Beranda / CEO / Bilik Lain di Rumah Suamiku / Membatasi Kekhilafan

Share

Membatasi Kekhilafan

Penulis: Wafa Farha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Membatasi Kekhilafan

Papa Hanna berlari menyusuri koridor mencari perawat yang berjaga. Tak lama ia melihat seorang pria berpakaian perawat tengah berbincang dengan seorang pria yang memakai topi. Ia pun segera menghampiri dan mengatakan bahwa putrinya telah siuman.

"Baik, kami akan memeriksanya." Perawat itu menyahut cepat.

"Dok, segera ganti pakaian, pasien menunggu." Pria itu memberi kode pada Yusuf agar segera berganti pakaian.

Pria yang juga mengenakan masker itu mengangguk dan segera masuk ke dalam ruangan di mana jas milik seorang dokter tergantung.

Tanpa kecurigaan apa pun papa Hanna membersamai dua orang itu masuk ke kamar putrinya.

***

Kepala Eksha meneleng, memikirkan ada hal yang aneh berdasarkan pernyataan Alex bahwa Yusuf tengah membuat kekacauan di rumah sakit.

Pria itu pun menghubungi orang yang berjaga di sekitar rumah Yusuf. Agar memeriksa benar tidaknya yang dikatakan Alex. Kalau Yusuf di rumah sakit, itu art

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bilik Lain di Rumah Suamiku   Adelia adalah Gadis Pemegang Kunci

    Adelia adalah Gadis Pemegang KunciSepanjang jalan, Yusuf terus saja memikirkan kelakuan Alex sambil berbalas pesan singkat dengan Hanna. Pria itu telah memfitnahnya, dia bahkan berbohong bahwa Hanna menghubungi pria itu. Mana mungkin wanita yang notabene selalu hati-hati dan menjaga kehormatananya itu menghubunfi pria lain, bahkan jika benar dia bertengkar dengan suami.Alex tampaknya punya hubungan erat dengan Eksha dan telah merencanakan semua ini.Yusuf bergegas keluar dari mobil, kala taksi online yang disewa telah sampai di area lingkungan tempat tinggalnya.Pria itu masuk ke rumahnya sendiri dengan mengendap-endap. Namun, ia merasa aneh kala rumah itu terasa sepi. Harusnya sebelum pergantian sift jam tujuh pagi, satpam-satpam yang dinas masih berjaga dan memeriksa sekitaran rumah.Kepala Yusuf mendongak ke lantai atas rumahnya. Mencurigai sesuatu telah terjadi di dalam sana.Matanya menyipit kala, melihat bayangan masih tersorot di at

  • Bilik Lain di Rumah Suamiku   Istri Rahasia

    Istri Rahasia"Na, sabar, ya." Sang ibu berusaha menenangkan."Kamu tak papa kan, Na?" Subakhi merasa Hanna bersikap aneh, karena berkebalikan dari apa yang dipikirkan semua orang."Sepertinya karena Hanna baru siuman, jadi dia belum sepenuhnya memperoleh kesadaran." Alex yang sebenarnya panik diberondong makian oleh Hanna berusaha tetap tenang. Pria itu mengucap meringis, perasaannya sungguh tak nyaman atas tudingan yang memang benar.Subakhi manggut-manggut. Dia membenarkan ucapan Alex. Bisa jadi karena luka di dalam kepala, Hanna tak bisa mengingat segalanya secara utuh.Jangan sampai Hanna kehilangan sebagian memorinya. Dia ingat semua kebaikan Yusuf dan lupa semua kajahatan yang dilakukan suaminya."Aku memang mendapat pukulan keras dan sempat tak sadarkan diri, tapi Allah masih menjaga kewarasanku, Mas! Jadi sebaiknya kamu tidak membuat banyak kebohongan yang tidak ada gunanya di sini!" Hanna mengucap dengan nada tinggi dan penekanan.

  • Bilik Lain di Rumah Suamiku   Pacaran Sembunyi-Sembunyi

    Pacaran Sembunyi-Sembunyi Hanna kesulitan memejamkan mata karena terus memikirkan Yusuf. Bagaimana kabar pria itu? Kenapa sampai seharian tak berkabar sekalipun, ponsel yang kosong tanpa notif itu dipandangi untuk beberapa saat, lalu disimpan kembali ke bawah bantalnya. Ia mendesah. "Semoga kamu baik-baik saja, Mas. Bagaimana pula keadaan Adelia?" gumamnya. Semuanya belum jelas. Namun, mereka bertiga terpaksa terpisah masing-masing. Mengingat wajah Yusuf yang semalam mewanti-wantinya untuk bersabar, seolah pria itu mengatakan bahwa semua tengah kacau di luar sana. Tak lama Hanna tersentak, kala ponsel di bawah bantalnya bergetar. Melihat sang mama sudah tidur, wanita itu segera mengambilnya dan melihat apa yang Yusuf kirimkan untuknya. Wanita itu celingukan ke arah pintu, takut tiba-tiba sang papa yang katanya berjaga di luar, masuk ke dalam. Namun, melihat suasana yang sangat sepi, Hanna yakin itu tak akan terjadi. Segera diambil benda pipih

  • Bilik Lain di Rumah Suamiku   Selamat Malam, Nona!

    Selamat Malam, Nona!"Zidan?! Ada apa?!" tanya Alex memegangi pipi yang dijalari rasa nyeri, dengan nada bingung.Kakak Hanna itu menatap nyalang pada sahabatnya. Gemuruh dalam dadanya membuat pria itu terus memaki Alex dalam hati."Dan! Haloo! Kamu kenapa, Bro! Keluar toilet kaya orang kesambet!" tegur Alex yang melihat Zidan terbengong. Sikapnya tampak aneh sejak ke luar dari toilet. Apa tiba-tiba dia mendengar berita buruk?"Ah, ya!" Zidan terhenyak. Memandangi Alex dengan bingung. Semua hanya bayangan. Dia jadi berpikir yang tidak-tidak saking emosinya.Dia pikir tadinya akan memukuli Alex sampai babak belur seperti yang dilakukan pada Yusuf minggu lalu. Namun, kontrol dalam diri menahannya. Ia tak boleh gegabah. Ada baiknya, sementara Zidan pura-pura tak tahu, sampai dia tahu persis seperti apa hubungan sahabatnya itu dengan pimpinan Eksha Group yang super kaya itu.Lalu, ada hubungan apa hingga keduanya kompak memusuhi Yusuf dan terlih

  • Bilik Lain di Rumah Suamiku   Berbaikan

    BerbaikanBeberapa detik kemudian, satu orang lain datang menyusul orang pertama."Kalian?!" Mata Yusuf membeliak karena terkejut. Begitu pun Hanna. Namun, melihat bagaimana Yusuf bertanya, dia tahu bahwa suaminya mengenali dia orang yang memaksa masuk ke kamarnya."Mas kenal mereka?""Sebentar." Yusuf menyahut cepat. Lantaran tak mengerti bagaimana menjelaskan ada Hanna dengan cepat tapi tetap bisa dimengerti."Di mana orangnya?" tanya Bean pada Arista yang matanya tajam menyisir sesisi ruangan. Mereka seolah tak peduli pada ekspresi Yusuf yang terkejut atas kehadiran mereka."Stt!" Arista meletakkan telunjuk di mulut. Meminta agar rekannya itu diam.Melihat keributan itu, Mama Hanna dan Zidan yang kebetulan berjaga dan duduk di kursi tunggu di luar lantaran Dokter meminta mereka meninggalkan Hanna, kini ikut mendekat.Mama Hanna yang kaget melihat Yusuf, melebarkan mata dan akan menegurnya karena tak terima. Namun, Zidan yang

  • Bilik Lain di Rumah Suamiku   Masa Lalu Yusuf

    Masa Lalu Yusuf"Eksha?" ceplos Zidan. Pria itu memikirkan sesuatu. Karena nama itu disebut berkali-kali, otaknya secara impulsif menyambungkan kejadian demi kejadian.Yusuf mengangguk.Lalu ia ingat di malam menggunakan arloji kesayangannya ke sebuah pesta. Eksha group mengadakan itu untuk merayakan kesepakatan dengan bisnis perusahaan papanya."Kamu kenal dia dekat?" tanya Zidan."Dia Om saya. Em, maksud saya Om angkat saya.""Wah, terlalu banyak kebetulan.""Ya, saya juga merasa kebetulan kenal beliau. Saya baru tahu setelah remaja, ada orang tua angkat yang setiap bulan mengirim uang. Tapi, tidak mau membawa saya ke rumahnya. Mungkin, karena papa tak mau membuat Om Eksha tersiksa setiap hari melihat anak laki-laki di rumahnya sebab dari pria itu kehilangan anaknya saat masih kecil.""Hem. Kamu luar biasa. Hidup tanpa orang tua kandung tapi bisa sesukses sekarang.""Iya, alhamdulillah. Itu karena ada yang menopang say

  • Bilik Lain di Rumah Suamiku   Pulang ke Rumah Suami Saja!

    Pulang ke Rumah Suami Saja!"Eum, aku ingin kamu menyelidiki siapa pria yang selama ini menyokong kehidupan Yusuf saat berada dalam panti." Eksha memberi perintah lanjutan."Baik, Tuan!" Usai mengiyakan kemauan tuannya, pria itu keluar dari ruangan.Saat itulah, Eksha menghubungi anak buahnya yang lain. Ia ingin tahu kemajuan kabar Adelia. Meski, berusaha dari sisi Yusuf, Eksha tak ceroboh dengan mengesampingkan mencari tahu dari sisi lain."Bagaimana? Ada kabar?" tanya Eksha pada orang di ujung telepon."Penjagaan di sini sangat ketat Tuan. Karena mencoba masuk lewat kurir paket gagal, kami sekarang menyiapkan orang untuk masuk lewat truk makanan," jawab orang di ujung telepon."Ehm. Baiklah. Ingat minimalisir melukai orang lain. Aku tak ingin ada korban seperti sebelumnya." Eksha mengingatkan pria yang kini tengah bekerja untuknya tersebut."Baik, Tuan. Saya akan menjaga itu.""Bagus."Eksha meletakkan ponsel. Lalu, me

  • Bilik Lain di Rumah Suamiku   Pengantin Baru

    Pengantin BaruArista tiba-tiba terbayang wajah tampan bosnya saat memarahinya dan Bean tadi."Kalian mau apa?" tanya Yusuf yang tiba-tiba berbalik, kala satu kakinya sudah melewati pintu."Hah?" Arista dan Bean terkejut. Lalu saling pandang. Mereka bertanya-tanya, apa ada yang salah?"Kami akan menjaga Tuan di dalam. Takutnya ...." Bean menjelaskan."Tak perlu! Kalian cukup ada di depan pintu itu dan jangan pernah masuk kecuali ada keperluan mendadak seperti kelaparan atau kehausan yang membuat kalian akan mati!" ketusnya."Hem, kenapa begitu?" Arista keheranan.Bukankah mereka sudah membuktikan bahwa dia dan Bean adalah bodyguard yang bisa dipercaya."Sudahlah, tugas kalian hanya menjagaku saat aku ada di luar rumah." Yusuf menegaskan."Jadi kami tidur di mana, Tuan?" tanya Bean bingung."Terserah, mau di gazebo atau post satpam urusan kalian." Yusuf mendesah sebelum akhirnya menutup pintu dan meninggalkan kedua

Bab terbaru

  • Bilik Lain di Rumah Suamiku   EP Terakhir - Pujian

    EP Terakhir - Pujian"Pa, belum tidur?" tanya Zidan pada papanya yang tengah duduk di ruang kerjanya menatap layar komputer. Ia sengaja bertanya, sebagai isyarat meminta izin meminta masuk dan menggangu sang papa."Oh." Papa Zidan yang juga papa dari Hanna itu sontak mendongak. Menatap ke pintu, di mana asal suara datang.Meski pria tua itu tampak sibuk memandangi komputer, namun, kenyataan ... pikiran pria paruh baya itu tak sedang ada di sana. Ia terus kepikiran pada munculnya Alex di depan mereka hari ini. Seseorang yang ia pikir akan mendekam di penjara lebih lama.Putra sulungnya itu lalu masuk ke dalam. Ia duduk di sofa yang jaraknya berdekatan."Apa Papa tahu sesuatu tentang Alex?" Zidan menyampaikan kekhawatirannya melihat sosok Alex tadi pagi.Ia ingin menghubungi pemuda yang dulu jadi teman dekatnya tersebut. Akan tetapi, takut jika masalah justru akan bertambah rumit.Pria paruh baya itu menggeleng. "Aku tak tahu apa pun."

  • Bilik Lain di Rumah Suamiku   EP11 - Malam Pertama

    EP11 - Malam Pertama"Apa kamu sudah siap?" tanya Henry yang sudah berdiri di depan ranjang. Di mana Adelia tengah memeluk putrinya.Henry merasa sudah sangat bersih sekarang. Mandi dan menggosok tubuhnya lebih dari setengah jam. Menggosok gigi dan memakai parfum di mulutnya. Juga menyemprotkan ke seluruh tubuh yang hanya dibalut pakaian handuk."Hem?" Mata gadis kecil di pelukan Adelia sontak membuka sempurna.Saat itu Adelia memejamkan mata.Henry tampaknya tak tahu bagaimana harus mengatasi kondisi anak kecil yang akan tidur. Ini saja dia perlu mendongeng, bercerita tentang masa kecilnya, juga menjanjikan banyak hal menyenangkan untuk putrinya kalau dia mau tidur dengan cepat.Akan tetapi ... sekarang. Hanya dalam hitungan detik, Henry mengacaukannya."Ayah mau ke mana Bunda? Aku boleh ikut kan?""Huhhh. Sabar ....." Adelia mengenbus berat. Ia kemudian melirik pada Henry yang tampaknya juga sangat kecewa kala melihat gadis k

  • Bilik Lain di Rumah Suamiku   EP10 - Double Date (3)

    EP10 - Double Date (3)"Mau ke mana malam-malam begini?" tanya Maya pada Alex."Ke rumah teman. Bentar Mi." Pria yang sedang sibuk mengikat tali sepatu itu menyahut. Melirik sekilas wanita yang selama ini setia menemaninya."Lex, Mami gak mau kamu kena masalah lagi, ya." Maya mengingatkan. Sudah cukup mereka merasakan hidup lebih sulit dari sebelumnya tanpa Alex.Pikir Maya, sekarang ini, dua keluarga kaya itu pasti tengah mengawasi Alex dan mencari-cari kesalahannya."Iya. Mi. Tenang saja." Alex menyahut singkat. Kali ini ia telah berdiri tegak di atas kedua kakinya dan siap bergerak pergi."Aku pamit dulu." Pria itu menunjuk keluar, di mana mobil sudah siap di depan rumah mengantarnya ke mana saja."Ya." Maya melepas putranya dengan kondisi hati yang was-was. Berharap Alex bisa memegang kata-kata, dan tak membuat masalah di luar sana.***"Jadi tadi ... aku bertemu dan bicara dengan Alex, bahkan dia sempat mencengkeram

  • Bilik Lain di Rumah Suamiku   EP9 - Double Date 2

    EP9 - Double Date 2Yusuf menyerah. "Kita bahas soal bulan madu kita saja.""Hah?" Mata Hanna membulat. Semudah itu? "Bu- bukan kita yang bulan madu, tapi mereka Mas.""Tapi kita diajak untuk meramaikan acara mereka." Yusuf tersenyum pada Hanna."Yeah! Itu lebih baik!" Henry berseru senang. Sejak awal pria itu memang terus terlihat senang. Apalagi ini adalah malam pertamanya dengan Adelia.Karena itu juga lah, Yusuf yang sebenarnya sangat kesal, menahan diri untuk tidak marah. Tak etis rasanya kalau harus merusak kebahagiaan pengantin baru karena kesalahan yang menurutnya tak disengaja."Btw, Mas bakal perjalanan bisnis ke mana?" tanya Henry."Ke Inggris. Kami perlu bertemu klien dan memeriksa lapangan untuk memutuskan apakah tanda tangan kontrak atau tidak." Yusuf menjelaskan hal yang tak Henry pahami."Yah ... kenapa ke Inggris. Kami baru mau rencana ke Turkey berkunjung ke Aya Sofia." Henry menyayangkannya."Wah, kali

  • Bilik Lain di Rumah Suamiku   EP8 - Double Date

    EP8 - Double DateAlex mondar-mandir gelisah di dekat meja makan. Meski sang mami sudah menyediakan makanan lezat di atas meja, pria itu tampak tak berselera untuk menyantapanya."Lex kenapa tidak segera duduk dan makan?" tanya Maminya heran. Pemuda itu malah mondar-mandir gak jelas, dan membiarkan makanan sampai dingin."Mi, udah dapat telepon dari Tante Risa?" tanya Alex penasaran.Mami Alex menggeleng. "Belum, sabar. Sekarang dia pasti sedang berusaha keras membujuk Om kamu buat maafin kita."***"Waallaikumussalam. Mas Yusuf. Baiknya kamu pulang deh sekarang.""Hah? Pulang?" protes Yusuf. Dia bahkan baru sampai. "Ada apa?""Udah cepetan. Ini aku mumpung baik loh ngasih tau!" teriaknya memaksa di ujung telepon.Yusuf terbengong-bengong. Apa yang terjadi sebenarnya? Apa ini ada hubungannya dengan kerisauan hatinya. Atau pria itu cuma mengerjainya saja? Henry kan dikenal usil."Bilang deh. Kamu ngerjain aku, ya.

  • Bilik Lain di Rumah Suamiku   EP7 - Paksaan Henry pada Yusuf

    EP7 - Paksaan Henry pada YusufHanna tak ingin mempedulikan Alex dan berjalan begitu saja melewati pria itu. Namun, di saat bersamaan, tangan panjang Alex dengan cepat meraih lengan wanita tersebut. hingga langkah wanita itu terhenti.Merasa tak nyaman dan risih, Hanna menarik kasar tangannya. "Jaga perilakumu!" tekannya mengacungkan jari tepat ke wajah Alex, dengan tatapan tajam pada pria itu."Oke." Alex mengangkat kedua tangannya. Seolah takut pada ancaman Hanna. "Ck. Galak amat. Padahal aku udah berubah jadi anak baik." Senyumnya tipis. Ingin menunjukkan ketulusan pada lawan bicaranya, kalau dia memang sudah berubah.Hanna bergerak mundur, sekira tak lagi sampai Alex meraihnya. Tak ingin berlama-lama meladeni pria yang menurutnya gila, kakinya pun bergerak semakin cepat menjauh.Alex hanya bisa tersenyum. Tak mudah mengambil hati orang-orang yang disakitinya."Yah, semua perlu waktu. Aku akan mencoba memahami itu." Pria itu memiringkan s

  • Bilik Lain di Rumah Suamiku   EP6 - Apa Maumu, Lex!?

    EP6 - Apa Maumu, Lex!?Tujuan utama Alex ke rumah Adelia, selain membuat semua orang yang bahagia saat dia di penjara, terkejut dengan kedatangannya yang tiba-tiba, adalah untuk bertemu sosok wanita yang terus dirindukannya, Hanna.Setelah menemui Adelia dan suaminya, ia berkeliling mencari di mana Hanna berada. Namun, setelah mendapati Eksha dan tantenya Risa sudah tak terlihat, ia pun yakin bahwa Hanna juga sudah pulang bersama mertuanya itu. Apalagi Yusuf juga tak terlihat. Sepasang suami istri itu harusnya bersama, jika tak ada salah satunya, berarti satu yang lain pun tak ada.Merasa putus asa, Alex akhirnya memilih pulang saja. Dia bisa meneruskan keinginannya itu di lain waktu, dan beristirahat untuk sekarang. Sepulang dari lapas, punggungnya sama sekali belum bertemu tempat rehat, bahkan sekedar untuk bersandar. Di dalam mobil pun, tanpa sadar ia terus duduk tegap, karena serius menyimak penjelasan pengacara yang dibawa sang mami.Langkah lebar pr

  • Bilik Lain di Rumah Suamiku   EP5 - Bawa Aku, Mas!

    EP5 - Bawa Aku, Mas!"Selamat ya," ucap Alex sembari menyodorkan tangan pada mempelai wanita yang kini sedang beristirahat di ruang ganti. Seluruh make up di wajahnya dibersihkan oleh penata rias.Adelia mengerutkan kening. Ia tampak tak mengenali pria itu, lalu menangkupkan dua tangannya. Kenapa ada pria asing yang bisa masuk ke ruang pribadinya. Keluarga atau kenalan dekat memang masih dibolehkan untuk masuk, tapi ia merasa tak mengenal Alex.Alex tersenyum. Meski kecewa respon yang didapat tak sebaik bayangannya. Dia lalu beralih ke mempelai laki-laki. Pria itu dengan terpaksa meraih tangan Alex."Selamat ya, Dokter em ...." Alex tampak berpikir. Bodohnya tak memperhatikan banner di depan dengan nama sepasang pengantin di sana."Henry. Nama saya Henry." Pria itu tersenyum tipis. Setelah bersalaman Alex pun menjauh."Siapa dia?" bisik Henry yang merasa aneh. Karena bahkan wanita yang sudah sah jadi istrinya itu tak mengenalnya."Ent

  • Bilik Lain di Rumah Suamiku   EP4 - Turunin, Mas!

    EP4 - Turunin, Mas!Hanna baru saja selesai mandi. Wanita itu keluar dari pintu toilet sambil mengeringkan rambut dengan handuk kecil."Kenapa pakai handuk kecil itu? Bakal lama selesainya. Itu ada hair dryer." Yusuf yang tengah menggendong Akhyar menunjuk ke arah lemari.Hanna menggeleng. Nanggung menurutnya. Pakai handuk kering sudah cukup simple tak perlu menyalakan mesin dan menggerakkannya ke kepala. Lagi pula mereka tak sedang buru-buru, karena takut kepergok berduaan di kamar itu."Ck. Pasti sengaja, ya. Mau goda," goda Yusuf dengan menyebut Hanna yang menggodanya."Ish, apa sih, Mas? Baru juga selesai. Masa goda lagi," protes Hanna sambil mencebik, melirik pura-pura kesal ke arah sang suami."Heleh. Pura-pura jaim." Yusuf tak menyerah. "Ya, kan, Dek." Kini tatapannya beralih pada batita dalam gendongan. Rasanya senang saja Hanna kesal, dan hanya memperhatikannya."Hehmh. Mas kali yang jaim. Padahal pengen lagi kan tapi ngomong

DMCA.com Protection Status