang tiba-tiba berdetak lebih cepat.
"Ayo kita keluar untuk menghadapi para pencari berita itu." Ucap Ardy.
Ardy memberikan lengannya untuk digamit Anggun. Mereka berjalan bersama menuju ruang konferensi pers.
"Selamat siang semuanya. Terima kasih atas kedatangan dan perhatiannya. Saat ini saya akan konfirmasi mengenai hubungan saya dan Nadine mantan tunangan saya. Saya telah membatalkan pertunangan kami 1 tahun yang lalu. Jadi gosip tentang saya menghamili Nadine semuanya adalah kebohongan."
"Di samping saya saat ini adalah tunangan saya." Ucap Ardy menggenggam tangan Anggun serta memperlihatkan cincin pertunangan keduanya.
"Saya akan menuntut siapapun yang telah merusak nama baik saya. Jadi saya harap setelah konferensi pers ini, berita simpang siur itu bisa diluruskan dan tidak menyudutkan saya serta tidak berdampak negatif terhadap perusahaan saya." Sambung Ardy.
"Kami tidak membuka sesi tanya jawab. Sekian penjelasan dari kami. Terima kasih." Ucap Ardy menutup konferensi pers tersebut.
Mereka menuruni podium lalu pergi meninggalkan perusahaan.
.....
Nadine yang melihat konferensi pers yang disiarkan dari layar televisi tidak terima dan menjadi sangat marah. Semua barang di kamarnya menjadi berantakan karena ulah Nadine.
Pelayan yang sedang membersihkan di lantai 2 merasa terkejut karena suara teriakan dan barang-barang pecah dari kamar Nadine. Pelayan tersebut segera memberi tahu kepada mama Nadine.
Mama Nadine yang mendapat laporan segera naik ke lantai 2 menuju kamar Nadine.
Tok..tok..tok..
"Nadine buka pintunya. Ini mama sayang. Ada apa?" Ucap mama Nadine cemas.
"Aaaaaa...Mama, aku tidak terima diputuskan oleh Ardy." Teriak Nadine frustasi.
Pintu dibuka paksa oleh pelayan laki-laki atas perintah mama Nadine.
"Nadine tenanglah mama akan membantumu." Mama Nadine memeluk dan mengusap-usap punggung Nadine.
"Aku mau Ardy ma.." kata Nadine sambil terisak.
Di tempat lain, Marko yang melihat acara konferensi pers di televisi mengepalkan tangannya. "Nadine sudah tidak bisa dimanfaatkan lagi. Ternyata cintanya kepada Nadine tidak sebesar yang kupikirkan. Ardy,aku akan membuatmu menderita." Geram Marko. "Kau harus membayar yang sudah kau lakukan kepada Stella" seringai licik Marko. "Bas, segera selidiki siapa wanita itu. Aku mau laporan lengkap mengenai wanita itu sore ini sebelum acara pesta pernikahan itu. Aku yakin Ardy dan tunangannya pasti akan datang ke sana." Perintah Marko kepada asisten pribadinya yang bernama Bastian. "Baik tuan segera saya laksanakan." Jawab Bastian seraya keluar dari ruangan. ...... "Nanti malam ikut denganku ke pesta pernikahan rekan Bisnisku. Siapkan dirimu jangan membuatku malu." Perintah Ardy "Baik tuan." Jawab Anggun lalu melangkah masuk ke kamarnya. Ardy masuk ke ruang kerja bersama dengan Rayhan membahas beberapa pekerjaan dan masalah konfe
Ardy yang merasa sudah tidak bisa menahannya lagi, langsung menggendong Anggun dan membaringkannya di ranjang hotel. Dia mengambil ponsel untuk menyalakan video dan meletakkan kembali ponselnya di tempat yang bisa merekam aktivitas mereka. "Setelah dia sadar pasti akan marah besar dan tidak mengingat kejadian ini. Aku harus membuat bukti bahwa dia yang menginginkan semua ini."ucap Ardy dalam hati. Ardy berjalan mendekati Anggun yang terus saja menggeliat. Anggun langsung menarik Ardy hingga terjatuh diatasnya lalu menekan tengkuk Ardy. Ketika bibir keduanya hampir bersentuhan, Ardy menahannya dan bertanya " Sadarlah.. Apakah kamu tahu siapa aku?" "Katakan siapa aku?"Ardy menatap dalam mata Anggun yang terlihat sayu akibat gairahnya. " Ka..kau adalah tu..tuan Ardy." Ucap Anggun terbata-bata menahan hasratnya yang menggebu-gebu akibat obat perangsang yang diberikan Marko. "Kau yakin akan melakukan ini denganku?" "I i iya. Tolong
Setelah kejadian itu Ardy dan Anggun menjadi semakin canggung bila bertemu. Bila mengingat kejadian malam itu Anggun merasa sangat malu. Ardy memperlihatkan rekaman video malam itu, bagaimana dia begitu liar menggoda Ardy......Hari ini Anggun meminta ijin kepada kepala pengurus rumah untuk pergi ke kos yang selama ini dia tempati. Anggun berencana akan berkemas dan mengosongkan kamar kos nya dan akan menemui Rama untuk memutuskan hubungan mereka.Pagi itu Anggun pergi dari rumah mewah itu menggunakan kendaraan umum. Sesampainya di kos, Anggun langsung beres-beres barangnya yang hanya sedikit karena sebagian pakaian sudah dia bawa di rumah tempat dia bekerja. Setelah selesai dia berpamitan kepada pemilik kos itu dan mengembalikan kunci kamar tersebut. Lalu dengan berjalan kaki menuju apartemen Rama berbekal alamat yang pernah diberikan kepadanya.Anggun sudah menelan Rama berkali-kali namun tidak diangkat-angkat."Permisi pak, numpang
Setelah membersihkan diri, Rama berangkat ke kantor dan Luna pun telah pergi dari apartemen setelah mendapatkan apa yang dia inginkan. Rama telah menggunakan seluruh uang Anggun untuk investasi yang ditawarkan oleh temannya. Uang itu berasal dari hasil gaji yang ditransfer ke rekeningnya dari PT Permata Cemerlang, perusahaan jasa bodyguard tempat Anggun bekerja sesuai dengan kontrak kerja. Rama tidak tahu jika Anggun telah dibukakan rekening baru oleh Ardy saat dia mulai bekerja sebagai bodyguard pribadi Ardy. Selama ini Rama merasa bahwa Anggun adalah gadis desa yang lugu dan mudah untuk dibohongi. Rama sama sekali tidak merasa bersalah kepada Anggun. Rama bekerja di anak cabang perusahaan milik Ardy. ..... Di tempat lain, Wulan pulang ke mansion utama milik orang tua Ardy dengan perasaan kesal, kaki dihentak-hentakkan dan cemberut. Selama di kota J, Wulan dan mamanya tinggal di mansion utama milik orang tua Ardy. "Kenapa kamu pulang-pu
Keesokan harinya Wulan terus saja membujuk mamanya untuk pergi menemui Ardy di kantornya. Dia mengikuti ke manapun kaki mamanya melangkah dan terus memohon. Akhirnya Mamanya setuju untuk pergi berbicara dengan Ardy. Sesampainya di lobby perusahaan milik Ardy, Wulan menggandeng mamanya menuju lift khusus. Resepsionis yang melihat itu menegur mereka dengan sopan. "Maaf nyonya, lift itu hanya untuk orang-orang tertentu di perusahaan ini. Anda ingin mencari siapa biar saya bantu." "Kami mencari bapak Ardy." Ucap Irma. "Apakah anda sudah memiliki janji dengan tuan Ardy?" "Saya belum membuat janji, tapi katakan saja jika nyonya Irma mencarinya." "Sebentar nyonya, saya akan menghubungi sekertaris beliau terlebih dahulu. Mohon ditunggu nyonya." Setelah beberapa saat resepsionis itu berkata kepada Irma "Tuan Ardy ada di ruangannya. Tolong untuk menunjukkan KTP atau tanda pengenal lainnya." "Kamu!!" Geram Wulan lalu ditahan mamanya. Irma
"Keluar kalian dari mobil." Gertak beberapa orang preman kepada orang yang berada dalam sebuah mobil sedan berwarna hitam. Di dalam mobil itu ada 2 bodyguard, 1 asisten pribadi, dan seorang pria paruh baya pemilik mobil itu. Sedangkan diluar ada banyak sekali preman. Ada 4 mobil yang menghadang mereka, 2 mobil menghadang di depan, 1 mobil di samping kanan dan 1 mobil menghadang di belakang sehingga mobil sedan yang berada di tepi jalan itu tidak bisa bergerak ke mana pun. "Tuan jangan keluar biarkan saja mereka. Biar kami saja yang keluar. Tuan di dalam mobil saja, dan tunggu bantuan datang. Jumlah mereka terlalu banyak. Saya sudah menelepon untuk meminta bantuan. Kami akan berusaha mengulur waktu" Ucap seorang seorang bodyguard yang berada dalam mobil itu. Sebenarnya ada 2 mobil lagi yang berangkat bersama mobil sedan itu tetapi entah mengapa ditengah jalan mereka terpisah. Beberapa preman terus saja menggedor-gedor kaca mobil agar orang di dalam mob
Tampaklah sebuah desa nan asri. Penuh dengan pepohonan, rumah-rumah penduduknya yang jaraknya berjauhan, udaranya sangat sejuk dan tidak ada polusi. Jauh dari perkotaan dan kebisingan. "Mbah Siti... Anggun kangen banget." gumam Anggun pelan setelah sampai di depan rumah sederhana dengan suasana hangat. Rumah tua tanpa cat dengan halaman yang luas. Banyak pepohonan di halaman rumah itu. Terlihat beberapa orang tetangga sedang berada bercengkrama di dalam rumah itu. Tok..tok..tok.. "Mbah, Anggun pulang." Ucap Anggun lalu masuk ke dalam rumah bersama dengan Devi. Mendengar ada suara orang dari luar, semua orang di dalam memutar kepala mereka untuk melihat siapa yang datang. Semua orang yang berada di rumah terkejut melihat kedatangan Anggun. Penampilan Anggun terlihat berbeda, terlihat sangat cantik, pakaian dan aksesoris yang dia kenakan terlihat mewah. Anggun yang tidak suka berdandan di paksa Ardy untuk ikut les kecantikan di sela-sela kegiatan
Ardy yang melihat kedekatan antara Anggun dan Rahmat merasa panas. Keduanya duduk di kursi ruang tamu lalu mengobrol. Walaupun pembicaraan mereka hanya menanyakan kabar tetapi Ardy melihat dari pancaran mata Rahmat yang mengatakan bahwa dia menyukai Anggun. Ardy merasa tidak rela jika wanitanya di tatap pria lain dengan tatapan mendamba."Wah bakalan ada perang nii di rumah ini." Ucap Rayhan was was saat melihat Ardy mengintip dari balik pintu."Aku nonton saja. Aku tidak mau ikut campur, panjang nanti urusannya." Tambah Rayhan.Akhirnya Ardy memutuskan untuk keluar dari kamar dan berpura-pura meminta diambilkan minum karena haus. Ardy berjalan mendekati Anggun lalu berkata:"Anggun, mas bisa minta tolong untuk diambilkan air? Mas haus.""Baik mas, akan Anggun ambilkan. Mas mau teh atau kopi?""Teh saja sayang.""Bang Rahmat mau teh atau kopi?" Tanya Anggun kepada Rahmat."Teh saja."Sebelum Anggun beranjak pergi ke dapu
"oke sayang mas bangun sekarang. Kamu tunggu mas, mas akan antar kamu. Pokoknya mas gak kasih ijin kalau kamu pergi sendiri." Setelah selesai berucap, Ardy segera ke kamar mandi. Ardy seperti masih trauma ditinggalkan istri tercintanya. Setelah menemukan Anggun beberapa waktu lalu, Ardy selalu memantau istrinya di manapun Anggun berada bahkan menempatkan beberapa bodyguard untuk mengawal istrinya dan beberapa bodyguard untuk mengawasi dari jarak jauh. Sembari menunggu suaminya, Anggun menyiapkan pakaian suaminya dan membersihkan kamarnya lalu keluar untuk bermain dengan kedua anaknya."Anak mama sudah wangi" ucap Anggun mendekati anaknya lalu menggendong salah satu anaknya lalu menciumi anaknya. Setelah itu dia menggendong anaknya yang lain lalu melakukan hal yang sama. "Sus, biar anak-anak bersama saya, kalian membersihkan diri saja dulu." ucapnya sambil tersenyum. Anggun memang ramah kepada semua orang tanpa memandang status dan pekerjaan mereka. Maka dari itu semua pekerja yang be
Maafkan saya tuan dan nyonya, hanya saja saya merasa familiar dengan wajah anda nyonya. Wajah anda mengingatkan saya pada putri saya yang telah meninggal hampir dua puluh tahun yang lalu." ucap sedih tuan Surya."Benar pa, wajah nya sangat mirip dengan Angle." ucap Mike membenarkan."Dan sampai saat ini kami sekeluarga tidak bisa menemukan keberadaan keponakan saya." sambung Mike dengan wajah sendu."Mereka ternyata mencariku.. Benarkah ini? Apakah mereka akan menerimaku jika mengetahui bahwa aku adalah keluarga mereka?" pikir Anggun. Anggun tidak pernah menyangka jika keluarga dari mama nya akan mencari keberadaannya. Anggun menggenggam erat tangan suaminya. Ardy membalas genggaman Anggun seolah mengatakan bahwa aku akan selalu ada untukmu, jangan takut."Maaf siapa nama anda nyonya?" tanya tuan Surya."Nama saya Anggun Sasmita." jawab Anggun.deg"Nama yang sama, wajah yang mirip. Apakah ini hanya kebetulan atau wanita ini benar-benar adalah cucu kandungku, anak Angle yang hilang?"
Malam ini Misya sangat senang karena Ardy akan memenuhi undangan makan malam di mansionnya. Sejak pulang dari kantor, Misya langsung bersiap untuk penampilan terbaiknya menyambut sang pujaan hati. Sudah banyak baju yang dia coba sampai seisi kamarnya berantakan tapi masih saja merasa ada yang kurang."Ya ampun sayang, kenapa kamarmu jadi seperti terkena badai topan? sangat berantakan mirip kapan pecah." omel mama Misya yang sedang melewati kamar anaknya. Tadinya mama Misya ingin ke kamarnya tapi saat melewati kamar Misya dan melihat pintu kamar anaknya sedikit terbuka, mama Misya mendorong pintu itu dan melihat keadaan kamar putri nya."Mama sudahlah daripada ngomel mending bantu Misya pilih gaun apa yang cocok untuk makan malam nanti." ucap Misya sibuk dengan gaun gaunnya tanpa menoleh kepada mamanya."ckckck." decak mama Misya melihat kelakuan anaknya.Mama Misya mulai memilih gaun gaun yang berantakan di tempat tidur lalu memilih gaun berwarna merah dengan bahan press body."Yang i
Pagi ini Ardy ke kantor dengan wajah yang bersinar cerah. Karyawan yang menyapanya saat melewati lobby merasa hari ini mood bos mereka sangat baik.Semalam setelah masalah dengan wanita bernama Akira selesai, Ardy mendapatkan tambahan vitamin dari sang istri tercinta. Pergumulan panas mereka selesai saat tengah malam dan pagi ini Ardy kembali meminta jatah. Melihat tuannya datang, sekertaris Ardy mengikuti nya dan menyampaikan agenda hari ini."Selamat pagi pak, hari ini jam sembilan ada rapat dengan bagian keuangan dan jam dua nanti ada pertemuan dengan tuan Mike dari Anggoro group." ucap sekertaris Ardy membacakan jadwal agenda hari ini."Pastikan bahwa tuan Mike yang akan datang, jika orang lain yang menjadi perwakilannya sebaiknya batalkan saja." ucap Ardy tegas."Kalau bukan karena Anggun, aku tidak akan menemui orang yang telah mempermainkan ku apalagi ada ulet bulu. Menyebalkan." batin Ardy."Baik tuan akan saya pastikan. Permisi." jawab sekertaris Ardy lalu pergi meninggalkan
"Kalian menjauhlah, biar aku yang menghadapinya!" geram Anggun melihat Akira menyerang dengan jarum beracun.Ardy juga memerintahkan untuk segera menelepon ambulans.Anggun menyerang Akira dengan pisau kecil di kedua tangannya. SlingSlingAkira melempar jarumnya ke arah Anggun dan ditepis menggunakan pisau yang ada di tangannya. bughbughAnggun bergerak maju mendekati Akira dengan cepat lalu menyerangnya dengan tendangan memutar. Wajah Akira lebam dan bibirnya berdarah terkena tendangan Anggun. Ibu jari Akira menempel di bibirnya lalu melihat darah yang keluar "cih.." decihnya sambil membuang darah di bibirnya.Mereka berdua saling memukul dan menendang lawan. Akira dan Anggun sama-sama kehabisan tenaga akibat bertarung. Devi yang saat itu berada di bandara karena akan berangkat ke negara Je untuk melanjutkan penelitiannya, merasa penasaran dengan keramaian di tengah area bandara. Devi mendekati keramaian itu, Devi melihat
Pagi- pagi sekali Ferdinand sudah bangun walaupun semalam dia tidak bisa tidur karena memikirkan rencana apa yang harus dia lakukan untuk mendekati Stella. Berbagai rencana dia siapkan untuk membuat Stella jatuh cinta pada nya. Ferdinand tahu jika Ardy telah menikah jadi Stella pasti tidak akan pernah bersama Ardy dan kali ini adalah kesempatan untuk nya mendapatkan hati Stella. Selama ini dia hanya menyukai Stella dalam diam. Dia tidak berani mengungkapkan rasa yang dia miliki kepada Stella. Dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Bahkan Ferdinand telah meminta ijin kepada Marko untuk mendekati Stella."Semangat pagi Ferdinand. Kejar Stella, dapatkan hatinya, lalu menikah." ucap Ferdinand semangat walaupun dia hanya tidur dua jam tapi inilah perjuangan cinta nya. Pengorbanan nya selama ini harus berbuah manis. Dia selalu menyempatkan diri untuk menjenguk Stella ketika Stella koma di rumah sakit, setelah Stella sadar dia akan terus berjuang mendapatkan hati pujaa
"Aku sudah mendapat informasi tentang wanita itu mas. Dia adalah warga asing yang sengaja didatangkan ke sini. Namanya Akira. Ada orang yang sengaja menutup informasi mengenai wanita itu dan aku belum tahu siapa orang itu. Menurut informasi yang aku dapat, wanita itu akan pergi meninggalkan kota J besok dengan penerbangan menuju negara A." jelas Anggun."Istri mas memang hebat." puji Ardy"Besok mas akan menangkapnya di bandara." lanjut Ardy."Aku ikut mas, wanita itu pasti sudah mempersiapkan segalanya dan ada orang yang sudah membantu nya." Anggun semangat untuk menangkap wanita itu."Boleh tapi ada syaratnya." Ardy berjalan mengambil remote di mejanya lalu mengunci pintu ruangannya dan menutup semua korden."Syarat? Apa syaratnya? Dan kenapa mas mengunci pintu nya bahkan menutup korden?" tanya Anggun polos tidak mengerti maksud suaminya. Anggun berjalan mendekati Ardy di balik meja kebesaran Ardy. Ardy berjalan mengitari mejanya lalu memeluk Anggun dari b
Perjalanan ke kantor Ardy memakan waktu selama setengah jam. Sesampainya di kantor Ardy, Anggun berjalan memasuki lift menuju ruangan suaminya.Anggun tidak melihat sekertaris Ardy berada di mejanya lalu langsung masuk ke ruangan Ardy tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.deg.."Wanita itu... Dia adalah wanita yang berada di rumah sakit. Wanita yang menyebabkan aku pergi. Kenapa ada di sini?" batin Anggun.Ketiga orang yang berada di ruangan itu merasa terkejut dengan kedatangan seorang wanita cantik yang saat ini melamun di ambang pintu."Wanita itu pasti istri kak Ardy. Cantik, sederhana dan masih muda, mungkin umurnya masih 20 tahun." batin Stella.Ardy telah memanggilnya beberapa kali tetapi diabaikan oleh Anggun.Lamunannya terhenti ketika Ardy menyentuh lembut pipinya."Sayang." ucap Ardy lembut. Dari raut wajah Anggun, Ardy memahami bahwa istrinya terkejut dengan kedatangan Stella. Ardy tidak mau ada kesalahpahaman lagi yang menyebabkan is
Kediaman Keluarga AnggoroMisya pulang ke kediaman nya dengan wajah yang tampak lesu. Dia tidak berhasil menjalin hubungan kerja sama dengan Suhendra group. Bahkan Ardy tidak memberi nya kesempatan untuk berbicara.Misya langsung berjalan ke arah Mike saat melihat papanya duduk bersama kakeknya di ruang keluarga."Papa. Papa sampai jam berapa tadi?" Tanya Misya seraya memeluk dan bergelayut manja di lengan Mike. Misya sangat dekat dengan papanya. Mike pun sangat menyayangi putrinya dan memenjakannya. "Papa sampai mansion setengah jam yang lalu. Bagaimana pertemuanmu dengan tuan Ardy?" tanya tuan Mike kepada anaknya yang baru saja pulang dari kantor. Dari Minggu lalu Mike berada di luar kota karena ada masalah di anak cabang perusahaannya. Rencananya Mike berada di luar kota hanya selama tiga hari tapi masalah yang terjadi di anak cabang perusahaannya ternyata lebih rumit dan menyelesaikan masalah itu memerlukan waktu lebih lama dari yang diperkirakan. Akhi