Share

Nafkah 300 Ribu!

Author: Nisa cantik
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Tak terasa, Nadine telah cukup pulih untuk diizinkan pulang.

Sayangnya, tak ada satu orang pun yang membantu kepulangannya.

Nadine lantas tersenyum miris. Dipesannya taksi online untuk dirinya pulang bersama putranya. 

"Mama berjanji akan memberikan yang terbaik untukmu, Nak. Percayalah Kamu tidak akan pernah menyesal lahir di dunia ini karena Mama tidak akan lelah berjuang untukmu meskipun keluarga ayahmu bahkan ayahmu sendiri pun tak mengharapkanmu!" Nadine berbicara kepada putranya yang jelas belum tahu apa-apa tentang perkataannya.

Untungnya, perjalanan menuju rumah kontrakan kecil yang ditempatinya tak berlangsung lama.

Jujur, orang pasti tak akan menyangka Damar yang berpenghasilan cukup tinggi akan tinggal di sana.

Dulu, Nadine memilih bersyukur saja. Setidaknya, dia terbebas dari mertua dan saudara toxic seperti Bu Pratiwi Santi dan juga Sarah.

Bahkan, uang 600 ribu yang diberikan oleh sang suami dipergunakan dengan sangat teliti agar cukup dan tidak sampai menghutang untuk menambal kebutuhannya.

Setiap hari, bekerja di tiga rumah sekaligus. 

Nadine juga selalu menyuguhkan yang terbaik untuk suaminya meskipun itu kadang hanya telur ataupun ikan asin saja.

"Bisa tidak kamu memberikanku makanan yang layak seperti masakan ibu?"

Suatu hari, Damar mengeluh saat melihat masakan di mejanya hanya ada ikan asin dan sayur asem.

"Maksudnya, Mas?" Nadine memastikan pertanyaan dari sang suami.

"Setiap hari, menu yang kamu sediakan itu cuma itu-itu saja! Kalau tidak telur, ya ikan asin. Apakah kamu tidak bisa memasak daging atau ayam? Bosan aku setiap hari melihat masakanmu seperti ini!" protes pria itu.

"Tapi, uang 600ribu per bulan bisa untuk apa, Mas? Beras 1 liter saja 15.000, tapi jatah harian darimu cuma 20 hari. Kita--"

"Bisa nggak sih kamu kalau dinasehati suami, jangan melawan?" Damar menghentikan ucapannya, "aku ini akuntan Nadine. Harusnya kamu bisa kelola dengan baik! Akui saja kalau kamu itu boros dan gak bisa berhemat!"

"Ck! Nggak selera aku makan seperti ini, mending aku ke rumah ibu saja.  Di sana pasti menu masakannya sangat lezat, tidak seperti masakan yang lebih layak diberikan kepada kucing!"

Perkataan nylekit dari Damar lagi-lagi membuat Nadine sakit hati.

Oekkkk!

Lamunan Nadin buyar saat mendapati putranya tiba-tiba saja menangis.

Segera Nadine memberikan Asi untuk sang putra yang sepertinya kelaparan.

Hanya saja, hatinya miris kala melihat putranya yang tak dapat perhatian ayahnya.

"Ya, Robb. Mohon petunjukmu atas pernikahan yang kujalani ini," keluh kesahnya ia ungkapkan kepada sang penciptanya meskipun itu hanya dalam hatinya saja....

****

Setelah memastikan anaknya tidur pulas, Nadine menghubungi ketiga tempat kerjanya. 

Untungnya, mereka memahami keadaan Nadine dan menawarkan cuti pasca persalinan.

Tapi, Nadine terpaksa menolak.

Dia harus fokus untuk merawat anaknya di rumah dan akan melakukan pekerjaan yang tanpa meninggalkan putranya tersebut.

Lewat hp miliknya, Nadine mencoba mencari cuan di sana meskipun HP milik Nadine tidaklah sebagus milik suaminya ataupun saudara-saudara iparnya.

Sambil menyusui, Nadine mulai berselancar di dunia maya.

Dia mulai men-scrol; dan membuka kembali akun sosmed yang sudah lama tak dipakainya.

Matanya tertuju pada sebuah aplikasi novel online.

Entah mengapa hatinya tertarik untuk bergabung dan mencari tahu bagaimana caranya.

Ternyata untuk bergabung di sana, dia harus mendownload aplikasi tersebut.

Diajukannya cerita dan menunggu review naskah editor yang membimbing penulisannya.

Meski hanya mengenyam pendidikan SD, tapi dia mulai mengerti proses menulis yang baik karena kegigihannya dalam belajar. 

Karyanya pun terkontrak di platform itu.

Dari sanalah, kisah Nadine dimulai. 

"Alhamdulillah, Nak! Bulan ini, Mama mendapatkan gaji $50 dari hasil menulis mama! Semoga menjadi karya terbaik ya nak? Mama akan terus belajar supaya bisa menerbitkan karya-karya yang lain!" kata Nadine kepada putranya yang tentunya hanya ditanggapi dengan senyuman saja.

Meski tak mengerti, dia seolah ikut senang dengan kebahagiaan Nadine.

Jujur, semenjak kepulangannya dari rumah sakit, bisa dihitung dengan jari suaminya itu menginap di rumah.

Bahkan, kini jatah yang diberikan untuknya sebagai nafkah bulanan hanya berkisar 300 ribu saja  sebagai ganti biaya dirinya melahirkan caesar.

"Lakukanlah sesukamu, Mas! Aku tak peduli lagi karena aku akan berjuang untuk putraku sendiri tanpa aku mengabaikannya! $50 ini adalah awal yang baik untuk perjalananku!" batin Nadin dalam hatinya.

Ia sudah bersumpah dalam hatinya untuk tidak memprotes lagi tentang jatah bulanan yang akan diberikan kepadanya, bahkan jika Damar tak memberikan jatahnya sekalipun dia pun tak akan pernah mempermasalahkannya.

Sayangnya, Damar ternyata malah semakin tak tahu diri!

Setelah 2 bulan Damar memberikan nafkah 300 ribu, dia datang dan menyindir Nadine, "Nah, kan? Kamu aja cukup  300 ribu untuk sebulan. Bahkan sekarang ada anak kamu!"

"Lalu apa kabar uang 600 ribu yang selama ini aku berikan kepadamu? Kangan-jangan selama ini kamu suka jajan di luar seperti yang dikatakan oleh ibu, ya?" tuduhnya lagi.

Nadin sudah malas untuk berdebat.

Di pun memilih diam dan mengangguk saja.

Sekarang ini fokusnya kepada putranya sendiri yang diberikan nama Gibran tersebut.

Putranya lebih layak mendapat perhatiannya, kan?

Akan tetapi, keterdiaman Nadine malah membuat Damar bingung.

Tangannya mengepal. Kenapa istrinya itu tak pernah protes?

"Kamu bisu? Kenapa setiap kuajakin ngomong, kamu hanya diam saja?!" teriak pria itu, kencang. Bahkan, dia mengangkat tangan kanannya dan mengarahkannya pada pipi Nadine.

Related chapters

  • Biar Kulunasi Sendiri Biaya Operasi Caesarku, Mas!   Meragukan Anak Sendiri?

    "Mau kamu apa, Mas? Aku diam salah! Menjawab juga salah, kan?" Jawaban sarkas dari Nadine membuat Damar diam dan tak jadi menamparnya.Jujur, Damar tak menampik bahwa yang dikatakan oleh Nadine ada benarnya. Sebenarnya, saat sang Ibu dan juga saudaranya menjelekkan Nadine, Damar ragu untuk percaya. Apalagi, dia sendiri menyadari bahwa dirinya dulu hanya memberikan 600 ribu per bulan. Uang bensin dan makan siangnya saja kurang segitu. Tapi, Damar harus memberikan 3 juta untuk ibunya, 1 juta untuk Sarah, dan 1 satu juta untuk Sinta. 3 juta disisakan untuk uang bensin dan uang makan siangnya. Nadine selalu dituntut untuk bisa hemat dan mencukupkan 600. ribu dalam sebulan. Padahal, dirinya sendiri saja tidak bisa jika sehari cuma 50 ribu.Hanya saja, Damar sedikit terpancing dengan hasutan dari keluarganya yang mengingatkan Nadine sanggup merawat bayinya hanya dengan nafkah 300 ribu per bulan. Dugaan nafkahnya disalahgunakan oleh Nadine menguat! Egonya juga tak terima. Jika dia

  • Biar Kulunasi Sendiri Biaya Operasi Caesarku, Mas!   Ketakutan Damar

    "Kenapa kamu malah meminta talak? Apakah kamu takut kebohonganmu akan terbongkar sekarang?" jawab Damar tak kalah berapi-api.Pria itumerasa tak terima karena Nadine justru meminta talak. Jika pada akhirnya pernikahan mereka harus berakhir, bukan Nadine yang akan meminta talak, Tapi harus dirinya!"Apalagi yang kamu harapkan Damar? Bukankah aku ini hanya wanita yang selalu menjadi beban untukmu? Bahkan kamu tidak memperdulikan anak yang sudah susah payah aku lahirkan ini!" Nadine sejenak menghentikan kata-katanya."Tapi, tidak apa-apa. Jika memang aku harus bertanggungjawab sendiri, aku terima! Demi nyawaku sendiri, aku akan merawat Gibran tanpa uang sepeserpun darimu!"Kesabaran Nadine benar-benar di ambang batas, dia memilih jalan surga yang lain dengan melepaskan jalan surga satu-satunya yang dimilikinya selama ini."Lepaskanlah Aku suka rela Mas! Aku pun tidak akan meminta apapun darimu selain hak asuh anakku saja!"Dalam hati, Nadine meminta maaf pada sang putra karena tak bisa

  • Biar Kulunasi Sendiri Biaya Operasi Caesarku, Mas!   Tak Peduli

    Drrt!Ponselnya terus berbunyi membuat Damar pun mengangkat panggilan telepon tersebut."......""I-iya Bu! Saya segera ke kantor!" jawab Damar terbata."Bawa anak dan istrimu sekalian!" kata seseorang di seberang telepon lagi.Suaranya terdengar tidak ramah sama sekali.Tanpa membantah, Damar pun mengiyakan apa yang diperintahkan oleh atasannya tersebut.Sepertinya, atasannya sudah tahu live streaming yang dibuat tetangganya itu?"Aku harus baik-baikin Nadine, supaya dia tidak berkata yang tidak-tidak tentang yang ku lakukan selama ini!" Pikiran waras Damar kembali bekerja setelah sekian lama.Saat tahu Nadine keluar dengan membawa tas pakaian yang tak terlalu besar, didekatinya wanita itu."Dek!" panggil pria itu."Ada apa? Kalau mau menghalangi langkahku, maaf! Aku lebih takut dengan dosa berdekatan dengan lawan jenis yang bukan muhrimku!" sarkas Nadine.Damar sontak menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Pihak kantor menyuruh kita untuk menghadap. Aku mohon kali ini kamu ikut, ya?

  • Biar Kulunasi Sendiri Biaya Operasi Caesarku, Mas!   Masa Depan

    Setelah cukup puas berbincang, akhirnya rumah kontrakan itu ditempati bertiga.Tak lupa, Nadine meminta izin kepada sang pemilik kontrakan untuk menyewa sebuah kamar lagi untuk ditempati oleh Sari dan Ine."Untuk kontrakannya kita bayar bertiga saja, dan untuk makan setiap hari nanti kita juga akumulasikan berapa pengeluarannya kemudian di bagi bertiga, setiap struk pembelanjaan harus kita simpan menghindari percekcokan diantara kita!" kata Sari yang disetujui oleh Nadine Dan juga Ine."Mulai hari ini kita harus saling bergandeng tangan saling melindungi dan saling berbagi, kita adalah saudara tanpa KK dan Semoga persaudaraan kita ini sampai ke surganya, amin!" Nadine menimpali perkataan dari Sari."Untuk sementara biarkan kami yang menanggung hidupmu dulu Nadine, meskipun kamu di sini statusnya adalah seorang ibu sendiri, tapi usiamu jauh di bawah kami. Jadi anggap saja semua ini merupakan tugas kami sebagai kakakmu!" kata ine yang menyadari kalau Nadine tidak memiliki pekerjaan."Ti

  • Biar Kulunasi Sendiri Biaya Operasi Caesarku, Mas!   Pinjaman

    "Nggak, nggak bisa!" tolak Ibunya Damar seketika. Padahal dia belum mendengar alasan dari Damar untuk meminjam sertifikat tersebut."Asal kamu tahu sertifikat sudah Ibu gadaikan ke bank 3 hari yang lalu dan itu untuk membayar hutang ibu dan juga Sarah!"Mendengar jawaban sang Ibu, seketika Damar menjadi lemas. Yang Damar tak habis pikir adalah tentang kakaknya yang ikut meminjam uang hasil Pegadaian sertifikat tersebut."Mbak Sarah? Berapa banyak sih Bu hutang Mbak Sarah sebenarnya? Kemarin uang tabunganku juga ludes dikuras sama Mbak Sarah katanya juga untuk bayar hutang! terus Ibu bilang Ibu juga menggadaikan sertifikat untuk bayar hutangnya Mbak Sarah dan ibu!"tanya Damar tak habis pikir."Apaaa? Sarah juga pinjam uang tabunganmu? Berapa? Kok Sarah tidak ada bilang sama Ibu?"Tanya Bu Pratiwi kepada anak lelakinya."Semua tabungan damar Bu ada 75 juta!"jawab Damar yang membuat Ibu Pratiwi syok kaget."Seharusnya kalau dia sudah meminjam uang kepadamu, dia tak perlu meminta ibu untu

  • Biar Kulunasi Sendiri Biaya Operasi Caesarku, Mas!   Kebingungan Damar

    "Kenapa jadi Damar yang harus membayar? uang ini bahkan hanya setengahnya saja dari yang Ibu sebutkan tadi?" Kata Damar kembali memprotes dengan apa yang dikatakan oleh ibunya."Mau bagaimana lagi? Takkan Ibu yang membayar semuanya? Ibu bahkan hanya mendapat uang darimu saja!" kata Bu Pratiwi."Bu aku ini terancam akan dipecat dari pekerjaanku kalau aku tidak bisa mengembalikan uang jatah dari perusahaan untuk Nadine! tidak main-main lho Bu jumlahnya 3 juta dikali 3 tahun." Damar mencoba menjelaskan yang menjadi kegundahannya.Bu Pratiwi tak mau tahu dengan apa yang menjadi kesusahan anaknya tersebut, dia tetap pada pendiriannya yang mengatakan bahwa Damar harus membayar semua uang pinjaman yang ada."Jangan begini dong mbak, tolong kasihani aku sedikit saja! selama ini kan aku selalu membantu mbak sarah dan juga Ibu, tak kan kali ini kalian tidak bisa membantuku?" Fikiran Damar semakin gusar.Damar teringat dengan rumah yang ditempati oleh kakaknya, rumah tersebut adalah rumah berser

  • Biar Kulunasi Sendiri Biaya Operasi Caesarku, Mas!   Membuka rahasia sarah

    Damar semakin menunduk dengan apa yang diucapkan oleh atasannya tersebut, ia merasa telah dikuliti habis-habisan oleh sang atasan atas kesalahan yang seharusnya tak ada sangkut pautnya dengan perusahaan, itu menurut Damar.Karena merasa sudah terpojok Damar pun memberanikan diri untuk membela dirinya sendiri."Tapi maaf Bu bukankah seharusnya apa yang saya lakukan di luar jam kantor tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan perusahaan? Apalagi kinerja saya pun Tidak diragukan lagi di perusahaan ini! tolong toleransinya Bu!" kata Damar meskipun dengan takut-takut, tapi dia memaksa memberanikan dirinya untuk menatap langsung kepada atasannya tersebut."Anda lupa dengan peraturan perusahaan milik saya? anda tahu sejarah perusahaan ini berdiri? Kalau Anda lupa mari saya peringatkan!" kata Bu Indra yang merasa geram dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Damar."Hal pertama yang perlu kamu ketahui, perusahaan yang saya dirikan ini bukanlah merupakan perusahaan company, semua murni dari us

  • Biar Kulunasi Sendiri Biaya Operasi Caesarku, Mas!   Menyerahkan uang tuntutan

    Tatapan nanar Sarah tertuju kepada Damar, Sarah jengkel kepada adiknya itu karena berani-beraninya membongkar rahasianya di depan sang suami."Tidak usah melihat ke arah Damar, kewajibanmu hanya menjawab apa yang aku tanyakan kepadamu!" hardik Budi."Emmm itu, anuu..!"bingung Sarah mau menjawab apa, bahkan kata-katanya hanya terhenti kepada itu dan anu saja.Mulutnya bergerak ke sana kemari tapi tak jual mengeluarkan kata-kata yang bisa didengar."Jawab Sarah...!"kata Budi lebih tegas dari tadi."Kamu itu apaan sih Budi? Kalau menanyai istrinya itu yang baik-baik, jangan dengan nada yang tinggi seperti itu!" protes Pratiwi tak terima anaknya diintimidasi seperti itu."Budi mohon Bu, kali ini saja jangan ikut campur urusan rumah tangga kami! cukup selama ini Ibu terlalu memanjakan anak Ibu ini!" kata Budi yang tak mengalihkan pandangannya ke arah Sarah menuntut jawaban.Sarah pun menunduk sedangkan Bu Pratiwi tak bisa berkata apa-apa lagi, selama ini menantunya tersebut selalu diam mes

Latest chapter

  • Biar Kulunasi Sendiri Biaya Operasi Caesarku, Mas!   Euforia Arkha

    Ibu Liliana dan Pak Yudistira saling tatap, namun kemudian secara bersamaan menatap ke arah Putri mereka. Dalam hati ibu Liliana Sebenarnya masih belum rela untuk melepas putrinya tersebut, namun Ia pun tidak bisa memaksakan kehendaknya itu jika memang Sang Putri sudah mau move on dan melanjutkan hidupnya. "Sebagai orang tua, saya akan merestui jika Itu memang menjadi keinginan putri kami, untuk itu keputusan saya serahkan kepada Nadine sendiri...!"kata Pak Yudistira. "Kamu sudah tahu kan status Nadine seperti apa? dia bukan seorang gadis, dia pun memiliki Putra yang bernama Gibran...!" Sejenak pak Yudistira menghentikan kalimatnya kemudian menatap Anan dan mencari tahu reaksi dari laki-laki calon menantunya itu.Saat tak di dapati wajah keterkejutan ataupun keberatan di sana, Pak Yudistira pun melanjutkan kembali kata-katanya."Jika kamu berniat menggambil Nadine menjadi istrimu, maka kamu harus bisa menerima Gibran sebagai putramu...!" Lanjut pak Yudistira."Saya sudah faham akan

  • Biar Kulunasi Sendiri Biaya Operasi Caesarku, Mas!   Anan melamar Nadine

    "Gercep juga lu bro, sat set sat set eh taunya mau jadi adik gua loh...!"kata Arkan langsung memeluk sahabatnya itu. "Gua takut ditikung oleh mantan suaminya, soalnya ada Gibran di antara mereka...! rugi bandar dong, wanita spek bidadari seperti adikmu itu bisa kembali kepada mantan suaminya yang seperti katak berpeci...!"jawab Anan berbisik di telinga sahabatnya itu. "Masuk masuk masuk...! kita masuk ke dalam saja, kebetulan Mbak sumi sudah menyiapkan makanan untuk kita...!" kata ibu Liliana menggandeng Sang Putri. "Makan Mah? tapi ini kan belum waktunya makan malam? ini aja baru jam 05.00 sore...! astaghfirullahaladzim Nadine belum salat ashar mah, Nadine salat dulu ya...!"Nadin teringat bahwa dirinya belum salat ashar dia pun langsung pergi meninggalkan mereka semuanya menuju kamarnya. Sementara Gibran yang seharian memang tidak bertemu dengan Nadine merasa diacuhkan kemudian menangis sekencang-kencangnya. Nadine mengetahui hal itu tapi dia tetap melanjutkan langkahnya karena w

  • Biar Kulunasi Sendiri Biaya Operasi Caesarku, Mas!   Nadine menerima Anan

    Bagi Nadine apa yang diucapkan oleh Anan merupakan kejutan yang luar biasa, ia tak percaya jika Anan akan menyatakan cintanya secepat itu."Aku serius dengan ucapanku Nadine. Maukah kau menjadi pendamping hidupku? Menemani perjalananku sampai ujung usia?" Tanya Anan sekali lagi.Saat mendapati wanita yang ada di hadapannya semakin diam mematung, Anan kembali bersuara."Aku memang bukan seorang pujangga yang pandai dalam merangkai kata-kata, Namun aku ingin kamu mengetahui satu hal, bahwa aku tak main-main dengan ucapanku. Aku akan melamarmu kepada orang tuamu....!" Kata Anan lagi."Kak...!" hanya kata-kata itu yang mampu di ucapkannya."Ya" Jawab Anan."Cukup mengangguk jika kamu setuju, dan menggeleng andai kamu tak bersedia, aku tahu kamu sulit untuk menentukan pilihan sehingga membuatmu sulit untuk berbicara...!" Mendengar yang di ucapkan Anan, Nadine pun menarik nafasnya dalam-dalam. Ia ingin menjawab yang di pertanyakan oleh Anan dengan gamblang agar tak terjadi kesalahpahaman s

  • Biar Kulunasi Sendiri Biaya Operasi Caesarku, Mas!   Bab 60

    "Yang jadi masalahnya itu Mas Damar sudah menjatuhkan talak yang tak terampuni, yaitu talak 3...!" protes Shanti."Tinggal bilang saja kalau Damar tak serius dalam mengucapkan kata talak itu, kan bisa di ma'fu...!" kata Pratiwi dengan entengnya."Di ma'fu itu kalau kesalahan lain Bu, tapi kalau tentang talak itu tidak bisa Bu...! talak itu akan tetap berlaku meskipun dalam keadaan marah sekalipun...!" Kata Santi menjelaskan."Kamu Itu anak kecil tahu apa? Diam saja sudah...! milih suami saja nggak bisa, ini malah bicara soal Agama, Mama tentu lebih tahu dari kamu...!" Kata Ibu Pratiwi yang menolak perkataan putri bungsunya."Ibu bilang aku masih kecil? jangan lupakan kalau aku sudah pernah melahirkan seorang bayi...!" Kata Santi yang merasa sedih karena lukanya kembali terkoyak."Iya sudah melahirkan anak, tapi langsung sedeng...!" jawab Ibu Pratiwi tanpa perasaan.Hati Santi serasa ditusuk sembilu saat mendengar lanjutan jawaban dari sang ibu, ibunya itu seolah mati rasa dengan peras

  • Biar Kulunasi Sendiri Biaya Operasi Caesarku, Mas!   Kemarahan Budi

    "Saraaahhhh...! keterlaluan kamu...! kamu benar-benar menipuku habis-habisan...!"geram Budi menatap ke arah Sarah yang tengah asik menikmati makanannya. Sementara Sarah tak menyadari jika masalah besar Tengah menunggunya, iya tak sadar jika sang suami Tengah dikuasai kemarahan yang sangat besar terhadapnya atas apa yang dilakukannya terhadap Nadine selama ini.Dengan mata menyorot tajam, Budi berjalan ke arah istrinya. Sarah masih belum menyadari jika suaminya kini berjalan menuju ke arahnya, ia masih saja santai menikmati makanan kegemarannya.Budi langsung memegang lengan Sarah, Sarah yang tiba-tiba ditarik lengannya pun menjadi terkejut, ia menatap ke arah orang yang menarik lengannya tersebut. "Mas Budi? apa-apaan sih Mas? kenapa tarik tangan aku seperti ini? lepasin nggak...!"protes Sarah sementara mulutnya masih penuh dengan makanan. "Ikut, atau aku benar-benar akan melepaskanmu dalam artian yang sebenarnya...!"kata Budi berhenti lalu menatap manik mata istrinya."Maksud kamu

  • Biar Kulunasi Sendiri Biaya Operasi Caesarku, Mas!   Budi mengetahui sebuah rahasia yang di simpan sarah

    "Kalau begitu, Damar bisa kecipratan kekayaan milik Nadine itu...!" batin Ibu Pratiwi. "Ibu ihhh..!" Teriak Sarah tertahan oleh ucapan Mamanya.Ibu Pratiwi tak menghiraukan perkataan putrinya tersebut, fokusnya gini kepada Nadine kemudian menyenggol lengan putranya."Maju mar, perkenalkan dirimu sebagai ayahnya Gibran...! mumpung Gibran sedang digendong sama Nadine...!"kata ibu Pratiwi tak tahu diri. Obrolan keduanya teralihkan dengan perkataan dari Pak Yudistira selanjutnya yang memperkenalkan Gibran sebagai cucunya."Dan ini adalah cucu kami bernama Gibran Pramudya Yudistira...!" Keluarga Yudistira sengaja mengganti nama Gibran dan menyematkan nama Yudistira di belakang nama anak tersebut.Seolah terhipnotis oleh kata-kata sang Ibu, Damar manut begitu saja dan langsung maju hendak menghampiri Nadine. Namun langkahnya terhenti hanya sebatas tangga podium saja, karena di sana dia dihadang oleh para pengawal dan asisten yang dipekerjakan oleh keluarga Yudistira. Saat Damar ingin me

  • Biar Kulunasi Sendiri Biaya Operasi Caesarku, Mas!   Pengenalan Nadine

    Keesokan harinya, Pak Yudistira dan Ibu Liliana pun mengajak Nadine ke perusahaan. Beliau sengaja membuat acara di hari Minggu saat hari libur kerja.Pesta yang cukup meriah yang di hadiri para Investor dan seluruh staf kantor di semua divisi.Acara tersebut juga mengundang para pengusaha yang dimana ada kerjasama dengan perusahaan milik mereka, tak terkecuali perusahaan tempat Damar bekerja.Nadine yang pada dasarnya memang cantik di buat semakin cantik dengan perias yang sengaja di sewa untuk membuat penampilan Nadine semakin memukau.Di acara tersebut Tak lupa Nadine mengajak dua sahabatnya yaitu Ine dan juga Sari, awalnya keduanya menolak karena merasa tidak layak dan merasa minder. Namun Atas bujukan dari Nadine dan juga Ibu Liliana membuat keduanya akhirnya pasrah dan ikut serta ke acara tersebut.Di acara itu membebaskan membawa semua anggota keluarganya, dan di sana Damar membawa Ibu kakak serta adiknya turut serta.Acara yang memang sengaja di adakan sangat meriah itu menjadi

  • Biar Kulunasi Sendiri Biaya Operasi Caesarku, Mas!   Bab 55

    "Aku bekerja di perusahaan milik seorang wanita yang Aku sakiti...?"lirih Santi dalam hatinya."Apa yang harus aku lakukan? lebih baik aku menebalkan mukaku saja, aku akan pura-pura tak tahu bahwa ibu Erika adalah istri pertama Mas Darmawan dulu...!"pikir Santi dalam hatinya. "Apakah kamu masih mau melanjutkan kerja di sana kan? kamu dulu menghancurkan rumah tangga Ibu Erika, sekarang kamu malah mengemis mau minta makan darinya...!"kata Damar mencoba untuk membuat Santi mau keluar dari pekerjaan sebagai cleaning service tersebut. "Aku tidak mengemis Mas, Aku bekerja dan aku menukar uang yang diberikan oleh perusahaannya dengan keringatku...!"Santi membantah yang di katakan oleh Damar karena tak suka dibilang pengemis."Lanjutkan pendidikanmu dek, Mas mohon...! rajut lagi cita-citamu yang pernah kandas... lanjutkan kejar paket kemudian kuliah...!"kata Damar. "Kemudian menjadi adikmu yang manja lagi? begitu maksud dari perkataanmu Mas? Aku ingin mandiri, Aku tidak ingin bergantung ke

  • Biar Kulunasi Sendiri Biaya Operasi Caesarku, Mas!   Santi sangat jauh berubah

    Sementara kini, Damar sudah berada di depan perusahaan tersebut, dia tidak langsung turun dari mobilnya, dia masih menimbang-nimbang apa yang akan dikatakannya nanti.Nasib baik sedang membersamai Damar, Kini dia melihat Santi keluar dari perusahaan tersebut dengan menenteng sebuah tas di pundaknya, camat dapat membuka jika Santi izin setengah hari saja bekerja, semua itu terlihat dari Santi yang tak lagi menggunakan seragam cleaning service seperti biasanya. Damar mengurungkan niatnya untuk menghampiri santri, dia lebih tertarik untuk mengikutinya untuk tahu di mana adiknya itu tinggal selama ini. Santi memasuki sebelah kos-kosan yang letaknya tak jauh dari perusahaan tersebut, Damar pun segera turun dan bermaksud untuk menghampiri sang adik. Namun langkahnya dihentikan oleh security yang menjaga kos-kosan tersebut."Maaf Pak, laki-laki memang tidak diizinkan untuk masuk ke sini, Apapun alasannya meskipun itu adalah bapaknya ataupun saudara laki-laki dari perempuan yang ngekos di

DMCA.com Protection Status