"Keluar." Shaun memelototi Hadley sebelum melangkah keluar dari lift. Tidak ada yang lebih memalukan daripada bertemu mantan istrinya, ketika dia mengunjungi unit andrologi. Berengsek! ***** Catherine pergi ke Perusahaan Hudson segera setelah dia meninggalkan rumah sakit. Setelah tiga tahun, wajah-wajah yang dikenalnya di meja resepsionis telah diganti dengan wajah-wajah baru. Begitu Catherine masuk, resepsionis segera menghentikannya. "Anda siapa? Apa Anda sudah membuat janji?” "Tidak." Catherine melepas kacamata hitamnya, memperlihatkan wajahnya yang sangat cantik. "Tapi, saya ingin bertemu dengan presidenmu." Resepsionis tertegun sejenak sebelum mengejek. “Siapa Anda ingin bertemu Presiden kami tanpa membuat janji terlebih dahulu? Apakah Anda mendapat kesan bahwa Presiden kami akan bertemu dengan siapa saja yang berpakaian bagus? Anda bukan selebriti seperti Cindy Turner.” “Cindy Turner?” Catherine mengangkat alisnya. “Cindy adalah duta perusahaan kami yang baru.
Sarah tanpa sadar membandingkan dirinya dengan Catherine. Tidak peduli berapa banyak usaha yang dia lakukan untuk merawat kulitnya, beberapa kerutan sudah terlihat di bawah sudut matanya mengingat dia akan segera berusia 30 tahun. Dia akhirnya mengerti mengapa Shaun jatuh cinta pada Catherine waktu dulu. Sarah bertanya-tanya tentang keberadaan Catherine beberapa hari terakhir. Dia terkejut mengetahui bahwa wajah Catherine telah kembali mulus. Meskipun demikian, apa gunanya itu? Dia yang memiliki kendali penuh atas Shaun sekarang, jadi Catherine dianggap bukan apa-apa. Memikirkan hal itu, Sarah melengkungkan mulutnya menjadi senyum puas. Dia berpura-pura tidak melihat Catherine dan langsung menuju ke lift. “Kamu mau ke mana, Sarah? Ini kantorku, bukan?” Catherine menarik rambut panjang Sarah tiba-tiba. Anehnya, Catherine menyeret Sarah ke lantai tanpa mengkhawatirkan citranya sendiri. Dengan itu, Sarah berteriak kesakitan. "Apa yang sedang kamu lakukan?" Wanita berbaju h
“Aku juga tidak menyangka itu. Sarah biasanya terlihat sangat bermartabat, murah hati, dan lembut sehingga aku memperlakukannya bagai seorang dewi.” “Hei, pelankan suaramu. Dia presiden kita. Dia akan memecat kita, jika dia mendengar ini.” “…” Raut wajah Sarah berubah muram. Sejak dia dikenal publik sebagai pacar Shaun, semua orang menyanjungnya dan memperlakukannya sebagai seorang dewi. Dia belum pernah mengalami penghinaan seperti ini. "Catherine, aku akan menuntutmu karena menuduh aku, jika kamu berkomentar lebih jauh." “Lakukan sesukamu. Aku datang ke sini hari ini untuk melihat perusahaanku. Aku akan mengatur rapat umum besok. Aku akan mengumpulkan semua pemegang saham perusahaan di sini dan memberi tahu masing-masing dari mereka tentang hal itu.” Catherine menunjuk Sarah menggunakan jari telunjuknya, kukunya dicat dengan cat kuku merah. "Ada pun kamu, kamu akan menjadi orang pertama yang aku pecat." Sarah bereaksi seolah-olah dia telah mendengar lelucon. Dia membu
“Baiklah, saya akan mengantarnya ke rumah sakit. Oh ya, saya menelepon Anda tanpa sepengetahuan Nona Neeson. Dia memintaku untuk tidak memberi tahu Anda,” bisik Yael, “Dia merasa menyesal dengan kejadian tiga tahun lalu. Dia mengerti bahwa Nona Jones mengalami masa-masa sulit.” "Dia terlalu baik," ucap Shaun dengan sedih. Begitu dia ingat curiga bahwa Sarah telah berbohong kepadanya tentang depresi Catherine, dia merasakan sedikit rasa bersalah. “Karena itu, Nona Neeson linglung sejak dia bertemu Nona Jones. Saya kira itu karena Nona Jones mengklaim bahwa Anda adalah suaminya saat dia kembali tadi. Dia bahkan menyebut Nona Neeson sebagai wanita simpanan.” "Aku akan berbicara dengan Sarah nanti." Shaun sangat marah dengan perilaku tak tahu malu Catherine. Baru setelah Yael menutup telepon, dia mengalihkan pandangannya kembali ke Sarah. "Bagus," Sarah memegang tangan Yael dan bicara dengan menyedihkan, "Terima kasih telah membantuku selama ini, Yael." “Itu bukan apa-apa, No
Tak lama setelah Harvey pergi, Catherine melakukan panggilan video untuk mengobrol dengan kedua anaknya di AS. “Aku merindukanmu, Bu.” Suzie menunjukkan ekspresi penuh air mata di wajah bulatnya yang lucu. Namun, Catherine menjadi marah, begitu dia melihat ada cokelat di mulut Suzie. "Susan Jones, kamu membujuk ibu baptismu untuk membelikanmu cokelat lagi, ya?" Suzie mengedipkan matanya yang polos. “Tidak, Bu. Ibu menuduhku. Ini tidak masuk akal!” Lucas melirik ratu drama kecil itu. "Yang benar saja. Kamu tidak membersihkan cokelat di pinggir mulutmu.” Kaget, Suzie dengan cepat menjilati cokelat di pinggir mulutnya. Dia segera menjilatnya hingga bersih dan bicara dengan polos, “Aku tidak makan cokelat. Ibu baptis yang makan cokelat dan menciumku sesudah itu.” “…” Catherine menggosok dahinya, bertanya-tanya mengapa dia melahirkan seorang anak doyan makan yang pandai berbohong. Lucas berkata, "Apakah menurutmu Ibu akan mempercayai penjelasan bodohmu itu?" “Siapa yang bo
Semakin banyak Catherine berbicara, semakin marah dia. Meskipun telah belajar mengendalikan emosinya selama beberapa tahun ini, dia masih kehilangan ketenangannya pada saat ini. Shaun, yang sudah membara dengan amarah, tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan Catherine. "Bagaimana aku tahu bahwa perusahaan itu adalah warisan yang ditinggalkan ibumu untukmu?" Catherine tersenyum. "Ya, benar. Kamu tidak tahu tentang itu. Kamu tidak tahu apa-apa." Shaun sebenarnya mengetahuinya. Hanya saja dia sudah melupakannya. Meski begitu, Catherine tidak akan memaafkannya hanya karena Shaun telah melupakannya. 'Tidak apa-apa jika kamu lupa, tapi kamu tidak mungkin meninggalkan aku dalam kesulitan demi seorang wanita.' “Ngomong-ngomong, kamu seharusnya tidak menyerang Sarah,” ucap Shaun dengan kesal, “Itu salahmu karena kamu memalsukan kematianmu. Sarah berusaha keras untuk mengelola Hudson dan telah meningkatkan kinerja perusahaan secara signifikan.” “Apakah tidak ada orang lain di Peru
Catherine berjuang untuk melepaskan diri dari Shaun tanpa menyadari bahwa dia bergerak dalam pelukan Shaun. Pada saat Catherine menyadari perubahan dalam diri Shaun, wajah Catherine sudah memerah karena malu. "Shaun, dasar bajingan kamu." Terlihat malu, Shaun juga cukup terkejut jauh di lubuk hatinya. Shaun selalu berasumsi, bahwa dia tidak akan lagi terangsang. Karena itu, setiap kali dia bertemu Sarah, dia secara tidak sadar merasa jijik pada Sarah. Dia bahkan curiga bahwa dia tidak kompeten. Dia tidak menyangka, bahwa dia akan terangsang hanya dengan memeluk Catherine. Perasaan ini membuat Shaun sangat terhina, dan entah bagaimana dia juga kehilangan kendali. Terganggu oleh komentar Catherine, Shaun berkata, “Apa yang menjadikan aku bajingan? Kaulah yang tidak senonoh. Aku laki-laki normal.” "Apa iya? Kamu mengunjungi unit andrologi pagi ini,” ujar Catherine. Shaun sangat malu sehingga telinganya menjadi merah. Dia hampir berpikir untuk membunuhnya. "Aku sudah member
Shaun menggertakkan gigi dan berjalan ke Catherine. Kemudian, dia berkata dengan acuh tak acuh, "Kamu mencoba merayuku." "Hah?" Catherine benar-benar terperangah. Mata gelapnya yang menawan mengungkapkan rasa tidak bersalah dan kebingungan. Dia tidak menyadari betapa menggodanya dia terlihat saat ini. “Apa yang telah aku lakukan?” "Kamu tahu lebih baik daripada orang lain." Shaun mengarahkan pandangannya ke mata Catherine yang bersinar dan mengejeknya jauh di lubuk hati. Ini persis bagaimana Catherine dulu merayunya. Tanpa berkata-kata, Catherine tanpa sadar melihat ke bawah. "Kamu akhirnya selesai, ya?" Shaun memelototinya dengan ganas, telinganya memerah tanpa dia sadari. “Catherine Jones, apa yang ada di pikiranmu? Apa kamu tidak punya malu?” Catherine mengangkat alisnya. Shaun pada dasarnya bajingan, tapi mengapa telinganya menjadi merah? Apakah Shaun mencoba untuk bertindak polos? “Aku hanya berpikir bahwa kamu tidak perlu mengunjungi unit andrologi dan Sarah yang harus