Share

Pendek Akal

Penulis: Wafa Farha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Pendek Akal

Sementara Adelia bicara pada petugas, Bean mencuri-curi kesempatan untuk balik menghubungi Arista. Ingin memastikan apa yang rekannya itu inginkan. Mengingat tadi saat memapah Adelia masuk, ponsel dalam sakunya terus berdering.

Yang Bean herankan, kenapa Adelia bisa hanya diam dan tak memintanya mengangkat. Seolah tak risih mendengar dering tersebut terdengar berulang. Bean jadi kepikiran, kalau Arista melakukan panggilan beruntun pasti ada sesuatu yang terjadi.

Pria itu memilih tempat agak sepi dengan menjauh dari Adelia. Agar tak menjadi pusat perhatian yang lain tapi tetap terlihat oleh Adelia. Karena wanita itu pasti marah, saat dia perlu dan Bean tak ada di sampingnya.

Diklik kontak atas nama 'Rekan Cantik' di deretan kontak yang disimpan di ponselnya. Tak lama panggilan pun tersambung, dan dengan cepat Arista mengangkatnya.

"Halo, Bean. Kenapa gak diangkat-angkat, sih? Mana pesan WA juga gak dibalas!" omel Arista begitu panggilan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bilik Lain di Rumah Suamiku   Sakit Hati Istri Pertama

    Sakit Hati Istri PertamaYusuf memilih tidak banyak bergaul dengan narapidana lain, dan berdiam diri di sel dengan memperbanyak amaliyah yang sebelum ini banyak terbengkalai oleh pekerjaannya.Barangkali ini cara Allah, mengingatkan pria tampan itu agar kembali pada Tuhannya. Tidak lalai dan terus disibukkan oleh urusan dunia yang tak ada habisnya.Sementara di sel lain. Zaki dijemput oleh sipir untuk dipindahkan sel. Karena laporan pengacara, dan sang detektif sebagai saksi. Mengingat kasusnya adalah pembunuhan, polisi menerapkan penjagaan lebih ketat untuknya.Zaki sudah buntu. Ia tak tahu harus minta tolong pada siapa. Bahkan hingga detik ini, belum menemukan pengacara yang mau membela.***Begitu mobil yang dikemudikan Arista masuk ke area kantor polisi, Hanna langsung bergegas keluar. Tak sabar mencapai ruangan dan melaporkan apa yang sudah menimpa sang mama."Hati-hati Nyonya!" seru Arista yang baru melepas sabuk pengaman. Semen

  • Bilik Lain di Rumah Suamiku   Dua Polisi

    Dua Polisi"Yang dia alami tak sebanding, bahkan tidak seujung kuku dari pada penderitaanku selama 6 bulan terakhir, dikurung dalam bilik itu." Adelia kembali bicara di tengah tatapan kosongnya."Maaf, bukan enam bulan Nyonya. Saya mendengar cerita dari satpam yang bekerja. Bahwa Tuan Yusuf belum lama menempati rumah itu.""Apa maksudmu?" Adelia menoleh cepat. Seolah tak terima pernyataannya dibantah."Saya hanya menyampaikan apa yang saya dengar. Em, itu saja. Maaf jika tidak berkenan." Suara Bean melemah. Takut jika majikannya itu marah karena kebenaran yang diungkapkan.Setelah beberapa detik menatap wajah Bean, yang tampak dari sisi kiri itu, Adelia melengos. Kembali menatap jalanan yang tak berujung di luar mobil. Menatap keramaian manusia yang sudah lama tak ia saksikan.Pikirannya mengembara. Sebenarnya dia sudah memahami hati Yusuf, bukan miliknya. Pria itu membawanya meski telah pindah rumah pasti karena ingin melindungi, bukan kare

  • Bilik Lain di Rumah Suamiku   Hal Tak Terduga

    Hal tak Terduga"Hehm. Kudengar kamu akan sidang besok." Alex menyandar di dinding, di mana Yusuf duduk di sebuah kursi tak jauh darinya."Argh! Sial! Padahal aku senior di sini. Masuk lebih dulu sebagai narapidana. Malah dapat giliran belakangan," keluh Alex yang merasa kecewa.Meski kenyataannya, ia sadar, bahwa antara dirinya dan Yusuf memiliki loyalitas dari orang sekitar dengan kadar yang berbeda.Bukan hanya seorang Presdir yang memiliki kekuasaan sendiri, Yusuf bahkan memiliki orang tua sehebat Eksha. Belum lagi dari pihak keluarga Hanna. Mereka juga pasti tak akan tinggal diam membiarkan Yusuf berlama-lama dalam penjara.Yusuf tampak tenang. Masih tak ingin terpancing dan meladeni omong kosong pria yang tergila-gila pada istrinya, Hanna.Alex menyesap rokok yang didapat dari narapidana lain, memainkan asap-asapnya, sambil sesekali melirik ke arah Yusuf dengan senyum masam.Yusuf masih tampak tenang dengan buku yang dipegang. M

  • Bilik Lain di Rumah Suamiku   Baby Blues

    Baby BluesPolisi dengan cepat bergerak masuk ke dalam mobil mereka."Pak, tolong hati-hati, Nyonya Adelia baru beberapa hari ini melahirkan." Bean mengucap pada polisi.Polisi menatap wajah pemuda itu sejenak tanpa bicara apa pun, menyelidik ekspresinya."Ayo!" ajak rekannya yang sudah siap menjalankan mobil."Ah ya," sahutnya yang kemudian mengabaikan ucapan Bean.Pria yang merasa tak dianggap itu mengacak rambut kasar. Seolah ia frustrasi dengan kejadian di depannya. Tugasnya adalah menjaga Adelia, sejak kemarin ia telah berusaha keras dan hati-hati, bahkan menuruti semua kemauan Adelia yang menurutnya sudah melampaui batas dan gila.Namun, pada akhirnya ia lengah dan kecolongan. Entah, bagaimana jika nanti terjadi sesuatu pada wanita itu."Bean, apa yang terjadi?" tanya Arista yang sudah berada di sampingnya.Perempuan yang mengenakan pakaian syari itu bisa melihat kecemasan di wajah rekannya."Ini gila! Ini b

  • Bilik Lain di Rumah Suamiku   Firasat

    FIRASATSemua orang menunggu dengan cemas kabar Adelia, yang telah kabur. Hanna yang duduk memeluk sang mama, karena masih lekat rasa khawatir dan kehilangan setelah kejadian sebelumnya. Lalu Arista yang bersiaga, di sekitar istri kedua Yusuf itu.Ada Zidan yang bertahan di sana, sementara Subakhi dan detektif sewaannya pergi ke kantor polisi, mengurus Adelia yang mungkin sudah mereka tangkap.Zidan memilih tinggal karena berjaga-jaga, polisi akan kembali menjemput Bean, sekaligus menjaga Bean agar tak kabur dari tanggung jawabnya yang telah berani mengurung sang mama.Di waktu yang sama, datang sebuah mobil mewah lain. Semua orang sontak melihat ke arah mobil yang tengah berhenti di depan pos satpam.Agak lama. Sampai orang-orang yang melihat dari ruang tamu heran.Bean segera bangkit, penasaran, siapa tamu yang membuat satpam di rumah majikannya, tidak segera membiarkannya masuk dan terkesan menginterogasi.Namun, dengan cepat Zidan

  • Bilik Lain di Rumah Suamiku   Hasil Test DNA

    Hasil Test DNARisa tak sabar, selain ingin bertemu Hanna, ia juga ingin melihat cucunya yang lahir dari rahim Adelia, yang dia pikir itu pasti anak Yusuf. Meski tak tahu, siapa ayah kandungnya antara dia dan dokter Zaki.Namun dalam pikiran Risa, mana mungkin Yusuf tak pernah menyentuh Adelia? Rasanya mustahil. Meski sebenarnya dia sendiri lebih suka, mereka tak pernah melakukan itu. Walau bagaimana masih ada ikatan keluarga yang terlalu dekat, dan sudah menjadi tradisi dalam keluarga, kalau sepupu tak boleh menikah dengan sepupu."Assalamuallaikum," ucap Risa sambil menenteng makanan di tangan.Wanita yang memakai pakaian panjang itu, masih memiliki perasaan sungkan karena melihat keluarga besannya memakai pakaian muslimah yang jauh lebih tertutup darinya. Alhasil, dia yang tak pernah mengucap salam, kini dengan ragu mengucap."Waallaikumussalam." Hanna yang pertama kali menyambut wanita paruh baya tersebut.Matanya beralih fokus, kala ia

  • Bilik Lain di Rumah Suamiku   Kamar Mayat?

    Kamar Mayat?"Adelia kecelakaan?" Mata Hanna melebar. Lalu menatap sang mama yang juga sedang menatapnya penuh tanya.'Ya Rabb, kalau begitu bagaimana dengan bayinya?'"Kita harus bergegas ke rumah sakit sekarang!" Hanna menoleh pada Arista, seolah memberi kode perempuan itu untuk mengantar."Kita sama-sama saja!" celetuk Risa."Hah?" Hanna menatap wanita itu, ia bisa menangkap harapan di matanya. Ucapan barusan adalah sebuah pernyataan yang lebih dari tawaran. "Ahm, ya. Mi." Hanna mengangguk cepat."Mas, Ma. Hanna pergi dulu, ya," pamitnya pada Zidan dan Nyonya Subakhi.Keduanya mengangguk. Meski sangat muak melihat kelakuan Adelia, mereka tak mungkin melampiaskan pada bayi merah tanpa dosa."Hati-hati, Na!" pesan sang mama."Mama gak papa aku tinggal?" tanya Hanna sembari mencium tangan wanita paruh baya tersebut. Wanita itu kemudian menggeleng."Nggak papa, Na. Mama justru khawatir sama kamu. Baru sampe rumah u

  • Bilik Lain di Rumah Suamiku   Mendapat Pertolongan

    Mendapat PertolonganHanna bergerak cepat diikuti Risa. Mata mereka melihat satu per satu papan kecil sebagai penanda satu ruangan dengan ruangan lain. Namun, sejauh mata memandang, Hanna ataupun mertuanya tak melihat 'kamar jenazah.'Sang suster yang tahu, bahwa mereka akan kesulitan menemukan ruangan tersebut, akhirnya mengikuti guna membantu menunjukkan jalan."Lewat sini, Bu." Wanita berpakaian warna putih itu menunjuk koridor sebelah kanan."Ya." Hanna pun mengikutinya."Kalau ponakan saya meninggal, kenapa tidak diberikan keluarga, Sus?" tanya Risa keheranan. Apa gunanya meletakkan Adelia di kamar mayat? Jelas-jelas keluarganya ingin mengurusnya."Eum, itu polisi yang mengurus, Bu. Entah untuk otopsi atau hal lain, saya tak mengerti. Tapi ... biasanya kalau otopsi itu ada kasus sebelum kecelakaan." Sang suster yang tak tahu persis kenapa polisi yang membawa wanita itu menelengkan kepala. Seolah tengah berpikir.Hanna paham maksu

Bab terbaru

  • Bilik Lain di Rumah Suamiku   EP Terakhir - Pujian

    EP Terakhir - Pujian"Pa, belum tidur?" tanya Zidan pada papanya yang tengah duduk di ruang kerjanya menatap layar komputer. Ia sengaja bertanya, sebagai isyarat meminta izin meminta masuk dan menggangu sang papa."Oh." Papa Zidan yang juga papa dari Hanna itu sontak mendongak. Menatap ke pintu, di mana asal suara datang.Meski pria tua itu tampak sibuk memandangi komputer, namun, kenyataan ... pikiran pria paruh baya itu tak sedang ada di sana. Ia terus kepikiran pada munculnya Alex di depan mereka hari ini. Seseorang yang ia pikir akan mendekam di penjara lebih lama.Putra sulungnya itu lalu masuk ke dalam. Ia duduk di sofa yang jaraknya berdekatan."Apa Papa tahu sesuatu tentang Alex?" Zidan menyampaikan kekhawatirannya melihat sosok Alex tadi pagi.Ia ingin menghubungi pemuda yang dulu jadi teman dekatnya tersebut. Akan tetapi, takut jika masalah justru akan bertambah rumit.Pria paruh baya itu menggeleng. "Aku tak tahu apa pun."

  • Bilik Lain di Rumah Suamiku   EP11 - Malam Pertama

    EP11 - Malam Pertama"Apa kamu sudah siap?" tanya Henry yang sudah berdiri di depan ranjang. Di mana Adelia tengah memeluk putrinya.Henry merasa sudah sangat bersih sekarang. Mandi dan menggosok tubuhnya lebih dari setengah jam. Menggosok gigi dan memakai parfum di mulutnya. Juga menyemprotkan ke seluruh tubuh yang hanya dibalut pakaian handuk."Hem?" Mata gadis kecil di pelukan Adelia sontak membuka sempurna.Saat itu Adelia memejamkan mata.Henry tampaknya tak tahu bagaimana harus mengatasi kondisi anak kecil yang akan tidur. Ini saja dia perlu mendongeng, bercerita tentang masa kecilnya, juga menjanjikan banyak hal menyenangkan untuk putrinya kalau dia mau tidur dengan cepat.Akan tetapi ... sekarang. Hanya dalam hitungan detik, Henry mengacaukannya."Ayah mau ke mana Bunda? Aku boleh ikut kan?""Huhhh. Sabar ....." Adelia mengenbus berat. Ia kemudian melirik pada Henry yang tampaknya juga sangat kecewa kala melihat gadis k

  • Bilik Lain di Rumah Suamiku   EP10 - Double Date (3)

    EP10 - Double Date (3)"Mau ke mana malam-malam begini?" tanya Maya pada Alex."Ke rumah teman. Bentar Mi." Pria yang sedang sibuk mengikat tali sepatu itu menyahut. Melirik sekilas wanita yang selama ini setia menemaninya."Lex, Mami gak mau kamu kena masalah lagi, ya." Maya mengingatkan. Sudah cukup mereka merasakan hidup lebih sulit dari sebelumnya tanpa Alex.Pikir Maya, sekarang ini, dua keluarga kaya itu pasti tengah mengawasi Alex dan mencari-cari kesalahannya."Iya. Mi. Tenang saja." Alex menyahut singkat. Kali ini ia telah berdiri tegak di atas kedua kakinya dan siap bergerak pergi."Aku pamit dulu." Pria itu menunjuk keluar, di mana mobil sudah siap di depan rumah mengantarnya ke mana saja."Ya." Maya melepas putranya dengan kondisi hati yang was-was. Berharap Alex bisa memegang kata-kata, dan tak membuat masalah di luar sana.***"Jadi tadi ... aku bertemu dan bicara dengan Alex, bahkan dia sempat mencengkeram

  • Bilik Lain di Rumah Suamiku   EP9 - Double Date 2

    EP9 - Double Date 2Yusuf menyerah. "Kita bahas soal bulan madu kita saja.""Hah?" Mata Hanna membulat. Semudah itu? "Bu- bukan kita yang bulan madu, tapi mereka Mas.""Tapi kita diajak untuk meramaikan acara mereka." Yusuf tersenyum pada Hanna."Yeah! Itu lebih baik!" Henry berseru senang. Sejak awal pria itu memang terus terlihat senang. Apalagi ini adalah malam pertamanya dengan Adelia.Karena itu juga lah, Yusuf yang sebenarnya sangat kesal, menahan diri untuk tidak marah. Tak etis rasanya kalau harus merusak kebahagiaan pengantin baru karena kesalahan yang menurutnya tak disengaja."Btw, Mas bakal perjalanan bisnis ke mana?" tanya Henry."Ke Inggris. Kami perlu bertemu klien dan memeriksa lapangan untuk memutuskan apakah tanda tangan kontrak atau tidak." Yusuf menjelaskan hal yang tak Henry pahami."Yah ... kenapa ke Inggris. Kami baru mau rencana ke Turkey berkunjung ke Aya Sofia." Henry menyayangkannya."Wah, kali

  • Bilik Lain di Rumah Suamiku   EP8 - Double Date

    EP8 - Double DateAlex mondar-mandir gelisah di dekat meja makan. Meski sang mami sudah menyediakan makanan lezat di atas meja, pria itu tampak tak berselera untuk menyantapanya."Lex kenapa tidak segera duduk dan makan?" tanya Maminya heran. Pemuda itu malah mondar-mandir gak jelas, dan membiarkan makanan sampai dingin."Mi, udah dapat telepon dari Tante Risa?" tanya Alex penasaran.Mami Alex menggeleng. "Belum, sabar. Sekarang dia pasti sedang berusaha keras membujuk Om kamu buat maafin kita."***"Waallaikumussalam. Mas Yusuf. Baiknya kamu pulang deh sekarang.""Hah? Pulang?" protes Yusuf. Dia bahkan baru sampai. "Ada apa?""Udah cepetan. Ini aku mumpung baik loh ngasih tau!" teriaknya memaksa di ujung telepon.Yusuf terbengong-bengong. Apa yang terjadi sebenarnya? Apa ini ada hubungannya dengan kerisauan hatinya. Atau pria itu cuma mengerjainya saja? Henry kan dikenal usil."Bilang deh. Kamu ngerjain aku, ya.

  • Bilik Lain di Rumah Suamiku   EP7 - Paksaan Henry pada Yusuf

    EP7 - Paksaan Henry pada YusufHanna tak ingin mempedulikan Alex dan berjalan begitu saja melewati pria itu. Namun, di saat bersamaan, tangan panjang Alex dengan cepat meraih lengan wanita tersebut. hingga langkah wanita itu terhenti.Merasa tak nyaman dan risih, Hanna menarik kasar tangannya. "Jaga perilakumu!" tekannya mengacungkan jari tepat ke wajah Alex, dengan tatapan tajam pada pria itu."Oke." Alex mengangkat kedua tangannya. Seolah takut pada ancaman Hanna. "Ck. Galak amat. Padahal aku udah berubah jadi anak baik." Senyumnya tipis. Ingin menunjukkan ketulusan pada lawan bicaranya, kalau dia memang sudah berubah.Hanna bergerak mundur, sekira tak lagi sampai Alex meraihnya. Tak ingin berlama-lama meladeni pria yang menurutnya gila, kakinya pun bergerak semakin cepat menjauh.Alex hanya bisa tersenyum. Tak mudah mengambil hati orang-orang yang disakitinya."Yah, semua perlu waktu. Aku akan mencoba memahami itu." Pria itu memiringkan s

  • Bilik Lain di Rumah Suamiku   EP6 - Apa Maumu, Lex!?

    EP6 - Apa Maumu, Lex!?Tujuan utama Alex ke rumah Adelia, selain membuat semua orang yang bahagia saat dia di penjara, terkejut dengan kedatangannya yang tiba-tiba, adalah untuk bertemu sosok wanita yang terus dirindukannya, Hanna.Setelah menemui Adelia dan suaminya, ia berkeliling mencari di mana Hanna berada. Namun, setelah mendapati Eksha dan tantenya Risa sudah tak terlihat, ia pun yakin bahwa Hanna juga sudah pulang bersama mertuanya itu. Apalagi Yusuf juga tak terlihat. Sepasang suami istri itu harusnya bersama, jika tak ada salah satunya, berarti satu yang lain pun tak ada.Merasa putus asa, Alex akhirnya memilih pulang saja. Dia bisa meneruskan keinginannya itu di lain waktu, dan beristirahat untuk sekarang. Sepulang dari lapas, punggungnya sama sekali belum bertemu tempat rehat, bahkan sekedar untuk bersandar. Di dalam mobil pun, tanpa sadar ia terus duduk tegap, karena serius menyimak penjelasan pengacara yang dibawa sang mami.Langkah lebar pr

  • Bilik Lain di Rumah Suamiku   EP5 - Bawa Aku, Mas!

    EP5 - Bawa Aku, Mas!"Selamat ya," ucap Alex sembari menyodorkan tangan pada mempelai wanita yang kini sedang beristirahat di ruang ganti. Seluruh make up di wajahnya dibersihkan oleh penata rias.Adelia mengerutkan kening. Ia tampak tak mengenali pria itu, lalu menangkupkan dua tangannya. Kenapa ada pria asing yang bisa masuk ke ruang pribadinya. Keluarga atau kenalan dekat memang masih dibolehkan untuk masuk, tapi ia merasa tak mengenal Alex.Alex tersenyum. Meski kecewa respon yang didapat tak sebaik bayangannya. Dia lalu beralih ke mempelai laki-laki. Pria itu dengan terpaksa meraih tangan Alex."Selamat ya, Dokter em ...." Alex tampak berpikir. Bodohnya tak memperhatikan banner di depan dengan nama sepasang pengantin di sana."Henry. Nama saya Henry." Pria itu tersenyum tipis. Setelah bersalaman Alex pun menjauh."Siapa dia?" bisik Henry yang merasa aneh. Karena bahkan wanita yang sudah sah jadi istrinya itu tak mengenalnya."Ent

  • Bilik Lain di Rumah Suamiku   EP4 - Turunin, Mas!

    EP4 - Turunin, Mas!Hanna baru saja selesai mandi. Wanita itu keluar dari pintu toilet sambil mengeringkan rambut dengan handuk kecil."Kenapa pakai handuk kecil itu? Bakal lama selesainya. Itu ada hair dryer." Yusuf yang tengah menggendong Akhyar menunjuk ke arah lemari.Hanna menggeleng. Nanggung menurutnya. Pakai handuk kering sudah cukup simple tak perlu menyalakan mesin dan menggerakkannya ke kepala. Lagi pula mereka tak sedang buru-buru, karena takut kepergok berduaan di kamar itu."Ck. Pasti sengaja, ya. Mau goda," goda Yusuf dengan menyebut Hanna yang menggodanya."Ish, apa sih, Mas? Baru juga selesai. Masa goda lagi," protes Hanna sambil mencebik, melirik pura-pura kesal ke arah sang suami."Heleh. Pura-pura jaim." Yusuf tak menyerah. "Ya, kan, Dek." Kini tatapannya beralih pada batita dalam gendongan. Rasanya senang saja Hanna kesal, dan hanya memperhatikannya."Hehmh. Mas kali yang jaim. Padahal pengen lagi kan tapi ngomong

DMCA.com Protection Status